Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM HORTIKULTURA

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI SAMPAH


ORGANIK

Dosen Pengampu: Baiq Farhatul Wahidah, S.Si, M.Si

Disusun Oleh:
Ahmad Afdholi 1508016027
Asisten: M. Faisal
Hersy F

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini ialah memanfaatkan limbah organik
sebagai pupuk cair
B. LATAR BELAKANG
Sampah merupakan masalah besar bagi keamanan lingkungan yang
menjadikan sarang dari berbagai penyakit. Salah satunya satunya sampah
organik yang dapat mencemari tanah, air, maupun udara. Namun sampah
juga dapat menjadi berkah jika dimanfaatkan sebagai inovasi dan
kreatifitas yang menghasilkan produk yang menguntungkan bagi manusia.
Cara untuk mengurangi cemaran tersebut ialah dengan
mengolahnya menjadi pupuk organik cair. Pupuk organik cair merupakan
zat penyubur tanaman yang berasal ari buah-buahan dan sayur-sayuran
serta bahan-bahan lainnya yang kaya akan nutrisi tanaman.
Keuntungan dari popuk organik cair ini ialah menyuburkan
tanaman sehingga prduksinya meningkat. Selain itu unsur hara dalam
tanah menjadi stabil dan baiknya sifat fisik, kimia, dan biologis tanah
sebagai pengganti pupuk kandang. Oleh karena itu pembuatan pupuk
organik cair dari sampah organik dilakukan agar menjadi paham dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat yang dipakai dalam praktikum pembuatan pupuk organik cair
dari sampah organik antara lain ember 25 liter, karung, tali, pisau,
timbangan, gelas ukur, 1000 mL, pengaduk, saringan, corong, dan botol
kemasan.
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain sisa buah dan
sayuran 10 kg, molase 1 liter, air bersih, air cucian beras pertama, air
kelapa tua, gula, EM 4, dan sabun krim.
D. LANGKAH KERJA
Sampah organik ditimbang sebanyak 10 kg kemudian dicacah dengan
pisau dan alas talenan
Dimasukkan kedalam karung dan ditekan sampai padat

Karung diikat dengan tali agar tidak keluar

Dibuat larutan dengan mencampurkan air bersih sebanyak 7 liter, air


cucian beras 1 liter, air kelapa 0,5 liter, dan cairan mikroorganisme 250
mL ke dalam ember

Dimasukkan karung yang berisi bahan kedalam ember yang telah berisi
larutan hinnga kantong terendam

Ditambahkan perasan jeruk, nanas, dan daun pandan untuk mengurangi


bau khas

Mulut ember dioles dengan sabun krim agar lalat tidak masuk

Menutup ember dengan rapat sehingga udara tidak dapat masuk

Ember disimpan di tempat yang teduh dan terhindar dari sinar matahari

Setelah dua minggu diangkat kantong dan diperas bahannya. Ampas


dijadikan kompos, sedangkan sisanya adalah pupuk cair

Cairan disaring hingga tidak terdapat sisa padatan lagi, kemudian


disimpan dalam botol kemasan

Pupuk organik cair sudah siap untuk digunakan


Setiap satu kali pembuatan dihasilkan kurang lebih 11 liter POC
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL

Gambar 1. Sayur dan buah yang Gambar 2. Air kelapa tua


telah dicacah

Gambar 3. Air+Gula+EM4 Gambar 4. Larutan yang sudah


tercampur

Gambar 5. Bahan yang dimasukkan Gambar 6. Proses penyimpanan


dalam ember selama 2 minggu

2. PEMBAHASAN
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak
beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui
daun yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca,
Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair
mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan
meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan
kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara,
dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan
kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, merangsang
pertumbuhan cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga dan
bakal buah, mengurangi gugurnya dan, bunga, dan bakal buah.
Larutan MOL yang telah mengalami proses fermentasi dapat
digunakan sebagai dekomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan
kesuburan tanah dan sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat dan harus
menggunakan alat bantu berupa mikroskop untuk melihatnya.
Mikroorganisme digolongkan ke dalam golongan protista yang terdiri dari
bakteri, fungi, protozoa, dan alga (Darwis dkk., 1992). Semua
mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu membutuhkan
bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme.
Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat
menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia,
seperti adanya perubahan warna, kekeruhan, dan bau asam (Fardiaz,
1989).
Fermentasi merupakan proses mikrobiologi yang dikendalikan oleh
manusia untuk memperoleh produk yang berguna, dimana terjadi
pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anarob. Peruraian dari
kompleks menjadi sederhana dengan bantuan mikroorganisme sehingga
menghasilkan energi. Pada proses fermentasi terjadi dekomposisi terhadap
bentuk fisik padatan dan pembebasan sejumlah unsur penting dalam
bentuk senyawa-senyawa kompleks maupun senyawa-senyawa sederhana
ke dalam larutan fermentas.
Fermentasi terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme
penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai, proses ini dapat
menyebabkan perubahan sifat bahan tersebut. Lama fermentasi
dipengaruhi oleh faktorfaktor yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh dalam proses fermentasi. Waktu fermentasi MOL
berbeda-beda antara satu jenis bahan MOL dengan yang lainnya dan
tergantung dari ketersediaan makanan15 yang digunakan sebagai sumber
energi dan metabolisme dari mikroorganisme. Agar mendapatkan hasil
yang optimal, dapat dilakukan fermentasi selama 2 minggu karena setelah
fermentasi 3 minggu diduga jumlah karbondioksida (CO2) hasil
fermentasi sudah sedemikian besarnya sehingga mulai mengambat
perkembangan mikroorganisme yang diinginkan. Selain itu, ketersediaan
nutrisi sudah sangat terbatas dan dari kurva pertumbuhan mikroorganisme
mulai memasuki fase menuju kematian.

F. KESIMPULAN
Pembuatan POC dilakukan fermentasi sayur-sayuran dan buah-
buahan selama 2 minggu. Fermentasi dilakukan oleh mikroorganisme
yang terkandung dalam larutan EM4. Pada pembuatan pertama mengalami
kegagalan munul adanya belatung diakibatkan karena karung berlubang
besar.
G. DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Wahida, Baiq Farhatul. 2017. Petunjuk Praktikum Hortikultura. Semarang:
UIN Walisongo
Warsyidawati Rasyid. 2017. Kandungan Fosfor (P) Pupuk Organik Cair
(Poc) Asal Urin Sapi Dengan Penambahan Akar Serai (Cymbopogon
Citratus) Melalui Fermentasi. Jurnal FST: UIN Alauddin

Anda mungkin juga menyukai