TINJAUAN PUSTAKA
Khory, 2014).
dari tanah terletak dari pengaturan keseimbangan empat faktor, yaitu oksigen,
air, unsur toksik, dan unsur hara satu bentuk upaya pengaturan keempat faktor
Intensif (OTI) atau full tillage yang menjadi pilar intensifikasi pertanian sejak
program Bimas dicanangkan, dan secara turun menurun masih digunakan oleh
petani. Pada pengolahan tanah intensif, tanah diolah beberapa kali baik
Menurut Utomo (2012 dalam Khory, 2014), pada sistem tersebut, permukaan
tanah dibersihkan dari rerumputan dan mulsa, serta lapisan olah tanah dibuat
6
berlebihan dan terus menerus juga dapat memacu emisi gas CO2 secara
dan kepadatan tanah. Hal tersebut karena permukaan tanah yang bersih dan
gembur tidak mampu menahan laju aliran permukaan yang mengalir deras,
sehingga banyak partikel tanah yang mengandung humus dan hara tergerus dan
terbawa air ke hilir (Utomo, 2012 dalam Khory, 2014). Sedangkan pemadatan
tanah biasanya disebabkan oleh penggunaan alat berat untuk kegiatan pertanian
di lahan. Selain itu pengolahan tanah secara intensif memerlukan biaya yang
Olah tanah minimum merupakan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) yang
berkembang sesuai dengan kemampuan dan kondisi lokal petani. Pada olah
manual tidak berhasil. Mulsa gulma atau tanaman sebelumnya juga diperlukan
untuk menutupi permukaan lahan (Utomo, 2012 dalam Khory, 2014). Pada
olah tanah minimum bobot isi tanah lebih rendah dibandingkan olah tanah
7
intensif maupun tanpa olah tanah karena tanah hanya diolah seperlunya
tanah tidak mudah hancur dan terbawa erosi (Endriani, 2010). Pengolahan
menggunakan pekerja, bahan bakar dan peralatan yang lebih sedikit (Bowman,
B. Aliran Permukaan
Aliran permukaan adalah bagian dari hujan yang mengalir pada permukaan
tanah yang masuk ke sungai atau saluran, atau ke danau atau ke laut (Arsyad,
2010 dalam Khory, 2014). Aliran permukaan terjadi akibat dari air hujan yang
tidak terabsorbsi oleh tanah dan tidak tergenang di permukaan tanah dan
mengalir ke tempat yang lebih rendah dan mengendap di suatu tempat, seperti
parit atau saluran (Hillel, 1980 dalam Banuwa, 2013). Menurut Banuwa
merupakan pengangkut tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang
Aliran permukaan merupakan sebagian dari air hujan yang mengalir di atas
permukaan tanah. Jumlah air yang menjadi aliran permukaan ini sangat
tanah, topografi, jenis tanah, kadar air tanah, dan perlakuan manusia.
Pada waktu terjadinya hujan, butir-butir air hujan dengan gaya kinetiknya
sangat tergantung pada luas areal tangkapan dan intensitas hujan, sedangkan
atau pengangkutan masa tanah yang lebih besar pula. Dalam suatu daerah
tangkapan dimana permukaan tanahnya merupakan tanah yang kedap air, dapat
sebagian hilang dalam bentuk evaporasi. Secara alami hujan yang terjatuh
pada areal hutan tidak akan menghasilkan aliran permukaan yang banyak,
dalam arti kata masih dapat ditampung baik oleh depresi alami maupun sungai-
Menurut Schwab, dkk (1981 dalam Banuwa 2013), beberapa faktor yang
permukaan.
Jumlah aliran permukaan adalah total air yang mengalir di permukaan tanah
untuk suatu masa hujan atau masa tertentu yang dinyatakan dalam tinggi air
Laju aliran permukaan adalah volume air yang mengalir melalui suatu titik
per detik atau per jam. Laju aliran permukaan dikenal juga dengan istilah
debit.
kecuraman lereng.
yang terjadi.
C. Erosi
Erosi adalah proses pengikisan permukaan tanah oleh tekanan atau kekuatan air
dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat
hilangnya bagian atau seluruh lapisan permukaan tanah (Top soil) yang
disebabkan oleh gerakan atau aliran permukaan (Surface run off) atau angin.
keseimbangan lingkungan pada saat terjadi erosi secara alamiah masih dapat
1. Faktor Iklim
Kelembaban udara dan radiasi ikut berperan dalam mempengaruhi suhu udara,
partikel tanah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah hujan, lama
hujan, ukuran butir dan kecepatan jatuh hujan. Keempat faktor tersebut saling
mempengaruhi dalam hal potensi terjadinya erosi. Jumlah hujan yang tinggi
sepanjang tahun, namun berbeda hal ketika hujan jumlah hujan tersebut terjadi
selama 2-3 bulan secara terus menerus. Menurut penelitian Banuwa (1994
dalam Khory, 2014), semakin besar besarnya curah hujan maka energi tumbuk
Jumlah curah hujan rata-rata yang tinggi tidak selalu menyebabkan erosi jika
curah hujannya tinggi, demikian juga kalau curah hujannya tinggi terjadi dalam
2. Tanah
tekanan aliran air. Semakin tinggi nilai erodibilitas tanah maka akan semakin
mudah tanah tersebut tererosi, dan sebaliknya semakin rendah nilai erodibilitas
tanah maka akan semakin tinggi daya tahan atau resistensi tanah tersebut
(Kartasapoetra dkk, 2010). Menurut Arsyad (2010 dalam Khory, 2014), Sifat-
menghanyutkan partikel - partikel tanah. Pada lahan datar, percikan butir air
sedangkan pada lahan miring partikel tanah lebih banyak terlempar ke arah
bawah daripada terlempar ke atas, dengan proporsi yang makin besar dengan
partikel yang terbawa, semakin panjang lereng maka semakin banyak partikel
kinetik dari tetesan air hujan terserap oleh tanaman dan tidak menghantam
partikel tanah.
kering.
transpirasi.
Penelitian Hidayat dkk (2004) menunjukkan setiap vegetasi yang berbeda akan
menghasilkan volume aliran dan jumlah erosi yang berbeda-beda, hal tersebut
5. Perlakuan manusia
tanah akibat penggundulan atau pembabatan hutan untuk pemukiman dan lahan
baik dapat mempercepat laju erosi. Namun dampak dari hal tersebut dapat
kelima faktor tersebut dalam menentukan metode pendugaan besar erosi tanah.
E = f (R . K . L . S . C . P)
Keterangan :
E = Erosi
f = Faktor-faktor yang mempengaruhi
R = Faktor curah hujan
K = Faktor erodibilitas tanah
L = Faktor panjang lereng
S = Faktor kecuraman lereng
C = Faktor vegetasi penutup
P = Faktor tindakan konservasi tanah oleh manusia
konservasi dapat secara nyata dapat menekan jumlah aliran permukaan dan
cara mengurangi pengolahan lahan yang dilakukan, hal tersebut terdiri dari
yang terganggu.
E. Singkong
1. Tanaman Singkong
Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman tropis namun dapat juga
beradaptasi dan tumbuh dengan baik di daerah sub tropis. Singkong juga
mempunyai banyak nama lain, yaitu ketela, keutila, ubi kayee (Aceh), ubi
bistungkel (Ambon), huwi dangdeur (Sunda), tela pohung (Jawa), tela belandha
sebagai bahan makanan. Masa Tanam tanaman singkong antara 9-15 tahun.
kelembaban, abu, dan kadar protein kasar dari tepung yang dihasilkan adalah
Menurut LIPTAN tahun 1995, secara umum tanaman singkong tidak menuntut
Iklim :
Tanah :
berumurt 4-5 bulan setelah tanam. Pada fase tersebut tanaman singkong mulai
proses fotosintesis. Saat fase generatife tersebut terjadi, tanah temapat umbi
tersebut membesar pelahan akan naik akibat dorongan dari umbi. Akibatnya
tanah akan menjadi lebih gembur dan mudah terkikis oleh air maupun angin.
Subdivisio : Angiospermae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
1. Jagung
yang nyata terhadap aliran permukaan, erosi, produksi jagung dan kandungan
Keterangan: . Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji beda nyata pada taraf 5%.
18
Pada penelitian tersebut kadar air tanah yang tererosi 30% dan kadar air jagung
pipilan kering yaitu 14%. Curah hujan selama penelitian adalah 193,1 mm.
2. Singkong
Pada penelitian Khory (2014), menunjukan bahwa sistem olah tanah tidak
berbeda nyata pengaruhnya pada tanaman singkong yang ditanam pada petak
Hasil
Aliran Transformasi
Perlakuan Permukaan (mm) Data Aliran
Permukaan
F 30,305 5,467 a
M 27,165 5,179 a
Nilai BNT 0,66
Keterangan :
F : Pengolahan tanah penuh, M : Pengolahan tanah minimum
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada
taraf 5%.
Keterangan :
M : Pengolahan tanah minimum, MH : Pengolahan tanah minimum +
herbisida, F : Pengolahan tanah penuh, FH : Pengolahan tanah penuh +
herbisida.
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata
pada taraf 5%
Berdasarkan tabel hasil tersebut dapat dilihat bahwa pengaruh sistem olah
tanah dan herbisida terhadap aliran permukaan dan erosi pada pertanaman
singkong yang ditanam dalam petak erosi tidak berbeda nyata mempengaruhi