Anda di halaman 1dari 10

122

Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

MANAJEMEN METODE PELAKSANAAN PADA KONSTRUKSI


BAJA MODEL “SPACE FRAME” PROYEK TERMINAL 3
ULTIMATE BANDAR SOEKARNO HATTA. (Studi Kasus
Pelaksanaan Proyek Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta)”

Mochammad Rofiudin1, Nawir Rasidi2, Galih Damar Pandulu3


1) PT. Archikon Wiratama Surabaya

2,3)Program Studi Teknik Sipil – Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

email : rofiudin.archikon@yahoo.com

ABSTRACT

Commence a project ultimate terminal 3 Soekarno-Hatta airport Cengkareng,


Jakarta, there are two important factors i.e. time factor and rescheduled work. This two
factors are so need to be optimized by putting items together effectively, either before
and after construction. Management system construction reference to the assumption
that an implementation of the project can be implemented with the integrated system
approach and the consistent of processes by the stage project implementation, if very
stage process of system was done optimization against any problem. Time as one of
main variables determine success or failure a project. The owners project expects net
operation or the production of project have done. The sooner finished a project, the
sooner ‘return of investment’ and the profit gained. The case that will be reviewed is an
important of construction management system for handling a large project. From
planning and control work time until they reached time of development projects
effectively. Recommended to the community that construction management is one of
alternative to reach particular purpose limited by time and resources. Understanding a
construction project was an attempt to achieve a results in a building form desired and
maximum profit.

Keywords : implementation of the space frame, terminal 3, sukarno-hatta

PENDAHULUAN

Pengertian manajemen konstruksi yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya
yaitu penerapan fungsi-fungsi manajemen yang terbatas. Sehingga dapat disimpulkan
yang berupa perencanaan, pelaksanaan, bahwa tujuan dari manajemen konstruksi
dan pengendalian secara sistematis pada adalah mengelola atau mengatur
suatu proyek dengan menggunakan pelaksanaan proyek pembangunan
sumber daya yang ada secara efektif dan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal sesuai dengan persyaratan, dan
optimal. Dan yang dimaksud dengan untuk keperluan pencapaian tujuan
proyek konstruksi adalah suatu usaha tersebut harus memperhatikan mutu
untuk mencapai suatu tujuan tertentu bangunan, biaya yang digunakan dan
dalam bentuk bangunan atau infrastruktur alokasi waktu.
123
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

Dengan menerapkan program dengan masalah teknis pada tahap


tersebut, biaya proyek diharapkan dapat perencanaan dan pelaksanaan konstruksi,
berkurang dengan adanya peninjauan pada tanpa mengurangi tingkat mutu,
pembiayaan yang tidak perlu berkaitan keandalan, serta fungsi proyek itu sendiri.
Dari hasil praktek langsung di lapangan pengorganisasian dalam pelaksanaan serta
baik itu berupa pengkoordinasian di analisa Rekayasa Manajemen Pelaksanaan
lapangan dapat diindikasikan sebagai
sistem pelaksanaan yang memiliki banyak Sistematika Penulisan
problema di lapangan, sehingga perlu Pelasanaan proyek yang dijadikan
adanya team work dan kekompakan dari Tugas Akhir ini adalah pekerjaan yang
berbagai disiplin ilmu. Mulai dari diamati pada saat reset awal pelaksanaan
bagaimana penjadwalan pekerjaan, proyek di lapangan hingga berakhirnya
seberapa besar tenaga ahli dalam pemasangan Space Frame, pada Gedung
bidangnya, apakah material dan alat sangat Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-
berperan dalam suatu proyek, dan Hatta yaitu:
bagaimana pengaruhnya Keselamatan, 1. Pemasangan rangka Space Frame,
Kesehatan Kerja (K3) dalam kegiatan 2. Pengecoran kolom miring,
suatu proyek. pekerjaan flyover,
Untuk mewujudkan kegiatan 3. Pekerjaan dinding penahan tanah
pelaksanaan proyek agar sesuai dengan untuk underpass.
waktu dan biaya yang direncanakan maka
pengelola proyek dalam hal ini manajer Definisi proyek adalah gabungan
proyek wajib membuat time schedule sebagai dari sumber-sumber daya seperti manusia,
pengendali waktu pelaksanaan, adapun material, peralatan dan modal/biaya yang
tenaga kerja harus menyesuaikan dengan dihimpun dalam suatu wadah organisasi
kapasitas dan spesifikasi yang diinginkan sementara untuk mencapai sasaran dan
dalam kebutuhan tenaga proyek. tujuan. Disampaikan pula oleh Burke
Adapun matrial dan alat harus bahwa berdasarkan PMBOK, proyek
menyesuaikan dengan schedule yang telah adalah usaha sementara yang dilakukan
disepakati, kapan harus datang dan alat untuk membuat produk atau jasa yang
apa yang harus ada di lokasi serta berapa unik. Sementara berarti bahwa setiap
jumlah dan spesifikasi alat, ini semua akan proyek memiliki akhir yang pasti. Unik
berpengaruh pada kelancaran kegiatan berarti bahwa produk atau jasa adalah
pelaksanaan proyek. Tidak kalah memiliki perbedaan dalam beberapa hal
pentingnya adalah keselamatan dan yang khusus dibandingkan dengan produk
kesehatan kerja (K3) di lapangan harus atau jasa yang sejenis.
menempati suatu divisi tersendiri untuk Proyek harus diselesaikan dalam
menanggulangi suatu kejadian yang jangka waktu terbatas sesuai dengan
mengganggu jalannya schedule. kesepakatan. Sebuah proyek terdiri dari
Penelitian ini meliputi pelaksanaan urutan dan rangkaian kegiatan panjang dan
bidang konstruksi Space Frame, metode dimulai sejak dituangkannya gagasan,
pelaksanaan, langkah kerja pelaksanaan, direncanakan, kemudian dilaksanakan,
pembuatan laporan kerja, dan sampai benar-benar memberikan hasil-
124
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

hasil yang sesuai dengan perencanannya. sumber daya yang terbatas dalam usaha
Rangkaian mekanisme kegiatan-kegiatan di mencapai tujuan dan sasaran yang efektif
dalam proyek akan membentuk kesatuan dan efisien. Tujuan manajemen adalah
sistem manajemen. (Dipohusodo, 1996) mendapatkan metode teknis yang paling
Manajemen adalah suatu ilmu baik agar dengan sumber-sumber daya
pengetahuan tentang seni memimpin yang terbatas diperoleh hasil maksimal
organisasi yang terdiri atas kegiatan dalam hal ketepatan, kecepatan,
perencanaan, pengorganisasian, pelaksana- penghematan dan keselamatan kerja
an dan pengendalian terhadap sumber- komprehensif.
Adapun Unsur-unsur manajemen : Seorang manajer dari jenjang dan
1. Tujuan : sasaran yang hendak dicapai bidang usaha apapun, dari perusahaan
dalam optimasi biaya, mutu, waktu skala kecil maupun besar, tugas utamanya
dan keselamatan. adalah mengelola bagian organisasi yang
2. Pemimpin :mengarahkan organisasi menjadi tanggung jawabnya agar berjalan
dalam mencapai sasaran dan tujuan. sesuai dengan rencana sehingga dapat: (1)
3. Sumber-sumber daya yang terbatas: mencapai tujuan organisasi dengan
manusia, modal/biaya, peralatan dan menggunakan sesedikit mungkin masukan
material. sumber daya, sejak berbentuk modal
4. Kegiatan: perencanaan, pengorgani- (dana) material (bahan), usaha (kegiatan),
sasian, pelaksanaan dan pengen- waktu sampai yang berwujud
dalian. (Husen, 2009) ketidakpuasan manusiawi atas keadaan
yang ada, ataupun (2) membawakan
Menurut Dipohusodo 1996, manajemen tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi
merupakan proses terpadu dimana semaksimal mungkin berdasarkan sumber
individu-individu sebagai bagian dari daya yang tersedia.
organisasi dilibatkan untuk memelihara,
mengembangkan, mengendalikan dan Pengendalian Proyek Konstruksi
menjalankan program-program yang Pengendalian diperlukan untuk
kesemuanya diarahkan pada sasaran yang menjaga kesesuaian antara perencanaan
telah ditetapkan dan berlangsung terus dan pelaksanaan. Tiap pekerjaan yang
menerus. Supaya proses manajemen dapat dilaksanakan harus benar-benar diinspeksi
berlangsung tepat dan berdaya guna dan dicek oleh pengawas lapangan, apakah
diperlukan sistem serta struktur organisasi sudah sesuai dengan spesifikasi atau
yang memadai dengan program yang belum. Divisi pengendalian mutu fisik
berorientasi pada tercapainya sasaran. konstruksi terpisah dengan divisi
Fungsi-fungsi pokok dalam pengendalian jadwal dan biaya.
manajemen antara lain merencanakan, Pengendalian terhadap mutu fisik
mengorganisasikan dan mengendalikan. konstruksi dilakukan secara tersendiri oleh
Selama menjalankan tugasnya, pengawas teknik melalui gambar-gambar
seorang manajer harus berusaha untuk rencana dan spesifikasi teknik.
selalu mengupayakan hasil berhasil guna Pengendalian jadwal dan biaya
dan tepat guna semaksimal mungkin. dimasukkan dalam divisi manajemen
proyek yang mencakup pemantauan
125
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

kemajuan pekerjaan (progress), reduksi


baiya, optimasi, model dan analisis.
(Ervianto, 2004)

Gambar 1. Bagan Proses Manajemen

Monitoring dan Updating Manajemen Proyek


Untuk dapat mencapai suatu Manajemen Proyek menawarkan
rencana jadwal dapat tepat dengan pendekatan terstruktur untuk mengelola
pelaksanaan dilapangan dibutuhkan suatu proyek. Seorang manajer proyek harus
perencanaan yang amat cermat dan dapat mengembangkan informasi dan
didukung oleh faktor luar (alam), supaya sistem pengendalian yang terintegrasi
hal tersebut dapat dicapai. Penandaan untuk merencanakan, menginstruksikan,
prestasi pekerjaan dalam alat pengendalian memantau dan mengendalikan sejumlah
(schedule) dilanjutkan dengan penyesuaian besar data, cepat dan akurat untuk
urutan kegiatan disebut updating. Kegiatan memfasilitasi pemecahan masalah dan
ini didukung oleh piranti komputer proses pengambilan keputusan. (Burke,
dikarenakan proses ini cukup rumit dan 1999)
mem-butuhkan ketelitian serta kesinam- Manajemen proyek adalah penera-
bungan secara berkala. (Ervianto, 2004) pan ilmu pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, cara teknis yang terbaik dan
126
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

dengan sumber daya yang terbatas, untuk optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan
mencapai sasaran dan tujuan yang telah waktu, serta keselamatan kerja. (Husen,
ditentukan agar mendapatkan hasil yang 2009)

Gambar 2. Proses Manajemen Proyek

Dari gambar diatas dapat diuraikan atau subsistem (sistem yang lebih kecil)
bahwa proses menajemen proyek dimulai yang saling terhubung dan terkait untuk
dari kegiatan perencanaan hingga mencapai suatu tujuan. (Tantra, 2012)
pengendalian yang didasarkan atas input- Sedangkan, Informasi dapat
input seperti tujuan dan sasaran proyek, dipahami sebagai pemrosesan input yang
informasi dan data yang digunakan, serta terorganisir, memiliki arti dan berguna
penggunaan sumber daya yang benar dan bagi orang yang menerimanya. Agar
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. informasi memiliki arti, informasi harus
Dalam proses sesungguhnya, pemimpin memiliki beberapa karakteristik, yaitu
dalam organisasi proyek mengelola segala dapat diandalkan (reliable), relevan,
perangkat dan sumber daya yang ada memiliki keterkaitan dengan waktu,
dengan kondisi terbatas, tetapi berusaha lengkap, dapat dipahami dan dapat
memperoleh pencapaian paling maksi-mal diverifikasi. (Tantra, 2012)
yang sesuai dengan standar kinerja proyek Menurut Tantra, 2012; sistem
dalam hal biaya, mutu, waktu dan informasi adalah cara mengorganisir untuk
keselamatan kerja yang telah ditetapkan mengumpulkan, memasukkan dan
sebelumnya. (Husen, 2009) memproses data serta menyimpan-nya,
mengelola, mengontrol dan
Sistem Informasi melaporkannya sehingga dapat mendu-
Sistem adalah entitas atau satuan kung perusahaan atau organisasi untuk
yang terdiri dari dua atau lebih komponen mencapai tujuan. Sistem informasi dapat
127
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

berupa formal maupun informal. Sistem Sedangkan sistem informasi informal


informasi produksi dan penjualan adalah kebalikannya, berasal dari bagian-
merupakan contoh sistem informasi bagian organisasi yang tidak secara resmi
formal yang memang secara resmi memberikan informasi, seperti misalnya
memiliki tanggung jawab untuk bagian legal.
menghasilkan informasi yang akurat.

Gambar 3. Matriks Klasifikasi Informasi dan Data

Manajemen Sistem Informasi baik, sistematis, serta mudah


Sistem informasi sangat berperan pengolahannya akan memberikan
pada proyek, khususnya dalam hubungan informasi yang akurat, sehingga fungsi
pengiriman dan pertukaran informasi dan informasinya serta tingkat efisiensi
data proyek dari dan ke perusahaan pusat. penggunannya makin tinggi. Database
Sistem manajemen informasi bertujuan harus mudah diakses oleh berbagai pihak
meningkatkan kinerja proyek dan kinerja yang memerlukan sesuai dengan
perusahaan dengan skala luas dalam hal wewenang dan dengan tingkat keamanan
fungsi ekonomi, fungsi teknis, fungsi yang tinggi. Membuat database yang baik
jaminan kualitas (quality assurance), fungsi memerlukan pengetahuan komprehensif
waktu, serta fungsi evaluasi proyek dengan mengenai sistematika berpikit input,
beberapa tampilan data dan informasi proses maupun output sistem informasi.
lengkap yang berguna dalam pengambilan Kemampuan peralatan perangkat keras
keputusan. Pengolahan database memuat dan perangkat lunaknya harus
sumber-sumber data atau dari diidentifikasi terlebih dahulu agar
pengumpulan data primer proyek yang memenuhi kapasitas pengolahan data
akan dikerjakan, tujuannya untuk maupun kinerja. Hal ini dimaksudkan agar
meningkatkan pengetahuan serta tidak terjadi overloaded kapasitas, sementara
mengurangi ketidakpastian dalam kemampuan peralatan tidak mencukupi.
pengambilan keputusan. Database yang Sebaliknya kemampuan peralatan yang
128
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

tinggi akan menjadi tidak ekonomis bila dapat dijembatani dan dihubungkan
dipakai dengan kapasitas rendah. sehingga keseluruhannya memiliki satu
kerangka konsep yang sama mengenai
Tahap-tahap dalam Proyek Konstruksi kriteria keberhasilan proyek konstruksi
Pekerjaan proyek konstruksi dimulai yang dilaksanakan. Semua bentuk tujuan,
dengan tahap awal proyek yaitu tahap sasaran dan strategi proyek dinyatakan
perencanaan dan perancangan, kemudian secara jelas dan terperinci sehingga dapat
dilanjutkan dengan tahap konstruksi yaitu dipakai untuk mewujudkan dasar
tahap pelaksanaan pembangunan fisik, kesepakatan segenap unsur. Sistem
berikutnya adalah tahap operasional atau manajemen konstruksi hendaknya dapat
tahap penggunaan dan pemeliharaan. memberikan kesamaan bahasa sekaligus
Pihak-pihak yang terlibat dalam memadukan tertib teknis dan sosial yang
suatu proyek konstruksi dari tahap awal dapat diterapkan disetiap jenjang
proyek (tahap perencanaan dan manajemen dengan cara-cara sederhana,
perancangan) hingga masa konstruksi jelas dan sistematis. (Dipohusodo, 1996).”
(pelaksanaan pembangunan fisik) ada tiga Menurut Kep. Dirjen. Cipta Karya
pihak yaitu: Nomor. 295/KPTJ/CK/1997 tentang
a. Pemilik proyek (owner) Pedoman Teknis Bangunan Grdung
b. Pihak perencana (designer) Negara, konsultan manajemen konstruksi
c. Pihak kontraktor (aannemer), (Ervianto, bertugas sejak tahap perencanaan sampai
2005) serah terima pekerjaan konstruksi fisik dan
Pihak/badan yang disebut konsultan berfungsi melaksanakan pengendalian
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pada tahap perencanaan dan tahap
konsultan perencana dan konsultan konstruksi, baik ditingkat program
pengawas. Konsultan perencana dapat mamupun ditingkat operasional.
dipisahkan menjadi dua, yaitu konsultan Konsultan manajemen konstruksi
perencana dan konsultan pengawas melaksanakan tugas dan bertanggung
(Manajemen Konstruksi). jawab secara kontraktual kepada
pemimpin proyek. Apabila di daerah
Konsultan Manajemen Konstruksi tempat dilaksanakan proyek tidak terdapat
Menghadapi perkembangan dunia perusahaan yang memenuhi persyaratan
konstruksi yang semakin pesat maka dan bersedia melakukan tugas konsultan
pelayanan dalam bidang jasa konsultansi manajemen konstruksi maka dapat
mulai mendapat perhatian yang besar. ditunjuk perusahaan yang memenuhi
Manajemen dalam suatu proyek persyaratan dan bersedia dari daerah lain
konstruksi bukan saja hanya bertujuan atau provinsi lain yang berdekatan.
agar pelaksanaan pembangunan dapat
berjalan lancar atau sesuai dengan rencana METODE PENELITIAN
tetapi juga bertujuan untuk mendapatkan Setiap proyek tentu membutuhkan
keuntungan. sebuah perencanaan dan pengaturan
Dengan menerapkan sistem sehingga kegiatan proyek dapat berjalan
manajemen konstruksi kesenjangan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah
persepsi diantara unsur-unsur manajemen sistem manajemen yang mampu mengatur
129
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

semua kegiatan di proyek yang disebut HASIL DAN PEMBAHASAN


manajemen proyek. Manajemen proyek Pelaksanaan Proyek Perluasan
mempunyai ruang lingkup yang cukup Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara
luas, karena mencakup tahapan kegiatan Soekarno-Hatta memiliki beberapa bagian
awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan utama. Semua pekerjaaan ini
akhir pelaksanaan yang berupa hasil memiliki durasi waktu masing-masing
pembangunan. Hubungan keseluruhan yang saling berhubungan satu sama lain.
antara owner (PT. Angkasa Pura), Apabila ada salah satu pekerjaan saja yang
konsultan perencana, manajemen tertunda pelaksanaannya maka akan
kontruksi, kontraktor dan subkontraktor mempengaruhi pekerjaan lainnya.
dimaksudkan agar terdapat suatu Adapun pekerjaan yang diamati
keterkaitan antara satu dengan yang pada saat mulai kerja praktik hingga
lainnya. berakhir kerja praktik pada Proyek
Manajemen proyek adalah salah satu Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate
cabang dalam manajemen yang secara Bandara Soekarno-Hatta meliputi
umum bertujuan untuk mengelola sumber pekerjaan sub struktur yaitu pemasangan
daya yang ada (tenaga kerja, dana, material, rangka Space Frame, pengecoran kolom
metode dan alat) pada suatu proyek miring, pekerjaan flyover, dan pekerjaan
pembangunan sedemikian rupa secara dinding penahan tanah untuk underpass.
efisien dan efektif sehingga diperoleh hasil
yang sesuai dengan persyaratan Metode Pekerjaan Space Frame
(specification) biaya dan waktu yang 1) Pemasangan dan Pengencangan Space
direncanakan. Manajemen proyek Frame
mempunyai ruang lingkup yang cukup Dengan desain dan fabrikasi
luas, karena mencakup tahapan kegiatan komponen space frame yang sudah
awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan memperhitungkan kebutuhan besaran
akhir pelaksanaan yang berupa hasil dan panjang serta sudut sudut antar
pembangunan. member yang diperlukan pemasangan
space frame pada prinsipnya sama
dengan pemasangan baut biasa dan
tidak membutuhkan kunci torsi/
momen seperti pada pekerjaan baja
konvensional atau jembatan tetapi
cukup menggunakan kunci pas sesuai
besaran hexagon yang digunakan
dengan pengencangan maksimal.
Pemasangan space frame pada
prinsipnya adalah merangkai member
pada node sesuai notasi yang
dibutuhkan dengan cara sbb:
a. Menempatkan posisi baut pada
ujung member pada lubang node/
Gambar 4. Peta Lokasi Proyek
130
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

balljoint sesuai notasi dengan  Mengontrol celah antara node dengan


mengatur posisi hexagon. hexagon dan hexagon dengan conus
member apabila pada komponen
tersebut sudah tidak ada celah atau
rongga dan sudah diputar maksimal
dengan kunci pas dapat dipastikan
space frame sudah terpasang dengan
kencang dan sistem desain 1 s/d 1,5
D dari baut yang digunkan sudah
bekerja dan terpenuhi.
 Apabila hexagon dan baut sudah
diputar maksimal dengan
Gambar 5. Merangkai Space Frame
menggunakan kunci pas tetapi masih
terdapat celah atau rongga, space frame
b. Memutar ke arah kanan hexagon belum dapat dikatakan kencang
dengan tangan sehingga ulir baut karena sistem desain 1 s/d 1,5 D dari
dapat bergerak maju dan masuk baut yang digunakan belum tercapai
kedalam lubang node/ balljoint. Pada dan belum terpenuhi.
pelaksanaannya usahakan posisi baut
tidak miring sehingga tidak bergeser KESIMPULAN
dan dapat merusak ulir baut. Berdasarkan analisis data pada bab
sebelumnya, bahwa rata–rata tingkat
kematangan yang diraih oleh perusahaan
konstruksi adalah Maturity phase / tahap
kematangan. Banyak perusahaan menye-
lesaikan empat tahap lebih cepat atau lebih
lambat. Satu atau dua tahun mungkin
merupakan waktu yang cukup beralasan
bagi sebuah perusahaan yang giat untuk
meraih tahap perkembangan.
Gambar 6. Node/Balljoint Tahap kematangan merupakan
amanat bahwa perusahaan memhami
c. Apabila sudah tidak bisa diputar kepentingan akan integrasi waktu dan
dengan kekuatan jari tangan kita biaya, hal ini perlu dilakukan dalam upaya
gunakan kunci pas/kunci Inggris meraih kematangan manajemen proyek
untuk mengencangkan baut member sehingga akan memberikan keuntungan
tersebut sampai kencang. padaperusahaan dibutuhkan dalam upaya
d. Dengan sistem desain kedalaman pencapaian kematangan manajemen
lubang node/balljoint dan memper- proyek sehingga lebih menjamin
hitungkan kebutuhan panjang baut kesuksesan pelaksanaan proyek.
yang masuk ke Balljoint sebesar 1 s/d 1. Hubungan antara kematangan
1,5 D dari baut yang digunakan hal manajemen pelaksanaan proyek
yang perlu diperhatikan adalah:
131
Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2, Maret 2017 - Agustus 2017

sangat mempengaruhi proses Engineering and Management, ASCE.


pelaksanaan. November/December 2004.
2. Hubungan antara Main Contractor Ervianto,W.I, (2002), Manajemen Proyek
dengan Sub Contract sangat Konstruksi, Penerbit Andi
diperlukan agar saling mendukung. Yogyakarta, Yogyakarta
3. Hubungan dengan suplayer sangat
diharapkan untuk menjaga on Fahrudin,R.E, (2006), Manajemen
scedule pada pelaksanaan. Pelaksanaan Proyek Konstruksi
4. Dan yang tidak kalah pentingnya Gedung, Makalah seminar
adalah hubungan sub contractor manajemen proyek konstruksi,
tenaga kerja dan alat berikut ITS, Surabaya
jaminan keselamatan pekerjanya. Flanagan, R dan Norman, G. (1993). Risk
Management And Construction.
DAFTAR PUSTAKA Blackwell Science.
Gray,C.F dan Larson,E.W.(2000). Project
Akintoye,A.S. dan MacLeod, M.J.(1997).
Management. First Edition. Irwin
Risk analysis and management in
McGraw-Hill, Boston.
construction. International Journal of
Project Management , Vo. 15 . No.1. Hillson,D (2002) Effective Opportunity
Managment for Projects. Marcel
Bina Marga. 2004, Manajemen Proyek
Dekker,Inc. New York.
Jalan dan Jembatan.
Hyun,H.C, Hyo,N.C dan Seo,J.W. (2004).
Chapman,C. (1997). Project Risk Analysis
Risk Assessment Methodology for
and Management – PRAM the
Underground Construction Pro-
Generic Process.International Journal
jects. Journal of Constructions
of Project Magement, Vol.15. No. 5.
Engineering and Management, ASCE.
Cooper, D. Grey, S. Raymond,G. dan March/April 2004.
Walker,P. (2005). Project Risk
Management Guidelines. John Wiley
& Sons Ltd., England.
Cooper, D. dan Chapman, C. (1993). Risk
Analysis For Large Project. First
Edition. John Wiley & Sons Ltd.,
Norwich.
Darmawi,H. (1990). Manajemen Resiko.
Edisi Pertama. Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta.
Dongpin,F, Patrick,S.W.F dan Mingen,Li
(2004). Risk Assessment Model of
Tendering for Chinese Building
Projects. Journal of Constructions

Anda mungkin juga menyukai