Anda di halaman 1dari 6

Penyebab Dan Gejala Sindrom Alice

In Wonderland Atau Mikropsia


BY ADMIN · PUBLISHED JULY 19, 2015 · UPDATED MARCH 26, 2016

Penyebab Dan Gejala Sindrom Alice


In Wonderland Atau Mikropsia

Sindrom Alice in Wonderland atau mikropsia adalah


keadaan disorientasi saraf yang memengaruhi persepsi penglihatan pada manusia.
Penderita sindrom ini akan merasa melihat rekannya, bagian tubuh dari manusia,
hewan, objek tak bergerak menjadi lebih kecil dari kenyataan. Secara umum, objek
yang dipersepsi mucnul sangat jauh atau sangat dekat pada waktu
bersamaan.Misalnya, seorang penderita melihat kucing peliharaannya menjadi
sekecil tikus. Tanda ini disebut juga Penglihatan Lilliput atau Halusinasi Lilliput,
yang istilahnya diambil dari orang-orang pendek pada Gulliver’s Travels dan
Jonathan Swift. tanda ini hanya berpengaruh pada persepsi saja, tidak pada
mekanika mata. Persepsi dipengaruhi oleh interpretasi otak terhadap informasi
yang didapat dari mata.
Sindrom ini berhubungan dengan sakit kepala migrain. Sindrom Alice di
Wonderland ini dapat merupakan gejala utama dari mononukleosis atau dapat
menyebabkan epilepsi sebagian kompleks. dan akibat obat psikoaktif. Nama
sindrom ini diambil dari kisah Alice di Wonderland karya Lewis Carroll. Dalam
kisah itu, Alice mengalami situasi yang mirip mikropsia dan makropsia.
*) Penyebab Sindrom Alice In Wonderland Atau Mikropsia
Sindrom ini disebabkan atau dihubunghubungkan dengan berbagai penyakit yaitu:
* Migrain atau sakit kepala sebelah.
* Temporal Lobe Epilepsy, yaitu penyakit epilepsi yang menyerang otak.
* Virus Epstein-Barr, yaitu virus yang dapat menyebabkan infeksi mononucleosis.
Namun, penyebab pasti sindrom Alice in Wonderland belum diketahui.

AIWS atau mikropsia ini merupakan kelainan saraf manusia untuk menerjemahkan
apa yang dilihatnya. Penderita akan merasa melihat semua benda menjadi liliput
alias kecil dalam pandangannya atau terkadang menjadi besar. Secara umum, objek
yang dipersepsi muncul sangat jauh atau sangat dekat pada waktu bersamaan.
Contoh penderita melihat harimau ganas yang jelas jelas didepan matanya, karena
penyakit tersebut, ia merasa harimau itu sangat kecil mungkin sebesar kucing, lalu
karena ia berpikir itu imut, ia lalu mengelus-elusnya.

Penyakit ini memang berbahaya dan termasuk dalam 10 penyakit teraneh didunia.
Tetapi penyakit ini bukanlah kelainan pada mata, sehingga memakai kacamata pun
sepertinya tidak membantu.
*) Gejala Sindrom Alice In Wonderland Atau Mikropsia
Sindrom Alice in Wonderland ini dapat merupakan gejala utama dari
mononukleosis atau dapat menyebabkan epilepsi sebagian kompleks. Akibat obat
psikoaktif.
Nama sindrom ini diambil dari kisah Alice di Wonderland, karya Lewis Carroll.
Dalam kisah itu, Alice mengalami situasi yang mirip mikropsia dan makropsia.
Para ahli percaya, sindrom ini tak terlalu banyak dikenal karena banyak pasien
yang enggan membicarakan apa yang mereka rasakan. Biasanya hal ini diderita
oleh anak-anak. Sayangnya, menurut Dr William, para pasien ini memiliki
pemikiran bahwa merekalah yang salah. Mereka berpikir bahwa tubuh merekalah
yang berubah. Bahkan, ada yang menyalahartikan kondisinya. Kadang, ada anak
yang melihat kapur di depan matanya terlihat sangat jauh dan ia tak bisa
menggapainya (teleopsia). Mendengar hal ini, kebanyakan guru atau orangtua
kemudian merujuk anaknya ke dokter mata. Padahal, hal ini terjadi karena
interpretasi penglihatan pada otak sedang tidak bisa memberikan gambaran yang
benar. Bahwa mata si anak sebenarnya tidak ada masalah, melainkan ada pada
kondisi otaknya.
Orang yang menderita sindrom ini akan pada
umumnya kebingungan karena merasa sebagian atau seluruhnya mengecil atau
membesar. Bagian tubuh yang berubah kebanyakan tangan dan kepala.
Gejala-gejala lainnya yang bisa digolongkan sebagai sindrom AIWS adalah:
– distorsi persepsi waktu: waktu terasa menjadi lebih cepat atau lebih lambat.
– distorsi persepsi visual atau sentuhan: merasa tanah yang diinjak menjadi empuk.
yaitu walaupun mata mereka normal (tidak menderita rabun) tapi mereka melihat
benda dengan ukuran dan bentuk yang tidak benar. Mereka melihat mobil, orang
lain, pintu dll lebih kecil atau lebih besar dari ukuran normal. Contohnya melihat
sebuah lorong menjadi lebih panjang atau melihat ke tanah bawah menjadi lebih
dekat.
– distorsi persepsi suara: merasa suara yang didengar menjadi lebih ngebass.

Apakah Anda pernah membaca dongeng atau menonton film Alice in


Wonderland? Di dalam cerita itu ada tokoh-tokoh yang memiliki ukuran
anggota tubuh yang tidak biasa. Jika di film Alice in Wonderland yang
terbaru, karya Tim Burton, tokoh Red Queen (Ratu Merah), diperankan
Helena Bonham-Carter, memiliki ukuran kepala yang lebih besar daripada
tubuhnya. Coba Anda bayangkan jika orang-orang yang biasanya
berukuran selayaknya orang kebanyakan, tiba-tiba terlihat seperti itu. Itulah
yang dilihat Olivia Watts (6).

Olivia didiagnosis penyakit saraf yang disebut sindrom Alice in


Wonderland. Ia sering kali melihat ukuran tubuh orang-orang di sekitarnya
seperti lewat kacamata cembung. Bagian kepala atau tubuh orang-orang
yang dilihatnya terlihat seperti membesar tiba-tiba.
Pada awalnya, murid taman kanak-kanak di Pipersville, Amerika Serikat, ini
tak berani menceritakan pandangannya. Namun, ibu Olivia, seperti dikutip
dari MSN, menceritakan, Olivia mulai berani bercerita kepada ibunya
sekitar setahun lalu. Mulanya hanya terjadi beberapa detik, lalu menjadi
beberapa menit, lalu bertahan dua minggu, tapi sempat pula menghilang
berbulan-bulan.

Berniat mencari tahu permasalahan pada anaknya ini, ibu Olivia


mengunjungi ahli saraf. Dari para dokter ahli, ia diberi tahu bahwa Olivia
mengalami semacam letupan migren mini di dalam otaknya. Ini merupakan
semacam bentuk langka dari migren. Biasanya tidak diawali dengan rasa
sakit di dalam kepala. Umumnya, hal ini didapat dari turunan yang mungkin
hanya memiliki kondisi migren standar. Kondisi ini bisa memengaruhi indra
penglihatan (secara ukuran dan kedalaman), pendengaran, peraba, dan
logika waktu, membuat mereka sulit untuk bergerak cepat.

Menurut Dr William Young, kondisi ini umumnya tidak membahayakan.


Dokter yang bekerja di Jefferson Headache Center di Thomas Jefferson
University, Philadelphia, ini mengatakan, ia belum pernah bertemu orang
yang merasa migren itu merusak hidup secara membahayakan. Otak
orang yang mengalami migren ini secara keseluruhan berbentuk dan
berukuran normal, tetapi kadang suka bertingkah saja.

Dalam sindrom Alice in Wonderland, para dokter percaya, hal ini


memengaruhi lobus oksipital, yang mengontrol mata dan letak pusat aura
migren. Aura, sensasi visual yang mendahului migren bisa terpicu karena
stres, makanan tertentu, dan anggur biasanya berlangsung selama 60
menit. Namun, penyebab pasti sindrom Alice in Wonderland belum
diketahui.

Para ahli percaya, sindrom ini tak terlalu banyak dikenal karena banyak
pasien yang enggan membicarakan apa yang mereka rasakan. Biasanya
hal ini diderita oleh anak-anak. Sayangnya, menurut Dr William, para
pasien ini memiliki pemikiran bahwa merekalah yang salah. Mereka
berpikir bahwa tubuh merekalah yang berubah.
Bahkan, ada yang menyalahartikan kondisinya. Kadang, ada anak yang
melihat kapur di depan matanya terlihat sangat jauh dan ia tak bisa
menggapainya (teleopsia). Mendengar hal ini, kebanyakan guru atau
orangtua kemudian merujuk anaknya ke dokter mata. Padahal, hal ini
terjadi karena interpretasi penglihatan pada otak sedang tidak bisa
memberikan gambaran yang benar. Bahwa mata si anak sebenarnya tidak
ada masalah, melainkan ada pada kondisi otaknya.

Anak dengan kondisi sindrom Alice in Wonderland bisa saja tumbuh dan
kondisinya membaik hingga menjadi migren yang biasa. Namun, Dr
William tetap menyarankan cek kondisi otak untuk kondisi yang lebih
serius, seperti epilepsi, tumor, atau infeksi pada otak (encephalitis) lewat
MRI.

Alice in Wonderland Syndrome (AIWS)

Alice in Wonderland Syndrome (AIWS) atau Micropsia adalah suatu kondisi syaraf mengalami
disorientasi yang menyebabkan efek keliru terhadap persepsi visual seseorang.
Subjek yang mengalami AIWS merasa manusia, bagian tubuh manusia, hewan dan objek benda mati
pada dasarnya lebih kecil daripada kenyataannya. Umumnya, objek dipercayai tampak lebih jauh atau
terlalu dekat pada saat yang bersamaan. Suatu contoh, hewan peliharaan misalnya seekor anjing,
akan tampak dengan ukuran sebesar tikus, atau mobil dengan ukuran normal akan tampak menyusut
dari skala aslinya. Terdapat istilah lain mengenai keadaan ini, yaitu Lilliput Sight atau Lilliputian
Hallucinations, penamaan ini diambil dari kisah tentang manusia kerdil dalam buku Jonathan Swift’s
Gulliver’s Travels. Kondisi ini sebenarnya hanya terjadi kesalahan persepsi saja, fisik mata tidak
mengalami gangguan atau abnormalitas, otak mengalami kesalahan interpretasi informasi yang
disampaikan oleh mata.
Sindrom ini ada kemungkinan berkaitan dan disebabkan oleh sakit kepala migrain klasik. Terkadang
AIWS dinamakan sebagai symptom awal dari mononucleosis. Micropsia dapat juga disebabkan oleh
Complex Partial Epilepsy, dan akibat dari macam obat-obatan psychoactive ( yang banyak dikenal
adalah dextromethorphan )
Anak-anak kecil biasanya pada usia antara lima hingga sepuluh tahun, mengalami bagian yang lebih
besar kemungkinan terkena efek Micropsia spontan sementara. Micropsia cenderung terjadi pada
saat selama kondisi dalam kegelapan, dimana ketika terjadi ketika otak mengalami kesalahan
pengukuran visual.
Micropsia tidak hanya berefek kepada persepsi visual, tetapi juga dalam pendengaran, sensivitas
dalam menyentuh, dan kadang melihat gambaran diri, sindrom tetap terjadi walaupun ketika mata
tertutup. Macam symptom meliputi anxiety, apraxia dan agnosia. Micropsia juga sering berhubungan
dengan pasien penderita schizophrenia.
Penyakit ini dinamai setelah Lewis Caroll’s menulis cerita tentang Petualangan Alice di Wonderland (
Alice’s Adventure in Wonderland), dimana setiap karakter mengalami situasi-situasi yang beragam
yang mirip dengan Micropsia dan Macropsia.

Referensi:
Kew, J., Wright, A., & Halligan, P.W. (1998). Somesthetic aura: The experience of "Alice in
Wonderland", The Lancet, 351,p1934
Artikel dari Reuters tentang Carroll/Dodgson and migraine hallucinations.

Anda mungkin juga menyukai