Ismi LAPORAN AKHIR MOTOR BAKAR
Ismi LAPORAN AKHIR MOTOR BAKAR
MOTOR BAKAR
PROGRAM STUDI
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2018
LAPORAN PRAKTIKUM
MOTOR BAKAR
ENGINE ROOM
Disusun Oleh :
1. 2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara pengoperasaian mesin diesel kapal secara manual?
1. 3. Tujuan
Percobaan pengoperasian mesin secara manual dilakukan dengan tujuan agar praktikan
dapat mengetahui dan mampu menerapkan hal – hal yang telah diberikan sebelumnya
yang berkenaan dengan pengoperasian mesin secara manual.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Pendahuluan
Pengoperasian mesin diesel secara manual harus dilakukan dengan baik dan tepat
agar mesin dapat dioperasikan atau dapat digunakan dengan baik.Menjalankan mesin
dengan cara manual memerlukan ketelitian dalam melakukan setiap langkah
pengoperasiannya. Tahapan – tahapan pengoperasian mesin diesel secara manual seperti
pemeriksaan awal, pengoperasian mesin secara manual, dan penghentian pengoperasian
mesin harus dilakukan dengan baik dan tepat. Pada praktikum pengoperasian mesin
secara manual dilakukan penaikan kecepatan putaran mesin secara bertahap yang
merupakan variabel dalam menentukan beberapa hal yang harus diamati dan dianalisa
dalam praktikum pengoperasian mesin secara manual.
Pemeriksaan awal yang meliputi :
1. Pemeriksaan dan pengaturan katup – katup pendingin.
2. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melindungi system atau komponen dari mesin diesel
upaya dapat bekerja dengan baik. Hal itu dikarenakan panas yang dihasilkan saat
mesin diesel beroperasi cukup tinggi.
3. Pengecekan udara dan tekanan yang ada di dalam kompresor.
4. Pengecekan udara dan tekanan uadara yang ada di dalam kompresor merupakan
bagian dari pemeriksaan awal yang penting. Hal itu dikarenakan pada pengoperasian
awal mesin diesel dibutuhkan tekanan udara start (air start) yang cukup tinggi
sehingga dalam proses starter mesin diesel dapat dioperasikan dengan baik.
5. Menge-drain udara yang terkondensasi di dalam kompresor
6. Proses ini perlu dilakukan agar dapat diketahui tekanan udara yang sebenarnya yang
ada di dalam kompresor karena dengan adanya air akibat udara yang terkondensasi di
dalam kompresor maka apabila dilakukan pengukuran tekanan yang ada di dalam
kompresor akan berubah.
7. Selain itu menge-drain air yang ada di dalam kompresor ditujukan agar proses start
dapat berjalan dengan baik.
8. Pemeriksaan minyak pelumas.
Pemeriksaan ini perlu dilakukan karena apabila mesin yang beroperasi bekerja dengan
pelumasan yang kurang baik yang bisa disebabkan karena buruknya menyak pelumas
ataupun kurangnya minyak pelumas yang digunakan dapat merusak komponen-
komponen (bagian-bagian mesin) saat mesin beroperasi. Hal itu dikarenkan pada saat
mesin beroperasi terjadi gesekan terhadap beberapa bagian mesin (contoh :Gear, dll)
yang dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tersebut (contoh: aus, retak, dll)
yang juga dapat menggangu sistem yang ada.
9. Pemeriksaan bahan bakar.
Pemeriksaan bahan bakar perlu dilakukan untuk menghindari kerusakan mesin akibat
masuk-nya udara kedalam sistem pembakaran mesin diesel akibat kekurang bahan
bakar pada saat mesin beroperasi.
2. 2. Spesifikasi Mesin Diesel (Marine Diesel)
Type : 2 cycle
Bore : 108 mm
Stroke : 127 mm
Number of Cylinder :4
Firing order RH Rotation (FO- Putaran Kanaan): 1 – 3 – 4 – 2
Firing Order LH Rotation (LO- Putaran Kiri) : 1 – 2 – 3 – 4
Number of Main Bearing :5
Ratio Gear Box : 1 : 95
Model : 104 23100
Detroit Diesel Alusion DW.6ME
2. 6. Siklus Pembakaran
Perbandingan Kompresi dan Temperatur
Gambar 3. Grafik Hubungan Perbandingan Kompresi
Udara dalam silinder dikom-presikan oleh adanya gerak-an naik piston yang
menye-babkan temperatur mening-kat. Grafik di samping memper-lihatkan hubungan
secara teori antara perbandingan kompresi, tekanan kompresi dan suhu. Apabila
perbandingan kom-presi 16, maka tekanan kom-presi dan temperatur dalah 30 kg/cm2
dan 500°C.
2. 7. Detonasi (Knoking)
Gambar 5. Detonasi
Detonasi adalah getaran atau suara ledakan yang ditimbulkan oleh pembakaran
yang tidak sempurna. Metoda dibawah ini adalah cara mengatasinya :
1. Gunakan solar yang angka cetane-nya tinggi.
2. Menaikkan tekanan dan temperatur udara.
3. Mengurangi volume injeksi saat mulai injeksi.
4. Menaikkan temperatur ruang bakar.
Ruang Bakar Tipe Injeksi Langsung Langsung (Direct Injection) Ruang Bakar
Tipe Ruang Bakar Kamar Depan (Pre-combustion Chamber) Ruang Bakar
Tambahan Tipe Kamar Pusar (Swirl Chamber)
a. Tipe Injeksi Langsung (Direct Injection)
b. Cylinder Head
Karena perbandingan kompresinya lebih tinggi, ruang bakar motor diesel lebih kecil
dari ruang bakar motor bensin dan konstruksi lebih rumit. Cylinder head terbuat dari
besi tuang dan berfungsi sebagai dudukan mekanisme katup, injektor dan glow plug
juga sebagai ruang bakar.
Gambar 10. Kepala Silinder
c. Gasket Kepala Silinder
Gasket kepala silinder (cylin-der head gasket) letaknya antara blok silinder dan kepa-
la silinder, fungsinya untuk mencegah kebocoran gas pembakaran (kompresi), air
pendingin dan oli. Umumnya gasket terbuat dari gabungan karbon dan lem-pengan
baja (carbon clad sheet steel) atau steel laminated.
d. Piston
e. Batang Piston
f. Poros Nok
Poros nok berfungsi untuk menggerakkan mekanisme katup dan pompa oli. Untuk
motor bensin ditambah menggerakkan pompa bahan ba-kar dan distributor
h. Roda Penerus
j. Mekanisme Katup
3. 1. Persiapan Awal
Sebelum mesin diaktifkan atau dioperasikan secara manual maka terlebih dahulu
harus dilakukan pemeriksaan dan persiapan pada beberapa hal yang penting dalam
pengoperasian mesin diesel. Hal – hal tersebut adalah, sebagai berikut :
a. Pemeriksaan dan pengaturan katup – katup pendingin baik air tawar maupun laut
(Sea water).
b. Pengecekan udara yang ada di dalam kompresor, apakah tekanan udaranya sudah
cukup atau belum untuk digunakan sebagai udara start.
c. Apabila belum cukup maka tekanan udara didalam kompresor harus dinaikkan
dengan mengempakan udara yang ada di luar kedalam kompresor dengan
mengaktifkan kompresor hingga tekanan udara yang akan digunakan sebagai udara
start cukup untuk digunakan. Tetapi sebelum dilakukan pengempaan udara yang ada
diluar ke dalam kompresor terlebih dahulu kompresor harus di drain untuk
menghilangkan cairan yang ada di dalam kompresor akibat udara di dalam
kompresor yang mengalami kondensasi.
d. Pemeriksaan minyak pelumas baik oli mesin maupun oil gear box, apakah sudah
tersedia dalam jumlah yang cukup atau belum. Apabila belum maka harus dilakukan
pengisian minyak pelumas tersebut.
e. Pemeriksaan bahan bakar yang digunakan, apakah sudah tersedia dalam jumlah yang
cukup atau belum. Apabila belum maka bahan bakar tersebut harus diisikan. Dan
pengaturan valve bahan bakar, yaitu dengan membuka valve bahan bakar yang
mengalirkan bahan bakar ke mesin.
f. Pemeriksaan dan penyiapan semua perlengkapan untuk keperluan praktikum.
g. Pengaktifan (men-start) pompa dan fan pada cooling system.
SIMULATION ROOM
Disusun Oleh :
1. 1. Latar Belakang
Di dalam kapal terdapat tiga ruangan penting yaitu Ruang Mesin (Engine
Room), Ruang Kontrol (Control Room) dan Ruang Kapten (Bridge Console Room).
Pada saat mesin beroperasi dapat dikontrol di Bridge Console Room atau yang
lebih dikenal dengan Ruang Kapten. Ruang Kapten pada aplikasi nyatanya berada pada
bagian atas kapal yang ditujukan untuk memudahkan kapten atau pekerja yang berada
di ruang kapten untuk mengetahui/melihat keadaan yang terjadi pada Engine Room,
Control Room dan keadaan disekitar. Sehingga jika terjadi suatu kondisi yang tidak
diinginkan saat pengoperasian kapal dapat sesegera mungkin dilakukan usaha
pencegahan.
Di ruang kapten dilengkapi dengan suatu alat yang dapat digunakan untuk
mengetahui Propeller load suatu kapal terhadap Sea force dan Posisi kapal (Ballast,
Half Load, Full Load) serta terhadap Wind force dan Posisi datangnya angin (Astern,
Beam, Bow) pada saat kapal beroperasi.
Untuk lebih memahami ruang kapten tersebut, dilakukan praktikum pada
ruang kapten dan melakukan pembahasan sehingga mampu mengetahui sistem kerja
pada ruang kapten tersebut.
1. 2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Motor Bakar di Ruang Kapten ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Sea force dan Posisi Kapal terhadap Propeller load?
2. Bagaimana pengaruh Wind force dan posisi datangnya angin terhadap Propeller
load?
1. 3. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum Motor Bakar pada Ruang Kapten ini
adalah :
1. Agar praktikan dapat mengetahui pengaruh Sea force dan Posisi Kapal yang
meliputi Ballast, Half Load dan Full Load terhadap Propeller load pada saat
kapal beroperasi.
2. Agar praktikan dapat mengetahui pengaruh Wind force dan posisi datangnya
angin yang meliputi Astern (dari belakang), Beam (dari samping) dan Bow (dari
depan) terhadap Propeller load.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat – alat tersebut yang digunakan untuk pengontrolan mesin kapal secara
otomatis. Namun pada saat praktikum semua peralatan pada kamar control tidak lagi
berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga dalam praktikum kamar mesin kami hanya
menjelaskan beberapa sistem kerja mesin diesel pada mesin kapal dan mesin diesel
KOMATSU.
2. 2. Pengertian Bridge Console Room (Kamar Kapten)
Kamar Kapten (Bridge Console Room) merupakan salah satu ruangan yang ada
didalam kapal. Ditempat inilah seorang kapten kapal dan dibantu pekerja lainya
melakukan pemantauan pada saat melakukan navigasi. Ruangan ini terletak satu tingkat
diatas kamar mesin dan kamar kontrol dengan tujuan memudahkan pemantauan
didaerah-daerah sekitar. Pada kamar kapten terdapat tombol-tombol pengatur wind
force, sea force, wind direction, dan lain-lainya. Sehingga seorang kapten dapat
mengetahui besarnya load propeller kapal yang bekerja.
Pada sistem mesin diesel kapal ini merupakan mesin 2 tak, dimana udara masuk
(inlet) melalui SCAVENGING sedangkan udara/gas hasil pembakaran keluar (exhaust)
melalui KATUB BUANG. Udara masuk ke scavenging dengan bantuan blower yang
terpasang didalam mesin. Didalam mesin diesel 2 tak terdapat 2 langkah kerja yaitu
admission dengan compression dan expansion dengan langkah buang. Didalam mesin
diesel kapal terdapat idling gear yang digunakan untuk mengetahui langkah kerja mesin
pada saat kapal tidak sedang berjalan. Alat ini hanya digunakan untuk mengetahui
kerusakan atau adanya error pada mesin sehingga secara cepat dilakukan perbaikan
apabila memang benar terjadi kerusakan. Untuk itu alat ini digunakan pada saat
maintenance. Untuk putaran propeller dapat berubah-ubah dari ahead menjadi estern
ataupun sebaliknya, hal ini dapat terjadi dikarenakan terdapat reverse gear sebagai
pembalik putaran karena arah mesin tetap.
Tangki bahan bakar (fuel tank) berfungsi untuk menyimpan bahan bakar,
terbuat dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti karat. Dalam
tangki bahan bakar terdapat fuel sender gauge yang berfungsi untuk
menunjukkan jumlah bahan bakar yang ada dalam tangki dan juga separator
yang berfungsi sebagai damper bila kendaraan berjalan atau berhenti secara
tiba-tiba atau bila berjalan di jalan yang tidak rata. Fuel inlet ditempatkan 2 –
3 mm dari bagian dasar tangki, ini dimaksudkan untuk mencegah ikut
terhisapnya kotoran dan air.
Feed pump berfungi untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan
menekannya ke pompa injeksi.
Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki dan menekan bahan
bakar yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa injeksi tipe in-
line mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama dengan jumlah
silinder pada mesin. Cam menggerakkan plunger sesuai dengan firing order
mesin. Gerak lurus bolak-balik dari plunger ini menekan bahan bakar dan
mengalirkannya ke injection nozzle melalui delivery valve. Delivery valve
berfungsi untuk menjaga tekanan pada pipa injeksi dan menghentikan injeksi
dengan cepat. Plunger dilumasi oleh bahan bakar dan camshaft oleh oli mesin.
Gavernor mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh injection
nozzle dengan menggeser control rack. Gavernor terdiri atas dua tipe yaitu:
mechanical gavernor dan combined gavernor (mechanical and pneumatic
gavernor).Timing injeksi bahan bakar diatur oleh Automatic centrifugal timer.
Timer mengatur putaran camshaft.
b) System pendinginan
Salah satu faktor yang mendukung panjangnya umur pakai dari mesin
adalah terjaga baiknya kondisi Cooling System atau sistem pendingin mesin.
Terutama untuk mesin diesel yang bekerja pada rasio kompresi yang sangat
tinggi sehingga panas mesin merupakan hal yang krusial dalam kestabilan
operasinya.
Salah satu faktor yang mendukung panjangnya umur pakai dari mesin
adalah terjaga baiknya kondisi Cooling System atau sistem pendingin mesin.
Terutama untuk mesin diesel yang bekerja pada rasio kompresi yang sangat
tinggi sehingga panas mesin merupakan hal yang krusial dalam kestabilan
operasinya. Seperti yang kita tahu, mesin diesel pada aplikasi otomotif
memakai air sebagai medium pendingin, dimana air ditampung di dalam
radiator dan dibantu oleh water pump atau pompa air sebagai perangkat
pembantu sirkulasinya.
Secara garis besar komponen sistem pendingin yang utama antara lain
adalah:
Radiator sebagai penampung air sebagai medium pendingin dan perangkat
pelepas panas medium pendingin.
Waterpump atau pompa air sebagai perangkat distribusi sirkulasi medium
pendingin
Cooling fan
Thermostat sebagai pengatur sirkulasi medium pendingin.
Selang air sebagai pengalir sirkulasi air diluar water jacket.
Water jacket atau alur air di dalam blok mesin sebagai jalur sirkulasi
medium pendingin dalam tugasnya menjaga temperatur kerja mesin.
Fan Shrout
Masing masing komponen sistem tersebut memiliki ketergantungan dan
menjadi satu kesatuan yang utuh agar temperatur kerja mesin dapat terjaga.
Sistem sirkulasi sistem pendingin mesin dengan medium air adalah sebagai
berikut. Ketika mesin baru akan dihidupkan (biasanya di pagi hari), suhu air
pada radiator berkisar pada suhu ruang yaitu sekitar 23 deg.C. Ketika mesin
dinyalakan, air yang berada di dalam blok mesin bersirkulasi dengan bantuan
waterpump melewati selang by-pass tanpa melewati radiator. karena lubang air
menuju radiator masih ditutup oleh termostat, sementara itu lubang by-pass
yang letaknya berseberangan dengan lubang menuju radiator terbuka
memungkinkan waterpump mengalirkan air yang keluar dari blok mesin untuk
kembali masuk ke dalam blok mesin untuk mendinginkan silinder, oil cooler
dan cylinder head. Ketika mesin mencapai suhu kerja, temperatur air pada
sistem sirkulasi fase pendinginan pun naik hingga 85-90 deg.C. Ketika air
dengan temperatur tersebut sampai ke rumah thermostat, thermostat yang oleh
pabrikan di-set untuk membuka pada suhu antara 85-90 deg.C membuka,
sehingga memungkinkan air dari blok mesin masuk ke radiator. Dengan
membukanya thermostat, ujung dari thermostat tersebut menutup lubang by-
pass yang berseberangan dengan jalur keluar air. Dengan tertutupnya lubang
by-pass tersebut juga memungkinkan waterpump untuk memompa air dari
dalam radiator untuk menjaga temperatur kerja dari mesin tersebut. Air yang
keluar dari blok mesin masuk ke radiator untuk didinginkan dengan bantuan
tiupan angin dari fan, baik mekanik maupun elektrik. Fase ini disebut fase
pendinginan. Disaat mesin berkerja pada putaran rendah, suhu kerja mesin
turun dari 85 deg.C, maka otomatis si thermostat kembali menutup untuk
menjaga temperatur air tidak berkurang dari suhu kerja mesin, dan akan
membuka kembali ketika suhu tersebut tercapai kembali. Kedua fase ini
berpindah secara bergantian bergantung dari temperatur mesin itu sendiri.
Tanpa thermostat, fase pemanasan dan fase pendinginan tidak terjadi,
dikarenakan pada temperatur mesin masih dingin, air sudah masuk ke radiator,
padahal temperatur air belum perlu untuk didinginkan. Tanpa thermostat,
lubang by-pass pun tidak tertutup sehingga waterpump akan memompa air dari
lubang by-pass tersebut. Hal ini mengakibatkan debit air yang didesain untuk
berjalan di keseluruhan waterjacket tidak tercapai. Suplai air menuju ke tempat
terjauh dari waterpump terganggu karena adanya pencabangan, jalur pertama
yaitu jalur bypass langsung ke kembali ke waterpump sementara jalur kedua
ke waterjacket.
Sebagai tambahan dari sistem pendinginan di atas, untuk
mengoptimalkan kerja cooling fan atau kipas pendingin udara dalam menjaga
kestabilan suhu air di radiator, penggunaan fan shrout atau rumah kipas mutlak
harus ada. Fan shrout membuat hembusan udara dari fan tidak terfokus pada
radiator, apalagi bila kendaraan melaju pada kecepatan tinggi. Hembusan
udara dari arah bawah kendaraan dapat memecah konsentrasi udara pendingin
yang ditiup oleh fan ke radiator.
c) System start
System start pada mesin diesel menggunakan electrical starter atau listrik
sebagai system starternya. System listrik sebagai startnya dari air aki dimana
kutub negative disambung pada bodi mesin sedangkan kutub positif terhubung
pada starternya. Motor starter yang berputar akan menggerakkan flywheel dan
crankshaft. Setelah mesin bekerja, motor starter akan slip dan tidak lagi
berputar karena putaran mesin sudah digantikan oleh putaran crankshaft.
Mesin diesel bekerja dengan kompresi udara yang cukup tinggi,
sehingga pada mesin diesel besar perlu ditambahkan sejumlah udara yang
lebih banyak. Maka digunakan Supercharger atau turbocharger pada intake
manifold, dengan tujuan memenuhi kebutuhan udara kompresi. Penambahan
turbocharger atau supercharger ke mesin bertujuan meningkatkan jumlah
udara yang masuk dalam ruang bakar dengan demikian pada saat kompresi
akan menghasilkan tekanan yang tinggi dan pada saat penyalaan atau
pembakaran akan menghasilkan tenaga yang besar. Penambahan turbocharger
atau supercharger pada mesin diesel tidak berpengaruh besar terhadap
pemakaian bahan bakar karena bahan bakar disuntikan secara langsung ke
ruang bakar pada saat ruang bakar dalam keadaan kompresi tertinggi untuk
memicu penyalaan agar terjadi proses pembakaran.
2. 8. Troubleshooting (Mesin Diesel Masuk Angin)
Penyebab : Tidak ada bahan bakar di dalam tangki bahan bakar atau kehabisan bahan
bakar sehingga fuel pump memompa angin atau udara ke dalam mesin.
Tidak ada supplai bahan bakar ke dalam mesin sehingga mesin akan mati
atau mogok.
Cara : Dengan mengisi bahan bakar ke tangki bahan bakar dan mengeluarkan
angin atau udara yang berada dalam aliran bahan bakar dengan
memompanya secara manual dengan FEED FUEL PUMP hingga angin
atau udara benar-benar keluar dan terisi kembali oleh bahan bakar
kembali.
2. TABLE SEQUENCE
Adalah suatu table yang menyatakan urutan langkah dan urutan pembakaran
yang terjadi pada engine, baik engine dengan satu cylinder atau lebih.
Firing Order ( F O ) = 1 – 5 – 2 – 6 - 3 - 5 dan 1 – 5 – 3 - 6 - 2 – 4
Table Sequence untuk 6 cylinder.
3. VALVE TIMING
Adalah saat membuka dan menutup valve intake dan valve exhaust.Misalkan
engine Komatsu 6D125 series dengan data - data sebagai berikut :
Firing Order ( F O ) = 1 - 5 - 3 - 6 - 2 - 4.
Valve intake terbuka = 20 B T D C (Before top dead center)
Valve intake menutup = 30 A B D C (After bottom dead center)
Valve exhaust membuka = 45 B B D C (Before bottom dead center)
Valve exhaust menutup = 15 A T D C (After top dead center)
Dari data tersebut, dapat diketahui panjang langkah dari engine Komatsu
6D125 seres adalah sebagai berikut :
Intake stroke = 20 + 180 + 30 = 230.
Compression stroke = 180 - 30 = 150.
Power stroke = 180 - 45 = 135.
Exhaust stroke = 45 + 180 + 15 = 240.
Fungsi over lapping adalah untuk mengadakan pembilasan gas bekas sisa
pembakaran di dalam cylinder ( ruang bakar ). Hal ini terjadi pada saat exhaust
valve belum tertutup dan intake valve sudah terbuka. Untuk pembuatan Table
Sequence yang sebenarnya, dalam perhitungan sesuai dengan data diatas yaitu :
2. 10. Pengaruh Propeller Load terhadap Sea Force dan Posisi Kapal (TRIM)
Posisi kapal terkadang pada posisi dimana muatan kapal kosong atau tidak ada
muatan. Posisi seperti ini disebut posisi ballast. Berikut adalah cara pengukuran pada
saat kapal posisi ballast :
Kapal Pada Posisi Ballast
a. Memastikan alat pengatur simulasi hanya bekerja pada variasi Sea Force dan
posisi kapal dengan memposisikan alat simulasi pengatur Wind Force pada
posisi nol
b. Memposisikan alat simulasi pengatur kapal pada posisi Ballast.
c. Mengatur variabel Sea Force pada Sea Force =
d. Mengamati dan mencatat Propeller Load nya.
e. Mengatur variabel Sea Force pada Sea Force = 6.
f. Mengamati dan mencatat Propeller Load nya.
g. Mengatur variabel Sea Force pada Sea Force = 9.
h. Mengamati dan mencatat Propeller Load nya.
i. Melakukan prosedur a – g untuk setiap kondisi kecepatan kapal yang berbeda,
yaitu Dead Slow, Slow, Half dan Full. Posisi muatan berada di tengah – tengah
kapal dinamakan posisi Half Load.
Berikut adalah cara pengukuran pada saat muatan berada pada posisi Half Load :
Kapal angkutan
Kapal Pada Posisi Full Load
a. Memastikan alat pengatur simulasi hanya bekerja pada variasi Sea Force dan
posisi kapal dengan memposisikan alat simulasi pengatur Wind Force pada
posisi nol (tidak diaktifkan).
b. Memposisikan alat simulasi pengatur kapal pada posisi Full Load
c. Mengatur variabel Sea Force pada Sea Force = 3.
d. Mengamati dan mencatat Propeller Load maksimum-nya.
e. Mengatur variabel Sea Force pada Sea Force = 6.
f. Mengamati dan mencatat Propeller Load maksimum- nya.
g. Mengatur variabel Sea Force pada Sea Force = 9.
h. Mengamati dan mencatat Propeller Load maksimum-nya.
i. Melakukan prosedur a – g untuk setiap kondisi kecepatan kapal yang berbeda,
yaitu Dead Slow, Slow, Half dan Full.
2. 11. Pengaruh Propeller Load terhadap Wind Force dan Arah Datangnya Angin.
Angin Dengan Arah Astern.
a. Memastikan alat pengatur simulasi hanya bekerja pada variasi Wind Force dan
arah datangnya angin dengan memposisikan alat simulasi pengatur Sea Force
pada posisi nol (tidak diaktifkan).
b. Memposisikan alat simulasi pengatur arah datangnya angin pada arah Astern.
c. Mengatur variabel Wind Force pada Wind Force = 3.
d. Mengamati dan mencatat Propeller Load maksimum-nya.
e. Mengatur variabel Wind Force pada Wind Force = 6.
f. Mengamati dan mencatat Propeller Load maksimum-nya.
g. Mengatur variabel Wind Force pada wind Force = 9.
h. Mengamati dan mencatat Propeller Load maksimum-nya.
i. Melakukan prosedur a – g untuk setiap kondisi kecepatan kapal yang berbeda,
yaitu Dead Slow, Slow, Half dan Full.
3. 1. Persiapan Awal
Sebelum mesin diaktifkan atau dioperasikan secara manual maka terlebih
dahulu harus dilakukan pemeriksaan dan persiapan pada beberapa hal yang penting.
Hal-hal tersebut adalah, sebagai berikut :
1. Mengatur valve/katup sistem pendingin
2. Menjalankan pompa pendingin air laut
3. Memeriksa level bahan bakar di tangki B-B/fuel tank
4. Memeriksa level oil lubrication di center dengan menggunakan stic
5. Memeriksa level oil gear box
6. Memeriksa tekanan pada tangki udara/botol angin
7. Drain tangki udara (condensasi)
8. Setelah mesin bekerja, mengatur besar RPM yang akan digunakan. Pada
praktikum ini digunakan 3 RPM yaitu ;525 Rpm, 675 Rpm dan 775 Rpm.