Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CIBATU
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 10 Kecamatan Cibatu Kode Pos 44185 /-(0262)466018

FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)

UNIT KERJA : PROGRAM HIV-AIDS

TIM FMEA

Pimpinan Tim : Neneng Santi skep

Anggota :

• Pimpinan Tim adalah Koordinator bagian program HIV-AIDS

• Anggota Tim adalah pemegang program yang ada keterkaitan

• Notulen adalah Petugas Administrasi

Tujuan Pembentukan Tim FMEA

Melakukan penilaian, analisis dan menyusun rekomendasi perbaikan terhadap prosedur


Program HIV

Tanggung Jawab Tim

• Melakukan analisis

• Menyusun rekomendasi perbaikan

• Melaksanakan perbaikan prosedur (jika ada)


• ALUR PROSES YANG DIANALISA: PROGRAM HIV-AIDS

Poli Umum
Poli TB Paru
Poli KIA
Poli MTBS

Anamnesa

Pemeriksaan LAB

Konsul Kembali
Kepoli

Konsul

Bila (+) Rujuk


• IDENTIFIKASI FAILURE MODE

Poli Umum 1. Antrian Lama


Poli TB Paru 2. Menunggu Panggilan Lama
Poli 3. salah Identitas
Poli 4. Anak Rewel / nangis

5. Ketidak Keterbukaan Pasien mengenai keluhan


Anamnesa 6. Tidak semua sasaran dianamnesa HIV

7. Antrian Lama
Pemeriksaan LAB
8. Rapid tes terbatas
9. SDM Kurang

Konsul Kembali 10. Bila hasil lab (-) Pasien Pulang


Kepoli 11. Bila hasil lab (+) pasien konsul k dokter

12. Pasien tidak menerima dengan hasil HIV (+)


Konsul
13. Pasien menolak dirujuk

Bila (+) Rujuk 14. Pasien tidak berangkat karena malu


• TUJUAN MELAKUKAN ANALISIS FMEA
Analisis FMEA di Program HIV-AIDS dilakukan untuk mengenali/mendeteksi
kegagalan/kesalahan yang mungkin akan timbul serta akibatnya dan mengenali
penyebab terjadinya sebelum menjadi masalah yang berbahaya bagi pasien dan
karyawann

• IDENTIFIKASI AKIBAT JIKA TERJADI FAILURE MODE UNTUK TIAP-


TIAP FAILURE MODE

No. Failure Mode Efect/Akibat

1 Antrian lama Pasien menumpuk

2 Menunggu panggilan lama Pasien kesal

3 Salah identitas Salah mendiagnosa

4 Anak rewel atau nangis Orang tua pasien panik

5 Ketidak keterbukaan pasien mengenai Salah diagnosa


keluhan

6 Tidak semua sasaran dianamnesa HIV Diagnosa tidak jelas

7 Antian lama Pasien merasa kesal

8 Rapid tes terbatas Tidak semua pasien di cek

9 SDM kurang Lama pengecekan

10 Bila hasil lab negatif pasien pulang

11. Bila hasil lab positif konsul dokter

12 Pasien tidak menerima dengan hasil Tidak ada pengobatan


pemerikasaan tes HIV positif

13. Pasien menolak dirujuk Menular ke orang lain

14. Pasien tidak berangkat karna malu Menular keorang lain

• IDENTIFIKASI PENYEBAB DARI TIAP FAILURE MODE DAN UPAYA


YANG TELAH DILAKUKAN UNTUK MENGATASI FAILURE MODE

No Failure Mode Penyebab Upaya yang ada


1 Antrian lama Pasien menumpuk Mempercepat proses
antrian

2 Menunggu panggilan Pasien menumpuk Mempercepat


lama pemeriksaan

3 Salah identitas Didaftarkan orang lain Menanyakan kembali pada


pasien yang bersangkutan

4 Anak rewel atau nangis Karna menunggu terlalu Mempercepat proses


lama pemeriksaan

5 Ketidak keterbukaan Pasien malu Lebih pendekatan lagi dengan


pasien mengenai pasien
keluhan

6 Tidak semua sasaran Kurang bertanya lebih Lebih spesifik menyanyakan


dianamnesa HIV jauh anamnesa

7 Antian lama Banyak pasien Ditambah lagi SDM

8 Rapid tes terbatas Pengajuan kedinas telat ,mengajukan lebih banyak


repid tes sesuai target

9 SDM kurang Pengajuan SDM lama Pengajuan lagi SDM

10 Bila hasil lab negatif


pasien pulang

11 Bila hasil lab positif


konsul dokter

12 Pasien tidak menerima Pasien merasa malu Menjelaskan secara baik-baik


dengan hasil
pemerikasaan tes HIV
positif

13. Pasien menolak dirujuk Karna takut Menjelaskan tindak lanjut


saat dirujuk

14 Pasien tidak berangkat Karna malu Menjelaskan secara detail


tentang HIV

• PERHITUNGAN RPN

Tahapan Failure mode akibat S O D RPN


proses (Severity) (kemungkinan Kemudahan (SxOxD)
terjadi) dideteksi

Poli Umum / Antrian lama Pasien 2 3 1 6


Poli TB paru /
Poli KIA/ menumpuk
Poli MTBS

Menunggu Pasien kesal 2 4 3 24


panggilan
lama

Salah Salah 5 7 2 70
identitas mendiagnosa

Anak rewel Orang tua 1 2 1 2


atau nangis pasien panik

Anamnesa Ketidak Salah 7 8 6 336


keterbukaan diagnosa
pasien
mengenai
keluhan

Tidak semua Diagnosa 4 3 4


sasaran tidak jelas 48
dianamnesa
HIV

Pemeriksaan Antian lama Pasien 4 9 1 36


Lab merasa kesal

Rapid tes Tidak semua 7 6 1 42


terbatas pasien di cek

SDM kurang Lama 2 2 1 4


pengecekan

Konsul Bila hasil lab


kembali ke negatif
poli masing- pasien
masing pulang

Bila hasil lab


positif konsul
dokter

Konsul Pasien tidak Tidak ada 7 8 7 392


dokter menerima pengobatan
dengan hasil
pemerikasaan
tes HIV
positif

Pasien Menular ke 9 4 4 144


menolak orang lain
dirujuk

Bila (+) Pasien tidak Menular 7 8 4 224


Rujuk RSU berangkat keorang lain

• FAILURE MODE YANG AKAN DISELESAIKAN

Berdasarkan nilai RPN diambil cut off point yaitu point 1 sampai dengan 5

No Failure mode akibat S O D RPN %


. (Severity (kemungkina Kemudaha (SxOxD
) n terjadi) n dideteksi )

1 2 3 1 6 0,00
Antrian lama Pasien
4
menumpuk

2 Menunggu Pasien kesal 2 4 3 24 2,25


panggilan
lama

3 Salah Salah 5 7 2 70 7,5


identitas mendiagnos
a

4 Anak rewel Orang tua 1 2 1 2 7,6


atau nangis pasien panik

5 Ketidak Salah 7 8 6 336 33,0


keterbukaan diagnosa
pasien
mengenai
keluhan

6 Tidak semua Diagnosa 4 3 4 36,5


sasaran tidak jelas 48
dianamnesa
HIV

Antian lama Pasien 4 9 1 36 39,3


merasa kesal

8 Rapid tes Tidak semua 7 6 1 42 42,4


terbatas pasien di
cek

9 SDM kurang Lama 2 2 1 4 42,7


pengecekan

10 Bila hasil lab


negatif
pasien
pulang

11 Bila hasil lab


positif
konsul
dokter

12 Pasien tidak Tidak ada 7 8 7 392 72,2


menerima pengobatan
dengan hasil
pemerikasaa
n tes HIV
positif

Pasien Menular ke 9 4 4 144 83,1


menolak orang lain
dirujuk

Pasien tidak Menular 7 8 4 224 100


berangkat keorang lain

• RENCANA TINDAK LANJUT UNTUK MENGATASI FAILURE MODE

Tahapan Failure mode akibat S O D RPN Kegiatan yang Penanggung Waktu


proses (SxOxD) direkomendasikan jawab

Poli Umum / Antrian lama Pasien 2 3 1 6 Mempercepat Pananggung Oktober


Poli TB paru / menumpuk proses antrian jawab Poli 2018
Poli KIA/ Umum/ Poli
Poli MTBS TB Paru/Poli
KIA/Poli Oktober
MTBS 2018

Oktober
2018

Menunggu Pasien kesal 2 4 3 24 Mempercepat Pananggung Oktober


panggilan pemeriksaan jawab Poli 2018
Umum/ Poli
lama TB Paru/Poli
KIA/Poli
MTBS

Salah Salah 5 7 2 70 Menanyakan Pananggung Oktober


identitas mendiagnosa kembali pada jawab Poli 2018
pasien yang Umum/ Poli
bersangkutan TB Paru/Poli
KIA/Poli
MTBS

Anak rewel Orang tua 1 2 1 2 Mempercepat Pananggung Oktober


atau nangis pasien panik proses pemeriksaan jawab Poli 2018
Umum/ Poli
TB Paru/Poli
KIA/Poli
MTBS

Anamnesa Ketidak Salah 7 8 6 336 Lebih pendekatan Penanggung


keterbukaan diagnosa lagi dengan pasien Jawab
pasien Program
mengenai HIV
keluhan

Tidak semua Diagnosa 4 3 4 Lebih spesifik Penanggung Oktober


sasaran tidak jelas menyanyakan Jawab 2018
48 anamnesa Program HIV
dianamnesa
HIV

Pemeriksaan Antian lama Pasien 4 9 1 36 Ditambah lagi Penanggung Oktober


Lab merasa kesal SDM Jawab 2018
Laboratorium

Rapid tes Tidak semua 7 6 1 42 ,mengajukan lebih Penanggung Oktober


terbatas pasien di cek banyak repid tes Jawab 2018
sesuai target Laboratorium

Oktober
2018

SDM kurang Lama 2 2 1 4 Pengajuan lagi Penanggung


pengecekan SDM Jawab Oktober
Laboratorium 2018

KApus

Konsul Bila hasil lab


kembali ke negatif
poli masing- pasien
masing pulang

Bila hasil lab


positif konsul
dokter

Konsul Pasien tidak Tidak ada 7 8 7 392 Menjelaskan secara Penanggung Oktober
dokter menerima pengobatan baik-baik Jawab 2018
pemegang
dengan hasil program HIV
pemerikasaan
tes HIV
positif

MODUS RPN KUMULATIF PERSENTASE


KEGAGALAN / KUMULATIF
KESALAHAN
6 6 0,004
Antrian lama
30
Menunggu 24 2,25
panggilan lama
100
Salah identitas 70 7,5
102
Anak rewel atau 2 7,6
nangis
438
Ketidak 336 33,0
keterbukaan
pasien mengenai
keluhan
486
Tidak semua 36,5
sasaran 48
dianamnesa HIV
522
Antian lama 36 39,3
564
Rapid tes terbatas 42 42,4
568
SDM kurang 4 42,7

Bila hasil lab


negatif pasien
pulang
Bila hasil lab
positif konsul
dokter
960
Pasien tidak 392 72,2
menerima dengan
hasil pemerikasaan
tes HIV positif
1104 CUT OFF
Pasien menolak 144 83,1
POINT
dirujuk
1328
Pasien tidak 224 100
berangkat

• PELAKSANAAN KEGIATAN DAN EVALUASI

Pelaksanaan FMEA di Bagian Farmasi Puskesmas Cibatu diawali dengan


menetapkan area prioritas, lalu memilih bagian farmasi kemudian membuat
laporan FMEA, langkah pertama yang dilakukan adalah membentuk tim FMEA.
• Tim FMEA menganalisa alur proses pelayanan resep
• Setelah dianalisa dan ditemukan indikasi kesalahan lalu TIM FMEA
mengidentifikasi failure mode berikut juga dengan akibat yang ditimbulkan
jika terjadi failure mode tersebut.
• Lalu Tim FMEA melakukan identifikasi penyebab dan upaya yang akan
diklakukan untuk mengatasi failure mode tersebut dengan perhitungan RPN,
menentukan Cut OFF Point dan menyusun RTL untuk mengatasi failure Mode
Tersebut.
• Lalu Tim FMEA melakukan Monitoring dan Evaluasi secara continue selama
kurang lebih 3 bulan, dan jika terulang failure mode tersebut, maka akan
dilakukan FMEA ulang.

• Prosedur Yang Baru Sebagai Hasil Dari Analisis Fmea: Pelayanan Farmasi

 Antrian lama
 Menunggu panggilan lama
 Salah identitas
 Anak rewel atau nangis
 Ketidak keterbukaan pasien mengenai keluhan
 Tidak semua sasaran dianamnesa HIV
 Antian lama
 Rapid tes terbatas
 SDM kurang
 Bila hasil lab negatif pasien pulang
 Bila hasil lab positif konsul dokter
 Pasien tidak menerima dengan hasil pemerikasaan tes HIV positif

Mengetahui Cibatu, 26 Oktober 2018


Ka. Puskesmas Ketua Tim Keselamatan
Cibatu Pasien
Puskesmas Cibatu

Drg. Sofiatina
Dr. Leli yuliani NIP.
NIP. 19721217 198003292014122001
200604 2 001

Anda mungkin juga menyukai