Pembimbing :
Disusun oleh:
030.14.021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
Penyusun:
030.14.021
Telah diterima dan disetujui oleh pembimbingdr. Raden Setiyadi, Sp.A, sebagai
Asuransi KIS
No. RM 893044
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis terhadap
pasien dan Ibu kandung pasien pada tanggal 12 Juni 2019 pukul 09.30 WIB,
di Ruang Puspa Nidra Kardinah Tegal.
Keluhan Utama
NyerI perut sejak 1 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ke IGD RSU Kardinah pada tanggal 11 Juni 2019 dengan
keluhan nyeri perut sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan diseluruh
kuadran perut terutama pada ulu hati. Nyeri dirasakan seperti melilit, terus
menerus, tidak ada faktor yang memperberat ataupun memperingan, dari
skala 1-10 pasien mengeluh nyeri terasa di angka 8 sampai mengganggu
aktivitas sehari-hari dan tidak bisa tidur. Pasien juga mengeluh mual dan
muntah sejak 1 hari SMRS. Muntah sebanyak ±5x dalam satu hari berisi
cairan dan makanan.
Sepuluh hari sebelum timbul keluhan, pasien mengaku sempat batuk
berdahak berwarna putih dengan konsistensi kental, pilek, dan demam yang
dirasakan tinggi bertahap selama tiga hari. Pasien dibawa ke puskesmas dan
diberi obat tiga macam tetapi pasien lupa nama obatnya dan sudah merasa
tidak memiliki keluhan tersebut lagi saat ini. Lalu satu minggu SMRS pasien
mengeluh sendi pergelangan kaki dan lutut membengkak dan terasa nyeri.
Nyeri dirasakan ngilu seperti nyut-nyutan sampai pasien tidak bisa berjalan.
Sendi berwarna merah ataupun terasa panas disangkal oleh pasien. Pasien
juga mengeluh timbul bintik-bintik merah dengan ukuran bervariasi ±1-2 cm
dikedua kaki sejak 5 hari SMRS. Bintik-bintik merah dirasakan makin lama
makin banyak dan semakin membesar. Bintik-bintik merah dirasa sedikit
teraba tetapi tidak nyeri dan tidak terasa gatal.
BAB dalam batas normal, tidak ada riwayat feses hitam, BAK berwarna
seperti teh atau merah disangkal. Nyeri kepala, kejang, dan kelemahan tubuh
disangkal. Riwayat mimisan dan perdarahan disangkal. Tidak ditemukan
lebam-lebam pada tubuh anak.
Crossectional :
Longitudinal :
o Perkembangan :
o Motorik Kasar : dapat berlarian, melakukan aktivitas sehari-
hari sendiri
o Motoric halus : dapat menari, menulis
o Komunikasi/berbicara : interaksi dengan teman sekolah baik
o Personal sosial : pasien bias mengikuti pelajaran di sekolah,
o Pubertas
i.Rambut pubis : Std IV Tanner (rambut pubis tampak seperti
dewasa, tidak ada penyebaran ke medial paha)
ii.Payudara : Std IV Tanner (areola dan papil menonjol)
iii.Diakatakan pubertas = tingkat IV Tanner
iv.Menarche : + pada umur 12 tahun
Kesan : Perkembangan pasien dalam batas normal, pubertas
terlambat
Riwayat Makanan
Sejak usia 0 hingga 1 tahun
Umur Buah/ Bubur Nasi
ASI/PASI
(bulan) Biskuit Susu Tim
0–2 ASI - -
ASI + Susu
2–4 - -
formula
ASI + Susu
4–6 - - -
formula
6-8 - - + -
8 – 10 - + + -
10 - 12 - + - +
Food Recall
Jenis makanan Frekuensi Jumlah
3x/hari 2 centong nasi
Nasi/pengganti
2 kali/hari 1 mangkok kecil
Sayur
4 kali/minggu 1 potong
Daging
1 kali/minggu 1 butir
Telur
2 kali/minggu 1 potong
Ikan
1 kali/hari 1 potong
Tahu
1 kali/hari 1 Potong
Tempe
2 kali/hari 2 gelas
Susu
Riwayat Imunisasi
VAKSIN ULANGAN
DASAR (umur)
(umur)
BCG 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan - - -
DTP/ DT - 2 bulan 3 bulan 4 bulan - -
POLIO 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan - -
CAMPA - - - 9 bulan - - -
K
HEPATI Lahir 2 bulan 3 bulan 4 bulan - - -
TIS B
Hib 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Kesan: Imunisasi dasar pasien lengka
Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Perkawinan ke- 1 1
Kosanguinitas - -
Silsilah Keluarga
Keterangan :
Ibu Pasien
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 12 Juni 2019, pukul 09.30
WIB, di Ruang PUSPANIDRA RSU Kardinah Tegal
I. Keadaan Umum
Compos mentis, tampak lemah
I. Data Antropometri
Berat badan sekarang : 40 kg
Tinggi badan sekarang : 160 cm
Lingkar kepala sekarang : 55 cm
II. Status Internus
i. Kepala: Normosefali, lingkar kepala 54 cm
ii. Rambut : hitam, tampak terdistribusi merata, tidak mudah dicabut
iii. Wajah : simetris, tidak tampak kelainan dismorfik
iv. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra
(-/-)
v. Hidung : bentuk normal, simetris, sekret (-/-), pernafasan cuping
hidung (-)
vi. Telinga : normotia, discharge (-/-)
vii. Mulut : Bibir kering (-), bibir sianosis (-), pucat (-)
viii. Leher : Kelenjar tiroid tidak membesar, kelenjar getah bening tidak
membesar, simetris
ix. Toraks : dinding toraks normotoraks dan simetris
o Paru:
Inspeksi : pergerakan dinding toraks kiri - kanan simetris,
sternum dan iga dalam batas normal, tidak ada hemithorax
yang tertinggal
Palpasi : simetris, tidak ada yang tertinggal
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
o Jantung:
Inspeksi: iktus kordis tidak tampak
Palpasi: iktus kordis teraba di ICS IV linea axillaris anterior
sinistra
Perkusi: tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi: BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
x. Abdomen:
Inspeksi: datar, simetris, eritema (-), spider navy (-)
Auskultasi: bising usus (+)
Palpasi: supel, distensi (-), hepar dan lien tidak teraba, tidak
terdapat organomegali, turgor kembali < 2 detik, asites (-)
Perkusi: Timpani pada seluruh kuadran abdomen
xi. Genitalia : jenis kelamin laki – laki, tidak ditemukan kelainan
xii. Anorektal : tidak ditemukan kelainan
xiii. Ekstremitas:
Keempat ekstremitas lengkap, simetris
Superior Inferior
Akral Dingin -/- -/-
Akral Sianosis -/- -/-
CRT <2” <2”
Oedem -/- -/-
Tonus Otot Normotoni Normotoni
Trofi Otot Normotrofi Normotrofi
Refleks Fisiologis + +
Refleks Patologis - -
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Lab darah
11/06/2019 11/06/2019 13/03/19 14/03/19 27/03/19 Nilai
Hematologi
Hemoglobin 12,3 4,3 8,6 (L) 10,5 (L) 9,2 (L) 11,2 -15,7
(L) g/dl
Lekosit 14,4 7,3 (L) 5,9 (L) 5,1 (L) 7700 4,4 – 11,3
(H) 103/µl
Hematokrit 34,7 13,9 (L) 26,1 (L) 30,6 28 (H) 37-47 %
(L)
Eritrosit 4,3 2,5 (L) 4,1 4,6 (H) 4,0 4,1 – 5,1
106/µl
2. Lab Urin
E. Pemeriksaan Khusus
Data Antropometri
Anak perempuan usia 15 tahun
Berat badan sekarang : 40 kg
Tinggi badan sekarang : 160 cm
Lingkar kepala sekarang : 54 cm
Kesan : Normosefali
E. Daftar Masalah
i) Subjektif
a) Demam hari ke 5
b) Batuk berdahak
c) Mual
d) Muntah
e) Kedua kaki dingin
ii) Objektif
a) Akral dingin
b) Hemokonsentrasi
c) Trombositopenia
d) Neutropenia
e) Limfositosis
f) Status gizi berlebih
F. Diagnosis Banding
- Infeksi Virus
- Dengue Haemmorhagic Fever
Observasi Febris Hari ke 5 - Dengue Fever
- Infeksi Bakteri
- Infeksi Saluran Kemih
- Syok Hipovolemik
- Dengue Shock Syndrome
Observasi Syok - Syok Distributif
- Syok Cardiogenik
- Perdarahan akut
- Obesitas
Status Gizi - Overweight
- Gizi Baik
G. Diagnosis Kerja
- Dengue Shock Syndrome
- Obesitas
H. Penatalaksanaan
a. Non medikamentosa
- Rawat inap di PICU atau HCU untuk monitor keadaan umum
- Awasi kesadaran, keadaan umum dan tanda vital
- Edukasi menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit pasien,
pengobatan, dan komplikasi yang mungkin dapat terjadi
- Edukasi untuk bedrest dan meningkatkan frekuensi minum
b. Medikamentosa
o Infus 2 line
IVFD Ringer Lactate 700 cc dalam 30 menit
Bila tidak membaik IVFD HES 10cc/kgBB dalam 30 menit
(350 cc dalam 30 menit)
Bila membaik:
o IVFD Ringer Lactate 10 cc/kgBB dalam 4 jam
o IVFD Ringer Lactate 7 cc/kgBB dalam 1 jam
o IVFD Ringer Lactate 5 cc/kgBB seterusnya
a) Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg
b) Inj. Vitamin C 1 x 100 mg
c) Inj. Ondancentron 2 x 4 mg (bila perlu)
d) Inj. Sanmol 500 mg (bila perlu)
I. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
J. Pemeriksaan Anjuran
• Cek ulang darah rutin per hari
• Test Rumple Leed
• Foto thorax
K. Follow Up
11/06/2019 12/06/2019
Perawatan hari ke-1 Perawatan hari ke-2
S Setelah pindah dari IGD pasien mengeluh Bintik-bintik merah pada kaki mulai
BAK cokelat kemerahan keruh, nyeri saat mengecil, BAK berwarna cokelat kemerahan
BAK (-). Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah keruh (-), BAB cokelat kehitaman konsistensi
(-), sendi lutut dan pergelangan kaki masih cair 3x/hari, nyeri ulu hati (+), mual (+),
sedikit bengkak dan nyeri, BAB cokelat muntah (-), demam (-), batuk (-), bengkak dan
kehitaman konsistensi cair, bintik-bintik pada nyeri sendi lutut dan pergelangan kaki
kaki makin melebar 5cm menonjol. Nyeri berkurang
kepala (-), kejang (-), kelemahan tubuh (-),
demam (-), batuk (-)
O KU: CM, tampak sakit sedang KU: CM, tampak sakit sedang
TTV: TD: 100/80, HR : 88 x/m, RR 20x/m, S TTV: TD: 110/70, HR : 82 x/m, RR 20x/m, S
36,5ºC, SpO2 98% 36,7ºC, SpO2 99%
A HSP • HSP
S Bintik-bintik merah pada kaki semakin Bintik-bintik merah pada kaki semakin
mengecil dan jumlah berkurang, BAB cokelat mengecil dan jumlah berkurang, nyeri ulu hati
kehitaman (-), BAB 1x/hari ampas (+), BAK (+), mual (+), muntah (-), demam (-), batuk (-
berwarna cokelat kemerahan keruh (-), nyeri ), BAK dan BAB dbn.
ulu hati (+), mual (+), muntah (-), demam (-),
batuk (-)
O KU: CM, tampak sakit sedang KU: CM, tampak sakit sedang
TTV: TD: 100/70, HR : 92 x/m, RR 20x/m, S TTV: TD: 110/70, HR : 82 x/m, RR 20x/m, S
36,2ºC, SpO2 98% 36,7ºC, SpO2 99%
A HSP HSP
P IVFD KA-EN 3 B 20 tpm IVFD KA-EN 3 B 20 tpm
Inj. Metilprednisolon 3x50mg Inj. Metilprednisolon 3x50mg
Inj. Omeprazole 1x40mg Inj. Omeprazole 1x40mg
Inj. Cefotaxime 3x500mg Inj. Cefotaxime 3x500mg
Sucralfat 40 ml Sucralfat 40 ml
Pemeriksaan anjuran:
15/06/2019
Perawatan hari ke-5
Status generalis:
Kepala: Normocephali
Mata: CA(-/-),SI (-/-)
Thoraks: SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-), BJ
1-2 reguler, m (-),g (-), retraksi (-)
Abdomen: Supel, BU (+), NT (+)
Ekstremitas atas-bawah:
AH(+/+), OE (-/-) CRT <2 detik, kulit
hperpigmentasi
A HSP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HENOCH-SCHONLEIN PURPURA
DEFINISI
Henoch-Schonlein purpura (HSP) adalah suatu bentuk vaskulitis yang
melibatkan pembuluh darah kecil (kapiler) yang ditandai dengan perdarahan kulit
(purpura) tanpa trombositopenia, pembengkakan pada sendi, nyeri perut, dan
kelainan pada ginjal. HSP merupakan suatu penyakit sistemik yang akut dan
dimediasi oleh kompleks imun immunoglobulin A (IgA) yang ditandai oleh
adanya dominasi depiosisi IgA pada biopsi spesimen.2
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Henoch-Schonlein purpura adalah gangguan inflamasi yang penyebabnya
sampai saat ini belum diketahui dan ditandai dengan kompleks imun IgA yang
dominan dalam venula kecil, kapiler dan arteriol. Diduga beberapa faktor
memegang peranan, antara lain faktor genetik, infeksi traktus respiratorius bagian
atas, makanan, gigitan serangga, paparan terhadap dingin, imunisasi ( vaksin
varisela, rubella, rubeolla, hepatitis A dan B, paratifoid A dan B, tifoid, kolera). 4
Infeksi :
Mononukleosis
Infeksi Yersinia
Hepatitis
Infeksi Mikoplasma
Infeksi Shigella
Virus Epstein-Barr
Infeksi Salmonella
Enteritis Campylobacter
Vaksin :
Tifoid
Kolera
Campak
Demam kuning
Alergen:
Makanan
Gigitan serangga
PATOFISIOLOGI
2
acetylgalactosamine (Ga1NAc) dan galaktosa yang nantinya akan tersialasi
(Gambar 2). Sekitar 60% IgA dalam sekret adalah IgA2 yang umumnya berupa
polimer sedangkan IgA serum umumnya berupa IgA1 yang 90% berupa monomer.
Pada nefritis Henoch-Schonlein ditemukan deposisi kompleks imun dengan
5
predominasi IgA1 namun tidak ditemukan IgA .
MANIFESTASI KLINIS
Purpura
Arthritis / Arthralgia
Abdominal Pain
Penyakit Ginjal
Keterlibatan ginjal dilaporkan dalam 20-55% anak dengan HSP.
Penemuan yang paling umum adalah adanya hematuria mikroskopik, biasanya
berkembang dalam waktu 4 minggu dari timbulnya penyakit. Proteinuria derajat
variabel dapat ditemukan, dan jika berat dapat timbul sebagai sindrom nefrotik.
Fungsi ginjal biasanya normal tetapi pasien kadang-kadang mungkin hadir dengan
glomerulonefritis progresif dengan gangguan ginjal yang signifikan. 4,6
DIAGNOSA
Diagnosis HSP didasarkan pada adanya purpura yang dapat teraba atau
ptechiae (tanpa trombositopenia) ditambah setidaknya satu dari empat gejala: (1)
sakit perut; (2) arthritis atau arthralgia; (3) dominasi deposisi IgA pada biopsi
spesimen; (4) keterlibatan ginjal (hematuria atau proteinuria). Tes laboratorium
saling melengkapi dalam menilai keterlibatan ginjal (urine, mikroskop urin,
kreatinin serum), dan studi pencitraan membantu dalam evaluasi keterlibatan
abdomen dan yang komplikasi potensial (intususepsi). Pada anak-anak dengan
presentasi yang tidak jelas, biopsi dari organ yang terkena (kulit, ginjal)dapat
menegaskan diagnosis.8
Kriteria Diagnosis Henoch-Schönlein Purpura
Bowel angina
Kriteria European League Against Rheumatism (EULAR) 2006 dan Pediatric Rheumatology
Society (PreS) 2006 :
Diikuti minimal satu gejala berikut: nyeri perut difus, deposisi IgA yang predominan (pada biops
kulit), artritis akut dan kelainan ginjal (hematuria dan atau proteinuria)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Schönlein purpura
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan Histologi
Biopsi ginjal biasanya dilakukan pada pasien dengan diagnosis pasti dan
pada mereka dengan keterlibatan ginjal yang parah (nefritis progresif cepat,
sindrom nefrotik). Secara umum, ada korelasi antara keparahan manifestasi ginjal
dan temuan pada biopsi ginjal. Temuan mikroskop cahaya dapat berkisar dari
mesangial proliferasi ringan sampai glomerulonefritis bulan sabit yang parah.
Difus deposit IgA mesangial terlihat pada imunofluoresensi merupakan ciri khas
dari HSP nefritis dan co-pengendapan C3 komplemen (75%) mungkin dapat
ditemukan. Tidak adanya komponen komplemen jalur klasik (C1q dan C4)
membedakan HSP nefritis dari bentuk-bentuk glomerulonefritis imun, seperti
lupus nefritis. mikroskop elektron menunjukkan elektron deposito padat di daerah
mesangial. Klasifikasi saat HSP nefritis didasarkan pada sejauh mana proliferasi
dan kehadiran crescent pada mikroskop cahaya, tetapi temuan histologis lainnya,
seperti mesangial / deposito subendothelial, tingkat kerusakan tubulointerstitial
atau glomerular sclerosis mungkin prediktor yang lebih baik dari hasilnya. 8
DIAGNOSIS BANDING
KEY DIAGNOSTIC
DIAGNOSIS CLINICAL FEATURES TESTS
Akut abdomen onset akut atau subakut dari sakit perut CBC, hCG, amilase, tes
atau kekakuan fungsi hati, urine, CT Scan
abdomen
KEY DIAGNOSTIC
DIAGNOSIS CLINICAL FEATURES TESTS
endokarditis bakteri onset akut atau subakut demam; kultur darah diambil lebih
fenomena vaskular (misalnya, emboli dari dua jam terpisah, CBC,
arteri, infeksi paru septik); fenomena ESR, echocardiography
imunologi (mis, glomerulonefritis,
Osler node, Roth spot); regurgitasi
katup baru
Mediterania demam Paroksismal demam dan polyserositis analisis mutasi untuk mutasi
familial * (misalnya, sakit perut, peritonitis, gen MEFV
pleuritis, perikarditis, sinovitis)
Penyakit radang Diare (berdarah atau tidak berdarah), CBC, ESR, elektrolit, studi
usus* sakit perut, kram, demam, dan tinja, colonoscopy dengan
penurunan berat badan biopsi
rheumatoid arthritis onset berbahaya atau tiba-tiba kekakuan ESR, CBC, antibodi
pagi atau arthralgia yang mungkin antinuclear
terkait dengan demam spiking dan ruam
salmon-merah muda cepat berlalu dr
ingatan
TATALAKSANA
Terapi agresif awal dianjurkan untuk anak-anak dan orang dewasa dengan
gangguan pada ginjal yang parah termasuk gengan steroid dosis tinggi, dosis
tinggi imunoglobulin intravena, plasmapheresis, dan transplantasi ginjal. Sebuah
uji coba baru-baru ini menemukan bahwa cyclophosphamide (Cytoxan) efektif
pada pasien dengan nefritis yang jelas. Bila terjadi sindrom nefrotik atau sindrom
nefritis akut, terapi dimulai dengan kombinasi prednisolon (2mg/kg/hari selama 4
minggu, dilanjutkan dengan 1,5mg/kg diberikan selang sehari selama 4 minggu,
dan dilanjutkan tapering off dengan dosis 0,5mg/kg diberikan selang sehari) dan
azathioprin (1-2mg/kg/ hari) selama 6-12 bulan. 2,7
* - Dosis yang dianjurkan pediatrik adalah prednisone 1-2 mg per kg setiap hari
selama satu sampai dua minggu, diikuti oleh tappering off.
Hepatosplenomegali
Infeksi miokardial
Pulmonary hemorrhage
Efusi pleura
Shock
Gagal ginjal
PROGNOSIS
Pada sebagian besar anak-anak, prognosis dari HSP sangat baik dengan
resolusi spontan gejala dan tanda-tanda. HSP berulang terjadi pada sepertiga dari
pasien, biasanya dalam 4 bulan dari presentasi awal. Purpura berulang dapat
sesekali terkait dengan keluhan sendi dan episode gross hematuri meskipun setiap
episode berikutnya umumnya lebih ringan dan lebih pendek. Morbiditas jangka
panjang HSP berkaitan dengan tingkat HSP nefritis. HSP nefritis adalah penyakit
ringan, ditandai dengan hematuria mikroskopik dan proteinuria minimal, dengan
<1 risiko% dari perkembangan stadium akhir penyakit ginjal (ESKD).
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Functionam : Ad bonam