Penyebab Dan Gejala Sindrom Alice in Wonderland Atau Mikropsia
Penyebab Dan Gejala Sindrom Alice in Wonderland Atau Mikropsia
AIWS atau mikropsia ini merupakan kelainan saraf manusia untuk menerjemahkan
apa yang dilihatnya. Penderita akan merasa melihat semua benda menjadi liliput
alias kecil dalam pandangannya atau terkadang menjadi besar. Secara umum, objek
yang dipersepsi muncul sangat jauh atau sangat dekat pada waktu bersamaan.
Contoh penderita melihat harimau ganas yang jelas jelas didepan matanya, karena
penyakit tersebut, ia merasa harimau itu sangat kecil mungkin sebesar kucing, lalu
karena ia berpikir itu imut, ia lalu mengelus-elusnya.
Penyakit ini memang berbahaya dan termasuk dalam 10 penyakit teraneh didunia.
Tetapi penyakit ini bukanlah kelainan pada mata, sehingga memakai kacamata pun
sepertinya tidak membantu.
*) Gejala Sindrom Alice In Wonderland Atau Mikropsia
Sindrom Alice in Wonderland ini dapat merupakan gejala utama dari
mononukleosis atau dapat menyebabkan epilepsi sebagian kompleks. Akibat obat
psikoaktif.
Nama sindrom ini diambil dari kisah Alice di Wonderland, karya Lewis Carroll.
Dalam kisah itu, Alice mengalami situasi yang mirip mikropsia dan makropsia.
Para ahli percaya, sindrom ini tak terlalu banyak dikenal karena banyak pasien
yang enggan membicarakan apa yang mereka rasakan. Biasanya hal ini diderita
oleh anak-anak. Sayangnya, menurut Dr William, para pasien ini memiliki
pemikiran bahwa merekalah yang salah. Mereka berpikir bahwa tubuh merekalah
yang berubah. Bahkan, ada yang menyalahartikan kondisinya. Kadang, ada anak
yang melihat kapur di depan matanya terlihat sangat jauh dan ia tak bisa
menggapainya (teleopsia). Mendengar hal ini, kebanyakan guru atau orangtua
kemudian merujuk anaknya ke dokter mata. Padahal, hal ini terjadi karena
interpretasi penglihatan pada otak sedang tidak bisa memberikan gambaran yang
benar. Bahwa mata si anak sebenarnya tidak ada masalah, melainkan ada pada
kondisi otaknya.
Orang yang menderita sindrom ini akan pada
umumnya kebingungan karena merasa sebagian atau seluruhnya mengecil atau
membesar. Bagian tubuh yang berubah kebanyakan tangan dan kepala.
Gejala-gejala lainnya yang bisa digolongkan sebagai sindrom AIWS adalah:
– distorsi persepsi waktu: waktu terasa menjadi lebih cepat atau lebih lambat.
– distorsi persepsi visual atau sentuhan: merasa tanah yang diinjak menjadi empuk.
yaitu walaupun mata mereka normal (tidak menderita rabun) tapi mereka melihat
benda dengan ukuran dan bentuk yang tidak benar. Mereka melihat mobil, orang
lain, pintu dll lebih kecil atau lebih besar dari ukuran normal. Contohnya melihat
sebuah lorong menjadi lebih panjang atau melihat ke tanah bawah menjadi lebih
dekat.
– distorsi persepsi suara: merasa suara yang didengar menjadi lebih ngebass.
Para ahli percaya, sindrom ini tak terlalu banyak dikenal karena banyak
pasien yang enggan membicarakan apa yang mereka rasakan. Biasanya
hal ini diderita oleh anak-anak. Sayangnya, menurut Dr William, para
pasien ini memiliki pemikiran bahwa merekalah yang salah. Mereka
berpikir bahwa tubuh merekalah yang berubah.
Bahkan, ada yang menyalahartikan kondisinya. Kadang, ada anak yang
melihat kapur di depan matanya terlihat sangat jauh dan ia tak bisa
menggapainya (teleopsia). Mendengar hal ini, kebanyakan guru atau
orangtua kemudian merujuk anaknya ke dokter mata. Padahal, hal ini
terjadi karena interpretasi penglihatan pada otak sedang tidak bisa
memberikan gambaran yang benar. Bahwa mata si anak sebenarnya tidak
ada masalah, melainkan ada pada kondisi otaknya.
Anak dengan kondisi sindrom Alice in Wonderland bisa saja tumbuh dan
kondisinya membaik hingga menjadi migren yang biasa. Namun, Dr
William tetap menyarankan cek kondisi otak untuk kondisi yang lebih
serius, seperti epilepsi, tumor, atau infeksi pada otak (encephalitis) lewat
MRI.
Alice in Wonderland Syndrome (AIWS) atau Micropsia adalah suatu kondisi syaraf mengalami
disorientasi yang menyebabkan efek keliru terhadap persepsi visual seseorang.
Subjek yang mengalami AIWS merasa manusia, bagian tubuh manusia, hewan dan objek benda mati
pada dasarnya lebih kecil daripada kenyataannya. Umumnya, objek dipercayai tampak lebih jauh atau
terlalu dekat pada saat yang bersamaan. Suatu contoh, hewan peliharaan misalnya seekor anjing,
akan tampak dengan ukuran sebesar tikus, atau mobil dengan ukuran normal akan tampak menyusut
dari skala aslinya. Terdapat istilah lain mengenai keadaan ini, yaitu Lilliput Sight atau Lilliputian
Hallucinations, penamaan ini diambil dari kisah tentang manusia kerdil dalam buku Jonathan Swift’s
Gulliver’s Travels. Kondisi ini sebenarnya hanya terjadi kesalahan persepsi saja, fisik mata tidak
mengalami gangguan atau abnormalitas, otak mengalami kesalahan interpretasi informasi yang
disampaikan oleh mata.
Sindrom ini ada kemungkinan berkaitan dan disebabkan oleh sakit kepala migrain klasik. Terkadang
AIWS dinamakan sebagai symptom awal dari mononucleosis. Micropsia dapat juga disebabkan oleh
Complex Partial Epilepsy, dan akibat dari macam obat-obatan psychoactive ( yang banyak dikenal
adalah dextromethorphan )
Anak-anak kecil biasanya pada usia antara lima hingga sepuluh tahun, mengalami bagian yang lebih
besar kemungkinan terkena efek Micropsia spontan sementara. Micropsia cenderung terjadi pada
saat selama kondisi dalam kegelapan, dimana ketika terjadi ketika otak mengalami kesalahan
pengukuran visual.
Micropsia tidak hanya berefek kepada persepsi visual, tetapi juga dalam pendengaran, sensivitas
dalam menyentuh, dan kadang melihat gambaran diri, sindrom tetap terjadi walaupun ketika mata
tertutup. Macam symptom meliputi anxiety, apraxia dan agnosia. Micropsia juga sering berhubungan
dengan pasien penderita schizophrenia.
Penyakit ini dinamai setelah Lewis Caroll’s menulis cerita tentang Petualangan Alice di Wonderland (
Alice’s Adventure in Wonderland), dimana setiap karakter mengalami situasi-situasi yang beragam
yang mirip dengan Micropsia dan Macropsia.
Referensi:
Kew, J., Wright, A., & Halligan, P.W. (1998). Somesthetic aura: The experience of "Alice in
Wonderland", The Lancet, 351,p1934
Artikel dari Reuters tentang Carroll/Dodgson and migraine hallucinations.