Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DENGAN METODE

EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI


BELAJAR FISIKA SISWA

OLEH

ISMAWAN KOKO
NIM : 1301052034

Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana

ABSTRAK SMA Negeri 08 Kupang tahun ajaran


2018/2019.
Pemahaman siswa terhadap suatu
Subjek dalam penelitian ini adalah
konsep dasar atau konsep utama dalam suatu
siswa kelas XMIPA 2 dan XMIPA 3 yang
rumusan fisika, dapat diupayakan
berjumlah 58 orang. Desain yang digunakan
menggunakan berbagai model pembelajaran
dalam penelitian ini adalah pretest-posttest
dan metode belajar yang tepat. Salah satu
control grup desain. Instrumen yang
model dalam belajar adalah model discovery
digunakan yakni instrumen silabus, rencana
yaitu suatu model untuk mengembangkan
pembelajaran, lembaran kegiatan siswa, alat
kretivitas siswa dalam pembelajaran untuk
peraga demonstrasi dan instrumen evaluasi
menemukan sendiri informasi tentang konsep
berupa tes prestasi belajar.
yang sedang dipelajari. Dalam penelitian ini
model discovery diterapkan dengan metode Dari hasil analisa data menggunakan

eksperimen dan demonstrasi. uji t ( = 0,05) diperoleh bahwa (1) ada


perbedaan prestasi belajar fisika antara siswa
Tujuan penelitian ini adalah untuk
yang diajarkan dengan menggunakan model
mengetahui mana yang lebih baik bagi siswa
discovery dengan motede eksperiemn dan
yang diajar dengan model discovery dengan
siswa yangdiajarkan dengan model discovery
metode eksperimen dan siswa yang diajarkan
dengan metode demonstrasi pada pokok
dengan model discovery dengan metode
bahasan impuls dan momentum siswa kelas
demonstrasi pada pokok bahasan impuls dan
XMIPA semester 2 SMA Negeri 08 Kupang
momentum siswa kelas XMIPA semester 2
Tahun Ajaran 2018/2019. (2). Prestasi belajar
konsep fisika siswa yang diajarkan dengan sistem lingkungan yang memungkinkan
menggunakan model discovery dengan terjdinya proses belajar. Sistem lingkungan
metode eksperimen lebih tinggi daripada belajar itu sendiri terdiri atau dipengaruhi
prestasi belajar kosep fisika siswa yang oleh berbagai komponen yang masing-masing
diajarkan dengan menggunakan model saling mempengaruhi. Komponen-komponen
discovery dengan metode demonstrasi pada tersebut antara lain tujuan pembelajaran yang
pokok bahasan impuls dan momentum siswa ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan,
kelas XMIPA semester 2 SMA Negeri 08 guru dan siswa memainkan peranan jenis
Kupang Tahun Ajaran 2018/2019. kegiatan yang dilakukan, termasuk Model dan
kata kunci : model discovery, metode metode mengajar yang digunakan.
eksperimen, metode demonstrasi, prestasi Komponen-komponen tersebut memiliki
belajar peran yang penting dalam meningkatkan
A. PENDAHULUAN prestasi belajar siswa, dimana prestasi belajar
Fisika sebgai bagian dari IPA adalah salah satu indikator pencapaian
memiliki andil yang besar untuk keberprestasian suatu proses pendidikan.
menyumbangkan ilmunya demi kemajuan Menurut Sudjana (2004) “prestasi
ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
hakikatnya IPA meliputi tiga hal yaitu dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
sebagai produk, proses dan sikap ilmiah. belajarnya”. Prestasi belajar adalah tujuan
Pembelajaran Fisika yang diajarkan guru akhir yang ingin dicapai setelah melakukan
kepada siswa juga harus membuat siswa suatu proses pembelajaran. prestasi belajar
mampu memahami konsep yang adalah prestasi belajar yang dicapai siswa
disampaikan, sehingga siswa mampu dalam proses kegiatan belajar mengajar
menganalisis terhadap gejala-gejala Fisika dengan membawa suatu perubahan dan
yang terjadi di alam. pembentukan tingkah laku seseorang. Prestasi
Dalam rangka mencapai keberhaslan belajar sebagai pengukuran dari penilaian
pendidikan, maka perlu diciptakan suatu kegiatan belajar atau proses belajar
sistem lingkungan (kondisi belajar) yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun
kondusif. Hal tersebut akan sangat berkaitan kalimat yang menceritakan prestasi yang
erat dengan mengajar, dimana mengajar sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
diartikan sebagai suatu usaha penciptaan tertentu.
prestasi belajar dipengaruhi oleh mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor proses pembelajaran.
internal adalah faktor yang berasal dari dalam Berkaitan dengan penggunaan Model
diri individu yang sedang belajar, sedangkan untuk mengoptimalkan proses belajar
faktor eksternal adalah faktor yang berasal mengajar, dalam penelitian ini digunakan
dari luar diri individu yang sedang belajar. Model Discovery. Afandi muhamad, dkk.
Faktor eksternal antara lain faktor guru, dalam buku Model Dan Metode Pembelajaran
lingkungan, keluarga dan sekolah. Guru Disekolah (2013 ), menyatakan bahwa
adalah salah satu faktor yang sangat “Discovery Learning adalah belajar mencari
berpengaruh terhadap prestasi belajar seorang dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar
siswa. Oleh karena itu guru dituntut untuk mengajar ini guru menyajakan bahan ajar
terus melakukan berbagai inovasi untuk yang tidak berbentuk final, tetapi anank didik
meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain diberi peluang untuk mencari dan
meningkatkan pengetahuan, guru juga harus menemukan sendiri dengan menggunakan
mampu merancang pembelajaran yang teknik Model pemecahan masalah”.
mampu menarik perhatian siswa dalam proses Dalam Model Discovery ini siswa
belajar. dituntut untuk lebih aktif terhadap berbagai
Sayangnya, dalam kenyataan macam informasi dan masukan-masukan
pembelajaran Fisika yang disampaikan oleh untuk menambah pemahamannya. Dasar
guru, hanya sekedar penyampaian rumus- pemikiran Discovery Learning adalah belajar
rumus tanpa dilandaskan pada pemahaman berinteraksi dengan lingkungan secara aktif
konsep Fisika yang disampaikan, sehingga dan dapat menciptakan sendiri suatu kerangka
mengakibatka sulitnya siswa dalam kognitif bagi diri sendiri. Sumber munculnya
menganalisis terhadap gejala-gejala Fisika Discovery learning adalah teori belajar
yang terjadi di alam dan berdampak pula pada Bruner, yaitu anak harus berperan secara aktif
prestasi belajar fisika siswa yang rendah. di dalam kelas (Raysuryo, 2008), Model
Untuk mengsikapi permasalahan Discovery memerlukan proses mental, yaitu
tersebut, guru dituntut untuk mampu mengamati, mencerna, mengerti,
menggunakan Model dan metode pengajaran menggolong-golongkan, membuat dugaan,
yang tepat yang menekankan terhadap menjelaskan, mengukur, dan membuat
pemahaman konsep sekaligus kesimpulan.
Model Discovery sangat cocok bila eksperimen, baik dalam melakukan prosedur
diterapkan untuk mengajarkan konsep percoban, pengambilan data, perumusan
Impuls, Momentum dan Tumbukan. Karena, hipotesis, hingga penarikan kesimpulan.
mempelajari konsep Impuls, Momentum dan Dalam pembelajaran dengan metode
Tumbukan tidak cukup hanya dengan eksperime siswa melakaukan eksperimen
mendengar dan menghafal saja melainkan secara langsung sehingga akan memberikan
dibutuhkan kemampuan untuk memahami gambaran yang lebih kuat tentang materi dan
konsep Impuls, Momentum dan Tumbukan konsep yang sedang dipelajari. Sedangkan
dengan tepat. dalam pembelajaran dengan metode
Selain penggunaan Model demonstrasi siswa hanya terlibat dalam
pembelajaran yang tepat, model pembelajaran beberapa hal seperti, mengamati, menyusun
yang sesuai dengan metode yang digunakan hipotesis, dan pengambilan kesimpulan.
menjadi suatu hal yang harus dipikirkan Dalam Pembelajaran dengan metode
pengajar atau guru. Banyak metode demonstrasi, siswa tidak melakukan
pembelajaran yang dapat diterapkan guru eksperimen sendiri melainkan mengamati
dalam proses belajar mengajar diantaranya eksperimen atau percobaan yang dilakukan
adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, oleh guru di depan kelas.
demonstrasi, dan eksperimen. Berdasarkan latar belakang di atas maka
Metode pembelajaran yang diterapkan penulis mencoba membuat penelitian dengan
dalam penelitian ini adalah metode judul : “Penerapan Model Pembelajaran
eksperimen dan metde demonstrasi. Metode Discoveri Dengan Metode Eksperimen Dan
eksperimen dan demonstrasi dipilih dalam Demonstrasi Untuk Menigkatkan Prestasi
penelitian ini karena kedua metode ini dirasa Belajar Fisika Siswa.”
tepat digunakan pembelajaran B. METODE PENELITIAN
dalam
1. Tempat Dan Waktu Penelitian
menggunakan Model Discovery. Melalui
Penelitian ini dilakukan di SMA N 08
kedua metode ini, pembelajaran diarahkan
Kupang tahun ajaran 2018/2019 pada tanggal
agar dapat meningkatkan prestasi belajar
18 maret sampai 30 maret 2019.
siswa, melibatkan siswa secara aktif dalam
2. Populasi Dan Sampel
proses dan sikap ilmiah.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Dalam metode eksperimen, siswa
seluruh siswa kelas XMIPA SMA N 08
dilibatkan secara langsung dalam kegiatan
Kupang tahun ajaran 2018/2019. Dari X2: Perlakuan dengan penerapan Model
populasi di atas diambil sampel penelitian Discovery dengan metode Demonstrasi;
dengan teknik rondom sampling sehingga Sampel I : Kelas eksperimen;
didapat kelas XMIPA2 sebagai kelas Sampel II : Kelas kontrol.
eksperimen dan kelas XMIPA3 sebagai kelas 5. Instumen Penelitian
kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan
3. Variabel Penelitian dalam penelitian ini adalah instrumen tes
a. Variabel Bebas : Model discovery objektif untuk mengukur kemampuan kognitif
dengan metode eksperimen dan siswa.
demonstrasi. 6. Tahapan Penelitian.
b. Variabel Terikat : Prestasi belajar a. Tahap Persiapan
siswa. Sebelum melakukan penelitian
c. Variabel Kontrol : Kemampuan awal terlebih dahulu menyiapkan perangkat
siswa kelas eksperimen dan kelas pembelajaran yang diperlukan dan
kontrol, waktu yang diperlukan dalam menyiapkan instrumen penelitian yang
proses pembelajaran dan materi yang akan digunakan dalam penelitian.
digunakan serta pengajar atau guru. b. Tahap Perlakuan
4. Desain Penelitian Setelah menyiapkan perangkat
Desain penelitian yang digunakan dalam pembelajaran dan instrumen penelitian
penelitian ini adalah pretes-posttes control yang diperlukan untuk pengumpulan
desain (Sugiono 2013). data mata tahap selanjutnya yaitu
Pre Perlakuan Post memberikan perlakuan pada sampel
Sampel Test Test yang telah ditentukan sebelumnya.
I T1 X1 T2 c. Tahap Pengumpulan Data
II T1 X2 T2 Data dalam penelitian ini diperoleh
dari tes kemampuan awal sampel dan

Keterangan: post test untuk mengukur kemampuan

T1 : Test awal; kognitif siswa sampel setelah diberikan


perlakuan.
T2: Test akhir;
X1: Perlakuan dengan penerapan Model
Discovery dengan metode Eksperimen;
d. Tahap Analisis Data kontrol yang diajarkan menggunakan model
Setelah semua data terkumpul,
Discovery dengan metode demonstrasi.
selanjutnya dianalisis dengan
Perbedaan peningkatan prestasi ini dapat
menggunakan SPSS. analisis yang
dilakukan yaitu uji normalitas, uji dilihat pada hasil uji hipotesis kedua yang
homogenitas, uji kemampuan awal
mana menunjukan bahwa nilai mean dari nilai
sampel dan uji hipotesis penelitian.
kelas eksperimen adalah 74,08 sedangkan
C. PEMBAHASAN
Dari hasil analisis data penelitian di atas kelas kontrol dengan nilai mean 65,19.

dengan taraf nyata  = 0,05 diperoleh nilai Faktor-faktor yang mendukung

sig. 2-tailednya adalah 0,00 sehingga dapat keberhasilan model pembelajaran Discovery

dikatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata dengan metode Eksperimen pada penelitian

yang signifikan antara siswa yang diajarkan ini adalah siswa lebih aktif dalam kegiatan

dengan menggunakan model Discovery pembelajaran terlebih pada upaya penemuan

dengan metode eksperimen dan siswa yang konsep Fisika melalui kegiatan percobaan.

diajarkan dengan menggunakan model Selain itu penggunaan model pembelajaran

Discovery dengan metode demonstrasi. Selain Discovery dengan metode ekperimen dalam

memberikan informasi tentang perbedaan penelitian ini juga melatih siswa untuk

rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol berpikir secara ilmiah untuk menghadapi

hasil analisis data juga memberikan informasi berbagai masalah. Dalam melakukan kegiatan

bahwa peningkatan prestasi belajar siswa eksperimen atau percobaan siswa dibimbing

pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan oleh guru untuk mengarahkan siswa dan

model Discovery dengan metode eksperimen memberikan penjelasan yang berhubungan

lebih baik bila dibandingkan dengan dengan percobaan yang sedang dilakukan

peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas serta memberikan kesimpulaln yang benar
terkait dengan materi yang dipelajari konsep yang tepat karena kasalahan dalam

sehingga kesalahan konsep yang disebabkan percobaan akan mengakibatkan kesalahan

oleh kesalahan dalam percobaan dapat dalam menyimpulkan suatu teori.

teratasi. Dengan demikian siswa akan keunggulan dari model pembelajaran

memiliki pemahaman yang lebih baik Discovery dengan metode demonstrasi adalah

terhadap materi pembelajaran. Model tidak terlalu banyak menggunakan waktu

pembelajaran Discovery dengan metode dalam percobaan karena percobaan

Eksperimen dapat diterapkan dalam berbagai didemostrasikan oleh guru, siswa hanya

materi pembelajaran Fisika, hal ini mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh

dikarenakan materi-materi dalam guru. Meskipun percobaan didemonstrasikan

pembelajaran fisika adalah hasil dari suatu oleh guru namun, kegiatan menemukan yang

percobaan yang dilakukan oleh para ahli. merupakan inti dari model Discovery tetap

Keunggulan dari model pembelajaran dilakukan oleh siswa. Hal ini dikarenakan

Discovery dengan metode eksperimen antara kegiatan pengolahan data hasil percobaan

lain siswa lebih aktif dalam kegiatan yang didemonstrasikan oleh guru tetap

percobaan dengan memperhatikan arahan dilakukan oleh siswa. sedangkan Kelemahan

atau bimbingan dari guru. dari model pembelajaran Discovery dengan

SedangkanKelemahan dari model metode demonstrasi antara lain siswa tidak

pembelajaran Discovery dengan metode terlibat langsung dalam proses percobaan.

eksperimen antara lain pembelajaran Di sini dapat dilihat bahwa kedua

memerlukan waktu yang lebih lama karena model pembelajaran yang digunakan dalam

guru harus membimbing siswa dalam penelitian ini memiliki keunggulan masing-

melakukan percobaan untuk menemukan masing, namun sesuai hasil penelitian prestasi
belajar dengan menggunakan model SPSS, dapat disimpulkan bahwa terdapat

pembelajaran Discovery dengan metode perbedaan prestasi belajar fisika siswa

Eksperimen lebih baik dibandingkan yang signifikan antara siswa yang diajar

pembelajaran menggunakan model Discovery menggunakan model pembelajaran

dengan metode demonstrasi karena dalam Discovery dengan metode eksperimen dan

proses pembelajaran dikelas siswa lebih aktif siswa yang diajar menggunakan

dan terlibat langsung dalam percobaan dalam pembelajaran Discovery dengan metode

mempelajari materi yang diberikan. demonstrasi.

Keunggulan dari model Discovery dengan 2. Dari hasil analisis data untuk hipotesis

metode eksperimen juga dapat dilihat pada kedua dimana nilai mean pada kelas

hasil analisis data dimana nilai mean untuk eksperimen adalah 74,08 sedangkan niali

kelas eksperimen yang diajarkan dengan man pada kelas kontrol adalah 65,19

model Discovery dengan metode eksperimen sehingga dapat disimpulkan bahwa

lebih besar dari nilai mean pada kelas kontrol Prestasi belajar Fisika siswa pada kelas

yang diajarkan dengan model Discovery eksperimen yang diajarkan dengan

dengan metode demonstrasi. menggunakan model pembelajaran

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, Discovery dengan metode eksperimen


makan pada akhirnya peneliti menyimpulkan
lebih baik dari pada prestasi belajar fisika
bahwa :
siswa pada kelas kontrol yang diajarkan
1. Setelah melakukan analisis data yang
denngan menggunakan model
diperoleh dari hasil penelitian diketahui
pembelajaran Discovery dengan metode
bahwa nilai sig. 2-tailed pada uji hipotesis
demonstrasi.
pertama adalah 0,00 dan mengacu pada

kriteria pengujian menggunakan program


Dimyanti & Mujiyono. 2013.
D. SARAN
Hamalik, Oemar 2004. Proses Belajar
Berdasarkan hasil penelitian ini, Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: Handayani Sri. 2009. BSE Pendidikan Fisika
Untuk SMA Kelas X. Jakarta :
1. Dapat menggunakan model pembelajaran DEPDIKNAS.
Discovery dengan metode eksperimen menjadi
Parmono. 2013. Jurnal Inquiri. Surakarta.
UNS Press
acuan dalam proses belajar mengajar

disekolah khususnya mata pelajaran fisika. Purwanto, M.N. 1994. Prinsip-Prinsip Dan
Teknik Evaluasi Pengajaran
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang Pendidikan. Bandung:Rosda Karya .

disesuaikan dengan penerapan model Rini Budiharti. 1998. Strategi Belajar


Mengajar Bidang Studi. Surakarta :
pembelajaran Discovery dengan metode UNS Press.

Eksperimen pada materi Fisika yang lain. Roestiyah, NK. 2001. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta : Rineka Cipra
3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang
Sardiman A. M. 2001. Interaksi & Motivasi
disesuaikan dengan penerapan model Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
pembelajaran Discovery dengan metode

Eksperimen pada jenjang pendidikan yang Slameto. 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
lain. Rineka Cipta.

E. DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: ALFABETA
Afandi Muhamad. 2013. Model Dan Metode
Pembelajaran Di Sekolah. Semarang.
UNISSULA Pres. Suharsimi arikunto. 2002. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
A.H. Ahmad. (2011). Pembelajaran
fisika di sekolah.
Yogyakarta: UNY Press Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung.
Tarsito.
Depertemen Pendidikan Nasional. 2013.
Kurikulum k-13 SMA. Jakarta :
erlangga
. 2004.Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Sinar
Barualgensido Offset

Tabrani Rusyan. 1998. Pendekatan Dalam


Proses Belajar Mengajar. Bandug :
Remadja Karya.

Y. Ekawati. 2017. Jurnal Inkuiri. Surakarta:


UNS Press
Soerjono. 1987. Sosiologi Hukum Dalam
Masyarakat. Jakarta: Rajawali.
Sukidin. 2005. Pengantar Sosiologi Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. 2003. Pengantar Ilmu Budaya.


Surabaya: Insan Cendekia.

Tim Redaksi KBBI. 2008. Kamus Besar


Bahasa Indonesia (Edisi Keempat).
Jakarta: Pusat Bahasa Depertemen
Pendidikan.

Vansina. 2014. Tradisi Lisan Sebagai


Sejarah (Terjemahan). Yogyakarta:
Ombak.

Yunus. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor:


Ghalia Indonesia.

Verstappen. 2013. Garis Besar


Geomorfologi Indonesia (Terjemahan).
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai