Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

RADANG PANGGUL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

JUMRIANA

MOH. YASIN

SITI NAHDALIA

SRI DEWI RAHMAWATI

SRI WAHYUNI

TRIA ARGITA FEBRIANA

UNI OKTAVIANINGSIH

UUN PRAYOGI

WINNY DESTRIA PUTIA

YULIANA

YUNI CHINTYA AKBAR

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah yang telah memberikan


nikmatnya. Sehingga dapat terselesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan leh karena
itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

penulis
BAB 1

ENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Radang Panggul (PRP) merupakan infeksi genitalia wanita yang


menggambarkan keadaan atau kondisi dimana organ pelvis (uterus, tuba/ovarium)
diserang oleh mikroorganisme patogen, biasanya bakteri yang multiplikasi dan
menghasilkan suatu reaksi peradangan. Bakteri yang biasa menyebabkan PRP adalah
Neisseria gonorrhea(N. gonorrhea) dan Chlamydia trachomatis (C. trachomatis)dapat
pula oleh organisme lain yang menyebabkan vaginosis bacteria. PRP merupakan
komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS) yang termasuk di dalamnya
endometritis, salpingitis, tuba-ovarian abses, dan peritonitis (Reyes,2010). Penyakit
tersebut menginfeksi saluran reproduksi bagian atas, termasuk uterus, tuba fallopi,
dan struktur penunjang pelvis.( Shepherd, 2010). PRP mempengaruhi 1 dari 10 wanita
dan jika dibiarkan akan menyebabkan ketidaksuburan. Diperkirakan 1.000.000 wanita
pertahun di USA mendapat pengobatan untuk peradangan panggul pada usia antara
16-25 t ahu n. Per tahunnya hampir 250.000 wanita masuk rumah sakit akibat PRP
dan 100.000 orang mengalami prosedur bedah, sisanya menjalani rawat jalan. (Aral,
1991).

Insidensi PRP pada pengguna alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah
sekitar 9,38 per 1000 wanita di 20 hari setelah pemasangan. Namun, angka kejadian
PRP pada pengguna AKDR akan menurun menjadi 1,39 per 1000 wanita pada satu
tahun setelah pemasangan (Farley, 1992). Angka PRP pada pemakaian AKDR adalah
sebanyak 1,4 – 1,6 kasus per 1000 wanita selama tahun pemakaian. (BKKBN, 2009).
Beberapa faktor merupakan risiko untuk penyebab PRP antara lain hubungan seksual,
prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan AKDR, persalinan, aborsi),
aktivitas seksual, berganti-ganti pasangan seksual, riwayat PRP sebelumnya, proses
menstruasi, dan kebiasaan menggunakan pembersih kewanitaan, dan lain-lain.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Krisnadi menyebutkan bahwa sebagian besar
PRP disebabkan akibat hubungan seksual. Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini
dalam 2-3 dekade terakhir berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk diantaranya
adalah peningkatan jumlah Penyakit Menular Seksual (PMS) dan penggunaan AKDR.
Risiko terkena PRP pada pemakaian AKDR 1,5 – 10 kali lebih besar dibandingkan
pemakaian kontrasepsi lain atau yang bukan pemakai sama sekali. 15% kasus
penyakit ini terjadi setelah tindakan operasi seperti biopsi endometrium, kuret,
histeroskopi. (Krisnadi, 2009).

Negara berke mba ngseperti Indonesia memiliki segala risiko yang


menyebabkan rentannya terjadi PRP pada wanita Indonesia. (Aral, 1991)Setelah
infeksi kedua risikonya menjadi dua kali lipat yaitu 20%. Jika wanita ini mendapatkan
infeksi untuk ketiga kalinya, risikonya akan melambung menjadi 55%. Kekhawatiran
besar lainnya mengenai infeksi ini adalah bahwa gangguan medis ini dapat
meningkatkan risiko seorang wanita 3 mengalami kehamilan di luar kandungan
(kehamilan ektopik) sebesar enam kali lipat, dan bila tidak ditangani dengan baik,
komplikasinya dapat menyebabkan kemandulan hingga kematian
(Shrikhande,1998).Poliklinik Kebidanan dan Kandungan merupakan salah satu jenis
pelayanan medis yang terdapat di RS Bethesda Yogyakarta. Jenis pelayanan yang
dilakukan antara lain adalah pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan ginekologi,
pelayanan keluarga berencana, Ultrasonografi (USG), konsultasi. Berdasarkan survei
awal yang dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RS Bethesda, belum
pernah dilakukan penelitian tentang faktor risiko penyebab kejadian PRP dan
ditemukan banyak kasus kejadian PRP sekitar 25% per bulan.

A. Rumusan masalah
1. Apa itu penyakit radang panggul ?
2. Penyebab radang panggul ?
3. Bagaimana patofisiologi radang panggul ?
4. Bagaimana manifestasi penyakit radang panggul ?
5. Bagaimana pencegahan penyakit radang panggul ?
6. Bagaimana penatalaksaan penyakit radang panggul ?
7. Komplikasi penyakit radang panggul ?
8. Asuhan keperawatan radang panggul ?
B. Tujuan
1. Mengetahui apa itu penyakit radang panggul
2. Mengetahaui penyebab radang panggul
3. Menjelaskan patofisiologi prnyakit radang panggul
4. Mengetahui tanda dan gejala penyakit radang panggul
5. Mengetahui pencegahan penyakit radang panggul
6. Menjelaskan penatalaksaan penyakit radang panggul
7. Bagaimana komplikasi radang panggul
8. Asuhan keperawatan penyakit radang panggul
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi radang panggul

Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas.


Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim),
saluran tuba, indung telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga
panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit
Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita mengalami penyakit
radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25
tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita
akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan
kesuburan), atau kehamilan abnormal. Penyakit radang pelvis adalah suatu
istilah umum bagi infeksi genital yang telah menyebar ke dalam bagian-bagian
yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita -- seperti rahim, tuba falopi
dan/atau ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu infeksi serius
dan sangat membahayakan jiwa.
Penyakit Radang Panggul (PRP) merupakan infeksi genitalia wanita yang
menggambarkan keadaan atau kondisi dimana organ pelvis (uterus, tuba/ovarium)
diserang oleh mikroorganisme patogen, biasanya bakteri yang multiplikasi dan
menghasilkan suatu reaksi peradangan. Bakteri yang biasa menyebabkan PRP
adalah Neisseria gonorrhea(N. gonorrhea) dan Chlamydia trachomatis (C.
trachomatis)dapat pula oleh organisme lain yang menyebabkan vaginosis bacteria.
PRP merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS) yang
termasuk di dalamnya endometritis, salpingitis, tuba-ovarian abses, dan peritonitis
(Reyes,2010). Penyakit tersebut menginfeksi saluran reproduksi bagian atas,
termasuk uterus, tuba fallopi, dan struktur penunjang pelvis.( Shepherd, 2010).

B. Etiologi
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital
bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam
hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang
panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia
trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga
menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi
daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses
menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan
endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta
menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
1. Faktor Risiko
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko
tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita
muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan
melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur.
Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher
rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri
melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung
memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya
bakteri.
Faktor risiko lainnya adalah:
a) Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
b) Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu
30 hari
c) Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
d) Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam
sebulan
e) Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul.
Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah
pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran
reproduksi sebelumnya.

C. Patofisiologi
Infeksi dapat terjadi pada bagian manapun atau semua bagian saluran genital
atas endometrium (endometritis), dinding uterus (miositis), tuba uterina
(salpingitis), ovarium (ooforitis), ligamentum latum dan serosa uterina
(parametritis) dan peritoneum pelvis (peritonitis). Organisme dapat menyebar ke
dan di seluruh pelvis dengan salah satu dari lima cara.
1. Interlumen
Penyakit radang panggul akut non purpuralis hampir selalu (kira-kira 99%)
terjadi akibat masuknya kuman patogen melalui serviks ke dalam kavum
uteri. Infeksi kemudian menyebar ke tuba uterina, akhirnya pus dari ostium
masuk ke ruang peritoneum. Organisme yang diketahui menyebar dengan
mekanisme ini adalah N. gonorrhoeae, C. Tracomatis, Streptococcus
agalatiae, sitomegalovirus dan virus herpes simpleks.
2. Limfatik
Infeksi purpuralis (termasuk setelah abortus) dan infeksi yang berhubungan
dengan IUD menyebar melalui sistem limfatik seperti infeksi Myoplasma
non purpuralis.
3. Hematogen
Penyebaran hematogen penyakit panggul terbatas pada penyakit tertentu
(misalnya tuberkulosis) dan jarang terjadi di Amerika Serikat.
4. Intraperitoneum
Infeksi intraabdomen (misalnya apndisitis, divertikulitis) dan kecelakaan
intra abdomen (misalnya virkus atau ulkus denganperforasi) dapat
menyebabkan infeksi yang mengenai sistem genetalia interna.
5. Kontak langsung
Infeksi pasca pembedahan ginekologi terjadi akibat penyebaran infeksi
setempat dari daerah infeksi dan nekrosis jaringan.

Terjadinya radang panggul di pengaruhi beberapa faktor yang memegang


peranan, yaitu:
1. Terganggunya barier fisiologik
Secara fisiologik penyebaran kuman ke atas ke dalam genetalia eksterna,
akan mengalami hambatan.
a) Diostium uteri internum
b) Di kornu tuba
c) Pada waktu haid, akibat adanya deskuamasi endometrium maka
kuman – kuman pada endometrium turut terbuang.

Pada ostium uteri eksternum, penyebaran asenden kuman – kuman dihambat


secara : mekanik, biokemik dan imunologik. Pada keadaan tertentu, barier
fisiologik ini dapat terganggu, misalnya pada saat persalinan, abortus,
instrumentasi pada kanalis servikalis dan insersi alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR):
1. Adanya organisme yang berperang sebagai vector.
Trikomonas vaginalis dapat menembus barier fisiologik dan bergerak sampai
tuba fallopi. Beberapa kuman pathogen misalnya E coli dapat melekat pada
trikomonas vaginalis yang berfungsi sebagai vektor dan terbawa sampai tuba
fallopi dan menimbulkan peradangan di tempat tersebut. Spermatozoa juga
terbukti berperan sebagai vektor untuk kuman – kuman N gonerea,
ureaplasma ureolitik, C trakomatis dan banyak kuman – kuman aerobik dan
anaerobik lainnya.
2. Aktivitas seksual
Pada waktu koitus, bila wanita orgasme, maka akan terjadi kontraksi utrerus
yang dapat menarik spermatozoa dan kuman – kuman memasuki kanalis
servikalis.
3. Peristiwa Haid
Radang panggul akibat N gonorea mempunyai hubungan dengan siklus haid.
Peristiwa haid yang siklik, berperan pentig dalam terjadinya radang panggul
gonore.

Periode yang paling rawan terjadinya radang panggul adalah pada minggu
pertama setelah haid. Cairan haid dan jaringan nekrotik merupakan media yang
sangat baik untuk tumbuhnya kuman – kuman N gonore. Pada saat itu penderita
akan mengalami gejala – gejala salpingitis akut disertai panas badan. Oleh
karena itu gejala ini sering juga disebut sebagai ”Febril Menses”.

D. Manifestasi klinik
Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan
nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual
atau muntah. Biasanya infeksi akan menyumbat tuba falopii. Tuba yang tersumbat
bisa membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun,
perdarahan menstruasi yang tidak teraturdan kemandulan.Infeksi bisa menyebar
ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan
perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta
menyebabkan nyeri menahun. Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa
terbentuk abses (penimbunan nanah).Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga
panggul, gejalanya segera memburuk dan penderita bisa mengalami syok . Lebih
jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada PID:
1. Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal
2. Demam
3. Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak
kemerahan di celanadalam
4. Kram karena menstruasi
5. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
6. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
7. Nyeri punggung bagian bawah
8. Kelelahan
9. Nafsu makan berkurang
10. Sering berkemih
11. Nyeri ketika berkemih.

E. Pencegahan
Salah satu penyebab radang panggul adalah infeksi menular seksual,
seperti penyakit chlamydia (klamidia) yang kasusnya umum menimpa
kalangan pria muda serta memiliki gejala yang tidak terlihat. Infeksi ini dapat
dihindari dengan menerapkan kebiasaan yang aman saat berhubungan seksual.
Kebiasaan ini dapat dimulai dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual dan
menggunakan alat kontrasepsi kondom, spiral, dan/atau spermisida tiap
berhubungan seks. Hindari alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim jika
Anda melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan.
Selain memulai kebiasaan seksual yang sehat, Anda juga dapat melakukan
beberapa tindakan pencegahan seperti berikut:
1. Pemeriksaan kesehatan rutin pada diri Anda dan pasangan, lakukan
pemeriksaan ginekologi maupun tes infeksi menular seksual untuk
mendeteksi gejala penyakit radang panggul atau penyakit lainnya. Makin
cepat penyakit dapat terdiagnosis, maka makin besar pula tingkat kesuksesan
pengobatan.
2. Segera temui dokter jika Anda merasakan gejala radang panggul atau infeksi
menular yang tidak biasa, seperti sakit panggul berat atau perdarahan di
antara periode menstruasi.
3. Saling terbuka mengenai sejarah infeksi menular seksual dengan pasangan
Anda adalah salah satu tindakan pencegahan yang dapat menyelamatkan
kesehatan bersama.
4. Pertahankan kebiasaan kebersihan yang sehat, hindari mencuci vagina
(vaginal douching) dan bilaslah alat kelamin dari arah depan ke belakang
seusai buang air untuk mencegah bakteri masuk melalui vagina.
5. Hindari atau pantang berhubungan seksual beberapa saat khususnya setelah
persalinan, keguguran, aborsi, atau setelah melalui prosedur ginekologi lain
untuk menjaga agar kondisi rahim tetap aman dari infeksi bakteri.
Pencegahan radang panggul, atau pelvic inflammatory
disease, akan lebih mudah dilakukan bersama pasangan. Saling mengetahui
sejarah infeksi menular seksual, informasi penyakit menular seksual terkini,
dan saling mendukung selama proses pengobatan dapat memperlancar proses
penyembuhan. Pemeriksaan dan konsultasi dokter yang rutin sangat
disarankan jika Anda sedang mengidap penyakit lain di saat bersamaan.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul
yang berat adalah rawat inap karena memungkinkan pemberian antibiotik dalam
pengawasan, selain itu pasien juga dapat melakukan tirah baring. Namun, pada
kasus PID yang ringan atau sedang, terapi dapat dilakukan secara rawat jalan.
Berikut ini adalah beberapa kriteria rawat inap pada pasien PID:
1. Kedaruratan bedah tidak dapat dikesampingkan
2. Pasien sedang hamil
3. Pasien tidak memberi respon klinis antibiotik oral
4. Pasien tidak mampu mengikuti atau menaati pengobatan rawat jalan
5. Pasien menderita sakit berat, mual, dan muntah atau demam tinggi
6. Pasien imunodefisiensi (mis.pada pasien yang juga menderita HIV dengan
CD4 yang rendah atau sedang dalam terapi imunosupresi)
7. Terdapat abses tubo-ovarial (TOA)
G. Komplikasi
Bahaya Radang Panggul (Komplikasi), beberapa hari yang lalu, ada beberapa
pertanyaan dari mediskuser mengenai bahaya radang panggul (PID = Pelvic
infalammatory Disease), sebagian besar takut akan terjadinya kemandulan, dan
ingin tahu adakah hal-hal lain yang berbahya? Berikut mari kita ketahui bersama.
Sekilas meri kita mengingat apa itu radang panggul, PID adalah infeksi pada
organ reproduksi wanita. Ini merupakan komplikasi yang sering disebabkan oleh
beberapa penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Infeksi lain yang
tidak termasuk menular seksual juga dapat menyebabkan PID. Lebih lanjut
silahkan artikel saya tentang Radang Panggul. Terkadang Penyakit radang
panggul dapat menyebabkan masalah serius dan jangka panjang, selanjutnya kita
sebut sebagai komplikasi. Apa saja komplikasi PID yang mungkin? Berikut
bahaya atau komplikasi radang panggul :
a. Radang Panggul Berulang
Beberapa wanita akan mengalami episode PID berulang. Hal ini dikenal
sebagai penyakit radang panggul Recurrent. Hal ini terjadi ketika infeksi awal
tidak diobati dengan tuntas dengan berbagai alasan, termasuk penggunaan
antibiotik yang tidak diminum sampai habis (selesai), atau karena “pasangan”
belum diperiksa dan diobati. Jika kerusakan rahim atau saluran tuba berulang-
ulang terjadi, maka akan lebih mudah bagi bakteri untuk menginfeksinya lagi,
membuat seorang wanita lebih rentan untuk terkana radang panggul lagi. Jika
PID sering berulang, maka bisa meningkatkan risiko infertilitas (Kemandulan)
yang akan dijelaskan nanti.
b. Abses
Radang panggul juga dapat menyebabkan koleksi cairan nanah pada saluran
tuba dan ovarium, lebih lanjut hal ini kita sebut sebagai abses. Abses ini dapat
diobati dengan antibiotik, tapi kadang-kadang merlukan moperasi laparoskopi
untuk menyingkirkannya. Cairan nanah ini juga kadang-kadang dapat dibuang
dengan menggunakan jarum yang dipandu dengan ultrasound.
c. Nyeri Panggul Jangka Panjang (Kronis)
Beberapa wanita dengan PID akan mengembangkan sakit di sekitar panggul
dan perut bagian bawah jangka panjang (kronis), yang tentunya sangat tidak
rasanya dan dapat menyebabkan masalah lebih lanjut seperti depresi dan sulit
tidur (insomnia). Jika Anda mengembangkan nyeri panggul kronis, mungkin
dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit untuk membantu
mengontrol gejala dan menganjurkan beberapa pemeriksaan termasuk
pemeriksaan penunjang untuk menentukan penyebabnya.
d. Kehamilan Ektopik (Hamil di Luar Kandungan)
Kehamilan ektopik terjadi ketika telur yang telah dibuahi yang seharusnya
menempel (implantasi) pada rahim malah di luar rahim, biasanya di salah satu
saluran tuba. Hal ini terjadi karena PID yang menginfeksi saluran tuba, dapat
melukai lapisannya dan bahkan menimbulkan jaringan parut, sehingga lebih
sulit bagi telur untuk melewatinya. Jika telur yang telah dibuahi terjebak dan
mulai tumbuh di dalam tabung falopi, maka lama kelamaan tuba falopi dapat
meledak, hal ini dapat menyebabkan pendarahan internal yang parah dan
mengancam nyawa. Oleh karena itu, obat untuk menghentikan pertumbuhan
sel telur atau operasi untuk menghilangkan kehamilan ektopik mungkin
dianjurkan jika Anda mengalami Hal ini.
e. Infertilitas (Kemandulan)
Selain meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik, jaringan parut atau
abses pada tuba falopi juga bisa membuat seorang wanita sulit hamil dengan
alasan yang sama, yaitu telur tidak bisa lewat dengan mudah ke dalam rahim.
Tuba falopi yang rusak atau tersumbat terkadang dapat diobati dengan
pembedahan, tetapi jika hal ini tidak berhasil dan Anda ingin memiliki anak,
mungkin sebagai solusinya adalah menggunakan teknik bayi tabung (IVF = In
Vitro Fertilization). Bayi tabung dilakukan dengan prosedur pengangkatan sel
telur dari ovarium seorang wanita dan membuahinya dengan sperma yang
dilakukan di laboratorium, lalu dilakukan penanaman telur yang telah dibuahi
ke dalam rahim ibu. Teknik ini dapat membantu seorang wanita untuk hamil
jika tidak bisa memiliki anak secara alami. Namun perlu diketahui bahwa
teknik ini tidak memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.
Penyakit radang panggul dapat diobati dengan tuntas dan hasilnya akan lebih
baik apabila ini segera dilakukan setelah dignosis dini. Namun, pengobatan
tidak akan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi pada organ reproduksi.
Semakin lama Anda menunggu untuk mendapatkan pengobatan, semakin
besar kemungkinan terjadinya komplikasi seperti disebutkan di atas. Oleh
karena itu sangat penting untuk mengenal Gejala Radang Panggul secara dini
agar segera dilakuakan pemeriksaan dan pengobatan secepatnya. Selama
minum obat antibiotik, gejala radang panggul mungkin akan hilang sebelum
infeksi sembuh. Bahkan jika gejala sudah tidak ada lagi, Anda harus tetap
minum obat sampai habis. Pastikan untuk memberitahu “pasangan” Anda,
sehingga mereka dapat dites dan diobati juga. Karena jika tidak maka akan
terjadi fenomena ping-pong.

H. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian

a. Identitas klien
Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, suku, dll
b. Keluhan utama
Demam, mual muntah, perdarahan menstruasi yang tidak teratur, kram karena
menstruasi, nyeri BAK, nyeri saat hubungan, sakit pada perut bagian bawah,
lelah, nyeri punggung bagian bawah, nafsu makan berkurang.
c. Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang Pengumpulan data yang dilakukan untuk


menentukan sebab dari penyakit radang panggul, yang nantinya membantu
dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa terjadi
kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
apa yang terjadi. Pada pasien Penyakit Radang Panggul, pasien bisa
mengeluhkan Nyeri yang terus menerus pada perut bagian bawah, Demam
yang sering muncul, Keluarnya keputihan dari organ intim, Nyeri yang
dirasakan saat berhubungan intim, Keluarnya darah selesai dan sesaat
berhubungan intim, dll
b) Riwayat kesehatan dahulu KET, Abortus Septikus, Endometriosis.Pernah
menderita penyakit kelamin, abortus, pernah kuret, aktivitas seksual pada
masa remaja, berganti-ganti pasangan seksual, pernah mengunakan
AKDR.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
d) Riwayat menstruasi Perdarahan menstruasi yang tidak teratur, Disminore,
Fluor albus.
e) Riwayat obstetric dan KB Pernah abortus, kuretase, keguguran,Pernah atau
sedang menggunakan AKDR
f) Riwayat menstruasi Kaji menarche, siklus haid, jumlah darah yang keluar,
dismenorea,dan HPHT.
g) Riwayat Ginekologi Kaji keluhan yang pernah dirasakan berkaitan dengan
organ reproduksi, berapa lama keluhan ibu rasakan, ada tidaknya upaya
yang dilakukan untuk mengatasi keluhan itu. Seperti menanyakan apakah
ibu pernah mengalami keputihan yang berbau dan gatal, operasi yang
dialami.
h) Riwayat kesehatan Kaji penyakit-penyakit yang pernah diderita ibu, suami,
dan keluarga baik dari ibu maupun suami seperti : penyakit jantung,
hipertensi, DM, TBC, asma dll. Kaji apakah ibu pernah kontak dengan
penderita HIV/AIDS, TBC, hepatitis.
i) Pemeriksaan fisika.
1. Suhu tinggi disertai takikardia
2. Nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol daripada nyeri di kuadran
atas abdomen. Rasa nyeri biasanya bilateral. Bila terasa nyeri hanya
uniteral, diagnosis radang panggul akan sulit dirtegakkan.
3. Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi reburn
tenderness”, nyeri tekan dan kekakuan otot sebelah bawah.
4. Tergantung dari berat dan lamanya peradangan, radang panggul dapat
pula disertai gejala ileus paralitik.
5. Dapat disetai Manoragia, Metroragia.
6. Nyeri tekan dan nyeri goyang genitalia eksterna ( unilateral dan
bilateral)
7. Daerah adneksa teraba kaku
8. Teraba massa dengan fluktuasi
j) Pemeriksaan sistematis dan Ginekologis
Didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
pemeriksa dan hasil pemeriksaan dengan tehnik palpasi, inspeksi,
auskultasi, dan perkusi . Pemeriksaan sistematis ini meliputi:
a. Pemeriksaan Kepala dan Wajah Kaji keadaan mata, hidung, mulut dan
bibir ibu
b. Pemeriksaan pada leher Periksa apakah ada pembesaran kelenjar pada
leher seperti kelenjar limfe, tiroin atau pelebaran pembluh vena.
c. Pemeriksaan Dada dan Payudara: Inspeksi: lihat berntuk payudara
(simetris/ asimetris), warna (kemerahan atau normal), pengeluaran,
puting susu (menonjol, datar, masuk), retraksi.
d. Pemeriksaan Abdomen: Kaji adaya masa atau benjolan dan nyeri tekan
pada abdomen, jaringan parut , bekas luka operasi.
e. Pemeriksaan Anogenital Kaji pengeluaran pervaginam : jumlah,
warna, konsistensi dan bau kaji adanya tanda-tanda infeksi pada
daerah genital, perhatikan ada tidaknya varises dan oedema pada
genetalia, inspikulo, dinding vagina (rugae vagina less), karsinoma.
Portio.Lakukan pemeriksaan adneksa dengan menekan daerah
shympisis , apakah terasa nyeri atau tidak .
f. Pemeriksaan Genitalia
1. Ada cairan flour albus yang berbau, dan berwarna kehijauan
2. Nyeri pada servik, uterus dan kedua adnexa saat pemeriksaan
bimanual.
3. Terdapat masa iflamatoris daerah pelvis
k) Pemeriksaan penunjang
a. Periksa darah lengkap : Hb, Ht, dan jenisnya, LED.
b. Urinalisis
c. Tes kehamilan
d. USG panggul

2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada
hipotalamus,perubahan pada reagulasi temperatur.
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sepsis akibat infeksi.
c. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual.
d. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada pelvis.
e. Resiko terhadap infeksi (sepsis) b/d kontaak dengan mikroorganisme
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi Doengoes,
Marilyn. E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta. EGC.
3. Intervensi NOC-NIC

NO DX. Keperawatan Tujuan NOC NIC


1 Hipertermi b/d efek Setelah Thermoregulation Fever Treatment
langsung sirkulasi dilakukan
tindakan a. Suhu kulit turun 1. monitor suhu
keperawatan minimal setiap
b. Perubahan warna kulit
selama 1x24 2 jam.
c. Radang
jam
d. Dehidrasi 2. monitor warna
diharapkan
e. Denyut dan suhu kulit
suhu pasien
f. Denyut nadi radial 3. monitor
akan turun
g. Melaporkan TD,N,RR,dan
atau normal
ketidaknyamanan panas tingkat
kesadaran
4. monitor intake
dan output.
5. berikan
pengobatan
untuk
mengatasi
demam
6. tingkatkan
sirkulasi udara
7. kompres pasien
pada lipat paha
dan aksila
8. kolaborasi
pemberian
cairan intravena
dan anti piretik
2 Nyeri akut b/d Setelah Pain Control Pain Management
proses infeksi dilakukan
asuhan a. Mengenali serangan 1. observasi reaksi
keperawatan
nyeri nonverbal dari
selama 2x24
b. Menggambar kan ketidaknymana
jam
sebab akibat n
diharapkan
c. Gunakan tindakan 2. lakukan
nyeri
menurun
pencegahan pengkajian
d. Gunakan non nyeri secara
analgesic komprehensif
e. Laporkan perubahan 3. gunakan teknik
nyeri komunikasi
f. Laporkan terapeutik
pengontrolan nyeri 4. kaji yg
mempengaruhi
nyeri
5. ajarkan teknik
non
farmakologi
6. tingkatkan
istirahat
7. kontrol
lingkungan yg
dapat
mempengaruhi
nyeri
8. pilih dan
lakukan
penanganan
nyeri
9. kolaborasi dg
dokter jika ada
keluhan
3 Gangguan rasa Setelah Anxiety Level Anxiety Reduction
nyaman b/d TIK dilakukan
meningkat asuhan a. Kegelisahan 1. Gunakan
keperawatan
b. Kelelahan pendekatan yang
selama 1x24
c. Kesulitan menenangkan
jam di
d. Kecemasan verbal 2. Jelaskan semua
harapkan
e. Gangguan tidur prosedur dan apa
f. Pusing yang dirasakan
selama prosedur
3. Temani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
4. Identifikasi tingkat
kecemasan
5. Bantu pasin
mengenali situasi
yg menimbulkan
kecemasan
6. Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi
7. Kolaorasi obat
untuk mengurangi
kecemasan
4 Disfungsi seksual Setelah Sexuality Pattern, Ineffektif Sexuality counseling.
b/d kesehatan dilakukan Kriteria hasil:
seksual asuhan
1. Membangun
keperawatan
a. Mengetahui masalah hubungan
selama 2x24
reproduksi terapeutik
jam
b. kontrol resiko 2. memberikan
diharapkan
penyakit mmenular informasi
tentang fungsi
seksual
3. diskusikan efek
dari perubahan
seksualitas pada
orang lain yang
signifikan
4. diskusikan
tingkat
pengetahuan
pasien tentang
seksualitas pada
umumnya.
5 Resiko infeksi Setelah a. Immune status Infecction Control
(sepsis) b/d hubugan dilakukan b. Knowledge: (Kontrol Infeksi)
dengan asuhan infection control
mikroorganisme keperawatan
Kriteria hasil : 1. Cuci tangan setiap
selama 2x24
sebelum dan
jam
1. Klien bebas dari tanda sesudah tindakan
diharapkan
dan gejala infeksi keperawatan
2. Jumlah leukosit dalam 2. Gunakan baju,
batas normal sarung tangan
3. Menunjukkan perilaku sebagai alat
hidup sehat pelindung
3. Berikan terapi
antibiotik bila perlu
Infection
Protection
4. Tingkatklan intake
nutrisi.
5. Monitor hitung
granulosit, WBC
6. Ajarkan cara
menghindari
infeksi

4. Evaluasi Keperawatan
a. Klien dapat meningkatkan kesehatan di buktikan dengan bertambahnya kemampuan
dan pemahaman klien dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
b. klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang.
c. Klien memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam menigkatkan kemampuannya
dalam memelihara kesehatan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit radang Panggul adalah keadaan terjadinya infeksi pada genetalia


interna, yang disebabkan berbagai mikroorganisme dapat menyerang endometrium,
tuba, ovarium parametrium, dan peritoneum panggul, baik secara perkontinuinatum
dan organ sekitarnya, secara homogen, ataupun akibat penularan secara hubungan
seksual. Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk
melalui vagina dan bergerak ke dalam rahim lalu ke tuba fallopi 90 – 95 % kasus PID
disebabkan oleh bakteri yang juga menyebanbkan terjadinya penyakit menular
seksual (misalnya klamidia, gonare, mikroplasma, stafilokokous, streptokus). Gejala
biasanya muncul segera setalah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada
perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah.
Biasanya infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa
membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun,
perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan, infeksi bisa menyebar ke
struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan perut dan perlengketan
fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.

B. Saran
Jauhi seks bebas karena itu sangat berpotensi pada PMS. Jadi lindungi diri kita
sendiri karena masa depan yang cerah sedang menanti kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/359367580/Makalah-Radang-Panggul-Asli

https://www.scribd.com/doc/24586434/Penyakit-Radang-Panggul

https://www.scribd.com/doc/91793634/Makalah-Penyakit-Radang-Panggul

Anda mungkin juga menyukai