Proposal Endik Siap
Proposal Endik Siap
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Musik adalah keindahan suara yang dapat didengar. Sumber suara (sound
production) dapat dihasilkan oleh alat-alat musik dan juga dapat melalui manusia.
Suara yang dihasilkan oleh alat-alat musik disebut instrumental dan suara yang di
hasilkan oleh manusia disebut vokal. Musik, baik vokal maupun instrumental, terdiri
atas empat unsur yaitu: Melodi, Harmoni, Irama (Ritme), dan Timbre (Warna
Suara).1 Sebagai seni atau suatu pengetahuan, musik itu tidak boleh diketahui secara
terbatas. Musik itu harus dimengerti apa makna dan isinya sekalipun yang dikenal
Seni musik adalah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan
secara teratur dalam bentuk bunyi. Unsur seni terdiri dari 3 elemen musik paling
dasar yaitu: ritem, melodi, dan harmoni. Musik merupakan seni manusia yang paling
tua. Musik vokal yaitu musik yang bersumber bunyi dari suara manusia, tanpa iringan
alat-alat musik (instrument) musik vokal merupakan musik yang indah dan mulia,
karena mengutamakan suara manusia sebagai karunia dari Tuhan Yang Maha
Pencipta. Bisa dibunyikan oleh seorang penyanyi atau sekelompok orang. Jika
suara (choir).
1
N. Simanungkulit, Teknik Vokal Paduan Suara, Jakarta 2008, hal 1
Paduan Suara adalah musik yang dilantunkan oleh beberapa suara atau biasa
disebut koor. Koor merupakan bahasa Belanda, yang berasal dari bahasa Yunani
choros ( di dalam bahasa Inggris disebut pula sebagai choir). Yang berarti gabungan
suatu harmoni.2 Tidak semua Paduan suara dibentuk dengan tujuan yang sama. Hal
ini dapat dilihat hanya ada pada waktu - waktu tertentu.misalnya untuk keperluan
lomba setelah itu sudah tidak berfungsi lagi. Namun ada juga Paduan Suara yang
dibentuk dengan tujuan parmanen diantaranya adalah untuk melayani dalam ibadah
jemaat.
Salah satu hal penting yang diperhatikan dalam paduan suara adalah teknik
vokal. Ada beberapa unsur yang diperlukan dalam olah vokal, yaitu sikap badan,
kendala yang sering ditemukan dalam paduan suara yaitu kurangnya penguasaan
waktu, kekompakan, dan teknik-teknik vokal yang mendukung. Paduan Suara anak
yang terkelompok menurut jenis suaranya SSA. Paduan Suara Anak ini dibentuk pada
SD NEGERI 11 AMBON.
Dengan tujuan utama melayani dan memuji Tuhan disamping itu juga
berlangsung pada bulan Juli 2019 nanti. Paduan Suara Anak SD NEGERI 11
2
Ismail Ander,Selamat Berbakti. Jakrta: Bpk.Gunung Mulia,2005, hal 56
AMBON ini terdiri dari 51 orang anak pada awal diaudisi yang masih aktif
seluruhnya pada awalnya, namun seiring berjalannya waktu dengan sifat anak yang
masih sering suka bermain main maka hanya tersisa 45 orang yang bertahan hingga
saat ini,
Berdasarkan pengamatan peneliti melatih Paduan Suara Anak itu cukup sulit,
karena anak belum mengenal bagaimana cara bernyanyi dengan baik, belum
mengenal notasi dan yang paling penting adalah sifat bermain yang masih dominan
sehingga latihan tidak serius. Pada umumnya cara yang dilakukan pelatih dalam
pembelajaran adalah pelatih lebih mengajarkan pada penguasaan lagu melalui cara
membaca notasi angka dengan cara Imitasi (tiruan) yang bertujuan untuk dapat
menyanyikan lagu dengan baik saja, tanpa memberikan olah vokal terlebih dahulu.
Pada saat vokalisi, pelatih juga sering mengatakan bahwa “intonasi kalian masih
salah”, “artikulasi masih kurang jelas” dan harus menggunakan napas diafragma.
model dalam bermusik yang paten mengapa? Karena pembelajaran pada anak
tergantung pada kondisi dan situasi. Dapat dikatakan bahwa melatih anak dalam
kelompok bernyanyi sangatlah sulit dan sangat perlu untuk menggunakan metode –
metode pembelajaran tertentu, hal lain yang ditemukan pada Paduan Suara Anak SD
notasi, tetapi sebenarnya anak dengan usia dan perkembangan 8 – 11 tahun adalah
anak – anak yang masih dalam tahap perkembangan bermain, sehingga terkadang
belum dikuasai oleh anggota paduan suara anak dan kemampuan vokal paduan suara
masih sangat rendah, yang menyebabkan hasil latihan Paduan suara kurang
maksimal. Dengan kondisi anggota paduan suara yang memiliki kemampuan vokal
yang rendah, maka harus ada cara yang lebih efektif dalam mempelajari vokal Selain
itu, terdapat beberapa permasalahan lain yang ditemui dalam pembelajaran paduan
suara anak yaitu latihan tidak tepat waktu serta jumlah anggota paduan suara
Anak usia 8 – 11 tahun pada pada dasarnya masih memiliki keinginan besar
untuk bermain, sehingga sering tujuan dan sasaran tidak tercapai karena latihannya
belum fokus pada usia bermain seperti ini maka penulis menggadakan proses
Peneliti memberikan contoh vokal yang baik kepada Paduan Suara Anak kemudian
ditiru oleh anak dan latihan itu dilakukan secara berulang ulang demi mendapatkan
Dengan adanya masalah ini, Penulis merasa perlu meneliti proses latihan
pembelajaran vokal pada anak, karena dalam usia 8 - 11 tahun dalam belajar harus
disertai dengan model pembelajaran tertentu, bukan Cuma belajar notasi tapi belajar
untuk menyimak
Berkaitan dengan permasalahan-permasalahan di atas, tingkat penguasaan
pembelajaran, yang diharapkan dapat meningkatkan teknik vokal paduan suara Anak.
Metode-metode tersebut adalah metode imitasi dan drill. Dengan demikian judul
B. Identifikasi Masalah
dalam hal ini Paduan suara anak didirikan pada bulan November 2018 dengan
dipersiapkan untuk mengikiuti lomba di Bali nanti pada tanggal 24 juli -27
juli 2019 di Bali. Namun seiring berjalanya waktu jumlah anggota yang
bertahan hingga saat ini hanya 45 orang, banyak pelatih yang tidak menguasai
Hal ini dikarenakan latihan diadakan setelah selesai proses belajar, yaitu pada
pukul 16.30 sampai selesai. Yang menjadi alasan latihan tidak tepat waktu
adalah tempat tinggal anak yang tersebar atau tidak berada pada satu lokasi
ditambah lagi kurang suport para orang tua kepada jam latihan anak
3. Jumlah anggota paduan suara seringkali tidak lengkap pada saat latihan
berlangsung.
Hal ini disebabkan karena ada yang sakit, ijin orang tua,yang disebabkan oleh
kondisi anak yang lelah pada saat proses belajar, namun ada juga yang lali
C.Batasan Masalah
maka penelitian ini dibatasi pada tingkat pembelajaran teknik vokal pada paduan
D. Rumusan Masalah
ini adalah
E. Tujuan Penelitian
1. Teoritis
teknik vokal pada paduan suara dengan menggunakan metode imitasi dan drill,
dengan harapan agar menjadi referensi bagi pelatih vokal dan guru musik.
2. Praktis
Bagi Paduan Suara Anak, agar memperoleh peningkatan mutu vokal dan menambah
A. Tinjauan Pustaka
Untuk mendudukan fokus penelitian maka ada beberapa peneliti terdahulu yang perlu
3
Haryo Praptomo, “Upaya Peningkatan Ketrampilan Bermain Instrumen Musik dalam
Pembelajaran Ansambel melalui Penggunaan Metode Drill di SD Negeri 1 Kalasan” Universitas
Negeri Yogyakarta, 20013. Diunduh dari:http//eprints.uny.ac.id/26893/ pada tanggal/waktu
menunjukkan bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan ketrampilan
“Peningkatan Teknik vocal Anak Melalui Metode Imitasi Pada Paduan Suara
Suara SD taruna Bangsa dengan sangat baik karena dengan metode ini anak
4
Gina Dewi Lestari Nur, ”Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pengembangan Diri Di SMP
NEGRI 1 Panumbangan Ciamis”, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013. Diunduh dari
http://repository.upi.edu./7374/1/S-SDT-09011886-Title.Pdf. pada 09 april 2019 pukul 09.00 WIT
5
Junitha Theresia adimurti, “Peningkatan Teknik vokal Anak Melalui Metode Imitasi Pada Paduan
Suara Theresia Voice Di SD ST – Theresia Marsudirini 77 SalaTiga” Universitas Pendidikan
Indonesia, 2013. Diunduh dari: http://repository.upi.edu./2635/1/T-PSN-1101632Title.Pdf.pada
tanggal 09 april 2019 pukul 09.11 WIT
6
Marturia Prima, “Upaya Peningkatan Teknik Bernyanyi Pada Ekstrakulikuler pada Paduan Suara Di
SD Taruna Bangsa Dengan Menggunakan Metode D I D (Demonstrasi,Imitasi,Drill), Universitas
unNegeriYogyakarta,2015.Diunduhdari:http//eprints.uny.ac.id/view/creator/marturia=3APrima=3A=3
A.html pada tangal 09 april 2019 pada pukul 09:23 WIT
5. Andika Dian Pamungkas,UNIVERSITAS YOGYAKARTA 2015 “Upaya
pembelajaran tindakan kelas dan metode imitasi dan drill sangat membantu anak
dalam proses belajar dan menigkatkan Vokal serta daya tangkap terhadap seni musik
dan vokal sehingga Penulis mengakat penelitian baru dengan menggunakan judul :
Dimana metode drill akan menangkap teknik dan metode iimitasi akan menangkap
tiruan bunyi.
7
Andika Dian Pamungkas, “Upaya Peningkatan Teknik Vokal Siswa Dalam Pembelajaran Paduan
Suara Melalui Metode Drill di SMP NEGERI 2 GOMBONG”, Universitas Yogyakarta, 2015.
Universitas Negeri Yogyakarta, 2015. Diunduh dari:https//eprints.uny.ac.id/26746/pada tanggal 09
april 2019 pukul 09.30 WIT
B. Tinjauan Teori
1. Teknik Vokal
tersebut terdiri dari sikap tubuh yang baik, cara bernafas, cara mengucapkan, dan cara
memproduksi suara dengan intonasi yang baik yang disebut teknik vokal.8
Peningkatan teknik vokal, pada dasarnya sulit dilakukan, apabila tidak dilatih, diasah
dan dicoba secara teratur.9 Namun, hal itu bisa dilakukan jika menggunakan beberapa
teknik dalam bernyanyi yang disebut teknik vokal. Berikut ini akan disampaikan
1. Pernapasan
Pernapasan Dada
sehingga paru-paru menjadi lebih besar. Pernapasan dada tidak baik digunakan dalam
bernyanyi.
8
Soewito,Teknik termudah belajar olah vocal,titik terang jakarta 1996 : 11,
9
Pramayudha,Buku pintar olah vokal,Buku biru,Jogjakarta 2010:65.
10
Op.cit.,Hlm 11
Pernapasan Perut
rongga perut membesar sehingga udara dari luar masuk memenuhi perut. Rongga
dada bebas dari ketegangan. Paru-paru, batang tenggorokan, selaput suara, alat-alat
pengucapan, dapat leluasa menghasilkan suara yang wajar. Akan tetapi, tidak
memberikan dorongan yang kuat. Pernapasan perut ini pun tidak baik digunakan
untuk benyanyi.
Pernapasan Diafragma
Diafragma terletak diantara rongga dada dan rongga perut. Pada saat
bernyanyi, otot diafragma dapat memberi dorongan yang kuat kepada paru-paru serta
dapat mengatur tenaga aliran udara melalui batang tenggorok menggetarkan selaput
suara dan keluar melalui mulut. Pernapasan yang baik digunakan untuk bernyanyi
Selain 3 jenis pernapasan di atas, pernapasan bahu juga merupakan salah satu
yang mengambil atau mengalihkan/ mengangkat kekuatan bahu, untuk mengisi napas
pada paru-paru, sebab pusat napas adalah diparu-paru. pernapasan ini tidak baik
unsur terpenting dalam bernyanyi. Ada 4 jenis pernapasan dalam bernyanyi, yaitu
11
Jamalus,Panduan pengajaran musik melalui pengalaman musik,proyek pengembangan lembaga
pendidikan,jakarta 1988: 50
12
Pramayuda,Buku pintar olah vokal,Buku biru,Jogjakarta 2010 : 67
pernapasan dada, pernapasan bahu, pernapasan perut, dan pernapasan diafragma. Dari
ke empat jenis pernapasan tersebut, pernapasan yang baik digunakan dalam bernyanyi
adalah pernapasan diafragma. Diafragma terletak diantara rongga dada dan rongga
perut, dan dilakukan dengan cara menarik atau mengambil napas untuk mengisi paru-
Pernapasan diafragma paling baik digunakan karena akan menghasilkan napas yang
2. Pengucapan/Artikulasi
yang harus disampaikan kepada pendengar dan harus dapat dimengerti yang disebut
harus diucapkan dengan baik dan jelas.14 Bernyanyi itu berhubungan dengan kata-
kata. Agar pesan dari kata-kata itu dapat dimengerti, maka sebagai penyanyi kita
harus meningkatkan ucapan kata, karena kata-kata yang dinyanyikan, mudah menjadi
kabur. Apalagi dalam bernyanyi bersama, cara membentuk huruf vokal dan konsonan
harus sama, dan seragam hingga nampak kesatuan dari paduan suara.
Artikulasi terbagi atas 3, yaitu artikulasi huruf vokal, artikulasi huruf konsonan, dan
13
Pramayuda,Buku pintar olah vokal,Buku biru,Jogjakarta 2010:81
14
Op.cit.,Hlm15
a. Artikulasi Vokal (huruf hidup)
Ada 5 vokal yang kita ketahui, yaitu a, i, u, e dan o. Kelima huruf ini yang
membangun semua kata-kata dalam bahasa Indonesia dan juga bahasa asing lainnya.
1) Vokal A
• Lemaskan lidah, letakkan lidah rata diatas mulut sehingga sisi-sisi lidah
• Ucapkan “A” dengan membuka mulut dan menurunkan rahang bawah. Bagian
belakang mulut (parynx) dan bagian depan mulut (bibir) akan terbuka.
• Bentuk bibir atas dan bawah pada bagian depan mulut terbuka membentuk
Gambar 1.
Bentuk mulut Vokal A dan Posisi lidah Vokal A
menurut (Soewito, 1996: 16)
Nyanyikan vokal “A” dengan permulaan lembut, sedikit demi sedikit menjadi keras
2) Vokal “E”
• Dengan posisi seperti ini ucapkan kembali vokal “E” dengan lembut, tidak
perlu berteriak.
Gambar 2.
Bentuk mulut Vokal E dan Posisi lidah Vokal E.
Menurut (Soewito, 1996: 17)
3) Vokal I
• Ujung lidah tetap berada dibelakang akar gigi bawah, namun bagian tengah
• Bibir tetap dijaga membentuk corong sehingga kesan suara lebih terfokus.
• Dengan posisi seperti ini ucapkan kembali vokal “I” dengan lembut dan
Gambar 3.
Bentuk mulut Vokal I dan Posisi lidah Vokal I
Menurut (Soewito, 1996: 18)
4) Vokal O dan Ô
daripada huruf “O” pada kata “toko”. Rahang lebih rendah dan tenggorokan dalam
• Dengan posisi seperti ini ucapkan kembali huruf “O” dengan memperluas
rongga mulut.
Gambar 4.
Bentuk mulut Vokal O dan posisi lidah Vokal O
Menurut (Soewito, 1996: 19)
5) Vokal U
bundar.
• Antara gigi atas dan gigi bawah diberi jarak kira-kira 1 ibu jari.
Konsonan merupakan bunyi bantu untuk vokal/ huruf hidup, pengucapan satu dengan
dengan membentuk ‘hambatan” di mulut oleh alat bicara yang ada di mulut.
dengan membentuk “hambatan” di nasal. Konsonan ini disebut juga huruf mati yang
bersuara.
Diftong adalah bunyi dua vokal yang berurutan, keduanya berbeda antara kualitas
huruf vokal awal dan akhirnya. Pengucapan setiap vokal memerlukan penyesuaian
tekan sedikit kemudian berubah lebih rileks/luwes kebunyi vokal yang mengikutinya.
Contoh : Diftong “ai” (permai, dawai, melambai), “au” (engkau, hijua, lampau), “oi”
bunyi yang berasal dari dalam mulut dan merupakan salah satu unsur yang sangat
3. Resonansi
merdu, nyaring dan menawan.15 Resonansi adalah suatu usaha untuk membuat suara
bergema atau bergaung indah,bukan hanya sekedar kuat atau keras seperti
ditimbulkan oleh getaran. Gema itu harus indah dan teratur sehingga apa yang
fungsinya semua sama yaitu rongga resonan menguatkan dan memperbesar getaran
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa resonansi adalah suatu
bunyi yang timbul dari suatu sumber getaran yang berongga, yang berfungsi untuk
15
Soewito Teknik termudah belajar olah voka.titik terang,jakarta 1996 : 15
16
Pramayuda,Buku pintar olah vokal,Buku biru,Jogjakarta 2010 : 93
4. Phrasering
Phrasering ialah aturan pemenggalan kalimat bahasa atau kalimat musik menjadi
pemenggalan kalimat yang baik dan benar, tetapi tetap mempunyai kesatuan arti dan
kita mengatur nafas dalam bernyanyi. Pengambilan nafas yang tidak pada tempatnya
akan mempengaruhi pesan lagu karena tidak sesuai dengan kalimat syair lagu
Phrasering dapat terbentuk jika kita bernyanyi dengan baik dan aturan pemenggalan
5. Ekspresi
Ekspresi adalah cara yang dilakukan penyanyi untuk membawakan lagu dengan baik
dari suatu ciptaan sesuai dengan jiwa lagu tersebut. Misalnya sedih, gembira,
semangat dan lain-lain.18 Ekspresi dalam musik ialah ungkapan pikiran dan perasaan
yang mencakup semua nuansa dari tempo, dinamik, dan warna suara dari unsur-unsur
17
Soewito Teknik termudah belajar olah vokal.titik terang,jakarta 1996: 22
18
Ibid.,Hlm 23
19
Jamalus Panduan pengajaran musik melalui pengalaman musik,proyek pengembangan lembaga
pendidikan,jakarta(1988:38
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ekspresi adalah sesuatu yang bersifat
menyatakan perasaan yang mencakup semua nuansa dari dinamik, tempo atau
Selain kelima teknik vokal di atas, sikap tubuh adalah salah satu unsur yang
harus diperhatikan baik dalam latihan maupun pada saat kita sedang tampil di
panggung. Sikap tubuh sangat berpengaruh pada sirkulasi nafas. Sikap ini harus
dilatih, baik sikap duduk maupun sikap berdiri. Sikap tubuh yang baik pada saat
bernyanyi adalah cara berdiri atau duduk dalam posisi yang benar, sehingga
Sikap tubuh dalam membawakan suatu lagu, dapat dilakukan dengan cara
berdiri dan duduk., 1). Berdiri, berdiri tegak dalam keadaan santai, tidak kaku dan
tegang. Keberatan kedua tangan tidak menjadi beban atau mengganggu rongga dada.
2). Duduk, duduk dengan senang, bebas, tidak membungkuk atau condong ke
belakang.20
merupakan unsur terpenting dalam benyanyi yang dapat dilakukan dengan cara
berdiri dan duduk dalam posisi yang benar (santai, tidak kaku dan tegang), dilatih
20
Ibid.,Hlm 11
2. Metode Pembelajaran
1. Metode Imitasi
memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran
metode pembelajaran yang tepat diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa,
dengan kata lain terciptalah interaksi pembelajaran yang baik antara guru dengan
siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing,
sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini
akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh
karena itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan
siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang
suatu cara kebiasaan tertentu. Juga sarana untuk memelihara kebiasaan yang baik.
Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk ketangkasan, ketepatan,
21Abu Ahmad, Metode Khusus Pendidikan Agama (Bandung: CV. Amrico, 1986), 152.
22 Ibid., Hlm125
Metode imitasi merupakan salah satu metode pembelajaran dengan cara
menirukan perkataan guru. Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain.
Faktor imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Dalam proses
pembelajaran, metode imitasi berarti siswa terdorong untuk menirukan perkataan atau
gerakan yang dilakukan guru.23 Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan
dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi.
Imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan. 24
Metode imitasi adalah salah satu tindakan yang dilakukan dimana guru tersebut
dan dapat diterapkan dalam segala kondisi, misalnya dalam kondisi keterbatasan.
Sedangkan kekurangan dari metode imitasi adalah pengetahuan hanya dapat bersifat
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode imitasi adalah suatu
cara yang dilakukan seseorang dengan cara memberi contoh yang kemudian diikuti
oleh kelompok dengan cara menirukan apa yang telah dicontohkan. Pembelajaran
23
Ahmadi (2003: 14),
24
Gerungan (1966:36),
25
Ahmadi (2003:16),
lama apabila ada anggota paduan suara yang lamban dalam proses menirukan.
Namun sebaliknya apabila anggota paduan suara mempunyai daya ingat yang kuat,
maka proses pembelajaran sangat singkat tanpa mengurangi hasil dari tujuan
pembelajaran.
2. Metode Drill
Pengertian metode drill menurut beberapa pendapat memiliki arti sebagai berikut:
a. Roestiyah N.K, Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar
d. Dalam buku Nana Sudjana, metode drilladalah satu kegiatan melakukan hal
menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi permanen. Ciri yang khas dari
26 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Bina Aksara, 1985), 125.
27Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Suarabaya: Usaha Nasional, 1983),
106.
28 Shalahuddin, Metodologi Pengajaran Agama(Surabaya: Bina Ilmu, 1987), 100.
metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang
sama.29
yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode drill adalah
latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali secara kontinyu untuk
pengetahuan secara teori. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa diminta
Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan suatu metode yang sesuai dengan
rancangan strategi yang diterapkan kepada anggota paduan suara. Tindakan yang
dilakukan adalah mengajarkan teknik vokal dengan menggunakan metode imitasi dan
drill. Cara mengajarkan yaitu, anggota paduan suara diajarkan teknik vokal dengan
cara memberi contoh, dan dipraktikkan secara langsung serta menjelaskan fungsi-
29 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru, 1991), 86.
30 Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar(Bandung: Tarsito, 1994), 76.
anggota paduan suara diajak untuk membaca notasi angka dalam lagu sehingga
teknik-teknik vokal tersebut, diterapkan dalam lagu dalam bentuk paduan suara
(SSA). Pembelajaran teknik vokal dalam paduan suara, bukan hanya sekedar hafalan,
Metode imitasi dan drill merupakan metode yang sering digunakan dalam
pembelajaran paduan suara yaitu dapat mempelajari teknik vokal secara langsung
dengan cara menirukan teknik vokal yang dicontohkan kemudian dilatih secara terus
4. Hipotesis Tindakan.
Dari deskripsi teori tersebut maka diajukan hipotesis tindakan pada penelitian ini
yaitu: Metode Imitasi dan Drill dapat meningkatkan teknik vokal paduan suara Anak
METODE PENELITIAN
Menurut kemmis 1988 Penelitian tindakan (action research) adalah suatu penelitian refleksi
diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi – situasi sosial (terkasuk pendidikan)
untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri, yang dengan demikian akan diperoleh
pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi dimana praktik tersebut
dilaksanakan.31 Penelitian tindakan (Action Research) memiliki ruang lingkup yang lebih luas
dari PTK karena objek penelitian tindakan tidak hanya terbatas di dalam kelas, tetapi bisa di
penelitian yang tidak hanya terbatas di dalam kelas tetapi bisa di luar kelas yang berorientasi
pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada
suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan dari tindakan yang
diberikan.
31
Zainab Aqib dan Ahmad AMrullah,PTK teori dan aplikasi,andi offset,Yogyakarta, 2018 :10 ,
32
Kusnandar ,langkah mudah penelitian tindakan kelas,grafindo,jakarta 2011 : 42
A. Setting Penelitian
NEGERI 11 , AMBON. Subjek penelitian adalah kelompok paduan suara anak yang
berjumlah 45 orang, yang merupakan Subjek penelitian ini terdiri dari 25 orang putra dan 20
orang putri, yang anggotanya terdiri dari para siswa. Penelitian ini melibatkan pelatih paduan
B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah suatu hal yang paling penting dalam proses penelitian atau
menjadi pusat perhatian pada penelitian. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan
Rencana pelaksanaan tindakan adalah 1 siklus tindakan yang terdiri dari 4 tahapan yang akan
interpretasi) 33
Adapun penjelasan keempat tahap dalam suatu siklus penelitian dapat dilihat pada gambar
berikut
33
Zainab Aqib dan Ahmad AMrullah,PTK teori dan aplikasi,andi offset,Yogyakarta, 2018 :16).
Gambar 6.
Empat tahap dalam siklus penelitian
menurut Arikunto
1. Perencanaan
b. Melakukan vokalisi.
c. Memberikan metode yang telah direncanakan. Anggota paduan suara menirukan beberapa
Observasi ini dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran paduan suara inovatif.
Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data perubahan suasana belajar dari
tindakan yang diberikan. Alat monitoring yang digunakan peneliti berupa dokumentasi foto
4. Refleksi
Jika berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada akhir siklus II tujuan penelitian
sudah tercapai yaitu terjadinya peningkatan teknik vokal paduan suara inovatif dengan
menggunakan metode imitasi dan drill maka siklus-siklus selanjutnya tidak dilaksanakan.
Dalam penelitian ini, teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data di atas
Teknik pengumpulan data dengan cara tes berfungsi untuk mengukur keberhasilan
ketika pembelajaran teknik vokal dengan menggunakan metode imitasi dan drill. Tes tersebut
berbentuk praktik bernyanyi. Tes dilaksanakan sebelum pemberian tindakan dan setelah
pemberian tindakan pada setiap akhir siklus. Penilaian dilakukan oleh peneliti bersama
kolaborator dengan menggunakan pedoman penilaian yang berisi aspek-aspek yang akan
diukur.
2. Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat kegiatan yang dilakukan selama penelitian. Alat pengumpulan data berupa catatan
observasi yang memberikan gambaran secara konkrit mengenai kegiatan kelompok paduan
suara inovatif.
3. Dokumentasi
Studi dokumen dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumen yang
diambil berupa foto, video, daftar hadir anggota paduan suara, dan buku-buku yang
Teknik analisis data pada penelitian tindakan ini dilakukan secara deskriptif
kualitatif tentang metode yang digunakan serta cara atau upaya untuk meningkatkan
teknik vokal paduan suara Anak. Analisis dilakukan dengan 2 cara, yaitu analisis
proses dan hasil. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa hasil tes yang
bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan teknik vokal paduan suara Anak.
E. Kolaborator Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi. Peneliti dibantu oleh satu orang
kolaborator yaitu CLARA KORMASELA selaku pelatih tetap paduan suara anak. Adapun
dalam penelitian ini, kolaborator bertugas mengamati proses latihan, memberi masukan,
segala bentuk kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan menjadikan
catatan lapangan. Data dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang
dilakukan mulai dari pra siklus sampai siklus II berakhir bersama kolaborator.
Kriteria keberhasilan tindakan diukur berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1 dan
siklus 2, dan mencapai kriteria penilaian 70-89 (BAIK). Penelitian ini dikatakan berhasil
apabila upaya peningkatan teknik vokal dengan menggunakan metode imitasi dan drill dapat
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian kriteria yang
terdiri dari 6 Aspek pengukuran. Penilaian teknik vokal anggota paduan suara inovatif
memiliki bobot 5 minimum 2,5 yang didasarkan pada penilaian observer. Ketentuan
a. Butir-butir penilaian
berikut :
2 Intonasi 5
3 Pernapasan 2,5
4 Artikulasi 5
5 Phasering 5
6 Ekspresi 5
Jumlah 25
b. Rubrik penilaian
Rubrik penilaian sebagai berikut :
1. Sikap Tubuh
Skor nilai 4 jika sikap tubuh yang benar sebanyak 90-100% sesuai dengan unsur-unsur teknik
vokal.
Skor nilai 3 jika sikap tubuh yang benar sebanyak 70-89% sesuai dengan unsur-unsur teknik
vokal.
Skor nilai 2 jika sikap tubuh yang benar sebanyak 50-69% sesuai dengan unsur-unsur teknik
vokal.
Skor nilai 1 jika sikap tubuh yang benar sebanyak <50% sesuai dengan unsur-unsur teknik
vokal.
2. Intonasi
Skor nilai 4 jika intonasi/ketepatan membidik nada sebanyak 90-100% sesuai dengan partitur
lagu.
Skor nilai 3 jika intonasi/ketepatan membidik nada sebanyak 70-89% sesuai dengan partitur
lagu.
Skor nilai 2 jika intonasi/ketepatan membidik nada sebanyak 50-69% sesuai dengan partitur
lagu.
Skor nilai 1 jika intonasi/ketepatan membidik nada sebanyak <50% sesuai dengan partitur lagu.
3. Pernapasan
Skor nilai 4 jika pernapasan yang benar sebanyak 90-100% sesuai dengan unsur-unsur teknik
vokal.
Skor nilai 3 jika pernapasan yang benar sebanyak 70-89% sesuai dengan unsur-unsur teknik
vokal.
Skor nilai 2 jika pernapasan yang benar sebanyak 50-69% sesuai dengan unsur-unsur teknik
vokal.
Skor nilai 1 jika pernapasan yang benar sebanyak <50% sesuai dengan unsur-unsur teknik
vokal.
4. Artikulasi
Skor nilai 4 jika artikulasi/kata-kata dalam lagu sebanyak 90-100% sesuai dengan partitur
lagu.
Skor nilai 3 jika artikulasi/kata-kata dalam lagu sebanyak 70-89% sesuai dengan partitur
lagu.
Skor nilai 2 jika artikulasi/kata-kata dalam lagu sebanyak 50-69% sesuai dengan partitur
lagu.
Skor nilai 1 jika artikulasi/kata-kata dalam lagu sebanyak <50% sesuai dengan partitur lagu.
5. Phasering
Skor nilai 4 jika phrasering/pemenggalan kalimat sebanyak 90-100% sesuai dengan partitur
lagu.
Skor nilai 3 jika phrasering/pemenggalan kalimat sebanyak 70-89% sesuai dengan partitur
lagu.
Skor nilai 2 jika phrasering/pemenggalan kalimat sebanyak 50-69% sesuai dengan partitur
lagu.
Skor nilai 1 jika phrasering/pemenggalan kalimat sebanyak <50% sesuai dengan partitur
lagu.
6. Ekpresi
Skor nilai 4 jika ekspresi sebanyak 90-100% sesuai dengan partitur lagu.
Skor nilai 3 jika ekspresi sebanyak 70-89% sesuai dengan partitur lagu.
Skor nilai 2 jika ekspresi sebanyak 50-69% sesuai dengan partitur lagu.
Skor nilaii 1 jika ekspresi sebanyak <50% sesuai dengan partitur lagu. Rentang
Skor <50 menunjukkan kurang baik jika menyanyikan lagu tidak sesuai dengan
teknik vokal
Skor 70–89 menunjukkan baik jika menyanyikan lagu sesuai dengan teknik
berikut :
H.Validasi Instrumen
Menurut Arikunto, untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun instrumen
yang valid dan reliabel Instrumen yang valid menurut Arikunto adalah instrumen yang
mampu mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur. 34. Hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek yang diteliti. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen digunakan face validity
dengan menggunakan pendapat dari experts. Validasi Instrumen dilakukan oleh 3 expert
34
Suharsimi Arikunto,penelitian tindakan kelas,bina aksara, jakarta 2008:127
yaitu (1) BENJAMIN TIBALIMETEN, (2) APRILIA LATULETE. (3) DESNALITHA
NUNUMETE. Mereka adalah akademisi dan praktisi di bidang musik. Setelah instrumen
dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen
metode imitasi dan drill. Untuk mengukur tingkat keberhasilan vokal anggota paduan suara,
maka dilakukan evaluasi yaitu praktik bernyanyi yang dilakukan pada setiap akhir siklus.