Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

“ PERUSAHAAN ASURANSI “

DOSEN PENGAMPU : UMI KULSUM

DISUSUN OLEH :

DICKY ENGGAR S 17.11.1001.3408.077

MARWAN PALIAWA SL. 17.11.1001.3408.031

M. NOOR YAYAT H. 17.11.1001.3408.004

MUAMMAR IHSAN A. 17.11.1001.3408.072

SAKTI FATHAHUDIN 17.11.1001.3408.033

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

FAKULTAS EKONOMI

PRODI AKUNTANSI

1
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan dengan judul “Perusahaan Asuransi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
yang telah membimbing kami. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Samarinda, 09 April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………........1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................


2.1 Pengertian Perusahaan Asuransi dan Asuransi ................................................................2
2.2 Penjelasan Perusahaan Asuransi dan Asuransi...............................................................2-4
2.3 Jenis – jenis Asuransi ....................................................................................................4
2.4 Tujuan Asuransi ..................................................................................................................5
2.5 Fungsi dan Manfaat Asuransi ..........................................................................................5-6
2.6 Macam – macam resiko yang dapat diasuransikan..............................................................6
2.7 Terjadinya dan Berakhirnya Asuransi……………………………………………...……7-9
2.8 Istilah – Istilah Yang Berkaitan dengan Asuransi………………………………………..10

BAB III KESIMPULAN .........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan sesorang misalnya kematian,
sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis resiko yang dihadapi
dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau resiko
lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi sehingga
tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.Dalam setiap kehidupan manusia
senantiasa menghadapi kemungkinan terjadinya suatu malapetaka, musibah dan bencana
yang dapat melenyapkan dirinya atau berkurangnya nilai ekonomi seseorang baik
terhadap diri sendiri, keluarga, atau perusahaannya yang diakibatkan oleh meninggal
dunia, kecelakaan, sakit, ataupun lanjut usia serta kehilangan fungsi dari pada suatu
benda, seperti kecelakaan, kehilangan akan barang dan juga kebakaran.

Masyarakat sekarang sangat memerlukan asuransi untuk melindungi harta dan keluarga
mereka dari akibat musibah. Usaha yang sudah maju dan menguntungkan mungkin bisa
bangkrut dalam seketika ketika musibah atau bencana yang tak terduga melanda tempat
usahanya atau keluarga yang ditinggal wafat pemberi nafkah di dalam keluarga yang
kemudian menyebabkan anggota keluarga yang ditinggalkan menjadi terlantar.Namun,
hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau saja ada perlindungan dari asuransi. Asuransi
memang tidak bisa mencegah musibah, tapi setidaknya bisa mengurangi beban secara
finansial akibat musibah yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian dan Penjelasan dari Perusahaan Asuransi dan Asuransi?


2. Tujuan dan jenis – jenis dari asuransi?
3. Macam – macam resiko Terjadinya dan Berakhirnya Asuransi?
4. Istilah – istilah yang berkaitan dengan Asuransi?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perusahaan Asuransi dan Asuransi


Perusahaan asuransi adalah ini termasuk dalam kategori lembaga keuangan bukan
termasuk lembaga bank. Namun tetap perusahaan asuransi masih memegang peran penting
sebagai salah satu jenis lembaga keuangan suatu Negara. Fungsi dari perusahaan asuransi
sendiri adalah sebagai jaminan bagi pemakai jasa asuransi dalam mengantisipasi
kemungkinan munculnya kerugian-kerugian tertentu.

Kerugian diakibatkan oleh suatu peristiwa yang tidak pasti terhadap hidup atau
bahkan meninggalnya seseorang. Penjelasan fungsi asuransi lebih lengkapnya akan dibahas
dibawah ini, terdapat pula istilah-istilah yang sering dipakai dan contoh asuransi yang
umumnya ditawarkan.

Menurut Wirdjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Asuransi di Indonesia,


asuransi adalah suatu persetujuan dimana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang
dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin
akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas.

2.2 Penjelasan Perusahaan Asuransi dan Asuransi


Apa yang itu perusahaan asuransi? Perusahaan asuransi adalah suatu lembaga yang
menyediakan berbagai polis atau perjanjian asuransi untuk melindungi pemakai jasa atau
nasabahnya dari berbagai macam resiko kerugian tidak pasti dengan cara membayar premi
secara teratur dan jangka waktu tertentu.

Contoh perusahaan asuransi yang sudah umum digunakan, misalnya seperti: Allianz,
AIA Financial, AXA Mandiri, Manulife, Prudential, Sinarmas dan masih banyak lagi lainnya.

Pada Hakekatnya dalam Bahasa Indonesia mempunyai istilah sendiri yang identik
artinya dengan perkataan Asuransi yaitu Pertanggungan, namun dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat lebih mengenal kata-kata “Asuransi” dari pada kata “Pertanggungan”.
Pengertian Asuransi dapat ditinjau dari 3 segi yaitu :

A. Segi Hukum
B. Segi Ekonomi
C. Segi Industri Asuransi itu sendiri

5
A. Pengertian Asuransi dari segi Hukum

Dalam segi Hukum, telah diatur didalam Kitab Undang-undang Hukum


Dagang pada Pasal 246 K.U.H.P, menyebutkan :
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima
suatupremi, umtuk memberikan pergantian kepadanya karena suatukerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yamg diharapkan yang mungkin akan di
deritanya karena suatu peristiwa yamg tak tertentu.”
Disini kita melihat adanya 4 buah faktor :
a. Adanya dua pihak yaitu tertanggung dan Penanggung.
b. Adanya perikatan.
c. Adanya pengalihan resiko.
d. Resiko yang pasti namun belum tentu terjadi.
Dari batasan diatas dapat disimpulkan bahwa Asuransi atau pertanggungan
adalah merupakan suatu bentuk perjanjian, sebagai suatu Asuransi tunduk pada asas-
asas Hukum.

B. Pengertian Asuransi dari segi Ekonomi

Prinsip Ekonomi menyebutkan bahwa :


Dengan pengorbanan yamg sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Jadi pengertian Asuransi ditinjau dari segi ekonomi, adalah :
“Suatu sarana yang ada didalam masyarakat untuk mengalihkan suatu risiko yang
belum pasti terjadi dengan biaya yang sekecil-kecilnya yaitu berupa Premi yang
relatif murah/rendah untuk mendapatkan hasil yang maksimal yaitu suatu Kepastian
apabila risiko itu terjadi.”

C. Pengertian Asuransi dari segi Industri Asruransi itu sendiri


“suatu sarana yang ada dalam masyarakat dalam memberikan ganti-rugi mana
didapat dari hasil premi yang terkumpul (Collecting Premium). Apabila risiko
tersebut terjadi pada para anggota yang turut serta dalam rencan termaksud.
Dari definisi diatas, dapat dilihat bahwa Perusahaan Asuransi adalah semacam
pengumpul dana (Collecting of Premium) untuk mana setiap peserta membayar

6
kontribusi (Premi) dalam jumlah yang telah ditetapkan, sebagai imbalannya semua
peserta berhak menuntut sejumlah uang ganti-rugi dari dana tersebut apabila ia
mengalami musibah / risiko pada objek yang dipertanggungjawabkan.

2.3. Jenis-Jenis Asuransi


1. Asuransi jiwa

Jenis asuransi ini memberikan keuntungan finansial kepada orang yang ditunjuk atas
kematian pihak tertanggung atau nasabah asuransi. Perusahaan yang bertindak sebagai
penyedia asuransi jiwa akan membayar setelah pihak tertanggung meninggal dunia.

Adapun sebagian perusahaan asuransi dapat mengusahakan sebelum dia meninggal dunia
pihak tertanggung bisa mengklaim dananya terlebih dahulu.

2. Asuransi kesehatan

Asuransi kesehatan merupakan salah satu produk asuransi yang ditujukan khusus untuk
menangani masalah – masalah kesehatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit atau untuk
menanggung biaya perawatan kepada pihak tertanggung.

Biasanya asuransi ini berfungsi sebagai pelindung dari pihak tertanggung menghadapi resiko
cedera, sakit, cacat atau bahkan kematian yang disebabkan hal tidak terduga atau kecelakaan.
Asuransi kesehatan bisa dibeli untuk diri sendiri (pihak tertanggung) maupun untuk anggota
keluarga lain.

3. Asuransi pendidikan

Asuransi pendidikan menjamin dalam bidang pendidikan, misalnya seperti orang tua yang
sengaja mengasuransikan pendidikan bagi anak-anaknya.

Sehingga biaya yang harus dibayar oleh pihak tertanggung tergantung pada jenjang
pendidikan yang diinginkan nantinya. Asuransi ini merupakan solusi terbaik bagi masa depan
para penerus kita nantinya.

4. Asuransi kendaraan

Asuransi kendaraan adalah asuransi yang paling umum digunakan saat ini misalnya seperti
asuransi kendaraan berupa mobil, asuransi kendaraan yaitu dimaksudkan apabila terjadi
kerusakan kendaraan orang lain yang disebabkan oleh kendaraan pihak tertanggung (tertabrak
misalnya).

Selain itu asuransi ini juga dapat mengganti kehilangan maupun kerusakan kendaraan pihak
tertanggung. Selain 4 nama diatas sebenarnya masih banyak lagi jenis- jenis asuransi lainnya.
Namun diatas adalah contoh yang paling umum digunakan saat ini.

7
2.4. Tujuan Asuransi
Menurut Prof. Ny. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, S. H., asuransi itu mempunyai
tujuan, pertama-tama ialah: mengalihkan segala resiko yang ditimbulkan peristiwa-peristiwa
yang tidak diharapkan terjadi kepada orang lain yang mengambil resiko untuk mengganti
kerugian. Pikiran yang terselip dalam hal ini ialah, bahwa lebih ringan dan mudah apabila
yang menanggung resiko dari kekurangan nilai benda-benda itu beberapa orang daripada satu
orang saja, dan akan memberikan suatu kepastian mengenai kestabilan dari nilai harat
bendanya itu jika ia akan mengalihkan resiko itu kepada suatu perusahaan, dimana dia sendiri
saja tidak berani menanggungnya.

Sebaliknya seperti yang dikemukakan oleh Mr. Dr. A. F. A. Volman bahwa orang-
orang lain yang menerima resiko itu, yang disebut penanggung bukanlah semata-mata
melakukan itu demi prikemanusiaan saja dan bukanlah pula bahwa dengan tindakan itu
kepentingan-kepentingan mereka jadi korban untuk membayar sejumlah uang yang besar
mengganti kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa itu.

Para penanggung itu adalah lebih dapat menilai resiko itu dalam perusahaan mereka,
daripada seseorang tertanggung yang berdiri sendiri, oleh karena itu biasanya didalam
Praktek para penanggung asuransi yang sedemikian banyaknya, mempunyai dan mempelajari
pengalaman-pengalaman mereka tentang penggantian kerugian yang bagaimana terhadap
sesuatu resiko yang dapat memberikan suatu kesempatan yang layak untuk adanya
keuntungan.

2.5. Fungsi dan Manfaat Asuransi


Beberapa manfaat yang akan di peroleh jika mengikuti program asuransi, diantaranya adalah
sebagai berikut:

o Sebagai Alat atau Prasarana Menabung

Prasarana menabung, maksudnya ialah sejumlah dana yang diasuransikan memiliki nilai
tunai dan dapat diambil kembali, prinsip nya hampir sama seperti menabung. Jenis asuransi
ini termasuk ke dalam jenis asuransi seperti whole life atau endowment. Beberapa jenis
produk asuransi juga sengaja digabungkan dengan investasi, biasa disebut unitlink.

o Memberikan Perlindungan dan Rasa Aman

Dengan pilihan untuk mendaftar polis asuransi, akan timbul perasaan aman dan tenang
karena objek yang diasuransikan telah mendapat jaminan dari penanggung polis atau pihak
perusahaan sehingga segala kemungkinan resiko bisa dikurangi.

o Pengalokasian Biaya dan Manfaat yang Lebih Adil

Hal ini dikarenakan semakin besar risiko kerugian yang timbul maka semakin besar pula
premi yang dibayarkan oleh pihak penanggung polis.

8
o Memberikan Tingkat Kepastian

Maksudnya adalah pada dasarnya pihak yang tertanggung berusaha untuk mengurangi
konsekuensi tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan. Sehingga dalam hal ini
pemakaian asuransi akan merubah pandangan dari kerugian tersebut menjadi pasti atau relatif
lebih pasti.

o Produktifitas Usaha Tertanggung akan Meningkat

Bagi pihak tertanggung atau anggota yang ingin berinvestasi pada suatu bidang usaha tertentu
(High Risk), sebagian resiko investasi tersebut ditutup oleh asuransi yang telah dibayarkan
sehingga kerugian yang mungkin saja bisa terjadi di kemudian hari dapat segera
diminimalisir.

o Jaminan Kredit

Polis asuransi juga dapat difungsikan sebagai jaminan pinjaman kredit. Biasanya hanya untuk
asuransi jiwa dan hanya berlaku untuk jenis kredit dan bank tertentu, sehingga sangat selektif
dalam penggunaannya.

2.6. Macam-Macam Resiko yang Dapat Diasuransikan


Dalam kehidupan ini sebuah risiko merupakan hal yang yang wajar dan tidak bisa kita
hindari, namun bisa siasati dengan mengurangi atau bahkan memindahkan risiko yang
harusnya kita tanggung kepada pihak lain jika memang terjadi di kemudian hari.

Namun tidak serta merta semua risiko dapat diasuransikan, untuk bisa diasuransikan harus
memenuhi beberapa kriteria- Kriteria yakni sebagai berikut:

1. Kerugian harus bersifat pasti (definitive), contohnya seperti resiko meninggal, sakit dan
usia tua, termasuk kondisi sekitar yang dapat diidentifikasikan, seperti bangunan hancur atau
kecelakaan pada kendaraan tertentu.

2. Kerugian terjadi karena faktor ketidaksengajaan, contohnya seperti menderita penyakit


kritis tahap akhir, kecelakaan, atau bahkan tertimpa bencana alam.

3. Kerugian juga bersifat meyakinkan, seperti seseorang yang tidak mampu lagi bekerja
diakibatkan kecelakaan kerja, mesin yang gagal berfungsi karena kondisi rusak berat.

4. Objek yang diasuransikan mempunyai nilai dan dapat dikonversi dengan nilai uang.

5. Risiko yang terjadi tidak melanggar kepentingan umum.

6. Premi asuransi yang dibebankan nilainya cukup wajar, tidak boleh terlalu tinggi.

7. Harus ada kepentingan yang dapat diasuransikan dari pihak pengguna jasa asuransi.

9
2.7. Terjadinya dan Berakhirnya Asuransi

1. Kapan Terjadinya Perjanjian Asuransi

perjanjian asuransi atau perjanjian pertanggungan secara umum oleh

KUH Perdata disebutkan sebagai salah satu bentuk perjanjian untung-untungan, sebenarnya
merupakan satu penerapan yang sama sekali tidak tepat. Peristiwa yang belum pasti terjadi itu
merupakan syarat baik dalam perjanjian untung-untungan maupun dalam perjanjian asuransi
atau pertanggungan. Perjanjian itu diadakan dengan maksud untuk memperoleh suatu
kepastian atas kembalinya keadaan atau ekonomi sesuai dengan semula sebelum terjadi
peristiwa. Batasan perjanjian asuransi secara formal terdapat dalam pasal 246 Kitab Undang-
undang Hukum Dagang.

Suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskan dari kerugian karena
kehilangan, kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan yang akan dapat diderita
olehnya, karena suatu kejadian yang belum pasti. Perjanjian asuransi atau pertanggungan itu
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Perjanjian asuransi merupakan suatu perjanjian penggantian kerugian


(shcadeverzekering atau indemniteits contract). Penanggung mengikatkan diri untuk
menggantikan kerugian karena pihak tertanggung menderita kerugian dan yang
diganti itu adalah seimbang dengan kerugian yang sungguh-sungguh diderita (prinsip
indemnitas).
2. Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian bersyarat.
3. Perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian timbal balik.
4. Kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang tidak tertentu atas
mana diadakan pertanggungan.

Perjanjian asuransi sebagai perjanjian yang bertujuan memberikan proteksi. Dapat dilihat dari
batasan pasal 246 KUHD, lebih lanjut ditelaah unsur-unsur sebagai berikut:

1. Pihak pertama ialah penanggung, yang dengan sadar menyediakan diri untuk
menerima dan mengambil alih risiko pihak lain.
2. Pihak kedua adalah tertanggung, yang dapat menduduki posisi tersebut dalam
perorangan, kelompok orang atau lembaga, badan hukum termasuk perusahaan atau
siapapun yang dapat menderita kerugian.

Untuk menyatakan kapan perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung
itu terjadi dan mengikat kedua pihak, dari sudut pandang ilmu hukum terdapat 2 (dua) teori
perjanjian tersebut:

1. Teori tawar-menawar (bargaining thoery). Menurut teori ini, setiap perjanjian hanya
akan terjadi antara kedua belah pihak apabila penawaran (offer) dari pihak yang satu
dihadapkan dengan penerimaan (acceptance) oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya.
Keunggulan toeri tawar-menawar adalah kepastian hukum yang diciptakan
berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh kedua pihak dalam asuransi antara
tertanggung dan penanggung.
2. Teori penerimaan (acceptance theory). Dalam hukum Belanda, teori ini disebut
ontvangst theorie mengenai saat kapan perjanjian asuransi terjadi dan mengikat

10
tertanggung dan penanggung, tidak ada ketentuan umum dalam undang-undang
perasuransian, yang ada hanya persetujuan kehendak antara pihak-pihak (pasal 1320
KUH Perdata). Menurut teori penerimaan, perjanjian asuransi terjadi dan mengikat
pihak-pihak pada saat penawaran sungguh-sungguh diterima oleh tertanggung. Atas
nota persetujuan ini kemudian dibuatkan akta perjanjian asuransi oleh penanggung
yang disebut polis asuransi.

Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang
disebut polis (pasal 255 KUHD). Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti tertulis untuk
membuktikan bahwa asuransi telah terjadi. Untuk mengatasi kesulitan jika terjadi sesuatu
setelah perjanjian namun belum sempat dibuatkan polisnya atau walaupun sudah dibuatkan
atau belum ditandatangi atau sudah di tandatangi tetapi belum diserahkan kepada tertanggung
kemudian terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian tertanggung. Pada pasal 257 KUHD
memberi ketegasan, walaupun belum dibuatkan polis, asuransi sudah terjadi sejak tercapai
kesepakatan antara tertanggung dan penanggung. Sehingga hak dan kewajiban tertanggung
dan penanggung timbul sejak terjadi kesepakatan berdasarkan nota persetujuan. Bila bukti
tertulis sudah ada barulah dapat digunakan alat bukti biasa yang diatur dalam hukum acara
perdata. Ketentuan ini yang dimaksud oleh pasal 258 ayat (1) KUHD. Syarat-syarat khusus
yang dimaksud dalam pasal 258 KUHD adalah mengenai esensi inti isi perjanjian yang telah
dibuat itu, terutama mengenai realisasi hak dan kewajiban tertanggung dan penanggung
seperti: penyebab timbul kerugian (evenemen); sifat kerugian yang menjadi beban
penanggung; pembayaran premi oleh tertanggung; dan klausula-klausula tertentu.

2. Berakhirnya Asuransi

Ada empat hal yang menyebabkan Perjanjian asuransi berakhir, antara lain sebagai
berikut: :
1. Karena Terjadi Evenemen
2. Karena Jangka Waktu Berakhir
3. Karena Asuransi Gugur
4. Karena Asuransi Dibatalkan

1. Karena Terjadi Evenemen

Dalam asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang menjadi beban penanggung adalah
meninggalnya tertanggung. Terhadap evenemen inilah diadakan asuransi jiwa antara
tertanggung dan penanggung. Apabila dalam jangka waktu yang diperjanjikan terjadi
peristiwa meninggalnya tertanggung, maka penanggung berkewajiban membayar uang
santunan kepada penikmat yang ditunjuk oleh tertanggung atau kepada ahli warisnya.
Sejak penanggung melunasi pembayaran uang santunan tersebut, sejak itu pula asuransi
jiwa berakhir.
Apa sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang santunan, bukan sejak
meninggalnya tertanggung (terjadi evenemen). Menurut hukum perjanjian, suatu
perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak berakhir apabila prestasi masing-masing pihak
telah dipenuhi. Karena asuransi jiwa adalah perjanjian, maka asuransi jiwa berakhir sejak
penanggung melunasi uang santunan sebagai akibat dan meninggalnya tertanggung.
Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak terjadi evenemen yang diikuti dengan
pelunasan klaim.

11
2. Karena Jangka Waktu Berakhir

Dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang menjadi beban penanggung itu terjadi
bahkan sampai berakhirnya jangka waktu asuransi. Apabila jangka waktu berlaku
asuransi jiwa itu habis tanpa terjadi evenemen, niaka beban risiko penanggung berakhir.
Akan tetapi, dalam perjanjian ditentukan bahwa penanggung akan mengembalikan
sejumtah uang kepada tertanggung apabila sampai jangka waktu asuransi habis tidak
terjadi evenemen. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak jangka waktu berlaku
asuransi habis diikuti dengan pengembalan sejumlah uang kepada tertanggung.

3. Karena Asuransi Gugur

Asuransi gugur biasanya terdapat dalam asuransi pengangkutan. Jika barang yang akan
diangkut diasuransikan kemudian tidak jadi diangkut, maka asuransi gugur. Tidak jadi
diangkut dapat terjadi karena kapal tidak jadi berangkat atau baru akan melakukan
perjalanan, tetapi dihentikan. Di sini penanggung belum menjalani bahaya sama sekali.
Perbedaan antara asuransi dibatalkan atau batal dengan asuransi gugur adalah pada
bahaya evenemen. Pada asuransi dibatalkan atau batal, bahaya sedang atau sudah dijalani,
sedangkan pada asuransi gugur, bahaya belum dijalani sama sekali.

4. Karena Asuransi Dibatalkan

Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum jangka waktu berakhir.
Pembatalan tersebut dapat terjadi karena tertanggung tidak melanjutkan pembayaran
premi sesuai dengan perjanjian atau karena permohonan tertanggung sendiri. Pembatalan
asuransi jiwa dapat terjadi sebelum premi mulai dibayar ataupun sesudah premi dibayar
menurut jangka waktunya. Apabila pembatalan sebelum premi dibayar, tidak ada
masalah. Akan tetapi, apabila pembatalan setelah premi dibayar sekali atau beberapa kali
pembayaran (secara bulanan), Karena asuransi jiwa didasarkan pada perjanjian, maka
penyelesaiannya bergantung juga pada kesepakatan pihak-pihak yang dicantumkan dalam
polis.

Perusahaan Asuransi

Perusahaan asuransi adalah ini termasuk dalam kategori lembaga keuangan bukan
termasuk lembaga bank. Namun tetap perusahaan asuransi masih memegang peran penting
sebagai salah satu jenis lembaga keuangan suatu Negara. Fungsi dari perusahaan asuransi
sendiri adalah sebagai jaminan bagi pemakai jasa asuransi dalam mengantisipasi
kemungkinan munculnya kerugian-kerugian tertentu.

Kerugian diakibatkan oleh suatu peristiwa yang tidak pasti terhadap hidup atau
bahkan meninggalnya seseorang. Penjelasan fungsi asuransi lebih lengkapnya akan dibahas
dibawah ini, terdapat pula istilah-istilah yang sering dipakai dan contoh asuransi yang
umumnya ditawarkan.

12
2.8. Istilah-Istilah Yang Berkaitan dengan Asuransi

1. Polis Asuransi : Surat Perjanjian yang berisi perjanjian asuransi antara Pihak
penanggung dengan Pihak tertanggung Polis.

2. Pemohon (Applicant): Orang yang mengajukan permohonan sebuah asuransi dan


dalam kondisi belum disetujui pihak penanggung.

3. Pemegang Polis (Policy Owner): Pemegang polis asuransi (sudah disetujui dan resmi
menjadi anggota).

4. Tertanggung (Insured): Pihak yang menjadi objek pertanggungan atau di asuransikan.

5. Penerima Uang Pertangungan (Beneficiary): Seseorang atau bisa juga terdiri dari
beberapa orang yang sudah ditunjuk sebelumnya untuk menerima manfaat asuransi atau uang
pertanggungan.

6. Uang Pertanggungan: Nilai uang yang akan dibayarkan oleh penanggung kepada
Pemegang (sudah tercantum dalam Polis Asuransi).

7. Premi: Sejumlah uang (tercantum dalam polis) yang menjadi beban pihak
Tertanggung dan telah disetujui untuk dibayarkan kepada Penanggung.

8. Nilai Tunai: Sejumlah uang yang sudah disetujui di polis dan akan dibayarkan kepada
Pemegang Polis apabila dibatalkan sebelum masa asuransi berakhir atau pada saat pihak
tertanggung telah meninggal dunia.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Jika melihat dari pengertian asuransi, ternyata bisa dilihat dari berbagai segi
seperti ekonomi, hukum dan sosial. Semuanya berkaitan dengan pengalihan risiko.
Sehingga bisa dikatakan bahwa tugas asuransi yaitu untuk menanggung beban risiko
yang dipindahkan oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi.

Dizaman dahulu banyak sekali masyarakat yang tidak paham tentang


pentingnya asuransi dan tidak mengerti dampak positifnya asuransi, tetapi sekarang
perusahaan asuransi sudah banyak di Indonesia. Dan sudah mengalami banyak
perkembangan serta semakin banyak jenisnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://imksbrebes9.blogspot.com/2017/04/perkembangan-asuransi-di-
indonesia.html?m=1

http://devitarestiana.blogspot.com/2016/11/makalah-tema-asuransi.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/www.cermati.com/artikel/amp/perkembangan-
perusahaan-asuransi-di-indonesia

15

Anda mungkin juga menyukai