KETERAMPILAN OBSERVASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. AISYAH TANAH RUBUN
2. NURLINDA A
3. RISKA
4. REZKI YANTI BAKRI
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah menciptakan kami dengan akal dan
budi, kehidupan yang patut kami syukuri, keluarga yang mencintai kami, dan teman yang
menginspirasi. Karena berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaian makalah
‘Keterampilan observasi’’. Shalawat beriring salam kami sampaikan juga kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, sebagai suri teladan atas umatnya.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucap terimakasih kepada: Ibu
Rosdinah, S.ST, SKM.M.Keb. Makalah ini dibuat adalah untuk membantu mempermudah
pemahaman dalam mendalami mata kuliah komunikasi dan kebidanan lanjut khususnya
yang bersangkuan pada keterampilan observasi Kami menyadari segala keterbatasan
yang dimiliki, oleh karena itu penulis memohon saran dan kritik kepada semua pihak
agar makalah ini menjadi sempurna. Atas saran dan kritiknya kami pengucapkan banyak
terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, memberikan kelancaran, dan
barokah. Amiin.
Penyusun,
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2. memahami apa pengertian dari tingkah laku verbal dan non verba
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KETRAMPILAN OBSERVASI
Merupakan pengamatan terhadap proses komunikasi efektif dalam hubungan
antar manusia. Petugas kesehatan sangat penting mengadakan pengamatan
selama mengadakan komunikasi dengan pasiennya dalam bentuk komunikasi
verbal maupun nonverbal.
1. Komunikasi Verbal
Sebagian besar komunikasi verbal disadari, karena biasanya kita memilih kata-
kata yang kita ungkapkan. Dalam memilih kata-kata, petugas kesehatan perlu
memperhatikan hal berikut.
a. Kesederhanaan
Kalimat yang sederhana, mudah dimengerti, singkat, dan lengkap. Hindari
pemakaian kata-kata teknis seperti kolesistektomi, laparatomi, kateterisasi,
dan seterusnya.
b. Kejelasan
Komunikasi bisa jelas apabila ada kecocokan dengan apa yang diungkapkan
dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerak-gerik tubuh. Disamping itu,
petugas kesehatan perlu juga mengungkapkan kata-kata dengan jelas dan
ada baiknya apabila isi diungkapkan secara perlahan
c. Tepat waktu dan relevan
Petugas kesehatan harus peka terhadap kebutuhan yang sedang dirasakan
oleh pasien. Misalnya, pasien sedang merasa cemas akan kemungkinan
keganasan pada tumornya. Tidak ada gunanya menerangkan perasat
persiapan operasi pada saat ini. Akan lebih membantu pasien apabila
petugas kesehatan memberanikan pasien untuk mengungkapkan perasaan
kecemasannya dan kemudian menerangkan persiapan pembedahannya.
d. Caring dan adaptabilitas
Petugas kesehatan harus peka terhadap situasi pasiennya dan mampu
menanggapi situasi tersebut. Misalnya, petugas kesehatan yang periang
suka memberi salam kepada pasien dengan senyum gembira dan riang. Kali
ini pasiennya nampak cemas dan sedih. Petugas kesehatan yang peduli
harus bisa menyesuaikan salamnya dengan keadaan pasiennya
Dalam mengobservasi sesuatu, ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh bidan :
a. Pengamatan Obyektif
Menemukan berbagai tingkah laku yang dilihat dan di dengar.Mislanya
duduk, berdiri, gelisah dengan mengeluarkan kata-kata seperti aduh.
b. Penafsiran (interpretasi)
Merupakan kesan yang diberikan terhadap apa yang dilihat (Amati) dan
didengar. Misalnya, jengkel karena terlalu lama menunggu.
Tahap-tahap penafsiran meliputi :
1. Refleksi perasaan, yaitu konselor tidak jauh dari apa yang dikatakan
klien.
2. Klarifikasi, yaitu menjelaskan apa yang tersirat dalam pikiran klien.
3. Refleksi, yaitu penilaian konselor terhadap apa yang yang diungkapkan
klien.
4. Konfrontasi, yaitu konselor membawa kepada perhatian dan perasaan
klien tanpa disadari.
5. Interpretasi, yaitu konselor memperkenalkan konsep-konsep
hubungan yang berakar dari pengalaman.
Seorang Bidan dituntut untuk melatih kepekaan melalui empati yang dimiliki.
Dengan kepekaan yang dimilikinya, ia akan mampu melakukan pengamatan
(observasi). Kepekaan tersebut tercermin dari cara ia mengamati tingkah laku klien
baik verbal maupun nonverbal. Tingkah laku verbal dan nonverbal merupakan obyek
untuk melakukan observasi atau pengamatan obyektif, meskipun tingkah laku
verbal dan nonverbal dapat berdiri sendiri akan tetapi pada kenyataannya verbal
dan nonverbal tidak dapat dipisahkan, saling menguatkan arti yang sebenarnya dari
suatu tingkah laku. Melalui kepekaan pengamatan obyektf (observasi) merupakan
keterampilan dasar dalam membina hubungan komunikasi efktif.
Semua suara-suara yang bermakna dari konselor atau klien lain, misalnya saat
klien mengatakan “Saya bersedia melaksanakan semua anjuran yang telah
diberikan bidan”.
ialah isyarat yang berarti langsung pada symbol yang dibuat oleh
gerakan badan, misalnya dengan mengangkat jari, mengangkat
jempol.(2).Illustrator ialah isyarat yang dibuat dengan gerakan badan untuk
menjelaskan sesuatu,yang dibicarakan.(3).Affect display ialah isyarat yang
terjadi karena adanya dorongan emosional sehingga berpegaruh pada
ekspresi muka, misalnya tertawa, menangis, tersenyum sinis,
dsb.(4).Regulator ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah
kepala misalnya mengangguk tanda setuju, atau menggeleng tanda
menolak.(5).Adaptor ialah gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda
kejengkelan misalnya menggerutu, mengepalkan tinju keatas meja, dan
sebagainya.
4. Ekspresi wajah
5. Diam
Berada dengan tekanan suara, sikap diam merupakan kode nonverbal yang
mempunyai arti.Dalam kehidupan kita sikap diam sangat sulit diterka.
Banyak orang mengambil sikap diam karena tidak mau menyatakan sesuatu
yang menyakitkan orang lain, misalnya menyatakan “tidak”, dan sikap diam
juga dapat menyebabkan orang lain bersikap ragu.
3. Sentuhan (touching)
Adanya isyarat yang dialmbangkan dengan sentuhan badan,
menurutbentuknya sentuhan dibagi atas 3 macam, yakni :
(1) Kinestic ialah isyarat yang ditunjukkan dengan bergandenan tangan
satu sama lainnya sebagai symbol keakraban atau kemesraan.
(2) Sociofugal ialah syarat yang ditunjukkan dengan jabat tangan atau
saling merangkul, mengusap punggung.
(3) Thermal ialah isyarat yang ditunjukkan dengan sentuhan badan yang
terlalu emosional sebagai tanda persahabatan yang begitu intim,
misalnya menepuk punggung karena sudah lama tidak bertemu.
Kunci pokok dalam membina hubungan baik dengan klien adalah SOLER.
S : Face your clien Squarely (menghadap kearah klien) dan Smile/Nod at client
(senyum/mengangguk ke klien).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tingkah laku verbal adalah perbuatan/perilaku yg ditunjukkan melalui
B. SARAN
Diharapkan makalah ini berguna bagi pembaca terutama mahasiswa
yang akan menghadapi berbagai klien/pasien dilahan kerja/praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya.
mustikanurse.blogspot.com/2006/12/komunikasi-dalam-pelayanan-
keperawatan_12.html. Tuesday, December 12,
2006. Komunikasi Dalam PelayananKeperawatan II Oleh : Mustikasar