Anda di halaman 1dari 70

SUBDIT PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN

DIREKTORAT PRESERVASI JALAN


WILAYAH KERJA
DIREKTORAT PRESERVASI JALAN
DIREKTORAT JENDERAL
BINA MARGA

SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL

BAGIAN BAGIAN BAGIAN


BAGIAN
KEPEGAWAIAN, HUKUM DAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN
ORGANISASI, DAN KOMUNIKASI BARANG MILIK
UMUM
TATA LAKSANA PUBLIK NEGARA

DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT JALAN BEBAS HAMBATAN,
PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN JALAN PRESERVASI JALAN JEMBATAN PERKOTAAN DAN
JARINGAN JALAN FASILITASI JALAN DAERAH

SUBBAG TU SUBBAG TU SUBBAG TU


SUBBAG TU SUBBAG TU
SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
KETERPADUANPERENCANA AN
STANDAR DAN PEDOMAN MANAJEMEN DAN EVALUASI
DAN SISTEM JARINGAN SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
STANDAR DAN PEDOMAN JALAN DAERAH
STANDAR DAN PEDOMAN

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT


PEMROGRAMAN MANAJEMEN KONSTRUKSI SUBDIREKTORAT BIMBINGAN TEKNIK
SUBDIREKTORAT
PERENCANAAN JALAN DAERAH
PERENCANAAN
DAN PEMROGRAMAN
DAN PEMROGRAMAN
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
ANALISA DATA DAN GEOMETRIK, PERKERASAN SUBDIREKTORAT
PENGEMBANGAN SISTEM DAN DRAINASE SUBDIREKTORAT METROPOLITAN DAN
SUBDIREKTORAT KOTA BESAR
TEKNIK JEMBATAN
TEKNIK REKONSTRUKSI
SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT
GEOTEKNIK DAN SUBDIREKTORAT
LINGKUNGAN DAN SUBDIREKTORAT
MANAJEMEN LERENG JALAN BEBAS HAMBATAN
KESELAMATAN JALAN SUBDIREKTORAT TEKNIK TEROWONGAN DAN
TEKNIK PEMELIHARAAN JEMBATAN KHUSUS

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
PEMANTAUAN SUBDIREKTORAT
PEMANTAUAN SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
PENGADAAN TANAH
DAN EVALUASI DAN EVALUASI PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAN EVALUASI DAN EVALUASI

UNIT PELAKSANA TEKNIS KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL
DIREKTORAT
PRESERVASI JALAN

KELOMPOK JABATAN SUBBAGIAN


FUNGSIONAL
TATA USAHA

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
PERENCANAAN DAN PEMANTAUAN
STANDAR DAN PEDOMAN TEKNIK REKONSTRUKSI TEKNIK PEMELIHARAAN
PEMROGRAMAN DAN EVALUASI

SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
PEMANTAUAN
PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIK REKONSTRUKSI I TEKNIK PEMELIHARAAN I
DAN EVALUASI I

SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
PEMANTAUAN
BIMBINGAN TEKNIS PEMROGRAMAN TEKNIK REKONSTRUKSI II TEKNIK PEMELIHARAAN II
DAN EVALUASI II

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
DIREKTORAT PRESERVASI JALAN

Direktorat Preservasi Jalan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan


dan bimbingan teknis standar dan pedoman teknik preservasi jalan,
pembinaan perencanaan dan pemrograman preservasi jalan, pembinaan
teknik preservasi jalan serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja
preservasi jalan.

Direktorat Preservasi Jalan menyelenggarakan fungsi :


a. penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman preservasi
jalan;
b. pembinaan perencanaan dan pemrograman preservasi jalan;
c. pembinaan teknik rekonstruksi;
d. pembinaan teknik pemeliharaan;
e. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja preservasi jalan; dan
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
DIREKTORAT PRESERVASI JALAN

Direktorat Preservasi Jalan terdiri atas :

a. Sub Direktorat Standar dan Pedoman;


b. Sub Direktorat Perencanaan dan Pemrograman;
c. Sub Direktorat Teknik Rekonstruksi;
d. Sub DirektoratTeknik Pemeliharaan;
e. Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi; dan
f. Sub Bagian Tata Usaha
Subdirektorat Perencanaan dan Pemrograman mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan perencanaan dan pemrograman preservasi jalan
subdirektorat Perencanaan dan Pemrograman menyelenggarakan fungsi:
a. pengolahan, analisis dan validasi data dan sistem manajemen jalan serta
pembinaan teknis survey jalan;
b. bimbingan teknis perencanaan program preservasi jalan dan fasilitasi
pengendalian pemanfaatan bagian-bagian jalan;
c. pengaturan penyediaan, pemantauan pengendalian dan evaluasi
pemanfaatan, pemenuhan serta penggunaan bahan dan peralatan jalan;
d. penyiapan rencana pengendalian pembinaan pelaksanaan program
preservasi jalan nasional;
e. koordinasi dan penilaian usulan program dan anggaran penyelenggaraan
preservasi jalan;
f. pembinaan manajemen pemeliharaan dan pemanfaatan bahan dan
peralatan jalan;
g. pembinaan penyiapan bahan usulan penyusunan program preservasi jalan
dan fasilitasi Unit Pengelola Dana Preservasi Jalan;
h. pembinaan manajemen pelaksanaan konstruksi preservasi jalan dan
pengembangan teknologi bahan dan peralatan preservasi jalan dan
pengelolaan pengendalian Mitigasi Bencana Alam;
i. pembinaan teknis penanganan bencana alam; dan
j. pemantauan penanganan rawan kecelakaan;
Seksi Perencanaan

Seksi Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan


bahanpengolahan, analisis dan validasi data dan sistem manajemen jalan
dan pembinaan teknis survey jalan, bimbingan teknis perencanaan
program preservasi jalan dan fasilitasi pengendalian pemanfaatan bagian-
bagian jalan, pengaturan penyediaan, pemantauan pengendalian dan
evaluasi pemanfaatan, pemenuhan serta penggunaan bahan dan
peralatan jalan dan penyiapan rencana pengendalian pembinaan
pelaksanaan program preservasi jalan nasional;
Seksi Pemrograman

Seksi Pemrograman mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan


koordinasi dan penilaian usulan program dan anggaran penyelenggaraan
preservasi jalan, pembinaan manajemen pemeliharaan dan pemanfaatan
bahan dan peralatan jalan, pembinaan penyiapan bahan usulan
penyusunan program preservasi jalan dan fasilitasi Unit Pengelola Dana
Preservasi Jalan serta pembinaan manajemen pelaksanaan konstruksi
preservasi jalan dan pengembangan teknologi bahan dan peralatan
preservasi jalan dan pengelolaan pengendalian Mitigasi Bencana Alam,
pembinaan teknis penanganan bencana alam danpemantauan penanganan
rawan kecelakaan;
*
* Data merupakan basis utama dalam menentukan
suatu kebijakan, termasuk data kondisi jalan dalam
penentuan kebijakan penanganan jalan.
* Pengumpulan data sangat tergantung ada maksud
penggunaan data.
* Tingkatan akurasi dari data yang dikumpulkan
bervariasi tergantung pada tingkat hirarki keputusan
yang akan dibuat.
* Data yang dibutuhkan untuk kebutuhan strategis,
jaringan dan level proyek akan sangat berbeda
dalam detail dan kebutuhan akurasinya.

*
Secara umum, kebutuhan pengumpulan data dapat
dibedakan dalam beberapa kelompok :
* Lokasi : lokasi aktual objek menggunakan system
referensi linear atau koordinat geografis.
* Atribut fisik : deskripsi dari objek termasuk
didalamnya tipe, dimensi, panjang, dll.
* Kondisi : penilaian kondisi dapat bersifat kualitatif
dan umum (baik, sedang, buruk, dll), atau detail
dan kuantitatif sesuai dengan praktik umum dan
standar (misal IRI, PCI, dll).
* Lalu lintas : merupakan data untuk menilai utilisasi
jalan.

*
* Data Langsung (Direct Data)
* Secara langsung mengukur objek

* Data Tidak Langsung (Surrogate data)


* Tidak diukur secara langsung tapi didasarkan hasil
analisis dari data langsung. (misal remaining life)

* Indikator Komposit (Composite indicators)


* Surface Distress Index (SDI)
* Pavement Condition Index (PCI)

*
*Untuk mendukung analisis network-level
– Proses sampling (diambil untuk distribusi dari
variasi kondisi jalan yang ada sekitar 10%)
*Dua prosedur sampling:
– Sampling network/jaringan
– Sampling per bagian / section

*
* SURVEY KONDISI JALAN

I. Condition survey based on road surface


roughness (IRI) – (Survei kondisi berdasarkan
kekasaran permukaan jalan)
a. Survey secara visual,
b. Survey dengan menggunakan alat
Hasil evaluasi :
SDI Data sulit dikumpulkan
Indikator hanya di Indonesia
Tidak masuk ke dalam sistem PMS

Rekomendasi:
Indikator yang berlaku umum dan mudah
PCI
dimengerti
Masuk ke dalam sistem PMS

*
III. FWD ( Falling Weight Deflectometer)
menentukan Nilai Modulus Elastisitas

* pengukuran lendutan, modulus elastisitas (


kekakuan ) tiap lapis perkerasan dan kondisi tanah
dasar jalan
* Maksud dari investigasi ini adalah untuk mengetahui
kondisi permukaan , kondisi perkerasan dan kondisi
tanah dasar jalan.
* Tujuannya adalah untuk mengetahui kapasitas
struktur perkerasan jalan yang ada akibat pengaruh
beban roda kendaraan yang melewati ruas jalan
tersebut.

Alat Survey FWD


IV. BENKELMAN BEAM (BB)
memperoleh data Struktur Perkerasan Jalan

*pengujian perkerasan jalan dengan


alat Benkelman Beam yaitu dengan cara
mengukur gerakan vertikal pada
permukaan lapis jalan melalui
pemberian beban roda yang diakibatkan
oleh beban tertentu.
*untuk memperoleh data lapangan yang
akan bermanfaat pada :
- Penilaian struktur perkerasan
- Perbandingan sifat-sifat struktural
sistem perkerasan yang berlainan

Tata Cara Perencanaan dan Pemrograman


Pemeliharaan Jalan secara Long Segment
V. Survey Lalu Lintas

Tujuan

* untuk mengetahui kondisi lalu lintas, kecepatan


kendaraan rata-rata,
* menginventarisasi jalan yang ada,
* serta menginventarisasi jumlah setiap jenis
kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu
dalam satuan waktu
sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata
sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.
* Penilaian Kondisi Jalan
Lintas Harian Rata - Rata Tahunan (LHRT) dalam smp/hari
IRI
0 - 100 100 - 300 300 - 500 500 - 1000 1000 - 2000 2000 - 3000 3000 - 12000 > 12000
0 - 3.5 B B B B B B B B
3.5 - 4 B B B B B B B S
4 - 6 B B B B B B S S
6 - 8 B B B B S S S RR
8 - 10 B B S S S S RR RB
10 - 12 S S S S RR RR RB RB
12 - 16 S RR RR RR RB RB RB RB
16 - 20 RR RR RB RB RB RB RB RB
20 - 25 RR RB RB RB RB RB RB RB
> 25 RB RB RB RB RB RB RB RB

Sumber : Permen PU No.13/PRT/M/2011


B : baik
S : sedang
RR : rusak ringan
RB : rusak berat
* Penilaian Kondisi Jalan
Lintas Harian Rata - Rata Tahunan (LHRT) dalam smp/hari
IRI
0 - 100 100 - 300 300 - 500 500 - 1000 1000 - 2000 2000 - 3000 3000 - 12000 > 12000
0 - 3.5 B B B B B B B B
3.5 - 4 B B B B B B B S
4 - 6 B B B B B B S S
6 - 8 B B B B S S S RR
8 - 10 B B S S S S RR RB
10 - 12 S S S S RR RR RB RB
12 - 16 S RR RR RR RB RB RB RB
16 - 20 RR RR RB RB RB RB RB RB
20 - 25 RR RB RB RB RB RB RB RB
> 25 RB RB RB RB RB RB RB RB

Sumber : Permen PU No.13/PRT/M/2011


B : baik
S : sedang
RR : rusak ringan
RB : rusak berat
* Penentuan Kebutuhan Penanganan Preservasi
Jalan Berpenutup Jalan
Kondisi Jalan Persentase Kerusakan Jenis Penanganan Program Penanganan

Baik < 6% Pembersihan rumija Pemeliharaan Rutin


Sedang 6 – 11% Pengisian celah/retak Pemeliharaan Rutin
permukaan
Pelaburan
Penambalan lubang
Pelapisan tipis

Rusak Ringan 11 – 15% Pelapisan Ulang Rehabilitasi

Rusak Berat > 15% Perbaikan seluruh struktur Rekonstruksi


perkerasan

Jalan Tanpa Penutup


Kondisi Jalan Persentase Kerusakan Jenis Penanganan Program Penanganan

Baik < 11% Grading operation/reshaping Pemeliharaan Rutin

Sedang 11 – 16% Grading operation/reshaping Pemeliharaan Rutin


Ripping and reworking existing
layer Rehabilitasi

Rusak Ringan 16 – 23% regravelling Rehabilitasi

Rusak Berat > 23% Perbaikan seluruh struktur Rekonstruksi


perkerasan
Sumber :Surat Direktur Preservasi Jalan No PR0102-Bn/57 tanggal 4 Februari 2016 perihal Petunjuk Penyusunan Program
Preservasi Jalan TA 2017 dan Ralatnya
* HASIL SURVEI
Penentuan Program Penanganan Pemeliharaan
Jalan Berpenutup Aspal/Beton Semen
* HASIL SURVEI

*Penentuan Program Penanganan Pemeliharaan


Jalan Tidak Berpenutup Aspal/Beton Semen
* KERANGKA PEMELIHARAAN JALAN DENGAN PENDEKATAN PRESERVASI

Source : AASHTO Pavement Management Guide Book, 2012 adopted from Peshkin et al. 2007
* Preservasi

Preservasi Jalan secara “Long Segment”

Long segment meliputi empat komponen jalan,


yaitu:
* Perkerasan
* Bahu
* Drainase
* Perlengkapan jalan
* Preservasi

1. Pemeliharaan Rutin

* Pemeliharaan rutin jalan adalah kegiatan merawat serta


memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-
ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap.
* Pemeliharaan rutin jalan dilakukan sepanjang tahun pada
ruas jalan/bagian ruas jalan dan bangunan pelengkap
* Preservasi

2. Pemeliharaan Preventive
* Tujuan untuk membatasi jenis, tingkat, sebaran kerusakan,
dan menunda kerusakan lebih lanjut, serta mengurangi
jumlah kegiatan pemeliharaan rutin, melindungi perkerasan
dari pengaruh beban dan lingkungan, dan mempertahankan
kondisi jalan dalam tingkatan baik dan sedang sesuai
dengan rencana
* Keuntungan Pemeliharaan Preventif yaitu :

* Mengurangi kerusakan dimasa mendatang;


* Mempertahankan atau meningkatkan kondisi
fungsional dari perkerasan;
* Memperpanjang masa layan perkerasan sesuai umur
rencana
* Preservasi

Teknologi Pemeliharaan preventive Perkerasan Jalan beraspal


meliputi :
* fog seal (pengkabutan),
* chip seal,
* slurry seal, lapis penutup dengan bubur aspal emulsi;
* microsurfacing, lapis permukaan micro;
* Lapis tipis beton aspal (LTBA).
*
*
Prioritas Pemilihan Teknologi Preventif

Dalam melakukan prioritas pemilihan teknologi preventif yang tepat, Perencana harus
mengevaluasi segmen tinjauan dengan mengutamakan kelayakan penggunaan teknologi
preventif terkait dengan produktifitas peralatan. Pemilihan prioritas teknologi preventif dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan penanganan dominan. Untuk penanganan perkerasan kaku,
harus dilakukan survey dan investigasi terhadap kerusakan plat beton.
Kondisi perkerasan yang direkomendasikan untuk pemeliharaan
preventif

a. Kondisi struktural masih stabil;


b. Perkerasan yang telah mengalami oksidasi;
c. Sudah mengalami pengausan;
d. Sudah mengalami pelepasan butir ringan, atau warnanya
memudar;
e. Sudah terjadi alur dan retak pada perkerasan lentur;
f. Terjadi pumping di bawah slab dekat sambungan perkerasan
kaku.

Tata Cara Perencanaan dan Pemrograman


Pemeliharaan Jalan secara Long Segment
3. Rehabilitasi

adalah kegiatan penanganan pencegahan


terjadinya kerusakan yang luas dan setiap
kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam
desain, yang berakibat menurunnya kondisi
kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari
suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan,
agar penurunan kondisi kemantapan tersebut
dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan
sesuai dengan rencana.
4. Rekonstruksi

adalah peningkatan struktur yang merupakan


kegiatan penanganan untuk dapat meningkatkan
kemampuan bagian ruas jalan yang dalam
kondisi rusak berat agar bagian jalan tersebut
mempunyai kondisi mantap kembali sesuai
dengan umur rencana yang ditetapkan.
5. Penanganan Daerah Rawan Banjir
Dengan memperhatikan :
* Sumber air di bawah perkerasan
* Penanganan air hujan
* Fungsi Drainase dan Jenis Drainase
* Jenis Kerusakan Drainase
* Preservasi Sistem Drainase
6. Penanganan Daerah Rawan Longsor
Tindakan preventif masa Pra-Bencana:
* Pemetaan lokasi ruas jalan yang rawan longsor;
* Pemetaan daerah rawan bencana dan mengetahui gejala
gejala awal dari bencana;
* Menyiapkan alat berat, bahan jembatan darurat (Balley),
gorong-gorong baja Armco, Kawat beronjong, dan lain-
lain serta melakukan pelatihan pemasangannya,
* Menyiapkan jalur evakuasi penduduk ketempat aman
bila terjadi bencana.
* Jenis Penanganan Preservasi Jalan (1/3)
Jenis Penanganan Kegiatan
Pemeliharaan Rutin • Pemeliharaan/pembersihan bahu jalan
• Pemeliharaan sistem drainase
Output : Pemeliharaan rutin/Rutin Kondisi • Pemeliharaan/pembersihan rumaja
Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi • Pemeliharaan pemotongan tumbuhan/tanaman
baik atau sedang liar di dalam rumija
• Pengisian celah/retak permukaan
• Laburan aspal
• Penambalan lubang
• Pemeliharaan bangunan pelengkap
• Pemeliharaan perlengkapan jalan
• Grading operation untuk jalan tanpa penutup

Pemeliharaan Preventif Pelapisan aspal tipis, termasuk diantaranya fog seal,


chip seal, slurry seal, micro seal, dan SAMI.
Dilakukan pada ruas jalan yang karena pengaruh
cuaca / lalin mengalami kerusakan lebih luas
sehingga perlu dilakukan pencegahan.

Rehabilitasi • Pelapisan ulang (overlay)


• Perbaikan bahu jalan
a. Rehabilitasi Minor • Pengasaran permukaan
Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi • Pengisian celah/retak permukaan
rusak ringan • Perbaikan bangunan pelengkap
• penggantian/perbaikan perlengkapan jalan
…cont’d yang hilang/rusak
* Jenis Penanganan Preservasi Jalan (2/3)
Jenis Penanganan Kegiatan
Cont’d • Pemarkaan ulang
• Penambalan lubang
• Penggarukan,penambahan untuk jalan tanpa
penutup
• Pemeliharaan/pembersihan rumaja
b. Rehabilitasi Major • Pelapisan ulang
• Perbaikan bahu jalan
Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi • Perbaikan bangunan pelengkap
rusak ringan dan ruas jalan yang semula • Perbaikan/penggantian perlengkapan jalan
ditangani melalui pemeliharaan rutin namun • Penambalan lubang
• Penggantian dowel
karena suatu sebab mengalami kerusakan • Penanganan tanggap darurat
yang tidak diperhitungkan, yang berakibat • Pekerjaan galian/timbunan
menurunya kondisi menjadi kondisi rusak • Penyiapan tanah dasar
ringan. • Pekerjaan struktur perkerasan
• Perbaikan/pembuatan drainase
• Pemarkaan
• Pengkerikilan kembali untuk jalan tanpa
penutup
• Pemeliharaan/pembersihan rumaja
* Jenis Penanganan Preservasi Jalan (3/3)
Jenis Penanganan Kegiatan
Rekonstruksi • Perbaikan seluruh struktur perkerasan,
drainase, bahu jalan, tebing, dan talud.
Dilakukan pada ruas jalan dengn kondisi rusak • Peningkatan kekuatan struktur berupa
berat pelapisan ulamg perkerasan dan bahu jalan
sesuai umur rencananya kembali
• Perbaikan perlengkapan jalan
• Perbaikan bangunan pelengkap
• Pemeliharaan/pembersihan rumaja.

Pelebaran Menuju Standar


Kegiatan melebarkan badan jalan menuju standar sesuai dengan spesifikasinya (jalan
raya/jalan sedang/jalan kecil) dengan merekonstrusi jalan eksisting.

Sumber : Permen PU No.13/PRT/M/2011


* CONTOH PEMELIHARAAN RUTIN

Crack Sealing Patching


* CONTOH PEMELIHARAAN PREVENTIF

Fog Seal Slurry Seal/Microsurfacing

Chip Seal Seal Coat


* Sistem Manajemen Aset Jalan Indonesia (SMAJI) atau
Road Asset Management System (RAMS)

Penggunaan SMAJI/RAMS sebagai Alat Bantu Penyusunan


Program Tahunan Preservasi Jalan, (Surat Direktur Jenderal
Bina Marga No. PR 01.02-Db/1069 Tanggal 15 Desember
2017)
1. Operasional SMAJI atau RAMS dilakukan oleh
Bidang/Seksi Perencanaan dan Pemantauan di masing –
masing Balai dengan menggunakan data yang telah
dikumpulkan oleh Balai dan diunggah ke basis data
SiPDJN (SIstem Pengelolaan Data Jalan Nasional).
2. Dalam operasionalisasi RAMS/SMAJI, Balai berkoordinasi
dengan Direktorat Preservasi Jalan.
*

* RAMS Road Asset Management System berbasis cloud


dengan platform Junoviewer, yaitu sistem yang merupakan
kerangka untuk membangun sistem manajemen aset
berbasis web
* Saat ini rams difungsikan untuk perencanaan dan
pemrograman preservasi jalan,
* RAMS meliputi pula jembatan dan aset lainnya (dalam
pengembangan)
*
* Pengembangan RAMS yang dilakukan oleh IndII sejak tahun
2014.
* Sebelumnya telah dilaksanakan Pilot Project Tahap 1 (2014 –
2016) yang telah dilaksanakan di BBPJN IV dan V (Banten, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,dan Jawa Timur).
* Pada tahun 2017 Pilot Project Tahap 2 dilaksanakan dan
dioperasikan pada level Balai oleh Kepala Bidang Perencanaan
yakni untuk provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Sumatera Selatan, Lampung,
dan Bangka Belitung secara penuh (hands-on) untuk
menyusun program preservasi jalan tahun anggaran 2018.
* Tahun 2019 dimulai penggunaan RAMS skala nasional untuk 34
propinsi di level Balai.
A Framework for building Asset Management
Systems for Curious People

Customized
Fit-for-Purpose
Asset Management System
GIS Statistics Forecast
Graphics
Tools Tools Model

Data Admin
Core Engineering Tools
Query Engine Tools

Data Server Technology (SQL Server) Web Server Technology (ASP.NET)


* RAMS sebagai Komponen Junoviewer
INPUT BINA MARGA
JUNOVIEWER WEB
Web-based asset management Triggers and treatments –
system
Aspek utama:
RAMS policy-based inputs based on
Preservation directives
• Databases yang menyimpan informasi yang Komponen Deterioration rate models
berkaitan dengan system pengelolaan asset Junoviewer yang based on actual recorded
• Data Access Layer (DAL) yang dioptimalkan disesuaikan untuk rates
untuk melakukan query pada database yang keperluan for Bina
menyimpan data linier berbasis waktu. Marga
• Sistem pelaporan kelas dunia dioptimalkan Diakses melalui
untuk menampilkan data linear time-series Unit prices for treatments
web browser
• Tools untuk menyimpan program-program melalui Junoviewer
Bina Marga (Forward Works Programmes,
Web
(FWPs) pada satu lokasi yang terpusat
sehingga para pengguna dimanapun di Aset meliputi:
Jalan, jembatan, Multi-year Budgets
Indonesia dapat melihat, menganalisis,
modifikasi dan mengekspor informasi FWP drainase, pelengkap
• Tools untuk melakukan analisis canggih
terhadap data anda, seperti penetapan
perioritas penanganan secara batch.
* Memberikan informasi lengkap budget dan indikator kinerja
* Analisis cepat perubahan budget dan skenario-skenario lain
* Mendekati rencana-rencana penanganan proyek final
* Estimasi budget akurat
* Penyesuain Field Inspection Tool adjustments dan audit
* Seluruh input untuk agregasi angaran RAMS Nasional
* Analisis “what-if” budget nasional
* Asphalt, concrete, earth, gravel, penmac, burtu dan perkerasan lain
* Strategi mengurangi biaya preservasi dari waktu ke waktu
* Kemampuan audit DED dan as built dibandingkan dengan FWP
* Grafik-grafik yang powerful
* Kemampuan data, analisis dan output dimanapun dan banyak user

*
*
*Tahap 1 merupakan analisis awal dengan menggunakan
data IRI semester 2. Dari hasil analisis ini akan keluar
kebutuhan penanganan preservasi jalan dan termasuk
pula daftar segmen jalan yang perlu diinvestigasi lebih
lanjut dengan survey FWD dan survey visual. Survey FWD
dan visual akan dilaksanakan kemudian.
*Tahap 2 merupakan analisis akhir dengan masukan data
IRI, lendutan dan kondisi jalan hasil survey semester 1,
dan akan mendetailkan kebutuhan penanganan dari
analisis tahap 1. Keluaran yang akan dihasilkan program
preservasi jalan.
*RAMS menggunakan MDP 2017 sebagai dasar penanganan
dan pemicu (triggers).
*
* Kualitas data yang bagus sangat penting
* Balai saat ini bertanggung jawab untuk
pengumpulan data
* RAMS membutuhkan data kondisi :
* permukaan jalan (IRI), kerusakan jalan (SDI),
struktural jalan (lendutan) dan beberapa visual,
proyek committed dan data as-built, sebagai
tambahan selain traffic,
DIPA Category Treatment
Reconstruction Recon 100 (1 to 6) MDP 2017 Catalogue
values
Major Rehab Recon 20 MDP 2017 Catalogue
AC 120 M values
AC 120 MDP 2017 Catalogue
values
Minor Rehab AC 60
MillPG Mill and inlay
Preventiv Preventiv
Routine RM
maintenance RK
Warranty
HT (or HRM) Holding Treatments
Widening Recon 100 + widen MDP 2017 Catalogue
Recon 20 + widen values
AC 120 + widen MDP 2017 Catalogue
AC 120 M + widen values
AC 60 + widen
Committed Planned
ongoing

52
RAMS deflection triggers – origin MDP
2017
CESA 0 1 2 5 10 20 50 100
Design Class
1 2 3 4 5 6 7 8
Lookup parameter
treatment and algorithm criteria D0 char* (deflection) D0-D200 mean (CurvNorm)
ThinAC (AC60 < 10 million cesa, AC100 >=10
million cesa and lookup <= trigger) 1.60 1.50 0.33 0.23 0.17 0.12 0.10 0.08
AC120 (lookup <= trigger), HEAVY RECON =
AC120 + mill and inlay, AC120+SAMI, recon flex
or recon rigid (lookup > trigger and 10m IRI
2.15 1.93 0.58 0.40 0.30 0.22 0.15 0.12
and other rules to differentiate)

* 95th percentile or max value if data limited


<Trigger 1 AC60 AC60 AC100 AC100M
<Trigger 2 AC120 AC120 AC120 AC120M
>=Trigger 2 RECON RECON RECON RECON

53
RAMS NETWORK
TREATMENT FLOW Note: These are preliminary treatment solutions
suitable for network budget estimates and project
CHART planning. Project level treatment design requires field
STAGE II inspection, additional tests and analysis
Nov 2017
Vers 2 Rev 15

User inputs and back end


Previous YES
year = major Warranty (WP) CESA >
treatment Def > .. RECON 1
100

Ongoing / as
built AC 120M
User inputs –
as-built and
Planned
treatments planned CESA > 50 Def > .. RECON 2

Drain YES
Budget Flag:
Inspection
Drainage
SF = TRUE

CESA > 20 Def > .. RECON 3

Pavement YES
Treatment HT AC 120
deferred

CESA > 10 Def > .. RECON 4


Inspection: YES
IRI > 11 Status =
Mill = MillPG
Logistic link
TRUE

YES

CESA > 5 Def > .. RECON 5


PRIORITY
Flag 1

YES IRI <


Def > atau
(8 – detrate) RECON 5
PCI < 30
And IKP > 30

IKP ≤ 30 RECON
Or YES 100
Def > deftrig solutions
2 CESA >
Def > .. RECON 1
100

RECON
Def > deftrig 1 YES 20 and AC 120M
Or AC
MCESA > 20 structural

CESA > 50 Def > .. RECON 2

MCESA < 2
and AC 60
IKP > 55

YES CESA > 20 Def > .. RECON 3


Preventiv

AC 120
YES
IRI > 6 or krm
KRM
< 55
CESA > 10 Def > .. RECON 4

RM

CESA > 5 Def > .. RECON 5

Def > atau


RECON 5
PCI < 30

54
RECON 100 AADT >3000
solutions RECON 100
and
+ widen
Width < 3.2 m

RECON 100

RECON 20
and AC AADT >3000
RECON 20
structural and
+ widen
Width < 3.2 m

RECON 20

AADT >3000
AC 60 and AC 60 + widen
Width < 3.2 m

AC 60

55
* Proses aplikasi RAMS (I)
1. Entri Data
2. Join Data
3. Masukkan data As-built dan committed projects
4. Buat FWP (Forward Works Programme) kosong
5. Clone SBSN dan APBN networks
6. Jalankan model RAMS – keluaran ungrouped,
unconstrained
7. Kebijakan review budget Dir. Preservasi
rmenggunakan Aggregation Tool
8. Identifikasi “defined Segment Groups” jika ada
9. Menjalankan ulang model – grouped, constrained
10.Identifikasi data survei Stage II menggunakan
DMS survey
11.Lakukan pengumpulan data Stage II termasuk
FWD/BB dan visual
12.Model RAMS Stage II – grouped, constrained
13.Review anggaran Dir Preservasi – run lebih lanjut
jika diperlukan
14.Optimasi Field Inspection (FIT)
15.Keluaran schedules untuk tim DED
16.Review DED dan As-Built
* Proses aplikasi RAMS (I)
*

* Kualitas data harus ditingkatkan (data quality must be


improved),
* Memfasilitasi perencanaan dan penyiapan proyek preservasi yang
efisien biaya (facilitates cost effective planning and preparation
of preservation projects),
* Dapat mendukung validasi DED dan pelaryan ”as-built”(can
support validation of DED and as-built works ),
* Dapat disesuaikan untuk memberikan format laporan gabungan
atau regional yang diperlukan (can be customized to deliver any
required aggregated or regional report format),
* Telah berhasil digunakan oleh 4 Balai untuk 2018 dan 2019
Perencanaan proyek preservasi (has been used successfully by 4
Balai for 2018 and 2019 preservation project planning).
Tata Cara Perencanaan dan Pemrograman
Pemeliharaan Jalan secara Long Segment
Some online views
of RAMS via
Junoviewer Web
Section analysis -
IRI
STRIP MAP UNDER THE VIEW MENU
*

1. Melalui sistem penyaringan dengan mempertimbangkan peraturan


perundangan, standar & pedoman yang berlaku, data-data yang
mutakhir, serta kajian teknis sesuai kebutuhan sebagai berikut:
a. Data Kondisi Jalan yang mutakhir;
b. IRMS –terdiri dari proses Database, Proses Manajemen, dan Keluaran
/ Laporan. Data IRMS dipergunakan sebagai salah satu masukan
dalam proses pemrograman, sedangkan outputnya tidak wajib dipakai
untuk menentukan indikasi penanganan, proses optimasi indikasi
program.
c. BMS - Bridge Management System;
d. Feasibility Studies dan Justifikasi Ekonomi lainnya untuk proyek-proyek
tertentu yang bukan keluaran dari IRMS dan BMS;
e. Screening melalui EMP - Environmental Management Plan;
f. Screening lain, misalnya kawasan strategis, dll
2. Usulan program dari Provinsi yang telah melalui prosedur
pemrograman seperti tersebut diatas, maupun usulan dari
Direktorat Pembangunan Jalan, Direktorat Preservasi Jalan,
dan Direktorat Jembatan dibahas pada pertemuan Pra-
Konsultasi Regional “Pra-Konreg”.
Hasil Pra-Konsultasi Regional tersebut, oleh SubDirektorat
Keterpaduan Perencanaan dan Sistem Jaringan (KPSJ) dan
Sub-Direktorat Pemrograman – Direktorat Pengembangan
Jaringan Jalan dikaji dan dievaluasi untuk menentukan prioritas
program.
3. Apabila Prioritas Program telah disusun, dilanjutkan proses Screening
Program untuk dijadikan Usulan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Rancangan Renja-K/L) dengan menggunakan
kriteria sbb :
a. Aspek Teknis
1. Koridor Strategis
2. Jalan Nasional Arteri Primer/Non Status Arteri Primer/Kolektor
Primer 1
3. Screening melalui indikasi data IRMS, BMS, dan FS
4. Economical Internal Rate of Return (EIRR) > 15%, Net Present
Value (NPV) Positif, dan Benefit Cost ratio (BCR) > 1
5. Volume Capacity Ratio (V/C) ≤ 0,85 untuk New Roads dan
Capacity Expansion
6. IRI > 6, atau SDI > 50 untuk Road Betterment
b. Aspek Kesiapan/Kemudahan Pelaksanaan
1. Paket/ruas jalan tanahnya sudah dibebaskan.
2. Dokumen Lingkungan seperti UKL/UPL/AMDAL, Tracer Study dan
LARAP sudah disetujui oleh Bank Dunia.
4. Usulan Renja-K/L yang telah di screening
diperbandingkan/ disesuaikan dengan Rancangan
Renja-K/L Hasil Pra-Konreg, dan setelah dilakukan
penajaman dan mendapatkan Surat Edaran Bersama
Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif Anggaran
Kementerian/Lembaga (SEB Pagu Indikatif) untuk
dijadikan Renja–K/L (Rencana Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).
5. Pemerintah setelah menyusun Rancangan Awal Rencana Kerja
Pemerintah (Rancangan Awal RKP) melakukan serangkaian
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG)
mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten / Kota,
Provinsi, dan Pusat.
Selain itu Pemerintah juga mengadakan kerjasama
pembangunan dengan pihak luar baik Bilateral maupun
Multilateral.

Apabila seluruh Rencana Kerja Pemerintah (RKP) telah


tersusun maka Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden
tentang Rencna Kerja Pemerintah (Perpres RKP), termasuk di
dalamnya Rencana Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
6. Renja - K/L Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, setelah mendapatkan Surat
Edaran tentang Pagu Anggaran dari Kementerian
Keuangan, maka terbitlah Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian /Lembaga (RKA-K/L), selanjutnya
dimasukan ke dalam Nota Keuangan dan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
*
Skema Long Segment :
* Skema Long-Segment adalah membagi panjang jalan nasional dalam segment panjang 50 km – 150 km
dengan memperhatikan rentang kendali PPK sebagai manajer ruas.
* Kriteria segmen ruas jalan tidak dapat dimasukkan ke dalam skema Long-Segment adalah segmen ruas
jalan yang sudah committed dikerjakan dengan skema MYC, dana SBSN dan Loan, atau segmen ruas jalan
dengan jenis pekerjaan masuk pada penanganan longsoran, pekerjaan jembatan (kecuali pemeliharaan
rutin) / pembangunan jalan (output non preservasi). Pekerjaan jembatan atau pelebaran kategori
penambahan lajur dapat dimasukkan ke dalam Long-Segment jika panjang penanganannya pendek
(jembatan < 6 meter). Long-Segment harus dijaga tetap menerus (tidak terputus kecuali pada kondisi
tertentu).
Pengecualian untuk panjang Long-Segment < 50 km adalah :
* Jalan nasional dalam pulau maka Long-Segment dapat dibuat sesuai dengan panjang jalan yang ada.
* Segmen terdapat di dalam Kota Metropolitan / Kota Besar (jalan terdiri dari 4 lajur) dapat dibuat
sesuai dengan panjang jalan yang ada.
* Segmen terdapat di tengah-tengah pekerjaan dengan kriteria tidak dapat dimasukan dalam Long-
Segment dan tidak ada Long-Segment lain pada lokasi yang berdekatan.

69
TERIMA KASIH

70

Anda mungkin juga menyukai