Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGATUR TEGANGAN PADA GENERATOR SINKRON

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembangkit Tenaga Listrik 2

Semester Genap Tahun Akademik 2017/2018

Dosen Pengampu: Ir. James Edward Arby. M.T

Di Susun Oleh:
1. Achmad Zainur RS
2. Chairul Umam
3. Jhohan Aditiya Pratama
4. Latifatul Muhimah
5. Muhammad Fatih Maftuh
6. Wildan Arifandi

Jurusan Teknik Elektro


Program Studi D4 Sistem Kelistrikan
Politeknik Negeri Malang
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

tepat waktu. Penulisan makalah ini kami laksanakan guna memenuhi tugas mata

kuliah Pembangkit Dua, yang pembelajarannya sudah kami terima sejak awal semester

enam hingga tercapainya makalah ini.

Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak telah membantu secara material

dan doa, agar kami dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik–baiknya, hingga akhirnya

terwujudlah makalah ini. Selain itu tidak lupa kami sampaikan rasa terima kasih kepada

Bp. Ir. James Edward Arby. MT selaku dosen mata kuliah Pembangkit Dua yang telah

membimbing kami pada mata kuliah ini.

Pembuatan Makalah ini bertujuan menambah pengetahuan kita tentang Generator

Listrik AC, semoga dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Kritik dan saran kami harapkan untuk memperbaiki segala kekurangan dalam

penyusunan makalah ini.

Malang, 12 Maret 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemakaian tenaga listrik saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi

manusia. Sarana dan prasarana yang menggunakan tenaga listrik sudah menjadi andalan

dala pelaksanaan proses kerja baik dirumah tangga sampai dengan di industri. Dalam dunia

pembangkitan generator sinkron meruipakan salah satu mesin listrik yang paling banyak

dipakai. Karena mesin ini tidak memliki slip seperti mesin AC lainnya. Generator sinkron

(sering disebut alternator) addalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya

mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat berupa generator sinkron tiga fasa

atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan.

Sebagian besar energi listrik yang dipergunakan oleh konsumen untuk kebutuhan

sehari-hari dihasilkan oleh generator sinkron tiga fasa yang ada di pusat pembangkit tenaga

listrik. Generator sinkron yang digunakan ini mempunyai rating daya dari ratusan sampai

ribuan mega Volt Ampere (mVA).

Disebut mesin sinkron karena bekerja pada kecepatan dan frekuensi konstan di

bawah kondisi “steady state”. Mesin sinkron bisa dioperasikan dengan baik sebagai

generator maupun motor. Mesin sinkron bila difungsikan sebagai motor berputar dalam

kecepatan konstan. Apabila dikehendaki kecepatan yang bersifat variable, maka motor

sinkron dilengkapi dengan pengubah frekuensi seperti inverter.

Generator tiga fasa dituntut untuk bekerja stabil dalam tegangan yang dihasilkan

dan frekuensi. Ketidakstabilan kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap beban

terutama beban-beban elektronik. Salah satu penyebab alternator bekerja tidak stabil

adalah tegangan dan faktor daya dari beban yang dipikul dimana hal itu mempengaruhi

arus pada beban. Untuk itu perlu dilakukan pengujian baik berupa analisa penentuan
tegangan terminal generator sinkron 3 fasa dan perbaikan faktor daya beban induktif

menggunakan metode pengaturan tegangan dari generator sinkron.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara pengaturan tegangan dari generator sinkron ?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan mempelajari metode pengaturan tegangan dari generator sinkron.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori

Pengaturan tegangan dalam suatu generator didefinisikan sebagai kenaikan

tegangan pada terminal-terminal, jika suatu beban tertentu diputuskan. Kenaikan ini adalah

selisih antara GGL yang dibangkitkan dan tegangan terminal output. . Pengaturan tegangan

adalah perubahan tegangan terminal antara keadaan beban nol dengan beban penuh, dan ini

dinyatakan dengan persamaan :

Pengaturan tegangan per unit

% pengaturan tegangan = ((E0 - V) / V) x 100

Output tegangan yang dihasilkan harus selalu konstan agar peralatan listrik yang

disuplai oleh generator tidak cepat rusak. Oleh karena itu diperlukan suatu alat untuk

mengatur tegangan pada nilai yang diinginkan. Tegangan dari simpul di GI dan tegangan

di Pusat Listrik bersama-sama membentuk profil tegangan sistem. Berbeda dengan

frekuensi yang sama dalam semua bagian sistem sehingga pengaturan tegangan lebih sulit

dibandingkan dengan pengaturan frekuensi. Jika frekuensi praktis hanya dipengaruhi oleh

daya nyata MW dalam sistem, dilain pihak tegangan dipengaruhi oleh arus penguat dalam

sistem, daya reaktif beban, daya reaktif yang didapat dalam sistem (selain generator)

misalnya dari kondensator dan reactor, kemudian posisi tap transformator.

Pengaturan tegangan dilakukan dengan cara mengatur besar kecilnya arus eksitasi

yang diberikan pada kumparan medan baik dengan cara manual atau otomatis. Pengaturan

tegangan otomatis yaitu dengan cara mendesain suatu kontroler yang akan memberikan

aksi kontrol untuk menambah atau mengurangi besarnya arus eksitasi tanpa campur tangan

operator
Terjadinya perbedaan tegangan terminal V dalam keadaan berbeban dengan tegangan E0

pada saat tidak berbeban dipengaruhi oleh factor daya dan besarnya arus h=jangkar (Ia)

yang mengalir.

Untuk menentukan pengaturan tegangan dari generator adalah dengan

memanfaatkan karakteristik tanpa beban dan hubung singkat yang diperoleh dari hasil

percobaan dan pengukuran tahanan jangkar. Ada tiga metoda atau cara yang sering

digunakan untuk menentukan pengaturan tegangan tersebut, yaitu:

- Metoda Impedansi Sinkron atau Metoda GGL.

- Metoda Ampere Lilit atau Metoda GGM.

- Metoda Faktor Daya Nol atau Metoda Potier.

Secara umum, Prinsip kerja generator sinkron adalah:

1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi yang

akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya arus searah

yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks.

2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan

sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.

3. Perputaran rotor akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan.

Medan putar yang dihasilkan pada rotor akan diinduksikan pada kumparan jangkar
sehingga pada kumparan jangkar yang terletak pada stator akan menghasilkan fluks

magnetik yang berubah-ubah besarnya terhdap waktu. Adanya perubahan fluks

magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan GGL induksi pada

ujung kumparan tersebut.

2.2 Metoda Pengaturan Tegangan

a) Metoda Impedansi Sinkron atau Metoda GGL

Untuk menentukan pengaturan tegangan dengan menggunakan metoda

impedansi sinkron, langkah-langkahnya sebagai berikut :

- Tentukan nilai impedansi sinkron dari karakteristi k tanpa beban dan karakteristik

hubung singkat.

Test Tanpa Beban

- Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan rangkaian jangkar

terbuka (tanpa beban) seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Percobaan

dilakukan dengan cara mengatur arus medan (If) dari nol sampai rating tegangan

output terminal tercapai.

- Gambar Rangkaian Test Generator Tanpa Beban.

- b) Test Hubung Singkat

- Untuk melakukan test ini terminal generator dihubung singkat, dan dengan

Ampermeter diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung singkat tersebut.


Arus medan dinaikkan secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar maksimum.

Selama proses test arus If dan arus hubung singkat Ihs dicatat.

- Gambar Rangkaian Test Generator di Hubung Singkat

- Tentukan nilai Ra berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan.

- Berdasarkan persamaan hitung nilai Xs.

- Hitung harga tegangan tanpa beban Eo.

- Hitung prosentase pengaturan tegangan.

Gambar 2.1 Vektor diagram dengan Pf lagging

Eo = OC = Tegangan tanpa beban

V = OA = Tegangan terminal

I . Ra = AB = Tegangan jatuh resistansi jangkar

I . Xs = BC = Tegangan jatuh reaktansi sinkron


OC = √OF 2 + FC2

OC = √(OD + DF)2 + (FB + BC)2 atau

Eo = √(V cos φ + I . Ra)2 + (V sin φ + I . Xs)2

Eo−V
%Pengaturan Tegangan = x 100
𝑉

Pengaturan yang diperoleh dengan metoda ini biasanya lebih besar dari nilai

sebenarnya.

b) Metoda Amper Lilit atau Metoda GGM

Perhitungan dengan metoda ampere lilit berdasarkan data yang diperoleh dari

percobaan tanpa beban dan hubung singkat. Dengan metoda ini reaktansi bocor Xl

diabaikan dan reaksi jangkar diperhitungkan. Adapun langkah-langkah menentukan

nilai arus medan yang diperlukan untuk memperoleh tegangan terminal generator saat

diberi beban penuh, adalah sebagai berikut.

- Tentukan nilai arus medan (Vektor OA) dari percobaan beban satu yang diperlukan

untuk mendapatkan tegangan nominal generator.

- Tentukan nilai arus medan (Vektor AB) dari percobaan hubung singkat yang

diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh generator.

- Gambarkan diagram vektornya dengan memperhatikan faktor dayanya:

1. untuk faktor daya “Lagging” dengan sudut (90° + ɸ)

2. untuk faktor daya “Leading” dengan sudut (90° – ɸ )

3. untuk faktor daya “Unity ” dengan sudut (90 ° ) perhatikan Gambar 2 a, b

dan c)

- Hitung nilai arus medan total yang ditunjukkan oleh vektor OB.
B
Gambar 2.2 Karakteristik beban nol, hubung singkat, dan vector arus medan

OA = Arus medan yang diperlukan untuk mendapatkan tegangan nominal

OC = Arus medan yang diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh pada hubung

singkat

AB = OC = dengan sudut (900 + φ ) terhadap OA

OB = Total arus medan yang dibutuhkan untuk mendapatkan tegangan Eo dari

Karakteristik beban nol

c) Metoda Faktor Daya Nol atau Metoda Potier

Metoda ini berdasarkan pada pemisahan kerugian akibat reaktansi bocor Xl dan

pengaruh reaksi jangkar Xa.

Data yang diperlukan adalah:

- Karakteristik Tanpa beban.

- Karakteristik Beban penuh dengan faktor daya satu.

Khusus untuk karakteristik beban penuh dengan faktor daya satu dapat diperoleh

dengan cara melakukan percobaan terhadap generator seperti halnya pada saat
percobaan tanpa beban, yaitu menaikkan arus medan secara bertahap, yang

membedakannya supaya menghasilkan faktor daya satu, maka generator harus diberi

beban reaktor murni. Arus Jangkar dan faktor daya satu dibebani harus dijaga

konstan.

Gambar 2.3 Diagram Potier


Langkah-langkah untuk menggambar Diagram Potier sebagai berikut.

1. Pada kecepatan sinkron dengan beban reactor, atur arus medan sampai tegangan

nominal dan beban reactor (arus beban) sampai arus nominal.

2. Gambarkan garis sejajar melalui kurva beban nol. Buat titik A yang menunjukkan

nilai arus medan pada percobaan factor daya nol pada saat tegangan nominal.

3. Buat titik B, berdasarkan percobaan hubung singkat dengan arus jangkar penuh. OB

menunjukkan nilai arus medan saat percobaan tersebut.

4. Tarik garis AD yang sama dan sejajar garis OB.

5. Melalui titik D titik garis sejajar kurva senjang udara sampai memotong kurva

beban nol dititik J. Segitiga ADJ disebut segitiga Potier.


6. Gambar garis JF tegak lurus AD. Panjang JF menunjukkan kerugian tegangan

akibat reaktansi bocor.

7. AF menunjukkan besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi efek

magnetisasi akibat reaksi jangkar saat beban penuh.

8. DF untuk penyeimbang reaktansi bocor jangkar (JF).

Dari gambar diagram poiter di atas, bias dilihat bahwa:

- V nilai tegangan terminal saat beban penuh.

- V ditambah JF ( I . Xl) menghasilkan tegangan E.

- BH = AF = arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar

- Bila vector BH ditambahkan ke OG, maka besarnya arus medan yang dibutuhkan

untuk tegangan tanpa beban Eo bias diketahui.

% pengaturan tegangan = ((E0 - V) / V) x 100

Vektor diagram yang terlihat pada diagram poiter bias digambarkan secara terpisah

seperti berikut :

Gambar 2.4 Vektor diagram potier

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Seperti yang dinyatakan dalam teori, pengaturan tegangan tergantung dari faktor

daya, untuk faktor daya yang mendahului (beban kapasitif) pengaturan boleh satuan atau

negatif.

Dalam hal suatu beban dengan faktor daya yang tertinggal tegangan output

menurun disebabkan oleh impedansi dari belitan jangkar. Di dalam rangkaian induktif

murni arus akan tertinggal 90 di belakang tegangan. Dalam hal ini fluks yang disebabkan

oleh GGM stator melawan fluks dari rotor, ini menurunkan fluks total perkutub dan

tegangan jatuh dengan kenaikan di dalam arus beban.

Umumnya generator abb didesain untuk memberikan suatu tegangan terminal

tertentu jika mensuplai arus nominal penuh pada suatu faktor daya spesifik. Faktor daya

spesifik biasanya adalah satuan atau 0,8 tertinggal. Ini memberikan suatu pengaturan

positif yang besar.

Dalam hal suatu beban dengan faktor daya mendahului fluks yang disebabkan oleh

GGM stator yang menguatkan fluks dari rotor meningkatkan fluks total pekutub dan

tegangan output naik dengan meningkat nya arus beban.


DAFTAR PUSTAKA

http://herujatimtugaskbt.blogspot.co.id/2015/06/pengaturan-tegangan-pada-motor-

induksi.html

Evelina, Wina, “Analisis Karakteristik Pengaturan Var Pada Generator Induksi

Berpenguat Sendiri Dengan Menggunakan Kondenser Sinkron” Skripsi, S1

Departemen Teknik Elektro FTUI, Depok, Gasal 2007/2008.

https://jurnal.usu.ac.id/singuda_ensikom/article/download/11972/6523

Anda mungkin juga menyukai