diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa
Indonesia
disusun oleh :
Dhaifina Fakhrana
NPM 10080017053
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
2.2.2. Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris
berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico,
communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to
make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut
sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin
lainnnya yang mirip. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah
komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau
kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul
atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi
makna dan sikap. Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada
definisi yang benar ataupun yang salah. Seperti juga model atau teori,
definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk menjalaskan fenomena
yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin
terlalu sempit, misalnya “Komunikasi adalah penyampaian pesan
melalui media elektronik,” atau terlalu luas mislanya “Komunikasi
adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih,” sehingga para
peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman, dan bahkan
jin (Mulyana, 2000; 45).
Banyak pengertian definisi menurut banyak ahli. Menurut Harold
Lasswell (cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan
Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?.
Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkann lima untur
komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu: Pertama,
sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyanyi
(encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau
originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi. Kedua, pesan, yaitu apa yang
dikomunikasikan oleh suber kepada penerima. Pesan merupakan
seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan.
Ketiga, saluran atau media, yakni alat ataupun wahana yang digunakan
sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Keempat,
penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination),
komunikate (communicatee), penyandi-balik (decoder), yakni orang
yang menerima pesan dari sumber. Kelima, efek, yaitu apa yang terjadi
pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya
penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur,
perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan
keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang
yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak besedia
membelinya). Kelima unsur di atas sebenarnya belum lengkap, unsur-
unsur yang sering ditambahkan adalah, umpan balik (feed back),
gangguan/kendala komunikasi (noise/barriers), dan konteks atau situasi
komunikasi. Kesemua unsur itu saling bergantung dan atau tumpang
tindih, namun diasumsikan terdapat unsur-unsur utama yang dapat
diidentifikasi (Mulyana, 2000; 69)
2.2.4. Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba
ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada
salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Pujiono, 2015; 22).
BAB III
METODE PENELITIAN
4.1 Budaya yang ada di daerah asal mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi
UNISBA 2017 kelas B
Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara membagikan
angket/kuesioner pada 36 responden mahasiswa kelas B Fakultas Ilmu
Komunikasi UNISBA 2017. Responden diberi pertanyaan “Apakah di daerah
asal anda memiliki budaya yang khas terkait dengan aspek bahasa,
berpakaian, tata krama dan cara berkomunikasi?”.
Pada umumnya setiap daerah memiliki budaya yang khas. Budaya khas
di setiap daerah adalah cara kita berbicara dan berpakaian, makanan yang kita
makan dan cara kita menyiapkan dan mengkonsumsinya, dewa-dewa yang
kita ciptakan dan cara kita memujanya, cara kita membagi waktu dan ruang,
dan semua detail lainnya yang membentuk kehidupan sehari-hari (Lull, 1995;
77)
4 orang
(10,3%)
Ya
Tidak
32 orang
(89,7%)
9 orang
(25%)
Ya
18 orang Tidak
(50%)
Mungkin
9 orang
(25%)
14 orang Ya
15 orang
(39%)
(42%) Tidak
Mungkin
7 orang
(19%)
7 orang
(19%)
Ya
Tidak
Mungkin
29 orang
(81%)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa kelas B
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung 2017 dapat
disimpulkan bahwa :
1. Sebagian besar daerah responden memiliki budaya yang khas. Budaya-
budaya khas tersebut terkait dengan aspek bahasa, berpakaian, tata krama
dan cara berkomunikasi.
2. Sebgaian besar responden setuju bahwa budaya khas yang ada di setiap
daerah menimbulkan adanya perbedaan budaya.
3. Sebagian besar responden setuju bahwa perbedaan budaya di setiap
daerah memiliki pengaruh positif.
4. Sebagian responden meragukan adanya pengaruh negatif dari perbedaan
budaya.
5. Sebagian besar responden setuju bahwa toleransi adalah salah satu cara
untuk meminimalisir pengaruh negatif yang timbul akibat perbedaan
budaya tiap daerah.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah bahwa kita
tidak boleh memiliki sikap ataupun pandangan yang meremehkan masyarakat
dan budaya lain yang berbeda dengan kita. Kita harus saling menghargai dan
menerima perbedaan-perbedaan budaya. Karena sejatinya, perbedaan itu
diciptakan untuk saling menyatukan dan saling melengkapi bahkan perbedaan
juga dapat menghasilkan suatu hal yang baru.
DAFTAR PUSTAKA