Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah: Komunikasi Dalam Keperawatan

Dosen : Sriwahyuni,S.Kep,Ns,M.M.Kes,M.Kep

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN MARAH-MARAH

KELOMPOK 5

Ade Irma Suryani (NH0117003)

Agil Saputra (NH0117005)

Ainun Annisa (NH0117007)

Ceni Oktavina (NH0117020)

Ersin (NH0117031)

Ernawati (NH0117030)

Febriyanti (NH0117038)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kamipanjatkankehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Marah-marah”. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, Mei 2019

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................2
A. PENGERTIAN...................................................................................................2
B. RENTANG RESPON MARAH.........................................................................2
C. CIRI-CIRI MARAH..........................................................................................3
D. PENYEBAB MARAH........................................................................................4
E. AKIBAT YANG DITIMBULKAN....................................................................5
F. TEKNIK BERKOMUNIKASI TERAPEUTIK UNTUK MENGATASI
PASIEN MARAH.......................................................................................................6
E. TAHAP-TAHAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK ANTARA PERAWAT
DENGAN KLIEN SEDANG MARAH.....................................................................7
BAB II...........................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................14
A. KESIMPULAN.................................................................................................14
B. SARAN..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sangat sering terjadi tenaga kesehatan harus menghadapi pasien


yang marah atau menjengkelkan, sebagian merendahkan diri atau
sarkastik, sedangkan lainnya bersikap menuntut, agresif, dan terang-
terangan memperlihatkan sikap bermusuhan. Terkdang pasien
mengucapkan teguran yang tidak pantas yang bersifat merendahkan
pemula atau bahkan dokter yang sudah berpengalaman. Tenaga kesehatan
mungkin merasa sebal, marah, kewibaannya terganggu, tidak sabar, atau
frustasi. Tenaga kesehatan harus menyadari bahwa reaksi ini adalah
respons terhadap pewawancara. Tiap pewawancara harus menyadari
bahwa emosi yang sama seperti marah, iri atau takut ada pada kedua
belah pihak,pasien dan tenaga kesehatan yang menanganinya. Seorang
pasien dapat mengungkapkan perasaannya kepada tenaga kesehatan,yang
harus bertindak secara professional dan obyektif dan tidak merasa
diserang.

Terkadang kita segera merasa benci kepada pasien yang marah-


marah. Tetapi membernci pasien berlawanan dengan segala sesuatu yang
telah diajarkan kepada kita. Karena penyakitnya pasien mempunyai
perasan hilang kendali, kewibawaan terganggu, dan takut. Kemarahannya
adalah mekanisme untuk mengatasi perasaan takutnya. Komfrontasi
dapat menjadi teknik yang berguna untuk berbicara atau mewawancarai
pasien seperti ini.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN

Charles Rycroft memberikan definisis marah sebaai suatu reaksi


emosional kuat yang didatangkan oleh ancaman,campur tangan,serangan
katakata,penyerangan jelas atau frustasi dan dicirikan sengan reaksi
gawat sari sistem syaraf yang bebas dengan balasan-balasan serangan
atau tersembunyi.[ CITATION Ind15 \l 1033 ]

David mendefinisikan marah sebagai suatu emosi yang


mempunyai ciri aktivitas sistem saraf simpatik yang tinggi dan adanya
perasaan tidak suka yang kuat disebabkan adanya kesalahan.

Stuart dan sundeen memberikan pengertian marah adalah perasaan


jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan
sebagai ancaman.[ CITATION Ind15 \l 1033 ]

Jadi, kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul


sebagai reaksi terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan
sebagai ancaman.[ CITATION Ind15 \l 1033 ]

B. RENTANG RESPON MARAH

Perilaku asertif merupakan perilaku individu yang mampu


menyatakan atau mengungkapkan rasa marah atau tidak setuju tanpa
menyakiti atau menyalahkan orang lain. Dengan perilaku ini dapat
melegakan perasaan pada individu. Frustasi merupakan respons yang
terjadi akibat gagal mencapai tujuan. Perilaku pasif merupakan perilaku
individu yang tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan marah yang

2
sedang dialami, dilakukan dengan tujuan menghindari suatu tuntutan
nyata. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah,merupakan
dorongan mental untuk bertindak dan masih terkontrol. Individu agressif
tidak mempedulikan hak orang lain. Bagi individu ini hidup adalah
medan peperangan. Biasanya individu kurang percaya diri. Harga dirinya
ditingkatkan dengan cara menguasai orang lain untuk membuktikan
kemampuan yang dimilikinya. Stress, cemas , harga diri rendah dan rasa
bersalah dapat menimbulkan kemarahan yang dapat mengarah kepada
perilaku kekerasan.[ CITATION Ind15 \l 1033 ]

C. CIRI-CIRI MARAH

a. Aspek biologis

Respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom


bereaksi terhadap sekresi epinerpin sehingga tekanan darah
meningkat, takidarki (frekuensi denyut jantung meningkat) wajah
memerah, pupil membengkak, frekuensi pembuangan urin meningkat.

b. Aspek emosional

Merasa tidak berdaya, putus asa, frustasi, ngamuk, ingin berkelahi,


dendam, bermusuhan, sakit hati, menyalahkan dan menuntut.
Perilakunya selalu ingin menarik perhatian orang lain, membuat
kegaduhan, mencuri dan penyimpangan seksual.

c. Aspek intelektual

Akan terus mencari penyebab kemarahannya

d. Aspek sosial

Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep percaya dan ketergantungan,


emosi marah akan menimbulkan kemarahan orang lain serta
penolakan dari orang lain.

e. Aspek spiritual

3
Keyakinan, nilai dan moral mempengaruhi terhadap ungkapan
lingkungan dengan tidak mempedulikan moral. [ CITATION Ind15 \l
1033 ]

Hamzah (2001) juga menjabarkan terhadap ciri-ciri orang yang sedang


marah,yaitu :

a. Ciri pada wajah berupa perubahan pada kulit menjadi warna


kuning pucat, tubuh bergetar keras, timbul buih pada sudut mulut,
bola mata memerah, hidung kembang kempis, gerakan tidak
terkendali

b. Ciri pada lidah, meluncurnya makian, celaan, kata-kata yang


menyakitkan, dan ucapan-ucapan yang keji yang membuat orang
yang berakal sehat rishi untuk mendengarkannya.

c. Ciri pada anggota tubuh. Timbulnya keinginan untuk memukul,


melukai, merobek bahkan membunuh.

d. Ciri pada hati, didalam hati akan timbul rasa kebencian, dendam,
dan dengki, menyembunyikan keburukan, merasa gembira dalam
dukanya. Dan merasa sedih atas gembiranya,memutuskan
hubungan dan menjelek-jelekkannya.

Secara gamblang beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat apabila


seseorang sedang marah diantaranya :

1.) Membesarnya pembuluh darah urat leher serta memerahnya


wajah

2.) Merengut dan mengerutkan wajah

3.) Permusuhan kepihak lain

4.) Membalasa permusuhan orang lain.[ CITATION Ind15 \l 1033


]

4
D. PENYEBAB MARAH

Ada beberapa penyebab dari kemarahan yaitu :

a. Faktor fisik

1. Kelelahan yang berlebihan

2. Adanya zat-zat tertentu yang dapat mneyebabkan mrah,seperti


kurangnya zat asam di otak

3. Hormone kelamin,seperti pada saat menstruasi pada wanita

b. Faktor psikis

1. Rendah hati menilai dirinya selalu merasa dirinya rendah dari


yang sebenarnya.

2. Sombong, menilai dirinya melebihi yang sebenarnya

3. Egois, akan selalu mementingkan diri sendiri.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemarahan yaitu :

1) Lingkungan

2) Pertengkaran dan perdebatan

3) Senda gurau dengan cara yang batil

4) Memusuhi orang lain dengan segala cara

5) Congkak dan sombong

6) Lypa mengendalikan diri

7) Orang lain tidak melaksanakan kewajibannya kepda sipemarah

8) Penjelasan orang lain terhadap aibnya

9) Mengingat permusuhan dan dendam lama

10) Lalai terhadap akibat ditimbulkan oleh marah.[ CITATION


Ind15 \l 1033 ]

E. AKIBAT YANG DITIMBULKAN

5
a. Pendekatan Psikologi

Amarah merupakan suatu reaksi emosional yang terbiasakan dalam


kehidupan sehari-hari seseorang. Sesungguhnya ragam emosi yang
kasar dapat disingkirkan dan sekurang-kurangnya dapat dikendalikan.

b. Bahaya fisiologi

Amarah dan kekecewaan yang terjasi akan mempengaruhi kesehatan


seseorang. Hal tersebut akan menimbulkan hipertensi, stress, depresi,
maag , gangguan fungsi jantung, insomnia, kelelahan, bahkan serangan
jantung. Mereka yang memuliki mnetal lemah harus menyadari bahwa
beberapa kekecewaan dapat mengorbankan hidupnya. Mereka mungkin
tidak mengetahui ternyata banyak manusia akibat dari marah yang
berlebihan sehingga ia mati karena serangan jantung. Amarah juga bisa
menyebabkan berkurangnya nafsu makan, serta terganggunya otot dan
saraf selama berjam-jam bahkan berhari-hari.

c. Bahaya psikologi

Secara psikologi amarah dapat membahayakan terhadap anusia karena


akan berimfikasi negative, amarah juga bisa merusak pola pemikiran
menjadi lebih pendek, bahkan dengan marah bisa memutuskan cinta
kasih seseorang.

d. Bahaya sosial

Watak pemarah akan mengakibatkan terjadinya disharmonis, seperti


putusnya jalinan cinta kasih, putusnya persahabatan, kehilangan
pekerjaan, terkena hukuman pidana, bahkan dengan permusuhan bisa
menimbulkan penganiayaan dan pembunuhan.[ CITATION Ind15 \l
1033 ]

6
F. TEKNIK BERKOMUNIKASI TERAPEUTIK UNTUK MENGATASI
PASIEN MARAH

Ketika pasien tidak bisa mengontrol emosi,dokter dan perawat


terkadang perlu mengatasinya dengan komunikasi terapeutik. Berikut
beberapa tips bagaimana kita bisa menangani pasien atau angota keluarga
yang marah :

a. Siaplah untuk menghadapi emosi yang beragam

Ketika menghadapi orang sakit,kita mungkin akan menemukan


berbagai reaksi emosi. Sesaat setelah mulai bekerja,kita perlu
mempersiapkan diri untuk menghadapi ketidaknyamanan yang
mungkin muncul. Kita juga perlu mengidentifikasi kapan sesuatu
akan berubah menjadi buruk,berdasarkan bahasa tubuh pasien.

b. Tunjukkan empati

Ketika ada pasien yang marah,cara terbaik menghadapainya adalah


mendengarkan dan menunjukkan empati daripada ikut berdebat dan
berargumen. Sulit mengetahui akar penyebab kemaharan bisa jadi
karena mereka sedang kesakitan, ketakutan, atau hal lain. Perawat
perlu tetap sabar dan mendengarkan keluhan pasien mereka,
meskipun kadang tidak masuk akal. Agar bisa melakukannya,cobalah
posisikan diri kita di posisi mereka dan rasakan sakit yang mereka
rasakan. Kita mungkin tidak perlu menghiraukan ketika mereka
mengeluarkan kata-kata kasar ke diri kita.

c. Hati-hati dalam berbicara

Dalam siatuasi marah perawat perlu berhati-hati saat


berbicara,sehingga tidak memperparah situasi. Kata-kata memiliki
kekuatan, jadi daripada memperpanas kemaraha, kita mungkin isa
membiarkan pasien untuk mencurahkan dan menyampaikan perasaan
mereka. Dengan cara bicara yang benar,kita mungkin bisa

7
menemukan alasan frustasi dan kemarahan mereka, darimana itu
berasal dan meneyelesaikan akar permasalahannya.

d. Jangan menghiraukan perasaan mereka

Tidak ada pasien marah yang suka dihiraukan oleh dokter ataupun
perawat. Tenaga kesehatan justru perlu memberi perhatian khusus ke
pasien ini. Cara kia menunjukkan respek akan menunjukkan
kepedulian kita terhadapa situasi yang sedang mereka hadapi. Ini juga
bisa dianggap sebagai perlindungan diri,untuk mencegah keluhan atau
komentar negative di media sosial.

e. Hiburlah mereka

Jika kita telah berusaha meredakan amarah pasien dan tidak


berhasil,biarkan saja pasien marah. Tidak ada orang yang
sempurna,dan jika pasien ingin marah,biarkan mereka sedikit
marah,karena kita tahu kita telah memberikan yang terbaik. Ingatllah
untuk tetap tenang dan berusaha menghibur mereka,dan sampaikan
bahwa kita memahami perasaan mereka. Biarkan keberuntungan,
pelampiasan, dan waktu akan menyelesaikannya.[ CITATION
Ind15 \l 1033 ]

E. TAHAP-TAHAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK ANTARA


PERAWAT DENGAN KLIEN SEDANG MARAH
Proses berhubungan perawat klien dapat dibagi dalam 4 fase: Fae
prainteraksi, fase perkenalan (Orientasi), Fase kerja dan fase terminasi..
1. Fase Prainteraksi
Pra interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan
dan berkomunikasi dengan klien. Seorang perawat perlu mengevaluasi
dirinya tentangkemampuan yang dimilikinya. Jika merasa ada
ketidaksiapan maka perlu membacakembali, diskusi dengan teman.
Jika sudah siap perlu membuat rencana interaksidengan klien.
a. Evaluasi diri
Coba jawab pertanyaan berikut :

8
1.) Apa pengetahuan yang saya miliki tentang teknik komunikasi pad
a klien dengan kemarahan?
2.) Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan klien?
3.) Bagaimana saya bersikap jika klien diam, menolak,dan mara
4.)Adakah pengalaman interaksi dengan klien yang negative/tidak m
enyenangkan?
5.) Bagaimana tingkat kecemasan saya?
b. Penetapan tahapan hubungan
Yang perlu ditetapkan tahapan hubungan perawat klien :
1.) Apakah kontrak pertama?
2.) Apakah kontrak lanjutan?
3.) Apa tujuan pertemuan?
4.) Apa tindakan yang akan saya lakukan?
5.) Bagaimana cara melakukan?
c. Rencana interaksi
Siapkan secara tertulis rencana percakapan yang akan dilakukan!
1.) Tentukan tehnik komunikasi sesuaikan dengan tujuan yang akan dic
apai!
2.) Tentukan tehnik observasiyang akan dilakukan!
3.) Buat langkah-langkah prosedur yang akan dilakukan.
2. Fase Perkenalan (Orientasi)
Fase ini dimulai dengan pertemuan dengan klien. Hal utama yang
perludikaji adalah alasan klien minta pertolongan yang akan
mempengaruhi terbinanya hubungan perawat-klien.Dalam membina
hubungan, tugas utama adalah membinarasa saling percaya,
penerimaan dan pengertian, komunikasi yang terbuka dan perumusan
kontak dengan klien. Elemen-elemen kontrak perlu diuraikan dengan
jelas pada klien sehingga kerjasama perawat klien dapat optimal
Diharapkan klien berperan serta
secara penuh dalam kontrak, namun pada kondisi tertentu, misalnya kli
en dengan gangguan realita, maka kontrak dilakukan sepihak dan

9
perawat perlu mengulang kontrak jika kontrak realitas klien meningkat.
Perawat dan klien mungkin kan mengalami perasaan tak
nyaman, bimbang karena memulai hubungan baru. Klien yang
mempunyai pengalaman hubunganinterpersonal yang menyakitkan
adan sukar menerima dan terbuka pada orangasing. Klien anak
memerlukan rasa aman untuk mengekspresikan perasaan tanpa dikritik
atau dihukum.Tugas perawat adalah mengeksplorasi pikiran, perasaan,
perbuatan klien dan mengidentifikasi masalah, serta merumuskan
tujuan bersama klien.
Elemen kontrak perawat-klien :
a.) Nama individu (perawat dan lien)
b.) Peran perawat dan klien
c.) Tanggung jawab perawat dan klien
d.) Harapan perawat dan klien
e.) Tujuan hubungan
f.) Tempat pertemuang) Waktu pertemuan
h.) Situasi terminasi
i.) Kerahasiaan
Hal-hal yang perlu dilakukan pada fase perkenalan :Perkenalan
dilakukan pada pertemuan pertama
1.) Memberi salamSelamat pagi / siang / sore / malam atau sesuai latar
belakang sosial budaya yangdisertai dengan mengulurkan tangan untuk
jabat tangan.
2.) Memperkenalkan diri perawat
“Nama saya Wahyu Purwaningsih, saya senang dipanggil Wahyu.”
3.) Menanyakan nama pasien
“Nama bapak/ibu/saudara siapa, apa panggilan kesayangannya?”
4.) Menyepakati pertemuan/kontrak
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap.”

10
“Dimana kita duduk” Bagaimana kalau kita duduk disana (sebutkan
tempatnya)Jika dirumah sakit langsung katakana silahkan dudukJika
dikamar pasien, langsung duduk disamping pasien.
5.) Menhadapi kontrak
“saya perawat yang bekerja di……, saya akan merawat anda
(sebutkan nama pasien) selama 8 hari.” “dimuai saai ini S/D………,
saya datang jam 07.00 dan pulang jam 14.00.” Saya akan membantu
anda (sebutkan nama pasien) untuk menyelesaikan masalah yang
anda (sebutkan nama pasien) hadapi.” “kita bersama-sama
menghadapi masalah yang anda (sebutkan nama pasien)”
6.) Memulai percakapan awalFokus percakapan adalah pengkajian
keluhan utama atau alasan masuk rumah sakit.Kemudian dilanjutkan
dengan hal-hal yang terkait dengan keluhan utama. Jikamungkin
melengkapi format pengkajian proses keperawatan.Contoh
komunikasi menkaji keluhan utama “Apa yang terjadi dirumah
sehingga anda (sebutkan nama pasien) dibawa kemari?”
“Apa yang anda (sebutkan nama pasien) sampai datang kemari?”
“Apa masalah yang anda rasakan (sebutkan nama pasien) rasakan?”
Jika klien menjawab lanjutkan eksplorasi sesuai dengan format
pengkajian terutamaterkait dengan keluhan utama. Jika tidak
menjawab “Saya tidak dapat membantu anda (sebutkan nama pasien)
jika anda (sebutkan nama pasien) tidak mau menceritakan masalah
yang anda (sebutkannama pasien) hadapi.Tampaknya anda (sebutkan
nama pasien) belum mau cerita kita duduk bersama saja ya.” (10
menit).
7.) Menyepakati masalah klienSetelah pengkajian jika mungkin pada
akhir wawancara sepakati masalah :
“Dari percakapan kita tadi tampaknya anda (sebutkan nama
pasien)..,(sesuaikan dengan kesimpulan masalah),
“Misal:Tampaknyaanda(sebutkan nama pasien) sungkan berhubung
an dengan orang lain, sering marah tak terkendali dirumah.

11
8.) Mengakhiri perkenalanTerminasi sementara (lihat pada fase
terminasi sementara)Hal-hal yang dilakukan pada fase orientasi:
Orintasi dilakukan pada pertemuan kedua dan seterusnya.
a.) Memberi salam Sama pasien

b.) Memvalidasi keadaan klien “Bagaimana perasaan anda


(sebutkan nama pasien) hari ini?” “Coba ceritakan perasaannya
hari ini?”

c.) Mengingatkan kontrak

“Sesuai dengan janji kita kemarin kita akan bertemu lagi jam
(sebutkan sesuai janji). Jika klien ingat janjinya berikan pujian.
“Baiklah sekarang kita akan bicara tentang sesuai dengan hal telah
disepakati. Masalah klien (cara berkenalan dengan orang lain,
mengungkapkan marah,kebersihan diri, dll)

3. Fase Kerja
Pada fase kerja, perwat dan klien mengeksplorasi stressor yang tepat
danmendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan
persepsi, pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Perawat membantu klie
n mengatasikecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung
jawab diri sendiri danmengembangkan mekanisme koping yang
konstruktif. Perubahan perilakumaladaftif menjadi adaftif merupakan
fokus fase ini.Contoh :
“Apa yang menyebabkan ibu marah?” Bagaimana ibu mengatasi
perasaan tersebut?” “Saya bantu ibu untuk mengatasi marah.”

4. Fase Terminasi
Terminasi adalah fase yang amat sulit dan penting dari hubungan
terapeutik.Rasa percaya dan hubungan akrab sudah terbina dan berada
pada tingkat oprimal.Keduanya, perawat dan klien akan merasakan
kehilangan. Terminasi dapatterjadi pada saat perawat mengakhiri tugas

12
pada unit tertentu atau klien pulang.Apapun alasan terminasi, tugas
perawat pada fase ini adalah menghadapirealitas perpisahan yang dapat
diingkari. Klien dan perawat bersama-samameninjau kembali proses
perawatan yang telah dilalui dan pencapaian tujuan.Perasaan marah,
sedih dan penolakan perlu dieksplorasidan diekspresikan.Fase
terminasi harus diatasi dengan memakai konsep proses
kehilangan.Proses terminasi yang sehat akan memberikan pengalaman
positif dalam membantuklien mengembangkan koping untuk
perpisahan. Reaksi klien dalam menhadapiterminasi dapat bermacam
cara. Klien mungkin mengingkari manfaat hubungan.Klien dapat
mengekspresikan perasaan marah dan permusuhannya dengan
tidakmenghadiri pertemuan atau bicara dangkal.Terminasi yang
mendadak dan tanpa persiapan mungkin dipersepsikanklien sebagai
penolakan. Atau perilaku klien kembali pada perilaku
sebelumnya,dengan harapan perawat tidak akan mengakhiri hubungan
karena klien masihmemerlukan bantuan.
a. Terminasi sementara
Terminasi sementara adalah setiap akhir dari pertemuan perawat
klien. Sehingga perawat masih akan bertemu lagi dengan klien.Isi
percakapan :
1.) Evaluasi
“Coba ibu sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan.”
2.) Tindak lanjut
“Bagaimana kalau ibu lakukan diruangan?”
3.) Kontrak yang akan datang
“Kapan kita bertemu lagi?” Apa yang akan kita bicarakan?”
b. Terminasi akhir
Evaluaasi akhir terjadi jika pasien akan pulang atau
mahasiswa yang selesai praktekdirumah sakit.Isi percakapan :
1.) Evaluasi

13
“Coba ibu sebutkan kemampuan yang sudah didapat selama
dirawat disini?”
2.) Tindak lanjut
“Apa rencana yang akan ibu lakukan dirumah?”
3.) Kontrak yang akan datang
“Bagaimana perasaan ibu berpisah dengan saya / meninggalkan
rumah sakit?”
4.) Hal yang sama dengan 1,2,3 dilakukan pada keluarga.
[ CITATION Ind15 \l 1033 ]

14
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi
terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman.

Teknik berkomunikasi terapeutik untuk mengatasi pasien marah :

a. Siaplah menghadapi emosi yang beragam

b. Tunjukkan empati

c. Hati-hati dalam berbicara

d. Jangan menghiraukan perasaan mereka

e. Hiburlah mereka

B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karna itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi
pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Imanuel, I. (2015). Tehnik berkomunikasi terapeutik untuk mengatasi klien


marah. scribd, 1-23.

16

Anda mungkin juga menyukai