1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah tersebut 5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut
dibuat ? tergolong ke dalam novel sejarah ?
Saat tepat 5 tahun ayah Tania meninggal. “Toko buku ini penting. Selalu penting. Toko buku ini menjadi
penanda perjalanan sepuluh tahun terakhir hidupku yang penuh
2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat ? warna. Tonggak indah yang akan selalu kukenang. Sepuluh tahun
a. Jakarta silam di toko inilah untuk pertama kalinya aku bisa merasakan
b. Singapura janji masa depan yang baik.”
c. Bandara Changi Dalam kutipan tersebut penulis mengungkapkan sejarah hidupnya
d. China Town sepuluh tahun silam.
e. Toko buku
Unsur Kebahasaan :
3. Peristiwa apa saja yang dikisahkan? 1. Kalimat Bermakna Lampau
a. Om Danar membantu Tania dan keluarga Sepuluh tahun silam di toko inilah untuk pertama kalinya aku
b. Tania mendapat beasiswa di singapura bisa merasakan janji masa depan yang baik.
c. Tania, Dede, dan Danar makan bersama di China Town Aku ingat, terakhir memakai baju sebaik ini tiga tahun
dan danar mengakui kalau ia akan menikah dengan Ratna. silam.
d. Danar memberikan liontin istimewa untuk Tania di
Bandara Changi. 2. Konjungsi Temporal
e. Danar dan Ratna menikah. Setiap malam aku datang ke toko buku ini.
f. Tania pergi dari kehidupan Danar. Saat Ayah masih hidup.
Dua minggu kemudian, kami pergi ke toko buku ini.
4. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam penceritaan ? Setelah tiga bulan menunggak, kami terusir dari kontrakan
a. Danar, seorang pria muda yang baik hati, penyayang, dan tersebut.
penolong. Liontin itu selalu kukenakan sejak hari itu.
b. Tania, seorang gadis yang cantik, cerdas dan rela
berkorban.
c. Ratna, kekasih Danar, baik hati, dan ramah.
d. Dede, adik Tania, baik hati, dan pekerja keras.
e. Ibu Tania, baik, penyayang, dan sabar.
3. Kata Kerja Material Struktur Teks
Mencari taksi yang segera membawaku ke kota kami.
Minggu sore. Aku tahu mereka pasti sedang bersantai di rumah. Struktur Kutipan Novel Sejarah
Hanya itu agenda acara dia dan Dede setelah kelas mendongeng. Orientasi Malam ini hujan turun lagi. Seperti malam-malam yang
lalu, Menyenangkan. Membuat suasana di luar terlihat
4. Kata Kerja Pada Kalimat Tidak Langsung damai menenteramkan. Dari lantai dua toko buku paling
besar di kota ini, kalian bisa melihat dengan leluasa
Menurut seseorang yang akan penting sekali dalam semua
pemandangan jalan besar yang ramai persis di depannya,
urusan malam ini. juga jalan paling besar di kota ini. Waktu itu, seseorang
Itu berarti dia tidak menceritakannya pada Kak Ratna. mengajakku ke toko buku ini. Umurku baru sebelas tahun.
Adikku enam tahun. Hari itu sempurna istimewa. Hari
5. Kata Kerja Mental yang akan kuingat selalu.
Kak Ratna merasa tak pernah mampu membuat dia Pengungkapan Sudah empat lagu, bus hampir tiba ditujuan akhirnya.
mencintainya. Peristiwa Cukup. Aku mengeluarkan kantong plastic lecek bekas
Justru itu yang semakin membuatku bingung. permen. Dan ajaib, mulai besok kehidupan kami berubah.
Aku tak pernah menginginkan perasaan ini, kan? Esok pagi selepas subuh, Ibu mengatakan beberapa hal
Kak Ratna memang tak pernah menganggap aku sebagai kepadaku dan Dede. Salah satunya yang paling kuingat
dan seketika membuatku berlonjak gembira, aku akan
duri dalam daging hubungan mereka.
kembali sekolah. Dede juga akan disekolahkan. "Tetapi
siapa yang akan membayarinya?"Aku tersadarkan dari
6. Menggunakan Banyak Dialog kegembiraan sesaat. "Oom Danar...," Ibu berkata pelan
"Oo.... Liontinmu indah sekali." sambil menyeka sudut rnatanya. Tersenyum. Kehidupan
"Aku mohon, Bisakah kau pulang?" kami membaik.
"Kapan kau pulang?" Menuju Minggu depan, selepas kelas mendongeng yang selesai
Konflik lebih cepat daripada biasanya,aku,Ibu, dan adikku pergi ke
7. Menggunakan Kata Sifat Dunia Fantasi. Siang itu dia mengajak teman wanitanya.
Namanya Ratna. Sepanjang kami di Dunia Fantasi, kak
Bukankah aku menjadi dewasa dan cantik seperti yang aku
Ratna selalu berdiri di sebelahnya. Berjalan bersisian,
angan-angankan. bergandengan tangan mesra. Seketika hati kecilku tidak
Kau anak yang pintar, Tania. terima. Usiaku menjelang sebelas tahun. Adikku enam
Kalian bisa melihat dengan leluasa pemandangan jalan tahun. Dan dia dua puluh lima tahun. Aku cemburu.
besar yang ramai persis di depannya.
Struktur Kutipan Novel Sejarah dengan cara yang berbeda. Semua itu seharusnya
Menuju Hari itu Senin. Seminggu sebelum usiaku tepat tiga belas menyenangkan. Malam ini, semua cerita harus usai.
Konflik tahun. Aku tidak percaya angka tiga belas membawa sial, Desau angin malam menerbangkan sehelai daun
takdir, sore itu Ibuku meninggal. Sebenarnya dua bulan pohon linden. Jatuh di atas rambutku.
sebelum Ibu meninggal, aku mengurus berkas beasiswa Aku memutuskan pergi
ASEAN Scholarship. Beasiswa yang memberikan Koda Cinta tak harus memiliki. Tak ada yang sempurna dalam
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan SMP di kehidupan ini. Dia memang amat sempurna. Tabiatnya,
Singapura. Waktu berjalan cepat. Hari-hariku penuh kebaikannya, semuanya. Tetapi dia tidak sempurna.
dengan hal-hal baru di Singapura. Aku tak akan pernah kembali lagi. Maafkan aku, Ibu.
Aku tak sempat mampir di pusaramu. Ibu memang tahu
Puncak Saat makan malam di China Town ("Aku ingin
segalanya.
Konflik membuktikan kata-kata Dede. Diakan sering banget
bohongin 'Tante'-nya" Itu alasan Kak Ratna kenapa kami
makan di sana), dia menyampaikan "rencana hebat"
tersebut.
Saat aku termenung sendiri menatap ekor barongsai.
"Kami akan menikah, Tania!" Dia tersenyum. Kak Ratna
mesra memegang tangannya. Ikut tersenyum. Menatap
bahagia. Aku tersedak. Buru-buru mengambil gelas air
putih dihadapanku.
Resolusi Apa pun yang terjadi, tempat ini, lantai dua toko buku
terbesar ini, akan selalu menjadi tonggak indah dalam
hidupku. Di sinilah aku untuk pertama kalinya
menemukan janji masa depan yang indah. Menatap
kehidupan yang jauh lebih baik. Di sini juga aku
menemukan pundak kokoh seseorang yang amat
kucintai.
Memahami energy besar dari sekadar menatap sejenak
sepotong kehidupan di seberang jalan. Menumbuh
suburkan semua perasan itu. Harapan-harapan yang tak
pernah kumengerti kenapa harus datang bersemi di hati.
Dan kenapa pula sekarang harus kubunuh untuk yang
kedua kalinya? Entahlah, setidaknya dengan berdiri
sejenak seperti ini aku bisa mengenang semua masa lalu
itu dengan lebih baik. Potongan cerita yang diberikan
adikku seminggu lalu membuatku mengenang semua itu