com
K 3 D O K T E R P E R U S AH AAN/ I NS T ANS I P E R I H A L
R I S I K O F A K T O R F I S I K LI N G K UN GAN K E R J A
Per io d e
25 n o v e m b e r 20 11
Di s u s u n Ol e h :
Ba l a i Hi P ERKES YOGYAKARTA
2011
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 1/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………... 1
BAB I. Abstrak………………………………………………………………….. 2
BAB II. Pendahuluan……………………………………………………………. 5
II.1. Latar Belakang……………………………………………………………... 5
II.2. Profil Perusahaan…………………………………………………………… 6
II.3. Tujuan……………………………………………………………………… 8
II.4. Manfaat…………………………………………………………………….. 8
Daftar Pustaka…………………………………………………………………… 30
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 2/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantisa kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah penulis bisa menyelesaikan Tugas Kunjungan Perusahaan dalam
rangka Pelatihan Dokter Hiperkes dengan materi Laporan Potensi Bahaya Faktor
Fisik diantaranya faktor kebisingan, cahaya, dan iklim kerja.
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai sarana untuk
Penulis berharap, dengan adanya laporan ini kedua belah pihak dapat saling
memenuhi kelengkapannya masing-masing, yakni persyaratan kelulusan Pelatihan
Hiperkes bagi para dokter, dan sebagai bahan Evaluasi perbaikan sistem K3 bagi PT.
MAK, meskipun hasil analisis dari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan tugas akhir
ini dapat bermanfaat.
Penulis
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 3/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
BAB I
ABSTRAK
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang
berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap
kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik
dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung. Manusia
akan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik apabila ditunjang oleh
lingkungan kerja yang baik. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai
lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan
optimal dengan sehat, aman dan selamat. Ketidakberesan lingkungan kerja dapat
terlihat akibatnya dalam waktu yang lama. Lebih jauh lagi keadaan lingkungan yang
kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang tentunya tidak
mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif.
Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat
bekerja secara optimal dan produktif, oleh karena itu lingkungan kerja harus
ditangani dan atau di desain sedemikian sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja
untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman. Evaluasi
lingkungan dilakukan dengan cara pengukuran kondisi tempat kerja dan mengetahui
respon pekerja terhadap paparan lingkungan kerja.
Di dalam perencanaan dan perancangan sistem kerja perlu diperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan kerja seperti, kebisingan,
pencahayaan, suhu dan lain-lain. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik
apabila dalam kondisi tertentu manusia dapat melaksanakan kegiatannya dengan
optimal. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dengan manusia yang bekerja pada
lingkungan tersebut dapat terlihat dampaknya dalam jangka waktu tertentu.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 4/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
dimana manusia berperan sebagai perencana dan perancang suatu sistem kerja
disamping manusia harus berinteraksi dengan sistem untuk dapat mengendalikan
proses yang sedang berlangsung pada sistem kerja secara keseluruhan. Manusia
sebagai salah satu komponen dari suatu sistem kerja merupakan bagian yang sangat
kompleks dengan berbagai macam sifat, keterbatasan dan kemampuan yang
dimilikinya. Namun demikian usaha untuk memahami tingkah laku manusia,
khususnya tingkah laku kerja manusia tidak dapat dilakukan hanya dengan
memahami kondisi fisik manusia saja. Kelebihan dan keterbatasan kondisi fisik
manusia memang merupakan faktor yang harus diperhitungkan, tetapi bukan satu-
satunya faktor yang menentukan produktivitas kerja.
Lingkungan kerja yang baik dan sesuai dengan kondisi manusia (pekerja)
tentu saja akan memberikan pengaruh yang besar terhadap pekerja itu sendiri dan
tentu saja terhadap produktivitas kerja yang dihasilkan. Oleh karena itu perancangan
lingkungan kerja yang baik dan optimal sangat diperlukan. Berikut ini penjelasan
mengenai faktor-faktor fisik lingkungan kerja. Kondisi yang ergonomis, yaitu
lingkungan kerja yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pekerja. Rasa
nyaman sangat penting secara biologis karena akan mempengaruhi kinerja pada organ
tubuh manusia ketika sedang bekerja. Penyimpangan dari batas kenyamanan akan
menyebabkan perubahan secara fungsional yang pada akhirnya berpengaruh pada
fisik maupun mental pekerja.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 5/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
getaran dan pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja merupakan salah satu
sumber yang mengakibatkan tekanan kerja dan penurunan produktivitas kerja.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 6/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
BAB II
PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 7/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
2.2. Profil Perusahaan
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 8/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
dengan luas 7-8 Ha yang saat ini digunakan sebagai Training centre, Unit
Produksi (sebagian) dan lain-lain.Unit dan fasilitas tambahan PT. MAK meliputi
pusat pembelajaran, bengkel engineering dan prototype serta SPIKMA (Sentra
Industri Kecil).
PT. MAK memiliki suatu harapan untuk dapat memberikan suatu solusi
pelayanan yang menyeluruh melampaui harapan masyarakat dan konsumen
dalam bentuk pengembangan produk yang bekesinambungan dan terus menerus
sesuai dengan kebutuhan pasar.Untuk mencapai tujuan tersebut, maka PT. MAK
menginvestasikan sejumlah dana untuk penelitian dan desain tiap tahunnya.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 9/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
2.3. Tujuan
2.4. Manfaat
1. Bagi perusahaan, hasil observasi ini dapat dijadikan bahan masukan dalam
upaya peningkatan kinerja atau produktivitas karyawan perusahaan yang telah
berjalan dan mendapat rekomendasi solusi untuk kendala yang dihadapi di
lapangan.
2. Bagi dokter peserta pelatihan, rangkaian kegiatan observasi ini dapat dijadikan
pengalaman dan pengajaran untuk kegiatan ilmiah lain pada umumnya dan
kegiatan hiperkes pada khususnya.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 10/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
3. Bagi masyarakat, hasil observasi ini dapat dijadikan acuan untuk mengetahui
kondisi perusahaan secara umum dan menjadi bahan pertimbangan dalam
mencari lapangan pekerjaan.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 11/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
KEBISINGAN
A. Defenisi Kebisingan
Bising Dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat
menurunkan pendengaran baik secara kwantitatif (peningkatan ambang
Gangguan Pendengaran
Adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan dalam
melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami pembicaraan.
Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat
ditentukan menggunakan parameter percakapan sehari-hari sebagai berikut:
Gradasi Parameter
Normal : Tidak mengalami kesulitan dalam percakapan biasa (6m)
Sedang : Kesulitan dalam percakapan sehari-hari mulai jarak >1,5 m
Menengah : Kesulitan dalam percakapan keras sehari-hari mulai jarak >1,5 m
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 12/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
Jika peningkatan ambang dengar antara > 90 disebut tuli sangat berat
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 13/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
Adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila
bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Koperasi No. SE-01 /MEN/ 1978, Nilai Ambang Batas untuk
kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata-rata
yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 14/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
yang tetap untuk wwaktu terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam
seminggunya. Waktu maksimum bekerja adalah sebagai berikut:
B. Jenis Kebisingan
Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas:
1. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif
tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut.
Misalnya mesin, kipas angina, dapur pijar.
2. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga
relative tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada
prekuensi 500, 1000, dan 4000 Hz). Misalnya gergaji serkuler, katup gas.
3. Bising terputus-putus (Intermitten). Bising di sini tidak terjadi secara terus
menerus,melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya suara lalu lintas,
kebisingan dilapangan terbang.
4. Bising Implusif. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi
40 dB
5. dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya
tembakan, suara ledakan mercon, meriam.
6. Bising Implusif berulang. Sama dengan bising implusif, hanya saja disini
terjadi secara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 15/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
intesitasnya melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan
fungsi pendengaran.
Gangguan Fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, basal
metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki, dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 16/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang kosentrasi,
susah tidur, emosi dan lain-lain. Pemaparan jangka waktu lama dapat
menimbulkan penyakit, psikosomatik seperti gastristis, penyakit jantung koroner
dan lain-lain.
Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan
mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum
berpengalaman. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung akan
mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, karena
tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya dan tentunya akan dapat
menurunkan mutu pekerjaan dan produktifitas kerja.
Gangguan keseimbangan
Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti
kepala pusing, mual dan lain-lain.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 17/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
tingkat tekanan suara berbobot A atau karena lamanya telinga terpasang terhadap
kebisingan tsb.
Tipe Uraian
dengar sempurna.
Tuli menetap (Permanent Treshold Shift = PTS)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 18/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 19/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
E. Pengendalian Kebisingan
Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap:
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 20/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesimpulan :
Dari hasil pengukuran yang telah kami lakukan dan data yang kami peroleh
dapat diketahui bahwa pencahayaan terutama di lokasi tool making dan ruang
komputer kurang. Pada ruang HPA juga didapatkan adanya back light karena ada
lampu yang tidak dinyalakan.
Saran:
Edukasi agar setiap lampu yang disediakan dinyalakan sesuai kebutuhan,
dapat berupa instruksi atau petunjuk penggunaan.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 21/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
Kesimpulan:
Dari hasil pengukuran yang telah kami lakukan dan data yang kami peroleh
dapat diketahui bahwa dari enam titik yang dilakukan penilaian didapatkan dua titik
yang melebihi NAB ( Zona bor manual dan zona gerinda) dan beberapa tenaga kerja
tidak menggunakan APD telinga (ear plug) karena dirasa tidak nyaman.
Saran:
1. Sosialisasi penggunaan APD telinga perlu ditingkatkan kembali dapat berupa
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 22/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
Kesimpulan:
Dari hasil pengukuran yang telah kami lakukan dan data yang kami peroleh
dapat diketahui bahwa nilai ISBB baik dibawah NAB, namun kelembapan masih
kurang.
Saran:
Perlu penambahan exhaust fan dan instruksi atau petunjuk agar exhaust fan
dinyalakan saat dibutuhkan.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 23/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
PETUNJUK TEKNIS
PRAKTEK KUNJUNGAN PERUSAHAAN
IDENTITAS PERUSAHAAN
1. Nama perusahaan : PT Mega Andalan Kalasan
2. Jenis Perusahaan : Manufaktur
3. Alamat Perusahaan : Jl. Tanjung Tirto, No.34 Km 13 Kalasan
4. Jumlah Tenaga kerja : 470 tenaga tetap, 250 tenaga kontrak
5. Tanggal Kunjungan : 25 November 2011
PROSES PRODUKSI
1. Bahan yang diperlukan :
a. Bahan baku : Baja lunak (lembaran, pipa, pejal), stainless steel
(lembaran, pipa, pejal), alumunium, biji plastik.
3. Proses produksi : bahan baku – preparasi (dipot ong) – pembentukan –
perakitan/ pengelasan – pengecatan/ oven painting –
finishing - packaging .
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 24/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 25/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat merugikan
kesehatan yang berdampak pada gangguan pendengaran dan bila pemaparan
dalam waktu yang lama akan menyebabkan ketulian.
2. Pada dasarnya perjalanannya dan penerimanya. Selain itu dapat juga dengan
melakukan pengendalian secara teknis (Engineering control), pengendalian
secara administratif (Administrative control) dan langkah alat pelindung
pendengaran.
3. Pencegahan ketulian akibat bising di tempat kerja dapat dilakukan dengan
program konservasi pendengaran yang melibatkan seluruh unsur perusahaan
dengan memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada karyawan mengenai
4. Gunakan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan pekerjaan yang terpapar
langsung dengan kebisingan di tempat kerja dan APD yang digunakan harus
memberikan perlindungan dan memberikan rasa aman dan nyaman terhadap
pemakainya.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 26/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
1. Perlu diberikan instruksi atau petunjuk penggunaan untuk beberapa alat
(seperti lampu, exhaust, dan kipas)
2. Perlu ditambah fasilitas exhaust fan, kipas, dan lampu.
3. Perlu sosialisasi penggunaan APD untuk lebih ditingkatkan, dapat berupa
poster, atau sistem reward untuk pekerja yang disiplin menggunakan APD.
4. Perlu diadakan penyuluhan mengenai manfaat dan dampak jangka panjang
Kebisingan tanpa penggunaan APD.
1. Pengukuran setiap elemen dilakukan secara berkala, tidak hanya 1 waktu,
sehingga didapatkan hasil yang representatif.
2. Review penggunaan alat/ instrumen pengukuran sebelum kunjungan
3. Waktu kunjungan lebih diperpanjang, sehingga diperoleh hasil yang optimal
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 27/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
BAB VI
PENUTUP
Semoga dengan disusunnya karya tulis ini, dapat kita jadikan pedoman
pembelajaraan dalam menambah wawasan mengenai Hiperkes bagi para Dokter
Perusahaan atau Instansi, dalam melaksanakan tugasnya.
Semoga apa yang kami sampaikan diatas mengenai Potensi Bahaya Faktor
Fisik di lingkungan kerja dapat bermanfaat bagi kita semua, sehingga jika suatu saat
kita menjumpai kendala dalam mengelola kesehatan di lingkungan kerja baik itu
dalam suatu perusahaan atau Instansi, maka kita sudah dapat mengambil langkah-
langkah antisipasi bagaimana cara menyelesaikan permasalahan tersebut.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 28/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
Lampiran
Pencahayaan
Keterangan :
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 29/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
Kebisingan
Keterangan :
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 30/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
Iklim Kerja
Komentar:
1. Dilakukan pengukuran iklim kerja untuk mendapatkan suhu basah alami, suhu
kering, suhu radiasi, indeks suhu basah basal.
2. Dirasakan iklim kerja cukup panas.
3. Disediakan air minum (dispenser).
4. Ventilasi tertata dengan baik, namun beberapa exhaust fan tidak bekerja.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 31/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
DAFTAR PUSTAKA
ASEAN OSHNET Occupational Safety and Health Network (Jejaring Kerja dibidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara Negara-Negara ASEAN),2003;
http://www.asean-osh.net/indonesia/osh%20statistic.htm . Bennet, dkk.1985.
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
McCormick,E.J and M.S. Sanders. Human Factor in Engineering and Design. New
York : McGraw Hill Book Company, 1994.
Montgomery, Douglas. Design and Analysis of Experiments. New York : John Wiley
& Sons Inc. 1991.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 32/33
5/13/2018 Laporan HIPERKES-slidepdf.com
Suma’mur PK. PK. 1996. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
PT.Toko Gunung Agung
Suma’mur PK. PK. 1999. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakata: CV Haji
Masagung
Sutalaksana dkk . Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik Industri, Bandung : ITB,
1979.
Sutaryono. 2002. Hubungan antara tekanan panas, kebisingan dan penerangan
dengan kelelahan pada tenaga kerja di PT. Aneka Adho Logam Karya Ceper klaten ,
Skripsi. Semarang : UNDIP
Tarwaka, Solichul, Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan Kerja
Dan Produktivitas. Surakarta
: UNIBA Pers
Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya : Penerbit Guna Widya, 2000
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-hiperkes-55a757ebbb492 33/33