Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

KUALITAS AIR

OLEH

NAMA: NATALIA LUSIA IGO


NIM: 1613010079
KELAS: B

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tak bisa dipungkiri bahwa air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan. Menutupi
70% bagian dari permukaan bumi yang dibagi dalam dua kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut. Dari kedua sistem perairan tersebut air laut mempunyai bagian yang paling besar yaitu
lebih dari 97%, sisanya adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk aktivitas
hidupnya (Barus, 1996).
Indonesi merupakan wilayah dengan luas laut 5,8 juta km2 (laut teritorial dan ZEEI) dan memiliki
banyak ekosistem air tawar danau, sungai, rawa, dan waduk yang sangat diperlukan untuk . Ekosistem
perairan sangat diperlukan bagi kehidupan organisme. Peranan air bagi kehidupan semakin meningkat
dengan majunya kebudayaan manusia. Kalau air tersebut digunakan oleh organisme untuk keperluannya,
misalnya ikan maka kualitas airnya harus sesuai dengan air yang dibutuhkan oleh ikan itu (Wardoyo
1981).
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke
kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk
keperluan air minum. Kualitas air dalam hal analisis kualitas air mencakup keadaan fisika, kimia, dan
biologi yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industri, rekreasi,
dan pemanfaatan air lainnya (Asdak 1995).
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran
kualitas air dengan parameter fisikaa dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, konduktivitas,
kecerahan, alkalinitas ), sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter biologi
(plankton dan benthos) (Sihotang, 2006).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kualiatas Air


Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di dalam
air. Dalam pengukuran kualitas air ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah
Parameter Fisik, parameter kimia, dan parameter biologis.
 Parameter fisik air terbagi atas beberapa bagian yaitu Suhu, Kecerahan, bau, dan Warna.
 Parameter kimia air yaitu Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitas.
 Parameter biologs air yaitu Plankton.

2.1 Parameter Fisikaa


 Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan
penyerapan organisme. Proses kehidupan vital yang sering disebut proses metabolisme. Hanya berfungsi
dalam kisaran suhu yang relatif sempit. Biasanya 00C-40C (Nybakken 1992 dalam sembiring, 2008)
Menurut Handjojo dan Djoko Setianto (2005) dalam Irawan (2009), suhu air normal adalah suhu
air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan berkembang biak. Suhu
merupakan faktor fisika yang sangat penting di air. Dalam Pengukuran suhu, alat yang digunakan adalah
Thermometer.
2.2 Parameter Kimia
 Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar asam/basa
dalam air. Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. Kemampuan air untuk
mengikat atau melepas sejumlah ion Hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam/
basa. Di dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan, sehingga
air yang bersih akan bereaksi normal. Peningkatan ion hidrogen akan menyebabkan nilai pH turun dan
disebut sebagai larutan asam. Sebaliknya apabila ion hidrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH
naik dan keadaan ini disebut sebagai larutan basa. Nilai pH yang ideal untuk mendukung kehidupan
organisme aquatik pada umumnya terdapat antara 7-8,5 (Barus, 2004).
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik
perairan asam atau kurang produktif. Malah dapat menumbuhkan hewan budidaya. Pada pH rendah (
keasaman yang tinggi ) kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Hal yang sebaliknya menjadi pada
suasana basa . Atas dasar ini maka usaha budidaya di perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5
– 9,0 dan kisaran optimal pH 7,8 – 8,7 (Kardi dan Andi, 2007).
Organisme air dapat hidudalam suatu perairan yang mmpnyai nilai pH netral dengan kisaran
toleransi antara asam lemah sampai basalemah. Nilai pH yang sangat rendah akan menyebabkan
terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.Disamping itu pH yang sangat rendahakan menyebabkan
mobilitas berbagai senyawa logam yang bersifat toksi semakin tinggi yang tentunya akan mengancam
kelangsungan hidup organisme aquatik.
 Salinitas
Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi proses biologi dan
secara langsung akan mempengaruhi kehidupan organisme antara lain yaitu mempengaruhi laju
pertumbuhan, jumlah makanan yang dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan daya kelangsungan hidup.
(Andrianto, 2005).
Salinitas air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan
Refraktometer atau salinometer ( Alat Pengukur SalinitasAir ). Satuan untuk pengukuran salinitas air
adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai salinitas air untuk perairan tawar biasanya
berkisar antara 0–5 ppt ( Salinitas air Tawar ), perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt ( Salinitas
air Payau ), dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt ( Salinitas air Laut ).
BAB III

METODOLOGI

3.1. waktu dan Tempat

Pratikum ini dilaksanakan pada hari Jumad tanggal 14 Desember 2018 pada pukul 08:00-16:00 di
lahan kering, FKP UNDANA Kupang.

3.2. alat dan bahan

 Alat:

1. Termometer untuk pengukur suhu


2. pH meter untuk mengukur ph air
3. Refaktor meter untuk mengukur sanilitas air
4. Spidol untuk mencatat hasil
5. Kamera untuk mengambil gambar pratikum
6. Papan sebagai media untuk catat hasil.

 Bahan
Air tawar tempat budidaya ikan.
3.3. Prosedur kerja

Adapun prosedur pengukuran kualitas air pada praktikum kualitas air yaitu :
 Pada pengukuran suhu, alat yang digunakan adalah thermometer. Thermometer tersebut di
masukkan ke dalam perairan selama 3-5 menit. Setelah diketahui hasilnya, kemudian dicatat
lansung tanpa menyentuh thermometer agar tidak mempengaruhi hasil yang didapatkan. .
 Pengukuran pH dengan menggunakan pH meter yang dimasukkan kedalam perairan selama
beberapa menit sampai pH meter meunjukkan atau berhenti pada angka tertentu.
 Pengukuran salinitas air yaitu menggunakan Refraktometer, sebelumya sampel air diambil
dengan menggunakan Pipet tetes, lalu di tetesi pada Refraktometer. Kemudian dilihat
berapa jumlahnya.
 Semua hasil pengukuran dicatat dalam bentuk grafik menggunakan spidol di papan yang
disediakan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil dari pratikum yaitu pengukuran salinitas, pH dan suhu di tampilkan dalam bentuk grafik
sebagai berikut:

4.2. Pembahasan

 pH
Pengukuran pH dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore mendapatkan hasil yaitu:
Nilai pH pada jam 08:00 yaitu bernilai 6 dan pada jam 09:00 naik dengan bernilai
berkisar 9, nilai tersebut tetap sampai jam 15:00 dan pada jam 16:00 nilai pH turun yaitu
8.
Nilai ph naik dan turun karena karbon dioksida (CO2) yang terlarut dalam air
misalnya yang sering terjadi akhir-akhir ini akibat kadar CO2 di atmosfer yang tinggi
sehingga menyebabkan naiknya konsentrasi ion hidrogen (H+) yang bisa menurunkan pH
air. Selain itu, aktivitas fotosintesis dan respirasi biota laut dapat mempengaruhi kadar
CO2. Aktivitas fotosintesis di siang hari membutuhkan karbon dioksida (CO2) sehingga
pH air pada siang hari akan naik, sedangkan pada proses respirasi oleh semua makhluk
hidup yang terjadi akan melepaskan karbon dioksida (CO2) sehingga pH air akan turun
 Suhu
Pengukuran suhu dari jam 08:00-16:00 mendapatkan hasil sebagai berikut:
a) Pada pukul 08:00, nilai suhu yaitu 280c.
b) Pada pukul 09:00, nilai suhu naik menjadi 300c.
c) Pada pukul 10:00, nilai suhu turun menjadi 290c.
d) Pada pukul 11:00, 12:00, 13:00 naik, masing-masing bernilai 300c, 310c, 320c
e) Pada pukul 14:00 nilai suhu menurun menjadi 310c
f) Pada pukul 15:00 dan 16:00 nilai suhu turun dan tetap yaitu 300c

 Salinitas
Pengukuran salinitas dilakukan pada jam 08;00-16:00, mendapatkan hasil
sebagai berikut:
a) Pada pukul 08:00 nilai salinitas yaitu 15 ppt
b) Pada pukul 09:00 nilai salinitas menurun menjadi 10 ppt sampai pukul 16:00.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dalam setiap kegiatan yang berhubungan denagn Aquakultur banyak hal yang harus diperhatikan,
mulai dari hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah, parameter Fisik air, parameter Kimia air, dan parameter Biologis air semua hal yang
bersangkutan dengan hal yang telah disebutkan diatas memiliki kaitan erat dengan Semakin Maksimalnya
tingkat Kegiatan Aquakultur yang dikelola. Dan keberadaan Organisme budidaya yang dikelola akan
memiliki Pertumbuhan dan perkembangan yang baik sehingga Pengelola akan mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Kualitas air
diperairan tersebut seperti suhu, pH, salinitas, sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang
ada diperairan itu dan untuk kadar kualitas air diperairan harus baik dan memenuhi syarat untuk dapat
melakukan aktivitas budidaya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka kolam tersebut tergolong dalam keadaan baik artinya
kolam tersebut masih dapat mendukung kehidupan organisme didalamnya.
Daftar Pustaka

http://airlanggastudyclub.com/menganalisis-kualitas-air-suatu-kolam-atau-tambak-part-1/
http://muhammadasarydevin.blogspot.com/2011/04/- limnologi.html
http://dedisafrizal.blogdetik.com/tag/kualitas-air.html
http://.Gusrina.blogdetik.com/tag/parameter-air.html

Anda mungkin juga menyukai