Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KETERAMPILAN OBSERVASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
1. AISYAH TANAH RUBUN
2. NURLINDA A
3. RISKA
4. REZKI YANTI BAKRI

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK


STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah menciptakan kami dengan akal dan
budi, kehidupan yang patut kami syukuri, keluarga yang mencintai kami, dan teman yang
menginspirasi. Karena berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaian makalah
‘Keterampilan observasi’’. Shalawat beriring salam kami sampaikan juga kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, sebagai suri teladan atas umatnya.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucap terimakasih kepada: Ibu
Rosdinah, S.ST, SKM.M.Keb. Makalah ini dibuat adalah untuk membantu mempermudah
pemahaman dalam mendalami mata kuliah komunikasi dan kebidanan lanjut khususnya
yang bersangkuan pada keterampilan observasi Kami menyadari segala keterbatasan
yang dimiliki, oleh karena itu penulis memohon saran dan kritik kepada semua pihak
agar makalah ini menjadi sempurna. Atas saran dan kritiknya kami pengucapkan banyak
terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, memberikan kelancaran, dan
barokah. Amiin.

Penyusun,

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ ii

Daftar Isi .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. ketermapilan observasi ....................................................................................... 3

B. tingkah laku verbal dan non verbal ...................................................................... 3

1. tingkah laku verbal .......................................................................................... 4

2.tingkah laku non verbal .................................................................................... 7

C.Ketermpilan membina hubungan baik.................................................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 14

B. Saran .................................................................................................................... 14

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik


individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari di sadari atau tidak
disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling
tidak sejak ia dilahikan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan
tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi.

Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan


saling pengertian sesame anggota masyarakat. Dalam hal ini, faktor komunikasi
memainkan peran penting, apalagi bagi manusia modern, manusia modern yaitu
manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif, tetapi berdasarkan logika dan
rasional (penalaran) dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktivitasnya.
Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses
komunikasi antar manusia. Komunikasi telah menjadi bahan dari kehidupan
manusia.

Berhasilnya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan


mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsur-
unsur yang di maksud adalah sumber (resource), pesan (message), saluran
(chanel, media) dan penerima (receiver, audience).

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan observasi?

2. Apa pengertian dari tingkah laku verbal dan non verbal?

3. Bagaimana cara membina hubungan yang baik dengan klien?

C. TUJUAN

1. memahami apa yang maksud dengan keterampilan observasi

2. memahami apa pengertian dari tingkah laku verbal dan non verba

3. memahami bagaimana cara membina hubungan yang baik dan klien

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KETRAMPILAN OBSERVASI
Merupakan pengamatan terhadap proses komunikasi efektif dalam hubungan
antar manusia. Petugas kesehatan sangat penting mengadakan pengamatan
selama mengadakan komunikasi dengan pasiennya dalam bentuk komunikasi
verbal maupun nonverbal.
1. Komunikasi Verbal
Sebagian besar komunikasi verbal disadari, karena biasanya kita memilih kata-
kata yang kita ungkapkan. Dalam memilih kata-kata, petugas kesehatan perlu
memperhatikan hal berikut.
a. Kesederhanaan
Kalimat yang sederhana, mudah dimengerti, singkat, dan lengkap. Hindari
pemakaian kata-kata teknis seperti kolesistektomi, laparatomi, kateterisasi,
dan seterusnya.
b. Kejelasan
Komunikasi bisa jelas apabila ada kecocokan dengan apa yang diungkapkan
dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerak-gerik tubuh. Disamping itu,
petugas kesehatan perlu juga mengungkapkan kata-kata dengan jelas dan
ada baiknya apabila isi diungkapkan secara perlahan
c. Tepat waktu dan relevan
Petugas kesehatan harus peka terhadap kebutuhan yang sedang dirasakan
oleh pasien. Misalnya, pasien sedang merasa cemas akan kemungkinan
keganasan pada tumornya. Tidak ada gunanya menerangkan perasat
persiapan operasi pada saat ini. Akan lebih membantu pasien apabila
petugas kesehatan memberanikan pasien untuk mengungkapkan perasaan
kecemasannya dan kemudian menerangkan persiapan pembedahannya.
d. Caring dan adaptabilitas
Petugas kesehatan harus peka terhadap situasi pasiennya dan mampu
menanggapi situasi tersebut. Misalnya, petugas kesehatan yang periang
suka memberi salam kepada pasien dengan senyum gembira dan riang. Kali
ini pasiennya nampak cemas dan sedih. Petugas kesehatan yang peduli
harus bisa menyesuaikan salamnya dengan keadaan pasiennya

2. PENGAMATAN DAN PENAFSIRAN

Dalam mengobservasi sesuatu, ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh bidan :

a. Pengamatan Obyektif
Menemukan berbagai tingkah laku yang dilihat dan di dengar.Mislanya
duduk, berdiri, gelisah dengan mengeluarkan kata-kata seperti aduh.
b. Penafsiran (interpretasi)
Merupakan kesan yang diberikan terhadap apa yang dilihat (Amati) dan
didengar. Misalnya, jengkel karena terlalu lama menunggu.
Tahap-tahap penafsiran meliputi :
1. Refleksi perasaan, yaitu konselor tidak jauh dari apa yang dikatakan
klien.
2. Klarifikasi, yaitu menjelaskan apa yang tersirat dalam pikiran klien.
3. Refleksi, yaitu penilaian konselor terhadap apa yang yang diungkapkan
klien.
4. Konfrontasi, yaitu konselor membawa kepada perhatian dan perasaan
klien tanpa disadari.
5. Interpretasi, yaitu konselor memperkenalkan konsep-konsep
hubungan yang berakar dari pengalaman.

Seorang bidan yang tajam pengamatannya akan memperhatikan


bahwa ada beberapa ketidaksesuaian antara tingkah laku verabal
dan nonverbal, antara apa yang diucapkan dan apa yang dikerjakan. Bidan
perlu mengetahui perbedaan obyektif dengan penafsiran agar lebih berhati-
hati dalam melakukan observasi.
B. TINGKAH LAKU VERBAL DAN NON VERBAL

Seorang Bidan dituntut untuk melatih kepekaan melalui empati yang dimiliki.
Dengan kepekaan yang dimilikinya, ia akan mampu melakukan pengamatan
(observasi). Kepekaan tersebut tercermin dari cara ia mengamati tingkah laku klien
baik verbal maupun nonverbal. Tingkah laku verbal dan nonverbal merupakan obyek
untuk melakukan observasi atau pengamatan obyektif, meskipun tingkah laku
verbal dan nonverbal dapat berdiri sendiri akan tetapi pada kenyataannya verbal
dan nonverbal tidak dapat dipisahkan, saling menguatkan arti yang sebenarnya dari
suatu tingkah laku. Melalui kepekaan pengamatan obyektf (observasi) merupakan
keterampilan dasar dalam membina hubungan komunikasi efktif.

1. TINGKAH LAKU VERBAL

Tingkah laku vebal merupakan perbuatan atau perilaku yang


ditunjukkan melalui bahasa atau kata-kata baik secara lisan maupun
tulisan.Kata-kata memiliki kekuatan yang sangat besar. Bahasa memiliki banyak
fungsi, namun ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan
komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi tersebut adalah untuk mempelajari
tentang dunia disekeliling kita , untuk membina hubungan yang baik diantaranya
sesama manusia dan untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan
manusia.

Aspek tingkah laku verbal adalah :

1. Perbendaharaan kata-kata (vocabulary),


komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu
menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang dilakukan oleh
bidan, sehingga kadang klien menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti
petunjuk atau informasi yang diberikan oleh bidan oleh karena itu bidan
diharapkan dapat menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti klien.
2. Kecepatan (racing)
Keberhasilan komunikasi verbal dipengaruhi oleh kecepatan bicara dan
tempo bicara yang tepat.
3. Intonasi suaraS
Sara mampu mempengaruhi arti pesan.Nada suara pembicaraan
mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan.Bidan
harus dapat mengobservasi inrtonasi nada suara klien mengutarakan
keadaannya.
4. Humor
Humor merupakan salah satu item yang diperlukan untuk menjadi seorang
excellent communicator.Humor dapat meningkatkan keberhasilan bodan
dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.Seseorang
bahagia/senang bisa kita perhatikan dari ekspresi wajahnya yang tersenyum
dan tertawa.
5. Waktu yang tepat dan singkat
Komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek dengan waktu yang
tepat dan singkat sehingga pesan yang disampaikan dapat langsung diterima
oleh klien. Yang harus dilakukan bidan dalam melakukan pengamatan
tingkah laku verbal adalah bagaimana klien beralih topic, kata-kata kunci
yang digunakan,
6. penjelasan-penjelasan yang disammpaikan dan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan Yang termasuk tingkah laku verbal :

Semua suara-suara yang bermakna dari konselor atau klien lain, misalnya saat
klien mengatakan “Saya bersedia melaksanakan semua anjuran yang telah
diberikan bidan”.

 Ungkapan-ungkapan seperti penjelasan secara rinci, saling memberi,saling


mmemuji, dan mengajukan pertanyaan langsung.
 Beralih topik.
 Kata-kata kunci.
 Pengeluaran kata-kata penting yang telah diungkapkan oleh klien.

2. TINGKAH LAKU NONVERBAL

Tingkah laku nonverbal memainkan peranan utama dalam


perkembangan suatu hubungan.Karena tingkah laku nonverbal juga merupakan
saluran utama yang digunakan untuk mengkomunikasikan perasaan dan sikap
kita.Tingkah laku nonverbal merupakan tingkah laku dalam bentuk bahasa tubuh
yang meliputi isyarat, pergerakan tubuh dan penampilan fisik. Bidan harus dapat
melakukan pengamatan terhadap tingkah laku nonverbal dengan
memperhatikan bagaimana cara klien menatap mata, bahasa tubuh (kinecis),
kualitas suara, yang merupakan indicator penting dalam mengungkapkan apa
yang terjadi pada diri klien.

Mark Knapp (1978) menyebutkan bahwa penggunaan kode nonverbal


dalam komunikasi memiliki fungsi untuk meyakinkan apa yang diucapkan
(repetition), menunjukkan perasaan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan
kata-kata (substitution),menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa
mengenalnya (identity) dan menambah/melengkapi ucapan-ucapan yang
dirasakan belum sempurna.Dari berbagai studi yang pernah dilakukan, tingkah
laku nonverbal dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk :
1. Bahasa tubuh (kinecis)
Yakni geraka-gerakan badan yang dibedakan atas lim macam :(1)(embels

ialah isyarat yang berarti langsung pada symbol yang dibuat oleh
gerakan badan, misalnya dengan mengangkat jari, mengangkat
jempol.(2).Illustrator ialah isyarat yang dibuat dengan gerakan badan untuk
menjelaskan sesuatu,yang dibicarakan.(3).Affect display ialah isyarat yang
terjadi karena adanya dorongan emosional sehingga berpegaruh pada
ekspresi muka, misalnya tertawa, menangis, tersenyum sinis,
dsb.(4).Regulator ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah
kepala misalnya mengangguk tanda setuju, atau menggeleng tanda
menolak.(5).Adaptor ialah gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda
kejengkelan misalnya menggerutu, mengepalkan tinju keatas meja, dan
sebagainya.

2. Gerakan mata (eye gaze)


Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberi isyarat
tanpa kata. Mark Knapp dalam risetnya menemukan 4 fungsi utama
gerakan mata, yaitu:

a. Untuk memperoleh umpan balik dari lawan bicara, misalnya dengan


mengungkapkan bagaimana pendapat anda tentang hal itu ?
b. Untuk menyatakan terbukannya saluran komunikasi dengan tibanya b
waktu untuk bicara.
c. Sebagai isyarat untuk menyalurkan hubungan dimana kontak mata
akan meningkatkan frekuensi bagi orang yang saling memerlukan.
Sebaiknya orang yang merasa malu akan berusaha untuk menghindari
kontak mata.
d. Sebagai pengganti jarak fisik.
3. Nada/suara (paralangue)
Isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau nada suara atau iraman
suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang
diungkapkan, misalnya “datanglah”.

4. Ekspresi wajah

Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikas, karena ekspresi


yang ditimbulkan oleh raut wajah atau muka menunjukkan bagaimana
seseorang menerima hasil dari pesan yang disampaikan kepadanya,
misalnya saat ekspresi wajahnya cemberut, tersenyum, gembira, ketakutan,
kemerahan.

5. Diam

Berada dengan tekanan suara, sikap diam merupakan kode nonverbal yang
mempunyai arti.Dalam kehidupan kita sikap diam sangat sulit diterka.
Banyak orang mengambil sikap diam karena tidak mau menyatakan sesuatu
yang menyakitkan orang lain, misalnya menyatakan “tidak”, dan sikap diam
juga dapat menyebabkan orang lain bersikap ragu.

3. Sentuhan (touching)
Adanya isyarat yang dialmbangkan dengan sentuhan badan,
menurutbentuknya sentuhan dibagi atas 3 macam, yakni :
(1) Kinestic ialah isyarat yang ditunjukkan dengan bergandenan tangan
satu sama lainnya sebagai symbol keakraban atau kemesraan.
(2) Sociofugal ialah syarat yang ditunjukkan dengan jabat tangan atau
saling merangkul, mengusap punggung.
(3) Thermal ialah isyarat yang ditunjukkan dengan sentuhan badan yang
terlalu emosional sebagai tanda persahabatan yang begitu intim,
misalnya menepuk punggung karena sudah lama tidak bertemu.

Sebaiknya dalam komunikasi efektif tingkah laku verbal dan


nonverbal digunakan secara sinergis, tidak berdiri sneidiri. Penggunaan
tingkah laku verbal dan nonverbal secara terpisah akan menimbulkan salah
penafsiran. Perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut dngan bertanya atau
mendengakan secara aktif.Harus ditelaah lebih lanjut arti dari
ketidaksesuaian antara yang disampaikan (verbal) dengan ekspreswi muka
(nonverbal).

C. KETERAMPILAN MEMBINA HUBUNGAN BAIK


Keterampilan membina hubungan baik merupakan fondasi atau dasar dalam
melakukan komunikasi interpersonal.Hubungan baik ini mendasari keberhasilan
dalam berkomunikasi.Membina hubungan baik dialkukan oleh bidan sejak kontak
awal dengan klien harus dipertahankan. Yang harus dimiliki oelh bidan untuk
membina hubungan baik dengan klien adalah :
1. Sikap
Sikap yang mendukung terciptanya hubungan baik me;iputi hangat,
mneghormati, menerima apa adanya, empati dan tulus.
2. Perilaku
Perilaku respon posoitif yang mendukung terciptanya hubungan baik meliputi:
 Bersalaman dengan ramah.
 Mempersilahkan duduk.
 Bersabar.
 Tidak memotong pembicaraan.
 Menjaga kerahasiaan klien.
 Tidak melakukan penilaian.
 Mendengarkan dnegan penuh perhatian.
 Menanyakan alas an kedatangan klien.

Keterampilan dasar untuk menetapkan hubungan baik :

 Menerima klien apa adanya.


 Memberi salam dan memperkenalkan diri.
 Membuat klien merasa diterima, nntang topik yaman, rileks antara lain
dengan cara menanyakan nama klien, memulai pembicaraan tentang topik
umum yang sedang berkembang di masyarakat, selain itu konselor juga
perlu observasi perasaan dan emosi serta suasana hati klien.
 Menjalin kerja sama dengan klien.
 Memberi respon positif, pujian dan dukungan.

Memberi pujian dan dukungan penting di berikan kepada klien


sehinggan dapat secara terbuka mengemukakan permasalahan-
permasalahannya. Memberikan pujian adalah sama dengan mengungkapkan
persetujuan atau kekaguman sehingga mendorong tingkah laku yang baik,
penghargaan terhadap tindakan/usaha yang telah dilakukan klien dengan baik.
Contoh : “Hari ini kamu kelihatan segar sekali” (BKKBN, Modul Pelatihan
Konseling).

Kunci pokok dalam membina hubungan baik dengan klien adalah SOLER.

S : Face your clien Squarely (menghadap kearah klien) dan Smile/Nod at client

(senyum/mengangguk ke klien).

O :Open and non-judgemental facial expression (ekspresi muka

menunjukan dan tidak menilai).

L : Lean towards client (tubuh condong ke arah klien).

E : Eye contact in a culturally-acceptable manner (kontak mata sesuai dengan


cara yang diterima oleh budaya setempat).

R : Relaxed and Friendly manner (santai dan bersifat bersahabat).


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tingkah laku verbal adalah perbuatan/perilaku yg ditunjukkan melalui

bahasa/kata-kata. Bahasa dicerminkan dengan adanya perbendaharaan kata,


penggunaan kalimat, intonasi, kecepatan berbicara dan humor. Tingkah laku
non verbal merupakan tingkah laku dalam bentuk bahasa tubuh meliputi isyarat,
pergerakan tubuh, dan penampilan fisik.Kunci pokok dalam membina hubungan
baik dengan klien adalah SOLER.

Seorang Bidan dituntut untuk melatih kepekaan melalui empati yang


dimiliki. Dengan kepekaan yang dimilikinya, ia akan mampu melakukan
pengamatan (observasi). Kepekaan tersebut tercermin dari cara ia mengamati
tingkah laku klien baik verbal maupun nonverbal. Tingkah laku verbal dan
nonverbal merupakan obyek untuk melakukan observasi atau pengamatan
obyektif, meskipun tingkah laku verbal dan nonverbal dapat berdiri sendiri akan
tetapi pada kenyataannya verbal dan nonverbal tidak dapat dipisahkan, saling
menguatkan arti yang sebenarnya dari suatu tingkah laku. Melalui kepekaan
pengamatan obyektf (observasi) merupakan keterampilan dasar dalam
membina hubungan komunikasi efktif.

B. SARAN
Diharapkan makalah ini berguna bagi pembaca terutama mahasiswa
yang akan menghadapi berbagai klien/pasien dilahan kerja/praktik.
DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Fitriasari.2009. Konseling (Komunikasi Interpersonal. akbidypsdmi.net. 26 April 2009.


05:08 PM.

Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya.

Uripni. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.

mustikanurse.blogspot.com/2006/12/komunikasi-dalam-pelayanan-
keperawatan_12.html. Tuesday, December 12,
2006. Komunikasi Dalam PelayananKeperawatan II Oleh : Mustikasar

Wulandari diah.2009.Komunikasi dan konseling dalam praktik


kebidanan.Jogyakarta:Nuha medika

Anda mungkin juga menyukai