Anda di halaman 1dari 10

Tuberkulosis Ekstrapulmonal pada Pasien Anak di Rumah Sakit

Bahawal Victoria Bahawalpur


ABDUL REHMAN, SHAHZADI ASMA TAHSEEN, TAUSEEF ASMA CHAUDHRY

ABSTRAK
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui spektrum dari tuberkulosis
ekstrapulmonal dan jumlah kasus yang berhubungan dengan total kasus tuberkulosis yang
masuk ke bagian anak di area endemis yang tinggi.
Bahan dan Metode : Penelitian ini dilakukan di Bagian Pediatric-I, Rumah Sakit Bahawal
Victoria Bahawalpur. Catatan medis pasien anak yang berusia 1 bulan hingga 15 tahun
dengan diagnosis TB ekstrapulmonal pada tahun 2007-2012 akan ditinjau ulang dan
dimasukkan ke dalam penelitian. Data (usia, jenis kelamin, riwayat kontak, vaksinasi BCG,
uji tuberkulin, tingkat diagnosis) akan dimasukkan ke dalam penelitian. Data kemudian akan
dimasukkan ke dalam paket SPSS 13 dan akan ditampilkan dalam skala tingkat dan jumlah
kasus.
Hasil : Terdapat 1099 anak yang didiagnosa sebagai kasus tuberkulosis pada periode
penelitian (2007-2012). 689 anak (62.7%) didiagnosa dengan tuberkulosis ekstrapulmonal.
Terdapat 340 (49.3%) anak laki-laki. Scar (bekas luka/jaringan parut) BCG hanya terlihat
pada 270 kasus (39.2%). Riwayat kontak dengan kasus TB dewasa ditemukan pada 243 kasus
anak (35.3%). Hasil uji tuberkulin kulit yang menunjukkan hasil positif (≥10 mm) terlihat
pada 101 (14.7%) kasus. Tuberkulosis ekstrapulmonal yang paling sering terjadi pada kasus
anak adalah meningitis tuberkulosis. Diantara 689 kasus tuberkulosis ekstrapulmonal, 128
(18.58%) meninggal sementara 25 (3.63%) tidak terpantau dalam follow-up. Diantara 128
anak yang meninggal, 89 (69.5%) berusia dibawah 5 tahun sementara 101 kasus lainnya
(78.8%) disertai dengan malnutrisi (kurang gizi).
Kesimpulan : TB Ekstrapulmonal yang paling sering ditemukan pada penelitian ini adalah
meningitis tuberkulosis. TB Ekstrapulmonal dihubungkan dengan peningkatan mortalitas
yang bermakna dan pemantauan yang buruk.
Kata Kunci : Meningitis Tuberkulosis, Tuberkulosis ekstrapulmonal, kontak, uji tuberkulin,
TB abdominal, TB Kelenjar Getah Bening (Lymph Node).

1
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi terbesar dalam masalah kesehatan di
dunia. Setiap tahunnya, terdapat sekitar 9 juta kasus baru TB, dan sekitar 2 juta kematian
yang diakibatkan TB, di seluruh dunia. Semua negara mengalami penyakit ini. Pakistan
termasuk sebagai salah satu dari 5 negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia. Beban
serta tingkat mortalitas pada tuberkulosis anak (dijelaskan sebagai tuberkulosis yang
mengenai anak berusia kurang 15 tahun) di Pakistan sangat sulit untuk dinilai karena tidak
ada pemeriksaan akurat dan diagnosis yang mudah dilakukan untuk kasus TB pada anak-
anak.
TB anak dibagi berdasarkan manifestasi yang terjadi yaitu pulmonal (paru) dan
ekstrapulmonal. TB Ekstrapulmonal dijelaskan sebagai TB yang mengenai organ lain selain
paru-paru (anak yang terkena TB pulmonal dan ekstrapulmonal diklassifikasikan ke dalam
definisi kasus TB pulmonal. Tuberkulosis ekstrapulmonal terhitung pada 1/3 dari seluruh
kasus TB. Anak-anak mempunyai faktor predisposisi yang lebih tinggi untuk mengalami
tuberkulosis ekstrapulmonal dibandingkan orang dewasa, dimana biasanya akan menjadi
kasus berat. Pada daerah endemis, limfadenitis tuberkulosis, tuberkulosis abdominal, dan
kulit (cutis) merupakan kasus yang paling sering terjadi dan sulit untuk dibedakan – pada
bagian klinis – dari kondisi non-tuberkulosis yang membutuhkan jenis pengobatan berbeda.
Data yang pernah dipublikasikan biasanya berasal dari negara-negara maju. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui spektrum dari tuberkulosis ekstrapulmonal pada anak
dan rasio dalam hubungannya dengan total kasus TB yang masuk ke bagian pediatrik di
negara endemis.

BAHAN DAN METODE


Penelitian ini dilakukan di bagian pediatrik-I, Rumah Sakit Bahawal Victoria
Bahawalpur. Catatan medis dari anak berusia 1 bulan sampai 15 tahun dengan diagnosis
tuberkulosis ekstrapulmonal pada tahun 2007-2012 akan ditinjau ulang. Pasien kemudian
akan diklassifikasikan menjadi pasien dengan tuberkulosis ekstrapulmonal TB (tuberkulosis
pada bagian lainnya selain KGB hilar atau parenkim paru) jika pasien memenuhi ≥2 kriteria
berikut:
 Hasil uji kulit tuberkulin positif (dengan durasi ≥10 mm)
 Gambaran klinis yang sesuai dengan gambaran TB
 Kontak langsung dengan individu yang diketahui mengalami infeksi TB

2
 Gambaran histologis dari bahan biopsi granulomatous tuberculosis atau caseous
necrosis)
 Pemeriksaan lain seperti biopsi kelenjar getah bening atau fine needle aspiration
biopsi (FNAB), punksi lumbal dan computerized tomography, pleural tap untuk
analisis biokimiawi (kosentrasi glukosa dan protein), dan hitung jumlah sel,
abdominal ultrasound (USG) dan ascitic tap, X-ray ostearticular, joint tap atau biopsi
synovial, ultrasound pericardial dan pericardial tap yang dilakukan karena pasien
dicurigai mengalami tuberkulosis
 Respon yang baik setelah pemberian ≥ 2 obat anti-TB
Anak berusia 1 bulan hingga 15 tahun yang mengalami TB ekstrapulmonal akan
dimasukkan ke dalam penelitian. Anak dengan rekam medis yang tidak lengkap atau dengan
kasus TB yang sudah dipastikan atau dicurigai dan sudah menerima pengobatan, atau anak
yang mengalami TB pulmonal dan ekstrapulmonal akan dikeluarkan dari penelitian. Data
(usia, jenis kelamin, riwayat kontak, vaksinasi BCG, uji tuberkulin, diagnosis, dan efek/hasil)
akan dimasukkan ke dalam proforma. Data kemudian akan dimasukkan ke dalam SPSS versi
13. Data akan ditampilkan dalam batasan tingkat dan jumlah kasus.

HASIL
Terdapat 1099 anak yang didiagnosa sebagai kasus tuberkulosis pada saat periode
penelitian (2007-2012), dari jumlah tersebut, 689 (62.7%) didiagnosa dengan tuberkulosis
ekstrapulmonal. Detail terkait data tahunan akan ditunjukkan di Tabel 1.

3
Dari 689 kasus TB ekstrapulmonal, terdapat 340 (49.3%) pasien laki-laki. Nilai rata-
rata usia pasien adalah 3.5 tahun (3 bulan – 15 tahun). Scar BCG hanya terlihat pada 270
kasus (39.2%). Riwayat kontak dengan kasus TB dewasa ditemukan pada 243 kasus (35.3%).
Hasil uji tuberkulin kulit yang positif (≥10 mm) terlihat pada 101 (14.7%) kasus. Berbagai
jenis tipe ekstrapulmonal tuberkulosis yang masuk ke bagian pediatric akan ditampilkan di
Tabel 2, dimana kasus TB ekstrapulmonal yang paling sering adalah meningitis tuberkulosis.
Diantara 689 kasus dari tuberkulosis ekstrapulmonal, 128 (18.58%) pasien meninggal
sementara 25 (3.63%) tidak terpantau [loss of follow-up]. Diantara 128 anak yang meninggal,
89 anak (65.9%) berusia dibawah 5 tahun sementara 101 (78.9%) anak memiliki status
malnutrisi. Mortalitas terjadi karena berbagai bentuk dari tuberkulosis ekstrapulmonal dan
ditampilkan di Tabel 3.

4
PEMBAHASAN
Kasus yang dimasukkan ke dalam penelitian adalah kasus dengan “probable
tuberculosis” [kemungkinan mengalami TB] dan juga “confirmed tuberculosis” [sudah
dipastikan mengalami TB] namun bukti pemeriksaan mikrobiologis masih dibutuhkan,
sementara fasilitas rumah sakit di penelitian ini memiliki pemeriksaan tersebut, dimana
penelitian lain memasukkan kasus TB dengan bukti kultur yang positif serta kasus yang
dicurigai TB.
Secara keseluruhan, tuberkulosis ekstrapulmonal terhitung mengenai 62.7% dari
seluruh total kasus TB dalam penelelitian ini. Di tahun 2009, Tinsa et al melaporkan 57.9%
dari seluruh kasus TB merupakan TB ekstrapulmonal, sementara Baghaie et al hanya
mendapatkan 21.5% kasus TB sebagai TB ekstrapulmonal.
Peneliti menemukan bahwa TBM [tuberculosis meningitis] merupakan bentuk TB
ekstrapulmonal yang paling sering terjadi, dan bertanggung jawab pada 59.9% kasus TB
ekstrapulmonal. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa lymph node TB [TB KGB]
merupakan bentuk TB esktrapulmonal yang paling sering terjadi di Tabel 4. Penjelasan
terkait perbedaan ini bisa dijelaskan, dimana anak dengan lymphadenitis tidak bisa langsung
dimasukkan ke dalam rumah sakit dan biasanya diobati secara rawat jalan.
Terdapat 50.7% pasien perempuan dimana pola terkait distribusi jenis kelamin
ditunjukkan di Tabel 4. Di tahun 2000, Maltezou et al lebih banyak mendapatkan kasus pada
pria. Alasan untuk hal ini masih belum bisa dijelaskan.
Nilai rata-rata usia pasien adalah 3.5 tahun (3 bulan – 15 tahun) dimana angka ini lebih
rendah dibandingkan penelitian lainnya (Tabel 4). Alasannya, kasus berat biasanya terjadi
pada usia yang lebih dini dan lebih dari 50% kasus di penelitian ini merupakan TBM. Scar
BCG hanya terlihat pada 270 (39.2%) kasus dan angka ini lebih rendah dibandingkan
penelitian lainnya (Tabel 4). Riwayat kontak dengan kasus TB dewasa ditemukan pada
35.3% kasus dan hasil ini beragam, yaitu 22.5%-47% pada kasus lainnya.
Uji tuberkulin yang positif (≥10 mm) hanya terlihat pada 14.7% kasus dimana angka ini
lebih rendah dibandingkan penelitian lainnya (Tabel 4). Alasan untuk hal ini, dimana

5
kebanyakan kasus pada penelitian ini tergolong bentuk TB berat yang dapat memberikan
hasil negatif palsu [false negative] untuk pemeriksaan tuberkulin.
Terdapat tingkat kematian yang bermakna (18.58%) pada penelitian ini, jika
dibandingkan dengan penelitian lainnya. Alasan dari tingkat mortalitas ini adalah pasien
datang dengan TB stadium lanjut atau berat seperti TBM dan pemantauan yang kurang baik
karena pemahaman terkait penyakit ini yang kurang diketahui oleh keluarga pasien.

KESIMPULAN
Bentuk TB ekstrapulmonal yang paling sering terjadi di rumah sakit adalah Meningitis
Tuberkulosis. TB Ekstrapulmonal dikaitkan dengan tingkat kematian yang tinggi dan
pemantauan [follow-up] yang kurang baik.

6
TELAAH JURNAL

PICO
1. PATIENT OF PROBLEM
Untuk mengetahui spektrum dari tuberkulosis ekstrapulmonal pada anak dan
rasio dalam hubungannya dengan total kasus TB yang masuk ke bagian pediatrik di
negara endemis.

2. INTERVENTION
a. Intervensi yang dilakukan adalah anak berusia 1 bulan sampai 15 tahun dengan
diagnosis tuberkulosis ekstrapulmonal pada tahun 2007-2012 yang akan ditinjau
ulang.
b. Pasien kemudian akan diklassifikasikan menjadi pasien dengan tuberkulosis
ekstrapulmonal TB (tuberkulosis pada bagian lainnya selain KGB hilar atau
parenkim paru) jika pasien memenuhi ≥2 kriteria berikut:
1. Hasil uji kulit tuberkulin positif (dengan durasi ≥10 mm)
2. Gambaran klinis yang sesuai dengan gambaran TB
3. Kontak langsung dengan individu yang diketahui mengalami infeksi TB
4. Gambaran histologis dari bahan biopsi granulomatous tuberculosis atau
caseous necrosis)
5. Pemeriksaan lain seperti biopsi kelenjar getah bening atau fine needle
aspiration biopsi (FNAB), punksi lumbal dan computerized tomography,
pleural tap untuk analisis biokimiawi (kosentrasi glukosa dan protein), dan
hitung jumlah sel, abdominal ultrasound (USG) dan ascitic tap, X-ray
ostearticular, joint tap atau biopsi synovial, ultrasound pericardial dan
pericardial tap yang dilakukan karena pasien dicurigai mengalami tuberculosis
6. Respon yang baik setelah pemberian ≥ 2 obat anti-TB

3. COMPARE
a. Kasus yang dimasukkan ke dalam penelitian adalah kasus dengan “probable
tuberculosis” [kemungkinan mengalami TB] dan juga “confirmed tuberculosis”
[sudah dipastikan mengalami TB] namun bukti pemeriksaan mikrobiologis masih
dibutuhkan, sementara fasilitas rumah sakit di penelitian ini memiliki pemeriksaan

7
tersebut, dimana penelitian lain memasukkan kasus TB dengan bukti kultur yang
positif serta kasus yang dicurigai TB.
b. Data (usia, jenis kelamin, riwayat kontak, vaksinasi BCG, uji tuberkulin,
diagnosis, dan efek/hasil) akan dimasukkan ke dalam proforma. Kemudian akan
dimasukkan ke dalam SPSS versi 13. Data akan ditampilkan dalam batasan
tingkat dan jumlah kasus.

4. OUTCOME
a. Terdapat 1099 anak yang didiagnosa sebagai kasus tuberkulosis pada saat periode
penelitian (2007-2012), dari jumlah tersebut, 689 (62.7%) didiagnosa dengan
tuberkulosis ekstrapulmonal.
b. Dari 689 kasus TB ekstrapulmonal, terdapat 340 (49.3%) pasien laki-laki.
c. Nilai rata-rata usia pasien adalah 3.5 tahun (3 bulan – 15 tahun).
d. Scar BCG hanya terlihat pada 270 kasus (39.2%).
e. Riwayat kontak dengan kasus TB dewasa ditemukan pada 243 kasus (35.3%).
f. Hasil uji tuberkulin kulit yang positif (≥10 mm) terlihat pada 101 (14.7%) kasus.
g. Diantara 689 kasus dari tuberkulosis ekstrapulmonal, 128 (18.58%) pasien
meninggal, sementara 25 (3.63%) tidak terpantau [loss of follow-up]. Diantara
128 anak yang meninggal, 89 anak (65.9%) berusia dibawah 5 tahun sementara
101 (78.9%) anak memiliki status malnutrisi
Berdasarkan penelitian ini, bentuk TB ekstrapulmonal yang paling sering
terjadi di rumah sakit adalah Meningitis Tuberkulosis. TB Ekstrapulmonal dikaitkan
dengan tingkat kematian yang tinggi dan pemantauan [follow-up] yang kurang baik.

8
VIA
1. VALIDITY
Apakah hasil sistematik tinjuan ini valid?
- Penelitian ini merupakan penelitian yang valid dimana data akan dimasukkan ke
dalam SPSS versi 13 dan akan ditampilkan dalam batasan tingkat dan jumlah
kasus. Penelitian ini juga mengumpulkan persetujuan medis tertulis sebelum
sampel dimasukkan ke dalam penelitian.
- Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan pasien akan dieklusikan jika
mereka memenuhi satu saja dari kriteria ekslusi.
o Kriteria Inklusi : sebagai berikut : anak berusia 1 bulan sampai 15 tahun
dengan diagnosis tuberkulosis ekstrapulmonal, dengan criteria hasil uji kulit
tuberkulin positif (dengan durasi ≥10 mm), gambaran klinis yang sesuai
dengan gambaran TB, kontak langsung dengan individu yang diketahui
mengalami infeksi TB, gambaran histologis dari bahan biopsi granulomatous
tuberculosis atau caseous necrosis), pemeriksaan lain seperti biopsi kelenjar
getah bening atau fine needle aspiration biopsi (FNAB), punksi lumbal dan
computerized tomography, pleural tap untuk analisis biokimiawi (kosentrasi
glukosa dan protein), dan hitung jumlah sel, abdominal ultrasound (USG) dan
ascitic tap, X-ray ostearticular, joint tap atau biopsi synovial, ultrasound
pericardial dan pericardial tap yang dilakukan karena pasien dicurigai
mengalami tuberculosis dan respon yang baik setelah pemberian ≥ 2 obat anti-
TB
o Kriteria Eklusi : Anak dengan rekam medis yang tidak lengkap atau dengan
kasus TB yang sudah dipastikan atau dicurigai dan sudah menerima
pengobatan, atau anak yang mengalami TB pulmonal dan ekstrapulmonal akan
dikeluarkan dari penelitian.
- Dalam aspek etika, penelitian ini tidak di paparkan persetujuannya oleh komite
etik Rumah Sakit Bahawal Victoria Bahawalpur.

9
2. IMPORTANT
Apakah hasil penelitian ini penting?
Hasil dalam penelitian ini sangat penting karena untuk menilai batasan tingkat
dan jumlah kasus penderita TB Ektrapulmonal. Dokter membutuhkan alternatif
pemeriksaan akurat dan diagnosis yang mudah dilakukan untuk kasus TB pada anak-
anak. Jadi hasil penelitian ini yang menyatakan TB Ekstrapulmonal yang paling
sering ditemukan pada penelitian ini adalah meningitis tuberkulosis. TB
Ekstrapulmonal dihubungkan dengan peningkatan mortalitas yang bermakna dan
pemantauan yang buruk.

3. APPLICABLE
Ya, Jurnal ini dapat diterapkan di RSUD Raden Mattaher, karena untuk
menentukan diagnosa berdasarkan dari gambaran klinis yang sesuai dengan gambaran
TB, pemeriksaan lain seperti biopsi kelenjar getah bening atau fine needle aspiration
biopsi (FNAB), punksi lumbal dan computerized tomography, pleural tap untuk
analisis biokimiawi (kosentrasi glukosa dan protein), dan hitung jumlah sel,
abdominal ultrasound (USG) dan ascitic tap, X-ray ostearticular, joint tap atau biopsi
synovial, ultrasound pericardial dan pericardial tap juga dapat dilakukan di RSUD
mattaher untuk memastikan diagnose TB Ekstrapulmonal.

10

Anda mungkin juga menyukai