Anda di halaman 1dari 9

Keterkaitan Infrastruktur Air Bersih PDAM dengan Kesehatan Masyarakat Kota

Semarang

Oleh
Latifah Kusumadewi
tifakusuma@yahoo.com

Bambang Sriyanto Eko Prakoso


bs.ekoprakoso@gmail.com

Abstract

The clean water infrastructure is important to know. The objective of this research
is to know the clean water infrastructure relationship to the public health in Semarang City.
The method used is qualitative and quantitative. The conclusions are (1) infrastructure
clean water in Semarang City hasn’t been able to reach all areas. (2) house that already has
a piped water infrastructure is 45.77%. (3) drinking water quality of PDAM is good (4) (a)
drinking water related diseases are suffered by respondents of research who are educated
under bachelor degree. (b) mostly respondents never personally suffer from illness related
to drinking water (5) There’s no significant correlation between PDAM drinking water and
public health of Semarang City. (6) All respondents stated that the quality of clean water
infrastructure is good, the water quality is normal, and the Interest Scale of the Quality of
Clean Water Infrastructure with Health (1-10) is 10.
Keywords: infrastructure of clean water, public health, Semarang City

Abstrak

Pencapaian infrastruktur air bersih merupakan salah satu tujuan MDGs sehingga
penting untuk diketahui. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui infrastruktur air bersih
serta kaitannya dengan kesehatan masyarakat Kota Semarang. Metode yang digunakan
adalah kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian yaitu (1) infrastuktur air bersih Kota
Semarang belum mampu menjangkau seluruh wilayah. (2) rumah sudah memiliki
infrastruktur air bersih perpipaan 45,77%. (3) kualitas air minum PDAM baik (4) (a)
penyakit yang berkaitan dengan air minum banyak diderita oleh responden yang
berpendidikan SMP, SMA maupun SMK. (b) sebagian besar responden tidak pernah
menderita sakit yang berkaitan dengan air minum. Namun responden berpenghasilan di
bawah UMK yang pernah sakit lebih banyak. (5) tidak ada keterkaitan secara signifikan
antara air minum PDAM dengan kesehatan masyarakat Kota Semarang. (6) seluruh
responden menyatakan kualitas infrastruktur air bersih sudah baik, kualitas air biasa saja,
dan Skala Kepentingan Kualitas Infrastruktur Air Bersih dengan Kesehatan (1-10) adalah
10 atau sangat penting.
Kata Kunci : infrastruktur air bersih, kesehatan masyarakat, Kota Semarang

1
PENDAHULUAN tahun 2011. Namun hal ini
mengalami penurunan jika
Kesehatan merupakan hal penting
dibandingkan dengan tahun 2009
yang harus diperhatikan oleh setiap orang.
yaitu 47,71%. Akses sumber air
Banyak unsur atau faktor yang
minum layak di perkotaan
mempengaruhi kesehatan seseorang antara
menurun dari 49,82% pada tahun
lain ketahanan tubuh, asupan gizi dan
2009 menjadi 40,52% pada tahun
makanan, kondisi lingkungan, dan lain
2011. Sedangkan di perdesaan
sebagainya. Lingkungan perumahan yang
menurun dari 45,72% pada tahun
mendukung kehidupan layak adalah
2009 menjadi 44,96% pada tahun
lingkungan yang bersih, asri, serta memiliki
2011 (Kementerian Perencanaan
fasilitas dasar penunjang kehidupan.
Pembangunan Nasional/Badan
Undang-undang No. 4 tahun 1992 tentang
Perencanaan Pembangunan
perumahan dan permukiman menyebutkan
Nasional, 2012 dalam Laporan
bahwa sarana dasar yang utama bagi
Pencapaian Tujuan Pembangunan
lingkungan permukiman antara lain
Milenium di Indonesia 2011).
jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan
barang, jaringan saluran pembuangan air Pada dokumen Laporan Pencapaian
limbah dan tempat pembuangan sampah Tujuan Pembangunan Milenium di
untuk kesehatan lingkungan, jaringan Indonesia 2011 oleh Badan Perencanaan
saluran air hujan untuk drainase dan Pembangunan Nasional juga disebutkan
mencegah banjir setempat, dan jaringan air bahwa penyediaan infrastruktur air minum
bersih (bila air tanah sebagai sumber air yang belum dapat mengimbangi laju
bersih tidak ada). pertumbuhan penduduk dan meningkatnya
Dewasa ini di Indonesia kesejahteraan masyarakat, baik karena
pembangunan khususnya permukiman faktor urbanisasi maupun peningkatan
penduduk berkembang sangat pesat. konsumsi menjadi penyebab turunnya akses
Kegiatan pembangunan di negara terhadap sumber air minum layak.
berkembang seringkali kurang
memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan. Kelestarian lingkungan dapat
diindikasikan oleh adanya akses
berkelanjutan terhadap sumber air minum
dan fasilitas sanitasi dasar yang layak di
perkotaan dan perdesaan. Menurunkan
proporsi penduduk yang tidak memiliki
akses yang berkelanjutan terhadap sumber
air minum yang aman dan sanitasi dasar
yang layak pada tahun 2015 merupakan
salah satu tujuan pembangunan milenium
poin tujuh. Akses rumah tangga terhadap
sumber air minum yang layak di perkotaan
dan perdesaan terus meningkat, namun
disparitas antar provinsi cukup nyata
(Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, 2012).
Data Susenas menunjukkan akses
terhadap sumber air minum layak
meningkat dari 37,73% pada Gambar 1. Peta Administrasi Kota Semarang
tahun 1993 menjadi 42,76% pada

2
Kota Semarang merupakan ibukota METODE PENELITIAN
Provinsi Jawa Tengah. Daerah dataran Metode yang digunakan dalam
rendah dengan kemiringan lereng relatif penelitian ini yaitu metode survei gabungan
datar di Kota Semarang sangat sempit yaitu kualitatif dan kuantitatif. Metode kuantitatif
sekitar empat kilometer dari garis pantai. mengaplikasikan metode statistik yang
Dataran rendah ini lebih dikenal dengan digunakan untuk membuktikan hipotesis
sebutan “Kota Semarang Bawah”. Wilayah berdasarkan data yang diperoleh di
Kota Semarang Bawah seringkali dilanda lapangan. Metode penelitian kualitatif
banjir. Beberapa lokasi yang sering dilanda digunakan untuk menjawab tujuan yang
banjir tersebut disebabkan oleh luapan air tidak bisa dibuktikan dengan data statistik
laut (rob) sedangkan di sebelah selatan seperti kualitas infrastruktur sanitasi dasar.
merupakan dataran tinggi dengan Pada penelitian ini sedikit didominasi oleh
kemiringan lereng sedang. Wilayah ini metode kuantitatif atau dengan kata lain
lebih dikenal dengan “Kota Semarang proporsi metode kualitatif lebih sedikit.
Atas”. Kota Semarang Atas meliputi Menggabungkan kedua metode tersebut
Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati, bertujuan agar hasil penelitian yang dicapai
Tembalang, dan Banyumanik. Secara memiliki kualifikasi ilmiah yang jauh lebih
administrasi Kota Semarang dapat dilihat baik jika dibandingkan hanya menerapkan
pada Gambar 1. satu metode penelitian saja.
Peran Kota Semarang sebagai ibukota Tujuan pertama penelitian ini adalah
provinsi mengarahkan kota ini berkembang mengetahui jumlah infrastruktur air bersih
sebagai pusat aktivitas seperti pusat di Kota Semarang. Metode yang dilakukan
pemerintahan, perdagangan, jasa, dan untuk menjawab tujuan pertama ini adalah
industri. Pusat pertumbuhan di Semarang analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi Tujuan kedua penelitian ini yaitu
penduduk muncul menjadi kota kecil baru. membandingkan jumlah rumah yang
Contohnya pertumbuhan di Semarang Atas memiliki dan jumlah rumah yang tidak
berpusat di Banyumanik sehingga memiliki infrastruktur air bersih di Kota
menjadikan daerah ini cukup padat. Semarang. Untuk mengetahui perbandingan
Dampak dari perkembangan sebagai pusat tersebut dilakukan uji beda pada data
aktivitas salah satunya adalah Kota statistik yang diperoleh.
Semarang menjadi tujuan migrasi bagi Tujuan ketiga penelitian ini adalah
masyarakat desa yang berada di wilayah mengidentifikasi kualitas air bersih di Kota
Jawa Tengah. Hal ini menyebabkan Semarang. Analisis tujuan ketiga ini
peningkatan jumlah penduduk yang disertai menggunakan metode analisis deskriptif
dengan peningkatan kebutuhan lahan untuk kualitatif
permukiman. Peningkatan kebutuhan lahan Tujuan keempat dari penelitian ini
yang tidak diimbangi dengan peningkatan yaitu mengidentifikasi kondisi kesehatan
luas lahan menimbulkan banyak masyarakat Kota Semarang. Metode yang
pembangunan perumahan yang digunakan untuk menjawab tujuan keempat
mengabaikan aspek fisik. Aspek fisik yang ini adalah analisis deskriptif kuantitatif
dimaksud antara lain kelestarian serta deskriptif kualitatif.
lingkungan, fasilitas/sarana dasar, dan Tujuan kelima penelitian ini adalah
fasilitas penunjang. mengetahui keterkaitan pemanfaatan air
Berdasarkan uraian di atas, maka bersih PDAM dengan kesehatan
tujuan utama dari penelitian ini adalah masyarakat. Untuk menjawab tujuan
mengetahui infrastruktur air bersih serta penelitian ini digunakan analisis deskriptif
kaitannya dengan kesehatan masyarakat di kuantitatif.
Kota Semarang. Tujuan keenam atau tujuan terakhir
penelitian ini adalah mengetahui persepsi

3
masyarakat Kota Semarang mengenai Kecil, Lawang, dan Mata Air
pentingnya infrastruktur air bersih. Untuk Ancar.
menjawab tujuan penelitian ini digunakan 2) Tahun 1923- 1932
analisis deskriptif kuantitatif Dibangun lagi 2 (dua) sumber mata
air alam yaitu : Kalidoh Besar dan
HASIL PENELITIAN Kalidoh Kecil. Selanjutnya pada
Berdasarkan hasil analisis beberapa tahun 1979 Kalidoh Kecil
temuan yang didapatkan dari penelitian diserahkan pada Perusahaan Daerah
yang telah dilakukan, maka dapat diambil Air Minum Kabupaten Ungaran.
beberapa kesimpulan sebagai berikut : b. Jaman Penjajahan Jepang
1. Jumlah Infrastruktur Air Bersih di 8 Desember 1942 s / d 14 Agustus
Kota Semarang Tahun 2015 1945, Gemeente Water Leiding
Semarang diubah dalam bahasa Jepang
Secara umum persebaran cakupan menjadi Semarang Siya Kusyo yang
layanan PDAM Tirta Moedal Kota artinya PDAM Semarang.
Semarang dapat dilihat pada Gambar 2. c. Jaman Kemerdekaan – Sekarang
1) Tahun 1952
Dibangun 2 (dua) sumur artetis di
Jl. Purwogondo dan Jl. Arjuno.
2) Tahun 1959 - 1965
Pembangunan IPA Kaligarang
dengan debit 500 l/dt.
3) Tahun 1967 – 1984
Pembangunan Sumur artetis dan
Kantor Pusat PDAM antara lain :
Sumur artetis di Ronggowarsito,
Kinibalu, Brumbungan, Manyaran,
Mijen, Rejosari, Seleses, Abimanyu,
Senjoyo, Jangli, Raden Patah,
Gambar 2. Peta Kondisi Aliran PDAM Tirta Moedal
Kota Semarang 2015
Gondoriyo, Erowati, Citandui,
Blimbing, Bugangan, dan
Air bersih dalam penelitian ini Kenconowungu.
dibatasi pada air bersih yang dapat 4) Tahun 1994
langsung diminum, air bersih yang dapat Pembangunan IPA Kaligarang
diminum setelah dimasak, dan air bersih dengan kapasitas sebesar 250 l/dt &
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari 150 l/dt, IPA Pucang Gading
seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dan sebesar 50 l/dt, dan
memasak. Sumber air PDAM Tirta Moedal mengoptimalkan IPA Miniplant
Kota Semarang diambil dari beberapa Kaligarang dari 40 l/dt menjadi 80
sumber agar jumlah air yang diproduksi l/dt.
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 5) Tahun 1997 – 1999
Sumber air tersebut ada yang dibangun Pembangunan reservoir Kedung
pada saat jaman penjajahan Belanda, Mundu, Pemasangan Pipa Transmisi
Jepang sampai dengan jaman pemerintahan Kudu – Kedung Mundu dan Pipa
Indonesia yang sekarang, berikut adalah Distribusi.
uraiannya : 6) Tahun 2002
a. Jaman Penjajahan Belanda Dibangun IPA Kudu berkapasitas
1) Tahun 1911-1923 1250 l/dt, untuk memenuhi
Dibangun 4 sumber mata air alam kebutuhan aliran di wilayah Timur
yaitu: Mudal Besar dan Mudal dan sebagian Tengah.ss

4
2. Presentase Jumlah Rumah yang belum memiliki infrastruktur air bersih
Memiliki Infrastruktur Air Bersih di perpipaan (54,23%). Hal ini berarti
Kota Semarang Tahun 2015 jangkauan pelayanan PDAM Tirta Moedal
belum dapat menjangkau seluruh
Berdasarkan data yang didapat dari masyarakat Kota Semarang.
PDAM Tirta Moedal Kota Semarang
jumlah pelanggan air bersih di Kota 3. Kualitas Air Bersih di Kota
Semarang pada tahun 2015 sebanyak Semarang
160.427 pelanggan. Menurut golongan tarif
pelanggan PDAM dibedakan menjadi 8 Air yang merupakan kebutuhan dasar
golongan dan 25 sub-golongan. manusia tentunya memiliki standar kualitas
Berdasarkan data yang diperoleh pada yang berbeda-beda tergantung tujuan
tahun 2015 pelanggan PDAM terbanyak penggunaan air tersebut. Dalam penelitian
yaitu pelanggan rumah tangga. ini air bersih yang dimaksud adalah air
bersih yang mengacu pada Keputusan
Menteri Kesehatan No. 416 tahun 1990
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air pada Bab 1 Pasal 1 poin kedua
dan ketiga.
Kualitas air bersih di PDAM Tirta
Moedal Kota Semarang selalu dipantau
agar sesuai degan Standar Kualitas Air
Minum mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor : 492 / Menkes / Per /
Gambar 3. Grafik Jumlah Pelanggan Rumah Tangga
PDAM Tirta Moedal Kota Semarang Tahun 2015
IV/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Tiap Kecamatan Minum. Kontrol kualitas internal di
instalasi dilakukan tiap minggu secara
Gambar 3 di atas menunjukkan lengkap yang meliputi :
bahwa pelanggan PDAM Tirta Moedal
Kota Semarang terbanyak berada di a. Pemeriksaan Micro Biologi : 360
Kecamatan Pedurungan. Hal ini sampel / tahun
dikarenakan Kecamatan Pedurungan
merupakan kecamatan dengan jumlah b. Pemeriksaan Fisika/Kimia : 60 sampel
penduduk terbanyak di Kota Semarang / tahun
yaitu sebesar 180.282 jiwa sedangkan c. Pemeriksaan Pestisida : 4 sampel
jumlah pelanggan paling sedikit berada di / tahun.
Kecamatan Mijen yang memang jumlah
penduduknya hanya sebesar 61.405 jiwa. Selain pemeriksaan oleh internal,
juga untuk kontrol kualitas di pelanggan
Rumah tangga yang memiliki dilakukan kerjasama dengan Dinas
infrastruktur air bersih PDAM pada tahun Kesehatan Kota Semarang dengan
2015 berjumlah 147.326 rumah. Artinya pengambilan titik sampel sebanyak 1.000
hanya 147.326 rumah tangga yang sampel/tahun.
memiliki infrastruktur air bersih yaitu
perpipaan dari total 350.531 rumah Hasil analisis terhadap laporan
penduduk yang ada di Kota Semarang. pemantauan kualitas airsecara berkala
PDAM Tirta Moedal Kota Semarang,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui bahwa kualitas air minum PDAM
rumah sudah memiliki infrastruktur air Tirta Moedal Kota Semarang baik secara
bersih perpipaan secara proporsi (45,77%) kimia, fisika maupun bakteorologi telah
masih lebih kecil daripada rumah yang

5
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan perbedaan karakteristik sosial dilakukan
Nomor 492 Tahun 2010 tentang melaui penyebaran kuisioner. Hasil analisis
Persyaratan Kualitas Air Minum. Laporan kondisi kesehatan pribadi masyarakat Kota
pemantauan kualitas air secara berkala Semarang berdasarkan perbedaan
PDAM Tirta Moedal Kota Semarang dapat karakteristik sosial dapat dilihat pada Tabel
dilihat pada lampiran. Namun untuk 2.
memperkuat hasil analisis terhadap laporan
Tabel 2. Tabulasi Silang antara Usia dan Terakhir
pemantauan kualitas air secara berkala Sakit Per Wilayah Penelitian
PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, maka
penulis melakukan indepth interview atau
wawancara secara mendalam kepada Bapak
Gunawan selaku Kepala Bagian Produksi I
PDAM Tirta Moedal yang khusus
menangani serta mengawasi proses
produksi dan distribusi air PDAM.
Hasil wawancara menunjukkan
bahwa pihak PDAM selalu berusaha untuk
menjaga kualitas airnya agar pelanggan
menerima air yang sudah memenuhi
persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan
No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air. Pengawasan
dilakukan secara terus menerus dengan cara
melakukan sampling acak secara berkala
dan diuji kelayakan di laboratorium untuk
mikrobiologi, fisika/kimia dan kandungan
pestisida.
Hasil pemeriksaan secara kimia,
fisika dan baktereologi terhadap kualitas air
PDAM Kota Semarang menunjukkan
bahwa air yang disediakan oleh PDAM
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa
untuk pelanggannya sudah memenuhi
baik responden secara pribadi yang berusia
syarat kimia, fisika dan bakteriologi
≤ 30 tahun (42,3%) maupun yang berusia
Permenkes Nomor 492 Tahun 2010
31-50 tahun (57,7%) sebagian besar pernah
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
menderita sakit dalam 6-12 bulan terakhir.
Namun kenyataannya di lapangan, Kecenderungan ini juga terjadi di ketiga
keluhan pelanggan terkait dengan kualitas lokasi pengambilan sampel penelitian yaitu
air PDAM Semarang masih banyak. Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan
Berikut wawancara dengan pelanggan Semarang Selatan dan Kecamatan
PDAM Kota Semarang di Kecamatan Tembalang bahwa sebagian besar pernah
Tembalang. menderita sakit dalam 6-12 bulan terakhir.

4. Kondisi Kesehatan Masyarakat Hasil analisis dapat diketahui bahwa


Kota Semarang Berdasarkan responden yang berpendidikan SMP
Perbedaan Karakteristik Sosial terdapat 1 orang anggota keluarganya
menderita sakit yang berkaitan dengan air
Analisis terhadap kondisi kesehatan minum, namun sebagian besar dari mereka
masyarakat Kota Semarang berdasarkan yaitu 19 orang penyakitnya tidak berkaitan

6
dengan air minum. Responden yang minum seperti diare sedangkan pada
berpendidikan SMA/SMK terdapat 1 orang penggunaan air untuk MCK, masak, dan
anggota keluarganya menderita sakit yang menyiram tanaman di ketiga kecamatan
berkaitan dengan air minum, namun baik di Kecamatan Semarang Utara,
sebagian besar dari mereka yaitu 64 orang Kecamatan Semarang Selatan, maupun
penyakitnya tidak berkaitan dengan air Kecamatan Tembalang tidak ditemukan
minum. Responden yang berpendidikan responden yang pernah mengalami
Diploma tidak terdapat penderita sakit yang penyakit yang berkaitan dengan air minum.
berkaitan dengan air minum. Responden
yang berpendidikan S1 tidak terdapat 6. Persepsi Masyarakat Kota
penderita sakit yang berkaitan dengan air Semarang mengenai Pentingnya
minum. Responden yaang menyatakan Infrastruktur Air Bersih
bahwa anggota keluarganya pernah
Berkaitan dengan persepsi responden
menderita penyakit yang berkaitan dengan
penelitian mengenai bagaimana seharusnya
air minum hanya di Kecamatan Tembalang
kualitas infrastruktur air bersih yang
dan keluarga responden penelitian
digunakan untuk mendistribusikan air ke
berpendidikan SMP, SMA maupun SMK.
rumah, sebagian responden penelitian
Berdasarkan anaisis juga dapat di Kecamatan Semarang Utara
diketahui bahwa baik responden yang mengharapkan pipa anti karat dan anti
berpenghasilan di bawah UMK Semarang lumut luar dalam (43%). Sebagian besar
(26%) maupun yang memiliki penghasilan responden di Kecamatan Semarang Selatan
di atas UMK Semarang (74%) sebagian mengharapkan agar pemilihan pipa
besar anggota keluarganya tidak pernah kualitasnya yang terbaik (32%) sedangkan
menderita sakit yang berkaitan dengan air sebagian besar responden di Kecamatan
minum. Hanya 2 orang responden Tembalang mengharapkan agar pemilihan
penelitian dari Kecamatan Tembalang yang pipa kualitasnya yang terbaik (50%).
menyatakan pernah menderita sakit yang
Seluruh responden penelitian
berkaitan dengan air minum.
menyataan bahwa Skala Kepentingan
5. Keterkaitan Pemanfaatan Air Bersih Kualitas Infrastruktur Air Bersih dengan
PDAM dengan Kesehatan Kesehatan (1-10) adalah 10 atau sangat
Masyarakat Kota Semarang penting sekali. Menurut mereka kondisi
kesehatan sebelum dan setelah
Berdasarkan analisis data sebagian mengkonsumsi air bersih PDAM biasa saja
besar responden penelitian mengalokasikan atau tidak berbeda.Kecenderungan ini juga
air PDAM untuk MCK dan masak saja terjadi di ketiga lokasi pengambilan sampel
(75,6%). Kecenderungan ini juga terjadi di penelitian yaitu Kecamatan Semarang
ketiga lokasi pengambilan sampel Utara, KecamatanSemarang Selatan dan
penelitian yaitu Kecamatan Semarang Kecamatan Tembalang
Utara, Kecamatan Semarang Selatan dan
Kecamatan Tembalang bahwa sebagian Berdasarkan hasil analisis dapat
besar responden penelitian mengalokasikan diketahui bahwa sebagian besar responden
air PDAM untuk MCK dan masak saja. penelitian di Kecamatan Semarang Utara
mengharapkan bahwa air bersih dari
Berdasarkan analisis data dapat PDAM seharusnya tidak berwarna, berbau
diketahui bahwa pada alokasi penggunaan dan berasa (73%). Sebagian besar
air di rumah untuk MCK (mandi, cuci, responden penelitian di Kecamatan
kakus) dan masak di ketiga kecamatan Semarang Selatan mengharapkan bahwa air
ditemukan responden yang pernah bersih dari PDAM seharusnya tidak
mengalami sakit yang berkaitan dengan air berwarna, berbau dan berasa (70%).

7
Sebagian besar responden penelitian di rumah sudah baik, kualitas air yang
Kecamatan Semarang Utara mengharapkan digunakan sehari-hari biasa saja, dan
bahwa air bersih dari PDAM seharusnya Skala Kepentingan Kualitas
tidak berwarna, berbau dan berasa (83%). Infrastruktur Air Bersih dengan
Kesehatan (1-10) adalah 10 atau sangat
penting sekali.
KESIMPULAN
1. Infrastuktur air bersih di Kota
Semarang sangat terbatas sehingga SARAN
belum mampu menjangkau seluruh 1. Pemerintah bersama PDAM
wilayah Kota Semarang dan tingkat mengupayakan optimalisasi produksi
alirannya pun berbeda-beda. air bersih pada setiap reservoir
2. Rumah sudah memiliki infrastruktur produksi yang sudah ada sehingga
air bersih perpipaan 45,77%. jangkauan pipa PDAM dapat lebih luas
3. Kualitas air minum PDAM Tirta serta memperbaiki aliran air yang
Moedal Kota Semarang baik secara masih kurang.
kimia, fisika maupun bakteorologi dan 2. Program MBR (Masyarakat
telah sesuai dengan Peraturan Menteri Berpenghasilan Rendah) yang sudah
Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 dicanangkan oleh PDAM Tirta Moedal
Tentang Persyaratan Kualitas Air yang memiliki target 100% Pelayanan
Minum. pada tahun 2019 bisa digabungkan
dengan program Pemerintah Pusat
4. Hasil identifikasi kesehatan yaitu PAMSIMAS (Penyediaan Air
masyarakat Kota Semarang di tiga Minum dan Sanitasi Berbasis
sampel lokasi yaitu Kecamatan Masyarakat) sehingga dalam hal ini
Semarang Utara, Kecamatan Semarang baik PDAM, pemerintah, dan
Selatan, dan Kecamatan Tembalang masyarakat mampu berkontribusi dan
antara lain: bersinergi menjadi satu untuk
a. Penyakit yang berkaitan dengan air mewujudkan target yang sudah
minum banyak diderita oleh responden ditentukan.
penelitian yang berpendidikan SMP, 3. Pengambilan sampel air untuk uji
SMA maupun SMK daripada yang laboratorium sebaiknya dilakukan
berpendidikan Diploma maupun S1. secara teliti dan hati-hati sehingga
b. Responden yang berpenghasilan di ketika hasilnya ada yang tidak
bawah UMK Kota Semarang (26%) memenuhi syarat dapat dikaji dan
maupun yang memiliki penghasilan di diketahui secara pasti penyebabnya
atas UMK Kota Semarang (74%) karena sampel air yang tidak
sebagian besar tidak pernah menderita memenuhi standar belum tentu airnya
sakit yang berkaitan dengan air minum. memang tidak memenuhi standar atau
Namun untuk responden yang air di lokasi pengambilan sampel
memiliki penghasilan di bawah UMK belum melalui proses standarisasi,
Kota Semarang jumlah responden yang akan tetapi bisa saja terjadi kesalahan
pernah sakit berkaitan dengan air atau kelalaian saat pengambilan
minum lebih banyak. sampel.
4. Pemerintah bersama stakeholder
5. Tidak ada keterkaitan secara signifikan terkait memberikan penyuluhan serta
antara air minum PDAM dengan pendampingan kepada masyarakat
kesehatan masyarakat Kota Semarang. terutama masyarakat dengan
6. Seluruh responden menyatakan bahwa pendidikan rendah mengenai air bersih
kualitas infrastruktur air bersih di sebagai standar minimum untuk

8
konsumsi dan penggunaan untuk Indonesia”. Kementerian
kebutuhan sehari-hari. Perencanaan Pembangunan
5. Pemerintah, instansi atau lembaga Nasional/Badan Perencanaan
kesehatan, perangkat masyarakat Pembangunan Nasional
beserta stakeholder terkait bekerjasama
melakukan pendataan serta pengkajian Tim Penyusun. 2012. “Laporan Pencapaian
secara berkala dan mendetail mengenai Tujuan Pembangunan Milenium di
penyakit yang diderita masyarakat Indonesia 2011”. Kementerian
khususnya yang berkaitan dengan air Perencanaan Pembangunan
minum. Nasional/Badan Perencanaan
6. Penelitian ini fokus pada infrastruktur Pembangunan Nasional
air bersih serta kaitannya dengan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 4
kesehatan masyarakat di Kota
Tahun 1992 tentang Perumahan
Semarang dan membahas mengenai
dan Permukiman
persepsi masyarakat terhadap
pentingnya infrastruktur air bersih Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi
yang disajikan dalam bentuk analisis Penelitian Wilayah Kontemporer.
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rekomendasi penelitian ke depannya
bisa mengkaji lebih dalam mengenai Badan Pusat Statistik Kota Semarang.
persepsi masyarakat akan pentingnya Keadaan Geografis diakses dari
sarana prasarana air bersih dalam www.semarangkota.bps.go.id pada
kaitannya terhadap sanitasi. Selasa, 31 Maret 2015 jam 03.08
WIB
DAFTAR PUSTAKA
Ehlers, Victor M. and Ernest W. Steel.
1927. Municipal and Rural
Sanitation. New York: McGraw
Hill Book Company
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2013. Laporan
Nasional: Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416
Tahun 1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 492 /
Menkes / Per / IV/ 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Ringkasan Kajian UNICEF Indonesia
Oktober 2012
Stalker, Peter. 2007. “Kita Suarakan MDGs
Demi Pencapaiannya di

Anda mungkin juga menyukai