Anda di halaman 1dari 11

DESAIN JALAN ANGKUT TAMBANG UNTUK DUMP TRUCK

KAPASITAS 25 TON DI PT. GUNUNG KECAPI PURWAKARTA


JAWA BARAT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh
YUSTIANUS
NIM. 94. 080 / TA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2002
DESAIN JALAN ANGKUT TAMBANG UNTUK DUMP TRUCK
KAPASITAS 25 TON DI PT. GUNUNG KECAPI PURWAKARTA
JAWA BARAT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh
YUSTIANUS
NIM. 94. 080 / TA

Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Dosen Wali

( ) (Ir. MOKH. WINANTO ADJIE, M.Sc.)


A. JUDUL
DESAIN JALAN ANGKUT TAMBANG UNTUK DUMP TRUCK KAPASITAS 25
TON DI PT. GUNUNG KECAPI PURWAKARTA, JAWA BARAT

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL


Batu andesit merupakan salah satu material hasil kegiatan pertambangan yang
sering dijumpai dan langsung dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
salah satu jenis batuan beku, andesit banyak dipergunakan dalam kegaiatan fisik,
seperti untuk kebutuhan bangunan juga infrastruktur seperti jalan raya, landasan rela
kereta api, dll. Dengan meningkatnya kebutuhan akan pembangunan infrastruktur di
masa mendatang, PT. Gunung Kecapi sebagai produsen penghasil batu andesit
berusaha menjaga kelancaran produksinya.
Untuk menjaga kelancaran produksi tersebut diperlukan perencanaan yang
matang dengan pertimbangan-pertimbangan teknis maupun ekonomis. Salah satu
syarat agar kegiatan penambangan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan
dibutuhkan kondisi jalan yang baik pada lokasi kerja.
Jalan angkut merupakan hal yang penting dalam penentuan lancarnya operasi
penambangan. Kondisi jalan ini harus mampu menahan berat dari truck kapasitas 25
ton yang mengangkut batu andesit melalui jalan tersebut sehingga diperlukan kondisi
jalan yang mampu mendukung berat truck.

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ukuran atau mendesain
jalan angkut yang sesuai dengan kondisi di lapangan dan mampu mendukung berat
truck pada saat melakukan pengangkutan dengan jarak lebih pendek sehingga waktu
yang diperlukan untuk alat muat Dump Truck lebih efektif deangan biaya angkut
yang lebih ekonomis.
Apabila jalan angkut dalam keadaan baik dan memenuhi persyaratan teknis,
maka alat angkut dapat bergerak dengan lebih cepat dan lancar. Sehingga akan
meningkatkan produktivitas alat angkut tersebut yang tentunya juga produksi
khususnya akan berjalan lebih lancar sesuai yang direncanakan.
D. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang dihadapi pada jalan angkut tersebut adalah kurang mampu
untuk mendukung alat angkut jenis dump truck yang dipakai. Dengan tidak
mampunya kondisi jalan mendukung berat dari truck maka akibatnya jalan tersebut
akan rusak sehingga nantinya akan menghambat produktivitas alat angkut.
Penelitian yang dilakukan mengutamakan perencanaan pembangunan jalan
jalan alternatif dari yang sudah ada sebelumnya, langsung menuju quarry.
Dalam pembuatan jalan angkut dari lokasi penambangan ke lokasi penanganan
lanjut, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Berat beban dump truck pada saat kosong dan berat beban dump truck isi
2. Besar dan lebar ban truck yang dipakai karena berpengaruh pada luas tekanan
permukaan jalan
3. Lebar jalan angkut
4. Belokan diusahakan sedikit mungkin
5. Kemiringan harus seminim mungkin
Jika hal-hal diatas diperhitungkan dengan baik dan benar, maka akan dapat
dibuat suatu jalan yang sesuai untuk kemampuan alat angkut yaitu Dump Truck
kapasitas 25 ton, sehingga tujuan akhir mencapai target produksi sesuai yang
direncanakan akan berjalan dengan lancar.

E. BATASAN MASALAH
Dalam penelitian penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian tentang bentuk dan geometri jalan angkut.
2. Membuat tahapan kegiatan pekerjaan .
3. Menghitung produktifitas alat bongkar, alat perata dan alat pemadat
yang digunakan untuk pembuatan jalan angkut.
4. Menghitung hasil peledakan yang akan diangkut dalam proses
pengangkutan yang melalui jalan tersebut nantinya.
5. Tidak membahas tentang evaluasi ekonomi.
6. Tidak membahas masalah penirisan secara detail.
F. DASAR TEORI
Masalah jalan merupakan yang penting dalam penentuan lancar dan tidaknya
operasi penambangan, yang tentunya mempengaruhi kemampuan alat angkut yang
beroperasi.
Dalam proses pembuatan jalan angkut berkaitan erat dengan :
1. Keadaan Topografi
Keadaan topografi daerah yang akan dijadikan jalur angkut harus memiliki
kemiringan yang relatif kecil. Dalam menentukan jalan angkut diusahakan kemiringan
jalan tidak lebih dari 10%. Kemiringan jalan angkut adalah besarnya sudut yang
dibentuk antara jarak jalan miring karena perbedaan elevasi. Kalau jalan itu naik
disebut kemiringan positif dan bila jalan itu turun disebut kemiringan negatif. Besarnya
kemiringan biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan l% berarti jalan itu
naik atau turun 1 meter untuk jarak mendatar sebesar 100 meter.
2. Struktur Geologi
Pembuatan jalan angkut dipengaruhi oleh keadaan geologi di lapangan.
Keadaan geologi sekitar daerah penelitian ditunjukkan oleh morfologi, stratigrafi dan
struktur.
3. Berat Dump Truck
Berat dump truck pada saat mengangkut andesit hasil peledakan mempunyai
gaya tekan ke permukaan jalan yang lebih besar daripada dump truck yang
kembali kosong, sehingga perlu diperhitungkan besarnya tekanan yang ditimbulkan.
4. Panjang, Lebar dan Arah Jalan Angkut
Panjang dan arah jalan angkut diusahakan merata dalam menjangkau masing-
masing daerah yang akan ditambang dan sehingga harus pada jarak terpendek. Lebar
jalan angkut harus cukup lebar untuk dua alat angkut yang berjalan bersebelahan atau
bersimpangan.
Lebar jalan angkut minimum dapat dipakai dengan jalur ganda atau lebih
menurut AASHO Manual Rural High Way Design pada jalur lurus adalah :
L = n . Wt + ( n + l ) 0,5 . Wt, m
Dimana :
L = Lebar jalan angkut minimum (m)
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar total alat angkut (m)
Sedangkan lebar jalan angkut pada belokan yang dipengaruhi oleh jari-jari
tikungan yang berhubungan dengan konstruksi kendaraan yang akan digunakan,
dihitung dengan persamaan :
Lb = n ( Wt + Fa + Fb + Z ) + C
Fa = Ad sin 
Fb = Ab sin 
Wt  Fa  Fb
Z =
2
Dimana :
Lb = Lebar minimum jalan pada belokan
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut / jarak jejak roda
Fa = Lebar tonjolan truck pada bagian depan pada waktu akan membelok
Fb = Lebar tonjolan truck bagian belakang waktu membelok
Ad = Jarak as roda depan dengan bagian depan truck
Ab = Jarak as roda belakang dengan bagian belakang truck
 = Sudut penyimpangan roda depan
C = Jarak antara dua truck yang bersimpangan
Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan
5. Alat angkut mengalami dua macam tahanan, yaitu :
 Tahanan Gulir (Rolling Resistance)
Merupakan jumlah segala gaya-gaya luar yang berlawanan dengan arah gerak
kendaraan yang berjalan diatas jalur jalan atau permukaan tanah.
P
RR =
W
Dimana :
RR = Tahanan gulir, lb/ gross ton
P = Gaya tarik pada kabel penarik, lb
W = Berat kendaraan, gross ton
 Tahanan kemiringan (Grade resistance)
Merupakan besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan
karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya.
Penentuan besarnya tahanan kemiringan dengan mengasumsikan dari tabel tahanan
gulir pada berbagai kondisi jalan diketahui bahwa untuk jalan yang terbuat dari
batuan beku dan rata tahanan gulirnya adalah sebesar 5%.
6. Daya dukung material
Daya dukung material merupakan kemampuan material untuk mendukung alat
yang terletak diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas permukaan tanah atau batuan,
maka alat tersebut akan menyebabkan terjadinya daya tekan (ground pressure).
Sedangkan tanah atau batuan itu akan memberikan reaksi atau perlawanan yang
disebut daya dukung (load capacity). Bila daya tekan lebih besar dari pada daya
dukung materialnya, maka alat tersebut akan terbenam.
Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran langsung di
lapangan. Alat yang biasanya dipergunakan untuk menentukan atau pengukuran daya
dukung tanah adalah “Dinamic Cone Penetretion (DCP)”.
Pada umumnya lapisan jalan terdiri dari empat lapisan, yaitu :
 Lapisan subgrade, lapisan fondasi paling dasar yang menyangga semua
muatan yang datang pada lapisan permukaan.
 Lapisan permukaan, dimana pada lapisan ini akan terjadi traksi,
tahanan traktif, menahan abrasi, meneruskan muatan dari ban ke lapisan base dan
memperkuat lapisan base terhadap penetrasi air permukaan.
 Lapisan base adalah lapisan yang memiliki fungsi untuk
mendistribusikan atau menyebarkan tekanan yang dihasilkan oleh muatan roda
yang berada pada lapisan permukaan.
 Lapisan subbase yang berada diantara lapisan base dan subgrade yang
lemah atau pada daerah yang mengalami pembekuan.
Dan untuk menentukan ketebalan dari masing-masing lapisan guna menahan
beban dari alat angkut dapat digunakan diagram yang dikeluarkan oleh Calofornia
State Highway Department, yaitu CBR (California Bearing Ratio).

F. METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam melaksanakan permasalahan ini, penulis menggabungkan antara teori
dengan data-data lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan untuk
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Studi literatur
Studi literatur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang antara lain :
 Literatur di perpustakaan
 Makalah-makalah seminar yang berkaitan tentang jalan tambang
 Brosur-brosur perusahaan
 Informasi dan data perusahaan mengenai keadaan lokasi jalan tambang
 Laporan penelitian terdahulu dengan topik yang sama
2. Penelitian di lapangan
Dalam penelitian di lapangan dilakukan beberapa tahap kegiatan :
 Menentukan lokasi tempat pengamatan pada daerah–daerah tertentu yang bisa
mewakili keseluruhan permasalahan agar data-data penelitian yang didapat
bisa digunakan secara optimal.
 Survai geologi permukaan, dengan melakukan pengamatan secara langsung
terhadap keadaan geologi permukaan.
 Melakukan pengukuran-pengukuran, seperti pengukuran lebar jalan minimum,
kemiringan jalan, dan panjang jarak angkut.
 Menyesuaikan dengan perumusan masalah yang bertujuan agar penelitian yang
dilakukan tidak meluas dan data yang diambil dapat digunakan secara efektif.
3. Pengambilan data, terdiri dari :
a. Data yang diambil langsung di lapangan, seperti :
 Ukuran lebar dan panjang dump truck
 Berat dan volume material muatan dump truck
 Besar dan lebar ban truck yang dipakai
 Lebar jalan dan jarak angkut
 Kemiringan jalan
b. Data yang diambil dari laporan-laporan, seperti :
 Data produksi perusahaan
 Peta lapangan
 Curah hujan dan hari hujan
4. Akuisisi data, yang bertujuan untuk :
 Pengelompokan data dari lapangan beserta data yang sudah ada disesuaikan
dengan obyek yang mewakili permasalahan.
 Pengecekan keakuratan data, sehingga penelitian lebih efisien.
5. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan
penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik-grafik atau rangkaian
perhitungan sesuai dengan penyelesaian masalah yang ada.
6. Analisis data
Melakukan analisa data hasil dari pengolahan dan memberikan alternatif
penyelesaian masalah sebagai acuan untuk pembahasan permasalahan sebagai
tujuan akhir.
7. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan perhitungan antara hasil pengolahan data
dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan merupakan hasil akhir dari
pemecahan permasalahan yang diteliti.

G. RENCANA JADWAL PENELITIAN


Rencana waktu pelaksanaan kerja dalam penyusunan skripsi ini adalah selama
dua bulan dengan perincian sebagai berikut:

MINGGU
KEGIATAN I II III IV
Studi literatur
Obserfasi
Pengambilan data
Pengolahan data
Pembahasan
Pembuatan draft

H. DAFTAR PUSTAKA
1. Partanto. P. Ir.,” Pemindahan Tanah Mekanis” Jurusan Teknik Pertambangan,
Institut Teknologi Bandung, 1995.

2. K Church, Horace, “Excavation Handbook”, Mc Graw Hill Inch. New York,


1981.
3. Peurifoy R.L, PE, “ Constrction Planning Equipment and Metods”, 4 th Edition,
Mc Graw Hill Book Company, 1985.

4. Indonesianto. Yanto, Ir, “Pemoindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik


Pertambangan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, 1999.

I. RENCANA DAFTAR ISI


RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Permasalahan
1.4. Metode Penelitian
1.5. Hasil yang diharapkan
II. TINJAUAN UMUM DAERAH PENAMBANGAN
2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah.
2.2. Keadaan Topografi.
2.3. Struktur Geologi
2.4. Iklim dan Curah Hujan
2.5. Jalan Angkut Lokasi Penambangan
III. DASAR TEORI
3.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jalan Tambang
3.2. Tahanan Kemiringan
3.3. Tahanan Gulir
3.4. Berat Dump Truck Bermuatan dan Berat Dump Truck Kosong
3.5. Panjang dan Lebar Jalan
3.6. Lebar dan KemiringanTikungan
IV. KONDISI DAERAH PENELITIAN
4.1. Kondisi Jalan Angkut
4.2. Lebar dan Jarak Jalan Angkut
4.3. Kemiringan Jalan Angkut
4.4. Beban Dump Truck Terhadap Permukaan Jalan
V. PEMBAHASAN
5.1. Lebar Jalan Angkut Minimum
5.2. Kemiringan Minimum
5.3. Besarnya Tekanan Pada Permukaan Jalan
5.4. Geometri Jalan Tambang
5.5. Disain Jalan Angkut Tambang
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai