Anda di halaman 1dari 20

Respon Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) dengan

Perlakuan Pupuk 0 gr/L, 0,33 gr/L, dan 3,33 gr/L

Imroatul Khoiroh (161810201015), Widhi Ari Yudha (171810201012)


Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Jember
e-mail : k4cang23@gmail.com

ABSTRAK

Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan tanaman sayuran yang termasuk


dalam famili Solanaceae. Melihat potensi di dalam negeri maupun luar negeri yang
cukup besar, maka bisnis tomat mempunyai prospek yang cukup cerah. Tomat
sangat dibutuhkan oleh manusia memenuhi kebutuhan mereka. Hal tersebut
disebabkan kandungan nutrisi buah tomat yang terdiri dari vitamin dan mineral
yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan mencegahnya penyakit,
untuk meningkatkan produktivitas tomat dilakukan dengan menggunakan pupuk
organik. Pada eksperimen tersebut digunakan pupuk organic dari pemerintah yang
kemudian diteliti dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dengan
perlakuan pupuk 0 gr/L, 0,33 gr/L, dan 3,33 gr/L untuk mengevaluasi respon
pertumbuhan dan hasil tomat tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimental. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman
tomat dan jumlah berat tomat berbeda nyata dengan ketentuan secara urut dari
perlakuan 0 gr/L, 0,33 gr/L, dan 3,33 gr/L masing-masing perlakuan. Pada
eksperimen didapatkan bahwa pot dengan perlakuan 3,33 gr/L memiliki nilai
terbaik dalam meningkatkan respons terhadap pertumbuhan dan produksi tomat.
Kata Kunci: Tomat, Perlakuan 0 gr/L, 0,33 gr/L, dan 3,33 gr/L
BAB 1. Pendahuluan

Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan tanaman sayuran yang termasuk


dalam famili Solanaceae. Tanaman tomat memiliki kandungan vitamin C dan A
serta pigmen warna merah pada tomat banyak mengandung lycopene. Lycopene
merupakan zat antioksidan yang berfungsi menghancurkan radikal bebas dalam
tubuh. Radikal bebas dalam tubuh bisa disebabkan karena polusi udara, sinar
ultraviolet dan rokok (Cahyono, 1998).
Buah tomat tidak hanya bermanfaat sebagai jus atau sayuran. Buah tomat
berasa asam karena mengandung asam sitrat. Kandungan asam sitrat pada buah
tomat dapat meningkatkan selera makan. Manfaat lain dari buah tomat yaitu mampu
mengobati berbagai macam penyakit seperti sembelit, sariawan, gusi berdarah, dan
menurunkan tekanan darah tinggi. Tomat dibutuhkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut disebabkan kandungan gizi buah
tomat yang terdiri dari vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk kesehatan
dan mencegah penyakit (Salibury dan Ross, 1995).
Tanaman tomat mempunyai proses perawatannya membutuhkan biaya yang
mahal menyebabkan produktivitas nasional tomat di Indonesia masih rendah. Hal
ini terjadi karena aplikasi teknologi budidaya masih belum dilakukan secara
optimal. Untuk meningkatkan produktifitas tomat salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah dengan menambahkan unsur hara berupa penggunaan pupuk
organik (Cahyono, 1998).
Pemupukan adalah pemberian pupuk kepada tanaman ataupun kepada tanah
atau substrat lainnya, dan unsur hara adalah bahan organik maupun anorganik yang
diberikan kepada tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung yang
bertujuan untuk mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi.
Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk organik maupun anorganik yang
masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Pemberian kedua jenis pupuk
tersebut diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman serta
sekaligus memelihara kondisi tanah yang baik (Sarief, 1986).
Bahan organik adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau
hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang ternak atau unggas, jerami
padi yang dikompos atau residu tanaman lainnya, kotoran pada saluran air, pupuk
hijau, dan potongan leguminosa. Bahan organik tersebut dapat digunakan untuk
meningkatkan kesuburan tanah, menyediakan hara mikro, dan memperbaiki
struktur tanah. Penggunaan bahan-bahan tersebut juga dapat meningkatkan
pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah (Novizan, 2005).
BAB 2. METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen, yaitu melakukan
percobaan langsung dengan berbagai respon terhadap pertumbuhan tomat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan tomat menggunakan pupuk organik 0
gr/L, 0,33 gr/L, dan 3,33 gr/L. Sedangkan variabel terikat adalah pertumbuhan dan
produksi tomat.
2.2 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada 17 Maret 2019 sampai 4 Mei 2019.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biofisika Lingkungan, Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember.
2.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah talam untuk mencuci pasir,
pot untuk penanaman dengan ukuran sedang, cetok tanah, gunting, pisau, ember,
gelas ukur, sendok, timbangan, alat tulis, kertas label, tali rafia dan pancang. Bahan
yang diperlukan adalah benih tomat, Pupuk organik, air, tanah 50% dan pasir 50%.
2.4 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian eksperimen tersebut menggunakan 3 perlakuan yang
diberikan yaitu:
- Perlakuan A: pupuk 0 gr/L
- Perlakuan B: pupuk 0,33 gr/L
- Perlakuan C: pupuk 3,33 gr/L
2.5 Prosedur Penelitian
2.5.1 Penyediaan Media Tanam
Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir dengan
pencucian terlebih dahulu supaya terhindar dari zat-zat lain sebanyak
50% dari pot serta penggunaan tanah 50%. Selanjutnya pasir dimasukkan
kedalam pot 30% selanjutnya tanah sebanyak 30% serta yang terakhir
campuran antara pasir dan tanah masing-masing 2% pada setiap potnya.
2.5.2 Penyediaan Pupuk
Mempersiapkan cairan pupuk organik yang semula dilakukan
penimbangan pupuk sebanyak 3,33 gr dan 0,33 gr untuk setiap liternya.
Pelarutan pupuk tersebut tidak memerlukan waktu yang lama, oleh
karena itu pupuk tersebut dapat dilarutkan dan kemudian digunakan pada
tanaman.
2.5.3 Persiapan Benih Tomat
Sebelum dilakukan penanaman yaitu menggunakan bibit tanaman tomat
yag sudah disediakan sebelumnya oleh dosen dengan pemilihan ukuran
yang sama agar pertumbuhan tidak terjadi sesuai dengan yang
diharapkan.
2.5.4 Penanaman Bibit
Penanaman dilakukan pada pot yang sebelumnya sudah diberikan kasa
dibagian bawah dengan ukuran tanaman yang sudah ditentukan
kemudian diambil beberapa tanaman untuk perlakuan pupuk organik 0
gr/L, 0,33 gr/L, dan 3,33 gr/L. Serta tidak lupa diberikan identitas pada
masing-masing tanaman (pot) agar tanaman tidak tertukar dengan data
perlakuan, tanggal menanam dan tanaman ditanam oleh siapa.
2.5.5 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pencabutan gulma, dan
pengecekan dari hewan-hewan pengganggu seperti keong yang nantinya
akan membuat tanaman habis dimakan. Penyiraman bibit pertama kali
dilakukan pada saat pertama kali bibit ditanam, penyiraman selanjutnya
dilakukan keesokan harinya. Pengendalian gulma dilakukan secara
manual dengan mencabut gulma yang tumbuh di dalam pot.
2.5.6 Pengamatan
a) Tinggi tanaman
Pengamatan dilakukan dengan menghitung tinggi tanaman. Tinggi
tanaman diukur dari pangkal batang diatas tanah sampai ujung batang.
b) Luas daun
Pengamatan dilakukan dengan mengukur lebar daun dan panjang daun
pada tanaman. Lebar tanaman diukur dari ujung daun ke ujung ranting
c) Banyak daun
Pengamatan dilakukan dengan menghitung banyak jumlah daun untuk
membuktikan kesuburan dan pertumuhan tanaman.
d) Berat Basah dan Berat Kering
Pengamatan berat basah dan berat kering. Penimbangan berat basah
dilakukan dengan cara menimbang batang, daun dan akar secara terpisah
sebelum dilakukan pengovenan selama 6 jam. Berat kering didapatkan
ketika proses pengovenan sudah selesai dan dilakukan penimbangan
secara terpisah juga antara daun, batang serta akar dengan data identitas
yang telah ditentukan agar data tidak tertukar dengan data yang lainnya.
e) pH dan Kelembapan
Pengamatan dilakukan dengan mengukur PH dan kelembapan pada
tanah.
f) Intensitas Cahaya
Pengamatan dilakukan dengan pengukuran intensitas pada tanaman. Hal
tersebut dilakukan agar intensitas yang ada pada tanaman dapat dilihat
apa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2.6 Analisis Data
Analisis data pada eksperimen tersebut adalah:
Tinggi Panjang Luas Daun
Perlakuan Lebar (cm)
Tanaman (cm) (cm2)
0

0,33

3,33
BAB 3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil
Hasil dari eksperimen biofisika lingkungan yang telah dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Hasil pengukuran 6 April 2019, 13 April 2019, dan 4 Mei 2019
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan Tanaman Ke
Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3
1 26 30 72
0 gr/L
2 23 34 80
1 28 39 90
0,33 gr/L
2 27 42 91
1 30 47 97
3,33 gr/L
2 29 57 92

Panjang Daun (cm) Lebar Daun (cm)


Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3 Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3
6 9 11 3 4 6
5 8 10 3 3 6
5 10 13 3 4 7
6 10 12 3 4 7,5
8 12 15 2 5 7,5
7 11 15 3 4 8

Jumlah Daun Per Tanaman Suhu Tanaman (֯C)


Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3 Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3
4 6 5 20 19 26,2
4 5 6 19,7 19,6 26,3
5 7 7 19,5 20 27,1
4 7 7 18,7 19,8 25,7
4 7 7 19 19 26
5 7 6 19,6 18,9 26
Kelembapan (%) Intensitas Cahaya
pH
Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3 (lux)
54 57 61
371x10 6,14
53 56 57
51 59 57
1177x10 6,11
57 54 59
51 55 61
1580x10 6,57
55 59 60

Luas Daun Pengukuran


Perlakuan Tanaman Ke (𝒄𝒎𝟐 )
Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3
1 16,5 36 63
0 gr/L
2 15 24 60
1 12,5 40 91
0,33 gr/L
2 18 40 90
1 15 54 112,5
3,33 gr/L
2 21 44 116

Luas Daun Sebenarnya (𝒄𝒎𝟐 ) Faktor Koreksi


Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3 Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3
14 26 42 1,18 1,38 1,50
11 27 40 1,36 0,89 1,50
11 33 47 1,14 1,21 1,94
14 31 46 1,29 1,29 1,96
18 45 51 0,83 1,20 2,21
16 31 53 1,31 1,42 2,19

X̄ Tinggi Tanaman X̄ Luas Daun Pengukuran X̄ Luas Daun


(cm) (𝒄𝒎𝟐 ) Sebenarnya (𝒄𝒎𝟐 )
Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan
1 2 3 1 2 3 1 2 3

25 32 76 15,75 30 61,5 12,5 26,5 41

28 41 91 15,25 40 90,5 12,5 32 46,5

30 52 95 18 49 114,25 17 38 52
X̄ Suhu Tanaman (֯C) X̄ Kelembapan (%)
Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3 Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3

19,85 19,3 26,25 53,5 56,5 59

19,1 19,9 26,4 54 56,5 58

19,3 18,95 26 53 57 60,5

Berat Basah Tanaman (gr) X̄ Berat Basah


Panen 1 Panen 2 Total
Panen Panen
Akar Batang Daun Total Akar Batang Daun Total
1 2
0,13 1,54 0,94 2,61 0,19 6,62 3,89 10,70
2,15 11,47
0,10 1,01 0,57 1,68 0,50 7,26 4,48 12,24
0,14 1,60 1,12 2,86 0,17 11,56 8,26 19,99
2,45 15,51
0,18 1,05 0,81 2,04 0,29 6,54 4,20 11,03
0,16 2,17 1,46 3,79 0,31 14,97 9,46 24,74
3,60 19,46
0,26 1,88 1,26 3,40 0,01 8,64 5,53 14,18

Berat Kering Tanaman (gr) X̄ Berat Kering


Panen 1 Panen 2 Total
Panen Panen
Akar Batang Daun Total Akar Batang Daun Total
1 2
0,00 0,07 0,08 0,16 0,02 2,91 0,43 3,36
0,12 4,48
0,00 0,03 0,05 0,08 0,05 4,77 0,79 5,61
0,00 0,05 0,06 0,11 0,06 6,57 3,46 10,09
0,15 8,23
0,01 0,08 0,09 0,19 0,11 4,15 2,11 6,37
0,01 0,10 0,12 0,23 0,06 9,45 3,89 13,40
0,21 9,12
0,01 0,07 0,10 0,19 0,03 3,66 1,15 4,84
Diagram Tinggi Tanaman
100
90
90
TINGGI TANAMAN (CM)

80
70 80
72
60
50 Pekan 1
40 Pekan 2
30 39
34 Pekan 3
20 30 28
26 23
10
0
Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3
WAKTU

Diagram 3.1 Tinggi tanaman

Diagram Luas Daun Pengukuran


120

100 91
LUAS DAUN (CM^2)

80
63 60
60 Pekan 1
36 40 Pekan 2
40
24 Pekan 3
16.5 15 12.5
20

0
Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3
WAKTU

Diagram 3.2 Luas daun pengukuran


Diagram Luas Daun Sebenarnya
60

50 47
42
LUAS DAUN (CM^2)

40
40
33
30 26 27 Pekan 1
Pekan 2
20 14
11 11 Pekan 3
10

0
Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3
WAKTU

Diagram 3.3 Luas daun sebenarnya

Diagram Faktor Koreksi


2.50

1.94
2.00
FAKTOOR KOREKSI

1.50 1.50
1.50 1.38 1.36
1.18 1.14 1.21 Pekan 1
1.00 0.89
Pekan 2
Pekan 3
0.50

0.00
Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3
WAKTU

Diagram 3.4 Faktor koreksi


Diagram Suhu Tanaman
30 27.1
26.2 26.3
25
SUHU TANAMAN (֯ C)

20 19 19.7 19.6 19.5 20


20

15 Pekan 1
Pekan 2
10
Pekan 3
5

0
Pekan 1 Pekan 2 Pekan 3
WAKTU

Diagram 3.5 Suhu Tanaman

Diagram Kelembapan Tanaman


64
62 61
60
KELEMBAPAN (%)

58 57 57
56
56
54 Pekan 1
54 53
Pekan 2
52
50 Pekan 3

48
46
Pekan 1 Pekan 2
WAKTU

Diagram 3.6 Kelembapan tanaman


Diagram Rata-Rata Total Berat Basah
Tanaman
14.00

12.00 11.47
BERAT TANAMAN (GR)

10.00

8.00
Panen 1
6.00
Panen 2
4.00
2.15
2.00

0.00
X̄ Berat Basah Total

Diagram 3.7 Rata-rata total berat basah tanaman

Diagram Rata-Rata Total Berat Kering


Tanaman
5.00 4.48
4.50
BERAT KERING TANAMAN (GR)

4.00
3.50
3.00
2.50 Panen 1
2.00 Panen 2
1.50
1.00
0.50 0.12
0.00
X̄ Berat Kering Total

Diagram 3.8 Rata-rata total berat kering tanaman


Gambar 3.1 Fotograf pertumbuhan tanaman pada pekan ke 1 (a) tanaman kontrol,
(b) tanaman dengan perlakuan 0,33 gr/L, dan (c) tanaman dengan perlakuan 3,33
gr/L

Gambar 3.2 Fotograf pertumbuhan tanaman pada pekan ke 1(a) tanaman kontrol,
(b) tanaman dengan perlakuan 0,33 gr/L, dan (c) tanaman dengan perlakuan 3,33
gr/L
Gambar 3.3 Fotograf pertumbuhan tanaman pada pekan ke 2 (a) tanaman kontrol,
(b) tanaman dengan perlakuan 0,33 gr/L, dan (c) tanaman dengan perlakuan 3,33
gr/L
Gambar 3.4 Fotograf pertumbuhan tanaman pada pekan ke 3 (a) tanaman kontrol,
(b) tanaman dengan perlakuan 0,33 gr/L, dan (c) tanaman dengan perlakuan 3,33
gr/L
Gambar 3.5 Fotograf pertumbuhan tanaman pada pekan ke 3 (a) tanaman kontrol,
(b) tanaman dengan perlakuan 0,33 gr/L, dan (c) tanaman dengan perlakuan 3,33
gr/L

3.2 Pembahasan
Pemberian pupuk organik dari pemerintah memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman tomat meskipun perbedaannya tidak jauh berbeda. Pada hasil
telah tertera tanggal dan data yang menunjukkan pertumbuhan tanaman dari setiap
pengambilan data sehingga dapat diketahui perbedaan antara tanaman yang diberi
perlakuan pemberian pupuk organik 0 gr/L, 0,33 gr/L dan 3,33 gr/L. Menurut
Salisbury dan Ross, tinggi tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor internal (hormon)
dan lingkungan (unsur hara dan cahaya). Tinggi tanaman pada penilitian ini dapat
dilihat pada data hasil yang tertera pada tabel 3.1. Data tersebut menunjukkan
bahwa tanaman dengan perlakuan pupuk organik 3,33 gr/L mengalami
pertumbuhan yang lebih besar daripada tanaman dengan perlakuan 0,33 gr/L dan
tanaman kontrol (0 gr/L).
Luas daun pada tanaman tomat saat pengamatan dilakukan dengan mengukur
lebar tanaman diukur dari ujung daun ke ujung ranting. Luas daun dari data yang
diperoleh tidak terlalu memiliki nilai yang begitu berbeda, akan tetapi luas daun
yang paling bernilai besar didapatkan pada tanaman dengan perlakuan pupuk 3,33
gr/L.
Pengamatan berat basah dan berat kering. Penimbangan berat basah
dilakukan dengan cara menimbang batang, daun dan akar secara terpisah sebelum
dilakukan pengovenan selama 6 jam. Berat kering didapatkan ketika proses
pengovenan sudah selesai dan dilakukan penimbangan secara terpisah juga antara
daun, batang serta akar dengan data identitas yang telah ditentukan agar data tidak
tertukar dengan data yang lainnya. Data yang didapatkan pada berat basah dan
kering yaitu nilai terbesar didapatkan pada data dengan perlakuan pupuk 0,33 gr/L
yang dapat dilihat pada tabel hasil 3.1.
Pada eksperimen tersebut, lingkungan juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti pH, kelembapan dan intensitas
cahaya. pH dan kelembapan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah pada setiap
tanaman. Sedangkan intensitas cahaya berpengaruh bagi keberlangsungan
pencahayaan pada tanaman karena cahaya yang tidak merata juga akan
mengakibatkan pertumbuhan yang berbeda pada setiap tanaman. Apabila
dibandingkan dengan pertumbuhan tomat dengan kelompok lain, pertumbuhan
tomat yang kami teliti menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini
disebabkan intensitas cahaya yang didapatkan lebih baik daripada tomat pada
kelompok lain.
Faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
adalah perlakuan yang diberikan, berupa penyiraman air dan pemberian pupuk
organik dengan variasi yang telah ditentukan. Perbandingan perlakuan yang
diberikan setiap minggu menghasilkan perbedaan ukuran (tinggi tanaman, panjang
daun, dan lebar daun) tanaman yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
BAB 4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
respon pertumbuhan dan produksi tanaman tomat (Solanum lycopersicum) dengan
pemberian pupuk organik dari pemerintah memiliki hasil yaitu tanaman dapat
dipengaruhi oleh faktor internal (hormon) dan lingkungan (unsur hara dan cahaya).
Oleh karena itu pencahayaan juga harus diprhatikan agar pertumbuhan tanaman
dapat merata dan dapat memperoleh hasil yang maksimal.

4.2 Saran
Saran untuk ekperimen selanjutnya yaitu agar mahasiswa lebih
memperhatikan penjelasan dari dosen agar tidak terjadi kesalahan pada saat
melakukan perawatan kepada tanaman. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan lebih
aktif dala perawatan tanaman agar tanaman terhindar dari hama serta hewan yang
dapat memakan tanaman. Disamping itu, mahasiswa juga harus mempelajar teori
mengeai tatacara melakukan penanaman dengan baik supaya pertumbuhan tanaman
bisa lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono. 1998. Tomat budidaya dan analisis usaha tani. Yogyakarta:UGM

Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan pemupukan tanah pertanian. Bandung:Pustaka


Buana

Salisbury,F.B dan C.W.Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2.(Diterjemahkan


oleh D.R. Lukman dan Sumaryono). Bandung:Institut Teknologi Bandung.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai