Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga dengan Masalah Sexual pada remaja (seks

bebas pada remaja)


A. Pengkajian
a. Data Umum
1.Nama kepala keluarga : Tn. A
2.Pekerjaan : Karyawan PT Haruka
3.Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 103 Semarang
4.Komposisi keluarga :
No Nama Umur Sex Tgl lahir Pendidikan Pekerjaan Ket.

1. Tn. A 40 th L 4-8-1963 SMA Suami


2. Ibu N 37 th P 5-7-1966 SMA IRT Istri
3. An. Y 17 th P 2-4-1986 SMA kls III Pelajar Anak

5. Tipe keluarga
Keluarga Bp. H merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan satu orang anak.
6. Suku bangsa
Tn. A dan Ny. R berasal dari suku yang sama yaitu suku jawa. Budaya keluarga Tn. A mengikuti
kebiasaan serta budaya suku jawa.
7. Agama
Agama seluruh anggota keluarga adalah islam.
8. Status sosial ekonomi
Keluarga di lingkungannya tergolong keluarga dengan status sosial kebanyakan seperti keluarga
lain. Sedang status ekonomi cukup dimana Tn. A bekerja sebagai sopir taksi gelap dan Ny. R
sebagai karyawan pabrik.
9.Aktivitas rekreasi
Keluarga jarang melakukan rekreasi bersama. Karena selain ekonomi yang kurang begitu baik
juga masing-masing sibuk dengan urusannya masing-masing.

b. Riwayat tahap perkembangan keluarga


10. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga mencapai tahap perkembangan dengan anak pertama usia remaja.
11. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas-tugas perkembangan pada tahap ini telah dilaksanakan oleh keluarga Tn. A dengan baik.
Tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi.
12. Riwayat keluarga inti
Keluarga Tn. A tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi, epilepsi dll.
Dalam keluarga mereka tidak pernah mengalami kondisi sakit yang berat, hanya kadang flu serta
lemas karena kecapekan.
13. Riwayat keluarga sebelumnya
Yn. A merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan adik perempuannya juga sudah
menikah. Hubungan keluarga mereka cukup baik, kalau ada waktu luang mereka saling
berkunjung. Sedang Ny. A anak terakhir dari tiga bersaudara. Kakak laki-lakinya sudah menikah
dengan dua anak sedangkan kakak perempuannya juga sudah menikah dengan anak satu.
Hubungan kekluargaa merak juga baik tetap ada komunikasi.
c. Lingkungan
14. Karakteristik rumah
Keluarga Tn. A tinggal di rumah permanen dengan luas tanah 150 m2 dan luas bangunan 100
m2 terdiri dari 75 % berlantai plester dan semen 25 %( ruang dapur dan kamar mandi). Ventilasi
cukup baik cahaya matahari bisa masuk melalui jendela maupun pintu. Penerangan dengan
menggunakan listrik. Sedangkan air bersih diperoleh dari PAM. Pengelolaan sampah dilakukan
dengan penempatan di tempat tertutup yang selanjutnya diambil oleh petugas sampah. Limbah
keluarga langsung terbuang melalui selokan di belakang rumah yang mengalir ke sungai. WC
terletak didalam kamar mandi dengan septik tank berada di luar rumah.
Denah rumah :

Keterangan :
a. Ruang tamu
b. Ruang tidur I
c. Ruang tidur II
d.Ruang santai keluarga
e. Ruang makan
f. Ruang dapur
g. Kamar mandi dan WC

15. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga keluarga Tn. A pada umumnya bekerja sebagai karyawan swasta. Jarak rumah mereka
agak berdekatan. Ikatan antar keluarga baik, saling tolong menolong masih menjadi kebiasaan di
wilayah tersebut.
16. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A merupakan salah satu keluarga yang bertempat tinggal menetap jadi belum
pernah pindah dari rumah yang sekarang.
17. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga dapat saling bertemu pada sore hari setelah anak pulang dari sekolah serta ibu pulang
dari bekerja. Sedangkan malam harinya Tn. A bekerja sebagai sopir taxi. Untuk mengikuti
perkumpulan di limgkungan masyarakat Tn. A menyempatkan diri sebelum dia bekerja
18. Sistem pendukung keluarga
Seluruh anggota keluarga sekarang ini dalam keadaan yang sehat, jika ada salah satu dari
anggota keluarga yagn sakit maka segera dibawa ke pelayana kesehatan.

d. Struktur keluarga
19. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. A saat ini mengalami gangguan, karena ada masalah
komunikasi antara Tn. A dan An. Y. Mereka sama-sama keras dalam berkomunikasi. Masing-
masing merasa benar dengan cara mereka.

20. Struktur kekuatan keluarga


Kekuatan keluarga untuk mengendalikan perilaku anak kurang begitu baik. Karena anak masih
dengan perilakunya yagn bertentangan dengan nilai-nilai yang ada yaitu melakukan pergaulan
bebas (free seks).
21. Struktur peran
Tn. A berperan sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah untuk keluarganya dengan
dibantu oleh istrinya. Sedangkan Ny. A masih bisa berperan sebagai ibu dan istri selain harus
mencari nafkah mambantu suami.
22. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn. A percaya bahwa kesehatan sangat penting sehingga berusaha mempertahankan
kondisi sehat.

e. Fungsi keluarga
23. Fungsi afektif
Anggota keluarga saling menyayangi dan memperhatikan. Tapi kadang karena kesibukan
masing-masing hal itu susah dilakukan. Persoalan dalam keluarga jarang dibicarakan bersama
sehingga memicu terjadinya masalah komunikasi.
24. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi dilakukan denga mengikuti kegiatan di lingkungan seperti arisan, kebersihan
lingkungan. Sedangkan anaknya sulit untuk melakukan sosialisasi dengan tetangga karena sering
pergi dengan temannya hingga larut malam. An. Y telah terlibat dalam pergaulan bebas dan
keluarga tidak bisa menanamkan nilai/norma kepada anaknya.
25. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga belum mengenal masalah komunikasi sehingga konflik selalu terjadi pada keluarga.
Keluarga belum mengenal bagaimana cara berkomunikasi yang efektif sehingga apa yang
dibicarakan dapat dipahami oleh keluarga. Selain itu keluarga juga belum dapat mengambil
tindakan yang seharusnya sehubungan dengan perilaku anaknya. Keluarga merasakan bahwa
anaknya keliru dalam pergaulan dan keluarga takut anaknya nanti hamil karena pergaulan bebas
yang mengarah ke free seks. Keluarga tidak tahu apa yang seharusnya ia sampaikan pada anak
sehingga keluarga belum bisa mengambil keputusan untuk memberikan bimbingan.
26. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. A baru memiliki seorang anak yang berumur 17 tahun. Rencana untuk memiliki
anak lagi sebenarnya ada tapi belum dikaruniai meskipun Ny. A sudah tidak KB.
27. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. A secara ekonomi telah mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari,
juga telah memiliki tabungan meskipun jumlahnya tidak seberapa.

f. Stress dan Koping keluarga


28. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yaitu komunikasi yang buruk antara ayah dan anak serta adanya perilaku
anak dengan pergaulan bebas yang cenderung ke seks bebas. Sedang stressor jangka panjang
kebutuhan ekonomi yang masih belum sesuai dengan keinginan keluarga
29. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
keluarga telah melarang anaknya dari pergaulan bebas, tapi tidak mampu untuk memberikan
pengarahan/bimbingan pada anak. Sedangkan ibu tidak mampu bersikap atau tidak konsisten
dengan perilaku anaknya dengan sering membela bila ditegur ayahnya.
30. Strategi koping yang digunakan
Tn. A cenderung melampiaskan kekecewaan terhadap anaknya dengan memarahi anaknya tanpa
menggunakan cara yang bijaksana. Sedang anak karena kondisi rumah yang tidak memuaskan
dia lari ke pergaulan yang tidak benar dan teguran keluarga dihadapi dengan emosi pula dan
cenderung melawan.
31. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak mamapu untuk beradaptasi dengan permasalahan yang dihadapi. Menyadari
masalah ada tapi kurang mampu mengambil tindakan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik Tn. A
Keadaan umum : baik, tampak sehat.
Kesadaran : komposmentis
Tanda-tanda vital:TD : 130/90 mmHg ; N: 84 x/menit; RR : 20x/menit; S : 36,8 C
Kepala : rambut: hitam, lurus, tidak muntah rontok; mata : sklera tidak ikterik,
kornea jernih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, fungsi penglihatan normal; hidung: bersih,
septum simetris, tidak ada polip; telinga: tidak ada serumen, mampu mendengar normal; mulut:
bersih , tidak berbau, tidak ada karies, lidah bersih.
Dada : bentuk normal, suara nafas vesikuler, irama nafas teratur, tidak ada ronkhi,
denyut jantung normal.
Abdomen : agak cembung, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
Genetalia : tidak ada hemoroid dan bersih.
Ekstremitas : tidak ada edema, tidak ada keterbatasan gerak.

Pemeriksaan fisik Ny. A


Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
da-tanda vital:TD : 120/80 mmHg ; N: 80 x/menit; RR : 18x/menit; S : 36,5 C
ala : rambut: hitam, ikal, tidak muntah rontok; mata : sklera tidak ikterik, kornea jernih, konjungtiva
merah muda, pupil isokor, fungsi penglihatan normal; hidung: bersih, septum simetris, tidak ada
polip; telinga: tidak ada serumen, mampu mendengar normal; mulut: bersih , tidak berbau, tidak
ada karies, lidah bersih.
a : bentuk normal, suara nafas vesikuler, irama nafas teratur, tidak ada ronkhi, denyut jantung
normal.
omen : agak cembung, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
Genetalia : tidak ada hemoroid dan bersih.
Ekstremitas : tidak ada edema, tidak ada keterbatasan gerak.

Pemeriksaan fisik An. Y


Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
da-tanda vital:TD : 110/90 mmHg ; N: 78 x/menit; RR : 20x/menit; S : 36,6 C
ala : rambut: merah, ikal, tidak muntah rontok; mata : sklera tidak ikterik, kornea jernih, konjungtiva
merah muda, pupil isokor, fungsi penglihatan normal; hidung: bersih, septum simetris, tidak ada
polip; telinga: tidak ada serumen, mampu mendengar normal; mulut: bersih , tidak berbau, ada
karies, lidah bersih.
a : bentuk normal, suara nafas vesikuler, irama nafas teratur, tidak ada ronkhi, denyut jantung
normal.
omen : datar, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
Genetalia : tidak ada hemoroid dan bersih.
Ekstremitas : tidak ada edema, tidak ada keterbatasan gerak

h. Harapan keluarga
Keluarga mengharapkan permasalahan dalam keluarganya segera teratasi dan masing-masing
dapat menata kembali hubungan dalam keluarga dengan baik.

B. ANALISA DATA

No Data Masalah Penyebab


1. Subyektif : Konflik pada Ketidakmampuan
An.Y mengatakan merasa jengkel keluarga Tn. A keluarga mengenal
karena keluarga terlalu membatasi masalah
pergaulan dan tidak dapat komunikasi
meyakinkan keluarga bahwa
pergaulannya masih wajar.
Keluarga tidak suka dengan tingkah
laku anaknya.
Keluarga mengatakan tidak tahu
kenapa antara Tn. A dan An. Y
selalu ribut bila bertemu.
Obyektif :
Hubungan keluarga dan anak
terlihat kaku
Keluarga berbicara kepada anak
dengan nada tinggi.
2. Subyektif : Resiko terjadi Ketidakmampuan
An. Y mengatakan senang dengan kehamilan pra keluarga
pergaulan bebas karena bagi remaja nikah mengambil
hal itu adalah wajar dan tindakan
mengatakan sering keluar rumah mengarahkan
dengan teman laki-lakinya sampai pergaulan yang
larut malam. sehat.
Keluarga mengatakan tidak mampu
untuk memberikan nasehat pada
anak agar tidak terlibat pergaulan
bebas seperti menginap di hotel
bersama temannya.
Obyektif :
Keluarga tampak tidak konsisten
dalam menanggapi masalah
anaknya.

DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL :


Konflik pada keluarga TN. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
komunikasi.
Resiko terjadi kehamilan pra nikah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil
tindakan mengarahkan pergaulan yang sehat.

SKALA PRIORITAS MASALAH

1. Konflik pada keluarga Tn. A

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1.Sifat masalah : 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini merupakan
Aktual (3) masalah aktual, telah terjadi
konflik pada keluarga Tn. A
2.Kemungkinan 2 1/2 x 2 = 1 Dengan adanya kerjasama
masalah dapat di antar anggota keluarga
rubah : masalah dapat teratasi
sebagian (1)
3.Potensi masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Konflik sulit dicegah karena
untuk dicegah : cara komunikasi yang buruk
Cukup (2)
4.Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 = 1 Masalah sudah aktual dan
Harus ditangani (2) perlu segera ditangani
Skor 3 2/3

2. Resiko terjadi kehamilan pra nikah


Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
1.Sifat masalah : 1 2/3 x 1 = 2/3 Hal ini bisa menimbulkan
Ancaman masalah psikologis dan
kesehatan kesehatan
2.Kemungkinan 2 1/2 x 2 = 1 Masalah dapat teratasi bila
masalah dapat di keluarga mampu melakukan
rubah : bimbingan pada anak agar
Sebagian meninggalkan pergaulan bebas.

3.Potensi masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Dengan timbulnya kesadaran


untuk dicegah : pada anak maka pergaulannya
Cukup dapat dikendalikan
4.Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga merasa perlu
: merubah perilaku anaknya tapi
Harus segera tidak tahu cara yang tepat.
ditangani
Skor 31/3

Anda mungkin juga menyukai