Anda di halaman 1dari 1

Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan

toleransinya terhadap lingkungan hidupnya. Artinya bahwa setiap organisme harus mampu
menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi,
fisiologis dantingkah laku.

Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan. Kenaikan suhu air dapat akan menimbulkan
kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. Sebagai hewan air, ikan memiliki beberapa mekanisme
fisiologis yang tidak dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-
organ ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan.

Organisme perairan seperti ikan maupun udang mampu hidup baik pada kisaran suhu 20-30°C.
Perubahan suhu di bawah 20°C atau di atas 30°C menyebabkan ikan mengalami stres yang biasanya
diikuti oleh menurunnya daya cerna

Ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panas tubuh,sehingga suhu
tubuhnya tergantung atau menyesuaikan suhu lingkungan sekelilingnya (Hoole et al, dalam Tunas. 2005;
16).

Secara keseluruhan ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air, seperti
vertebratapoikiloterm lain suhu tubuhnya bersifat ektotermik, artinya suhu tubuh sangat tergantung
atassuhu lingkungan (Sukiya.2005;9-10).

Ikan memiliki derajat toleransi terhadap suhu dengan kisaran tertentu yang sangatberperan bagi
pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan dan resistensi terhadap penyakit(Tunas. 2005;16).
Selanjutnya ada sumber yang menambahkan bahwa ikan akan mengalamistres manakala terpapar

Pada suhu di luar kisaran yang dapat ditoleransi. Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi
dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka panjang. Misalnya stres yang ditandai
tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal,sedangkan suhu rendah mengakibatkan ikan menjadi
rentan terhadap infeksi fungi danbakteri patogen akibat melemahnya sistem imun (Tunas. 2005;16-17).

Anda mungkin juga menyukai