Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

makalah ini yang berjudul “Data Nursing Proses dan Logistik”, disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan I , jurusan Ilmu

Keperawatan Stikes Mandala Waluya.

Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis berterima kasih kepada

dosen pembimbing mata kuliah ini yang telah membimbing, dan memotifasi kami

dalam pembelajaran. Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari

berbagai pihak baik dari segi materi maupun pengetahuan, oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kendari, 7 Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................
D. Manfaat Penulisan....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................

A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat


penting, namun dalam prakteknya masih banyak hambatan-hambatan yang
mengakibatkan pendokumentasian belum sempurna. Kurang patuhnya
perawat akan berakibat rendahnya mutu asuhan keperawatan dan masih
banyak lagi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian
asuhan keperawatan. Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak
dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Keperawatan adalah ilmu yang berkenaan dengan masalah-masalah fisik,
psikologis, sosiologis, budaya dan spiritual dari individu(10). Selain itu
pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya
mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan
perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. (Depkes,RI).

Untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan adanya


standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses
keperawatan baik dari pengkajian sampai evaluasi serta pendokumentasian
asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan
dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan keperawatan
yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan
lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. (Nursalam). Supaya
pelayanan keperawatan berkualitas maka perawat diharapkan bisa menerapkan
asuhan keperawatan dengan pendokumentasian yang benar. Namun seringkali
perawat belum maksimal dalam melaksanakan dokumentasi. Kelancaran
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan ditentukan oleh kepatuhan
perawat dikarenakan asuhan keperawatan merupakan tugas perawat sebagai
tenaga profesional yang bekerja di rumah sakit selama 24 jam secara terus
menerus yang dibagi dalam 3 (tiga) shift, yaitu pagi, sore dan malam. Dengan
porsi waktu yang cukup lama kontak dengan klien, maka perawat mempunyai
andil yang cukup besar dalam melakukan asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan.

Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan,


perintah, prosedur dan disiplin(1). Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat
sebagai seorang yang profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau
peraturan yang harus dilakukan atau ditaati. Kepatuhan perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan diartikan sebagai ketaatan untuk
melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai prosedur tetap
(protap) yang telah ditetapkan. Upaya untuk memberikan pelayanan dengan
tanggung jawab dan tanggung gugat bisa ditempuh dengan terselenggaranya
kegiatan pencatatan dan pelaporan dengan baik dan benar. Dokumentasi
proses keperawatan tidak hanya bermakna sebagai alat pertanggungjawaban
dan pertanggunggugatan yang dilihat dari sisi hukum, namun dokumentasi
juga bermakna penting untuk jaminan mutu, komunikasi, keuangan,
pendidikan, penelitian dan akreditasi (Nursalam).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan data manajemen nursing dan logistik ?


2. Bagaimana proses manajemen logistik keperawatan ?
3. Bagaimana fungsi manajemen proses keperawatan ?
4. Bagaimana standar asuhan keperawatan menggunakan metode data proses
dan logistik ?
5. Bagaimana format dan model pendokumentasian asuhan keperawatan ?
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk menjelaskan data proses manajemen nursing dan logistik


2. Untuk menjelaskan proses manajemen logistik keperawatan
3. Untuk menjelaskan fungsi manajemen proses keperawatan
4. Untuk menjelaskan standar asuhan keperawatan menggunakan metode
data proses dan logistik
5. Untuk menjelaskan format dan model pendokumentasian asuhan
keperawatan

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai beikut.

1. Pembaca bisa mengetahui data proses manajemen nursing dan logistik


2. Pembaca bisa mengetahui proses manajemen logistik keperawatan
3. Pembaca bisa mengetahui fungsi manajemen proses keperawatan
4. Pembaca bisa mengetahui standar asuhan keperawatan menggunakan
metode data proses dan logistik
5. Pembaca bisa mengetahui format dan model pendokumentasian asuhan
keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan (SAK) telah ditetapkan oleh PPNI


(Nursalam, 2002), yang mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi, sebagai berikut :

1. Standar 1 : Pengkajian keperawatan

Merupakan tahap pengumpulan data tentang status kesehatan


pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan
berkesinambungan. Data dapat diperoleh melalui anamnese, observasi dan
pemeriksaan penunjang dan kemudian didokumentasikan.

Kriteria Pengkajian meliputi :


a) Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi,
pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang
b) Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim
kesehatan, rekam medis dan catatan lain. Data yang dikumpulkan
difokuskan untuk mengidentifikasi :
- Status kesehatan pasien masa lalu
- Status kesehatan pasien saat ini
- Status biologis-psikologis-sosial-spritual
- Respon terhadap terapi
- Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
- Risiko tinggi masalah
2. Standar 2 : Diagnosa Keperawatan

Dalam tahap ini perawat menganalisa data pengkajian untuk


merumuskan diagnosa keperawatan, adapun kriteria proses yaitu:

a) Proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data,


identifikasi masalah, perumusan diagnosa keperawatan.
b) Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E),
dan tanda/gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P,
E).
c) Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya
untuk memvalidasi diagnosa keperawatan.
d) Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa
berdasarkan data terbaru.

3. Standar 3 : Perencanaan keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi


masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Kriteria proses, meliputi :

a) Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan


dan rencana tindakan keperawatan
b) Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan
c) Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien
d) Mendokumentasikan rencana keperawatan

4. Standar 4 : Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi


dalam proses Asuhan Keperawatan. Kriteria proses, meliputi :
a) Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan
b) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
c) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan
pasien.
d) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga
mengenai konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu
pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan
e) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan
keperawatan berdasarkan respon pasien.

5. Standar 5 :Evaluasi

Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan


keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan
perencanaan. Adapun kriteria prosesnya:

a) Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara


komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus
b) Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam mengukur
ke arah pencapaian tujuan
c) Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat
d) Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk memodifikasi
perencanaan keperawatan
e) Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi
perencanaan
B. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

1. Defenisi

Menurut Kozier (2004), dokumentasi keperawatan adalah laporan baik


komunikasi secara lisan, tertulis maupun melalui komputer untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain. Merupakan informasi tertulis
tentang status dan perkembangan kondisi klien serta semua kegiatan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Fisbach,1991).

Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan adalah bagian dari


kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat setelah memberi asuhan kepada
pasien. Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status
kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan serta
respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian
dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis
pasen yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama
asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai wahana
komunikasi dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat
dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggung
jawabkan.

Dokumentasi keperawatan merupakan suatu bukti otentik respon


pasien dan perubahan yang terjadi dari tindakan yang dilakukan oleh perawat
baik secara mandiri maupun kolaborasi yang merupakan bagian permanen dari
rekam medis lain.

2. Tujuan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Tujuan dokumentasi keperawatan adalah:

a) Sebagai Sarana Komunikasi


Dokumentasi yang dikomunikasikan secara akurat dan lengkap dapat
berguna untuk:

1) Membantu koordinasi asuhan keperawatan/kebidanan yang


diberikan oleh tim kesehatan.
2) Mencegah informasi yang berulang terhadap pasien atau anggota
tim kesehatan atau mencegah tumpang tindih, bahkan sama sekali
tidak dilakukan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan
ketelitian dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan pada
pasien.
3) Membantu tim perawat/bidan dalam menggunakan waktu sebaik
baiknya.

b) Sebagai Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat

Sebagai upaya untuk melindungi pasen terhadap kualitas


pelayanan keperawatan yang diterima dan perlindungan terhadap
keamanan perawat dalam melaksanakan tugasnya, maka perawat/bidan
diharuskan mencatat segala tindakan yang dilakukan terhadap pasen.
Hal ini penting berkaitan dengan langkah antisipasi terhadap
ketidakpuasan pasen terhadap pelayanan yang diberikan dan kaitannya
dengan aspek hukum yang dapat dijadikan settle concern, artinya
dokumentasi dapat digunakan untuk menjawab ketidakpuasan terhadap
pelayanan yang diterima secara hukum.

c) Sebagai Informasi statistik

Data statistik dari dokumentasi keperawatan/kebidanan dapat


membantu merencanakan kebutuhan di masa mendatang, baik SDM,
sarana, prasarana dan teknis.
d) Sebagai Sarana Pendidikan

Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan yang


dilaksanakan secara baik dan benar akan membantu para siswa
keperawatan/kebidanan maupun siswa kesehatan lainnya dalam proses
belajar mengajar untuk mendapatkan pengetahuan dan
membandingkannya, baik teori maupun praktek lapangan.

c. Manfaat dan pentingnya dokumentasi

Manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan dokumentasi


keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari berbagai
aspek :

1) Hukum

Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi


kepoerawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai
pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu.
Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai barang bukti di
pengadilan.

2) Jaminan mutu (kualitas pelayanan)

Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan memberikan


kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien.
Dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan
seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui
catatan yang akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu yankep.

3) Komunikasi

Dokumentasi keadaan klien merupakan alat perekam terhadap


masalah yang berkaitan dengan klien. Perawat atau tenaga kesehatan lain
akan bisa melihat catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang
dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.

4) Keuangan

Semua tindakan keperawatann yang belum, sedang, dan telah


diberikan dicatat dengan lengkap dan dapat digumakan sebagai acuan atau
pertimbangan dalam biaya keperawatan.

5) Pendidikan

Isi pendokumentasian menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan


keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.

6) Penelitian

Data yang terdapat di dalam dokumentasi keperawatan


mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset
dan pengembangan profesi keperawatan.

7) Akreditasi

Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat sejauh mana peran


dan fungsi keperawatan dalam memberikan askep pada klien. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian askep
yang diberikan, guna pembinaan lebih lanjut.

3. Standar Dokumentasi

Standar dokumentasi merupakan standar yang dapat digunakan


untuk memberikan pengarahan dan panduan dalam melakukan
dokumentasi proses keperawatan. Katagori informasi yang biasanya
masuk dalam status (chart) pasien adalah :
a. Data demografik
b. Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
c. Formulir persetujuan
d. Diagnosa
e. Pengobatan
f. Catatan perkembangan /kemajuan
g. Catatan secara berkesinambungan (flow sheet)
h. Catatan perawat
i. Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun
laporan akan sangat membantu dalam berkomunikasi baik
antara sesama perawat/bidan maupun lembaran tindakan
(treatment)
j. Catatan laboratorium
k. Laporan rontgen ( X – ray )
l. Ringkasan pasien pulang

4. Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian

Pencatatan data pengkajian mengikuti prinsip tahapan


pengkajian. Format sistematis, akurat dan valid sangat penting untuk
membandingkan perubahan kesehatan pasien (Carpenito, 1998).

b. Perencanaan

Sesuai dengan standar perencanaan: identifikasi masalah,


merumuskan diagnosa, menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan
(Carpenito, 1998).

c. Implementasi

Implementasi adalah tindakan yang dilakukan terhadap pasien,


baik tindakan keperawatan mandiri maupun tindakan kolaborasi
(Carpenito, 1998).
d. Evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahapan proses keperawatan :


pengkajian, perencanaan, dan implementasi (Carpenito, 1998)

e. Catatan perkembangan

Formatnya bervariasi dan dapat disesuaikan dengan sistem


yang ada. Prinsipnya adalah untuk menilai perkembangan status
kesehatan pasien, apakah sesuai dengan tujuan dan hasil yang
diharapkan (Carpenito, 1998).

f. Informasi kesehatan lain

Berbentuk dalam tabel dan grafik selama 24 jam antara lain :


berat badan, tinggi badan, kurva tanda-tanda vital, intake-output cairan
dalam 24 jam, daftar pemberian obat-obatan, kurva pemberian obat
(kemoterapi, terapi hormon) (Carpenito, 1998).

g. Ringkasan perpindahan pasien

Format ini harus spesifik sesuai dengan kebutuhan pasien dan


memenuhi ketentuan administrasi dan legalitas perpindahan antar unit
dan perpindahan antar institusi rumah sakit. Ringkasan format
pelaporan meliputi lembaran : data dasar demografi, orientasi ruangan,
laporan klinis (Carpenito, 1998).

h. Perencanaan pulang

Format mencakup personal data pasien, data kesehatan secara


umum dan khusus, surat diizinkan pulang dari dokter yang merawat
berikut ringkasan laporan klinis sesuai kondisi pasien, penyuluhan
kesehatan (Carpenito, 1998).
i. Perawatan di rumah

Format pendokumentasian pasien yang akan melanjutkan


perawatan di rumah bertujuan untuk memberikan ringkasan/informasi
perkembangan kesehatan pasien selama di rumah sakit, agar
dokter/perawat/tim profesional lainnya yang terlibat melanjutkan
pengobatan/perawatan pasien di rumah yang memenuhi syarat medicare
(Carpenito, 1998)

5. Model Asuhan Keperawatan.

Menurut Marquis & Huston (1998) perlu mempertimbangkan 6


unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan yaitu:

a. Sesuai dengan visi dan misi institusi


b. Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan.
c. Efisien dan efektif penggunaan biaya.
d. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.
e. Kepuasan kinerja perawat.

Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998)
ada 5 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang
dikembangkan dalam pelayanan keperawatan, yaitu:

a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional

Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam


pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat
perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah
dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1
– 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.
Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan,
perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan
jadwal kegiatan yang ada (Nursalam, 2002).

Metode fungsional penugasan asuhan keperawatan terdiri


dari pemisahan tugas keperawatan yang terlibat dalam setiap
perawatan pasien dan penugasan masing-masing anggota, staf
keperawatan untuk melakukan satu atau dua fungsi bagi semua
pasien dalam sebuah unit.

Keuntungan metode penugasan fungsional adalah:

a. Masing-masing anggota staf memiliki kesempatan untuk melakukan


satu atau dua tugas yang merupakan spesialisasinya. Oleh karena itu,
dengan penugasan fungsional dimungkinkan dengan jumlah pegawai
perawat yang kecil akan merawat sejumlah pasien di dalam periode
waktu yang singkat dan perawatan mudah memperoleh kepuasan kerja
setelah menyelesaikan tugasnya.
b. Menerapkan manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian
tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik
c. Sangat cocok untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga

Kelemahan metode fungsional adalah :

a. Perawatan fokus pada unit tertentu (membagi-bagi asuhan


keperawatan)
b. menurunkan tanggunggugat dan tanggungjawab perawat
c. membuat hubungan perawat-klien sulit terbentuk
d. memberi status hukum keperawatan dalam bentuk tanggungjawab
untuk perawatan pasien
e. persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja. Misalnya seorang perawat khusus menangani vital
pasien, perawat yang lain khusus memandikan pasien, perawat lain
mengurus obat-obatannnya, sehingga tidak ada perawat yang
menangani kebutuhan total pasien, setelah selesai melaksanakan
tugasnya perawat banyak yang melakukan tugas yang non
keperawatan. Perawat hanya melihat askep sebagai keterampilan saja.
Selain itu ketika tanggung jawab untuk seorang pasien dilakukan oleh
beberapa perawat maka seringkali perawat menganggap enteng
kesalahan/ kelalaian selama perawatan.

b. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan


pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan
untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi,
intensive care. Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi
keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi
pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).

c. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer

Menurut Gillies (1986), perawat yang menggunakan metode


keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat
primer (primary nurse). Pada metode keperawatan primer terdapat
kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta dapat
dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 – 6
klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah
sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi
dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan
membuat rencana pulang klien jika diperlukan.

Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan


didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse). Metode penugasan
dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada
kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer
ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
koordinasi keperawatan selama pasien dirawat.

C. Manajemen Logistik Keperawatan

1. Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan adalah proses penggunaan waktu yang


efektif melalui perencanaan dan pengaturan kinerja perawat klinis dengan
sistem manajerial untuk mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis
bagi pelayanan keperawatan, sesuai dengan teori, sistematik, prinsip dan
metode yang saling berkaitan dan berada pada tataran institusi yang besar
dengan organisasi keperawatan yang ada di dalamnya sampai ke level unit.
Teori ini meliputi pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi
masih membutuhkan pengembangan atau perbaikan keterampilan
manajerial hingga ke tingkat divisi keperawatan. Keterampilan manajemen
ini diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu: 1) Keterampilan
intelektual, yang meliputi kemampuan atau penguasaan teori dan
keterampilan berfikir. 2) Keterampilan teknikal meliputi penguasaan
metode, prosedur atau teknik. 3) Keterampilan interpersonal, meliputi
kemampuan kepemimpinan dalam berinteraksi dengan individu atau
kelompok (Swanburg, 2000).

Longest (1978) menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses


yang melibatkan hubungan interpersonal dan teknologi, yang akan
digunakan untuk mencapai seluruh atau setidaknya sebagian tujuan
organisasi dengan menggunakan tenaga manusia yang ada serta sumber
daya lain dan teknologi yang tersedia. Sejalan dengan pemikiran Longest,
Wren dalam buku Modern Health Administration (1975) (dikutip dari
Massie, 1987) menyatakan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu, atau
suatu seni yang punya landasan ilmu pengetahuan. Menurut Grant dan
Massey (1999) manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi.

Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan


Rika Widya Sukmana (1996), manajer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang
seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional
yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada
pasien melalui manajemen Asuhan Keperawatan agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target
maupun alat kontrol pelayanan tersebut.

Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan


sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana
proses keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri atas
pengumpulan data, identifkasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi hasil.
2. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen keperawatan meliputi beberapa elemen utama


yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing
(kepegawaian), Directing (pengarahan), Controlling
(pengendalian/evaluasi).

D. Manajemen Logistik Rumah Sakit

Manajemen logistik khususnya di Rumah Sakit perlu dilaksanakan


secara efektif dan efisien dalam arti segala macam barang ,bahan, ataupun
peralatan harus dapat disediakan tepat waktu , dalam jumlah yang cukup, tidak
kurang atau lebihdan yang paling penting adalah ketersediaan dengan mutu
memadai.

Dalam lingkup Rumah Sakit logistik berarti :

1. Suatu proses pengolahan secara strategis terhadap pengadaan


,penyimpanan,pendistribusian serta pemantauan barang atau bahan
yang di perlukan bagi produksi jasa rumah sakit.
2. Bagian dari rumah sakit yang bertugas menyediakan barang dan
bahan yang diperlukan untuk kegiatan operasional dalam
jumlah,kualitas,dan pada waktu yang tepat sesuai kebutuhan dengan
harga yang efisien

Logistik di rumah sakit mempunyai ciri penting untuk dilihat dan


diperhitungkan, antara lain :

1. Spesifikasi, berarti terkait dengan pelannggan dan profesi tertentu


,seperti obat, film rontgen,dll
2. Harga yang variatif dari yang sangat murah sampai sangat mahal
seperti lampu CT SCAN, sampai kasa steril
3. Jumlah item sangat banyak maka sering dikelola secara
departemental sesuai pelayanan dan profesi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar Asuhan Keperawatan (SAK) telah ditetapkan oleh PPNI


(Nursalam, 2002), yang mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan adalah bagian
dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat setelah memberi asuhan
kepada pasien. Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi
status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan serta
respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian
dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis
pasen yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama
asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai wahana
komunikasi dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat
dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggung
jawabkan. Longest (1978) menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses
yang melibatkan hubungan interpersonal dan teknologi, yang akan digunakan
untuk mencapai seluruh atau setidaknya sebagian tujuan organisasi dengan
menggunakan tenaga manusia yang ada serta sumber daya lain dan teknologi
yang tersedia.

B. Saran
Diharapkan tenaga kesehatan khususnya perawat bisa memnfaatkan
dengan baik teknologi secanggih-canggihnya untuk kebutuhan pasien agar
bisa memudahkan proses pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Chapter II.,Manajemen asuhan keperawatan ., Universitas Sumatera Utara dalam


jurnal karya ilmiah

Kristina Setya Widya Ningtyas.,Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Kepatuhan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.,dalam
artikel

Anda mungkin juga menyukai