Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DIET SEBAGAI TERAPI PADA PASIEN PRE & POST OPERASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet

Dosen Mata Ajar : Prima Daniyati K, S.Kep., Ns,M.Kep

KELAS 1A

Kelompok 7

Agustina Widyaningsih (2820172993)

Amirah Afnan Khuzaimah (2820172996)

Arif Danang Prasetyo (2820173000)

Aulia Nur Darmawanti (2820173002)

Fathika Azhari Nahar (2020173012)

Fita Eki Nur Hayati (2820173014)

Nia Afrianti (2820173026)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA

2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3

B. Tujuan ................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 5

A. DIET PRE OPERASI ........................................................................................... 5

1. Definisi Diet Pre Operasi ...................................................................................... 5

2. Tujuan Diet pre operasi ......................................................................................... 5

3. Syarat Diet Pre Operasi ......................................................................................... 5

4. Penatalaksanaan Diet Pre Operasi ........................................................................ 6

B. DIET POST OPERASI ......................................................................................... 8

1. Definisi Diet Post Operasi .................................................................................... 8

2. Tujuan Diet Post Operasi ...................................................................................... 8

3. Syarat Diet Post Operasi ....................................................................................... 9

4. Penatalaksanaan Diet Post Operasi ....................................................................... 9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 11

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11

B. Saran ................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan nutrisi
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: yang pertama, Menurunkan berat badan
(massa) misalnya, bagi model atau aktris yang ingin menjaga penampilannya, yang
kedua meningkatkan berat badan (massa) misalnya bagi olahragawan atau atlet
binaraga yang ingin meningkatkan massa otot, ketiga pantang terhadap makanan
tertentu misalnya bagi penderita diabetes, yang keempat diet pre dan post operasi
(Astuti, 2013).
Menurut ahli kesehatan dunia, Kehlet (1999) saat melakukan operasi, medis
terdahulu tidak memperbolehkan pasien makan 12 jam sebelum operasi. Selain itu,
bila pasien menjalani operasi perut, maka ia pun tidak boleh makan sampai
seminggu setelah operasi dan hanya boleh bergerak di tempat tidur selama
berminggu-minggu. Dengan demikian, tidak mengherankan bila pasien sering
mengalami penurunan berat badan yang drastis, khususnya bagi orang yang lemah
dan lanjut usia. Sehingga akan memakan waktu lama untuk pemulihan. Maka
Kehlet justru merekomendasikan pasien untuk diberi makanan yang kaya
karbohidrat seperti kentang dan pasta sampai 5 jam sebelum operasi, serta minuman
berenergi tinggi sampai 2 jam sebelum operasi, tergantung jenis operasi yang
dilakukan. Selain itu, setelah operasi, pasien sebaiknya makan sesegera mungkin.
Pasien juga hendaknya bangun dan banyak bergerak dihari berikutnya, bukan hanya
beristirahat di tempat tidur. Menurutnya, alasan utama untuk tidak memperbolehkan
pasien makan sebelum operasi adalah resiko kesulitan bernapas karena makanan
dari lambung masuk ke paru-paru. Tetapi risiko ini ternyata sangat minimal.
Di Indonesia sendiri saat pasien mau melakukan operasi dibagian sistem
pencernaan, memiliki makanan di dalam sistem pencernaannya bisa mempersulit
operasi dan menyebabkan atau menyebabkan operasi dibatalkan. Jika pasien
memiliki makanan atau cairan di perut selama operasi, maka pasien bisa muntah
sementara di bawah anestesi. Oleh karena itu pasien dianjurkan tidak makan
makanan berat selama 8-12 jam sebelum operasi, tetapi diperbolehkan makan-
makanan lunak seperti salad atau sup untuk makanan terakhir sebelum operasi
(Nurkhasanah, 2015).
Ada dua macam diet untuk pasien yang mau melakukan operasi. Pertama Diet
pre operasi adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien yang akan
melakukan operasi. Tujuan dilakukan diet ini adalah untuk mengusahakan agar
status gizi pasien dalam keadaan optimal pada saat operasi, sehingga tersedia
cadangan energi untuk mengatasi stress dan penyembuhan luka. Kedua Diet post
operasi adalah pengaturan makanan yang diberikan kepada pasien setelah
melakukan operasi. Pengaturannnya tergantung pada jenis operasi dan jenis
penyakitnya. Tujuan dilakukan diet ini adalah untuk mengupayakan agar status gizi
pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien. Untuk itu perawat harus memberikan diet
pre dan post operasi ini secara benar dan mengupayakan agar pasien mau
melakukannya, karena biasanya nafsu makan pasien berkurang terutama saat
kondisi pasien setelah melakukan operasi (Mardalena, 2013).

B. Tujuan
Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui diet sebagai terapi pada pasien pre & post operasi.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui definisi diet pre dan post operasi.


2. Mengetahui syarat diet pre dan post operasi.
3. Mengetahui tujuan diet pre dan post operasi.
4. Mengetahui penatalaksanaan diet pre dan post operasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. DIET PRE OPERASI

1. Definisi Diet Pre Operasi


Diet pre operasi adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien yang
akan melakukan operasi. Biasanya dilakukan selama 4-5 jam sebelum operasi
dan di anjurkan untuk makan makanan seperti salad atau sup tergantung jenis
operasi dan jenis penyakitnya (Mardalena, 2013).

2. Tujuan Diet pre operasi


a. Untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada
saat pembedahan, sehingga tersedia cadangan energi untuk mengatasi stress
dan penyembuhan luka.
b. Agar tidak kesulitan bernapas saat dioperasi.
c. Agar tidak infeksi jika dilakukan operasi di bagian sistem pencernaan.

Jika pasien memiliki makanan atau cairan di perut selama operasi, maka pasien
bisa muntah sementara, di bawah anestesi (Mardalena, 2013).

3. Syarat Diet Pre Operasi


a. Energi
Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45% kkal/BB.
Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% di bawah
kebutuhan energi normal.
Bagi pasien dengan status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan
energi normal ditambah faktor stress sebesar 15% AMB (Angka
Metabolisme Basal).
Bagi pasien dengan penyakit tertentu, diberikan sesuai dengan penyakitnya.

5
b. Protein
Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (<2,5 mg/dl)
diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.
Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein
normal 0,8-1 g/kg BB.
Bagi pasien dengan penyakit tertentu, diberikan sesuai dengan penyakitnya.
c. Lemak cukup
Yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien dengan penyakit
tertentu, diberikan sesuai dengan penyakitnya.
d. Karbohidrat cukup
Sebagai sisa dari kebutuhan energi total untuk menghindari
hiprmetabolisme. Bagi pasien dengan penyakit tertentu, karbohidrat
diberikan sesuai dengan penyakitnya.
e. Vitamin cukup
Terutama vitamin B, C, dan K bila perlu ditambahkan dalam bentuk
suplemen.
f. Mineral cukup
Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
g. Rendah sisa
Agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma, sehingga
tidak mengganggu proses operasi.

4. Penatalaksanaan Diet Pre Operasi


Menurut Mardalena (2013), diet pre operasi biasanya disebut dengan puasa, ini
dilakukan sesuai dengan jenis operasinya.
a. pre operasi minor/kecil elektif, seperti tonsilektomi dan membutuhkan diet
khusus, pasien dipuasakan 4-5 jam sebelum operasi, sedangkan pada pasien
yang akan menjalani apendiktomi, herniatomi, hemoreidektomi, dan
sebagainya diberikan diet rendah sisa sehari sebelumnya.
b. pre operasi mayor atau besar elektif seperti, pre operasi besar saluran cerna
diberikan diet rendah sisa selama 4-5 hari, dengan tahapan hari ke-4
sebelum pembedahan diberi makanan lunak, hari ke-3 sebelum pembedahan

6
diberikan makanan saring, hari ke-2 daan 1 sebelum operasi diberikan
formula enteral rendah sisa. Pada pasien pre operasi besar di luar saluran
cerna diberikan formula enteral rendah sisa selama 2-3 hari. Pemberian
makanan terakhir pada pre operasi besar dilakukan selama 12-18 jam
sebelum operasi, sedangkan minum terakhir 8 jam sebelumnya. Karena
sebelum operasi tidak diperbolehkan makan berat namun tetap
memperhatikan nutrisi pasien agar tidak lemah dan memperpanjang
penyakit.

Sebelum melakukan operasi, seharusnya nutrisi pada pasien tercukupi tetapi


untuk pasien yang tidak mau, atau tidak makan karena sakitnya, harus diberi
makan melalui dua cara:

a. Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral merupakan terapi pemberian nutrien lewat saluran
pencernaan dengan menggunakan selang atau kateter khusus. Pemberian
nutrisi enteral yang dini akan memberikan manfaat antara lain memperkecil
respons katabolik, mengurangi komplikasi infeksi, memperbaiki toleransi
pasien, mempertahankan integritas usus, mempertahankan integritas
imunologis, dan memberikan sumber energi yang tepat bagi usus pada
waktu sakit. Cara pemberian nutrisi ini bisa melalui jalur hidung-lambung
(nasogatric route) atau hidung-usus (nasoduodenal atau nasojejunal route).
Pemberian nutrien juga bisa dilakukan dengan cara bolus atau cara infus
lewat pompa infus enteral.
Nutrisi enteral diberikan bagi penderita yang memerlukan asupan nutrien
dengan saluran cerna yang masih berfungsi, seperti; AIDS/HIV (yang
disertai malnutrisi), penurunan kesadaran/koma, disfagia/obstruksi esofagus
dan lain-lain. Nutrisi enteral tidak boleh diberikan pada keadaan
pendarahan, gaistrointestinal yang berat, muntah yang persisten, ileus
obstruktif, diare yang profus dan enterokolitis berat.

7
b. Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral adalah pemberian nutrien dalam bentuk formula
parenteral ke dalam pembuluh darah balik (vena), bisa berupa vena parifer
atau vena sentral (cara pemberian ini disebut nutrisi parenteral total ).
Nutrisi ini diberikan pada keadaan :
1) Ketidakmampuan untuk mencerna atau menyerap makanan secara
memadai yaitu pada kasus diare berat, trauma perut, ileus yang lama,
reseksi usus yang luas.
2) Usus harus diistirahatkan, yaitu fistula enteral serta penyakit inflasi usus
akut.

Nutrisi parenteral tidak boleh diberikan pada pasien dengan krisis


hemodinamik seperti keadaan syok atau dehidrasi yang belum terkoreksi.
Keadaan seperti kegagalan pernapasan yang membutuhkan bantuan
respirator merupakan kontraindikasi relatif mengingat metabolisme glukosa
dapat menambah produksi Co2 yang memperberat keadaan tersebut.

B. DIET POST OPERASI

1. Definisi Diet Post Operasi


Diet post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani operasi atau pengaturan makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani operasi tergantung pada jenis operasi dan jenis penyakit
penyerta. Waktu ketidakmampuan pasien setelah operasi atau pembedahan
dapat diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup (Beck,2000).

2. Tujuan Diet Post Operasi


Menurut Mardalena (2013)
a. untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal.
b. untuk memeprcepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien.
c. memberiak diet bervariasi dengan jumlah protein dan kalori yang
mencukupi.

8
d. mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain.
e. memperbaiki ketidaksetimbangan elektrolit dan cairan.
f. mencegah dan menghentikan pendarahan.

3. Syarat Diet Post Operasi


Diet yang disarankan adalah :
a. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi. Bentuk
makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita.
b. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam dll).
c. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin .
d. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai kemampuan dan
kebiasaan makan penderita.
Syarat diet post operatif memberikan makanan secara bertahap mulai dari
bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap
tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti:
a. Pasca operasi kecil atau minor, seperti tindakan insisi, eksterpasi, dan
sirkumsisi. Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti
biasa/normal.
b. Pasca operasi besar atau mayor yang dibedakan dalam operasi pada
saluran cerna (lambung, usus halus, dan usus besar) dan operasi diluar
saluran cerna (jantung, ginjal, paru, saluran kemih, tulang, dan
sebagainya). Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan
kemampuan pasien untuk menerimanya.

4. Penatalaksanaan Diet Post Operasi


Penatalaksanaan diet pre operasi menurut Maryani (2016), yaitu:
a. Diet Pasca Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pasca operasi. Pasca operasi kecil:
setelah sadar dan rasa mual hilang. Pasca operasi besar: setelah sadar dan
rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja. Cara memberikan
makanan selama 6 jam setelah operasi, makanan yang diberikan berupa air
putih, teh manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan

9
ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua
zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
b. Diet Pasca Bedah II (DPB II)
Diet ini diberikan setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda
usus mulai bekerja. Diet ini diberikan untuk pasien pasca bedah besar
saluran cerna atau sebagai perpindahan dari DPB I. Makanan diberikan
dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu,
dan puding. Rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah
cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu
dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II ini diberikan
untuk waktu sesingkat mungkin, karena zat gizinya kurang. Makanan yang
tidak boleh diberikan pada DPB II adalah air jeruk dan minuman yang
mengandung karbondioksida.
c. Diet Pasca Bedah III ( DPB III )
Diet ini diberikan kepada pasien pasca bedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan pada DPB II. Makanan yang diberikan berupa makanan
saring ditambah susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml
sehari. Selain itu dapat memberikan makanan parenteral bila diperlukan.
d. Diet Pasca Bedah IV ( DPB IV )
Diet ini diberikan kepada pasien pasca bedah kecil, setelah DPB I pasien
pasca bedah besar, setelah DPB III makanan diberikan berupa makanan
lunak yang dibagi dalam tiga kali makanan lengkap dan satu kali makanan
selingan. Jika makanan pokok berupa bubur atau nasi tim tidak habis,
makanan selingan diberikan dua kali. Contoh makanan selingan, dua keping
biskuit atau satu porsi puding dan segelas susu. Makanan yang tidak
dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang
mengandung karbondioksida.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada diet operasi, jika operasi berada di bagian sistem pencernaan dan di
dalamnya terdapat makanan atau cairan, bisa mempersulit operasi dan
menyebabkan infeksi atau menyebabkan operasi dibatalkan. Jika memiliki makanan
atau cairan di perut selama operasi, bisa muntah sementara di bawah anestesi.
Pasien dianjurkan makan makanan yang lunak dan mudah dicerna 4-5 jam sebelum
operasi tergantung jenis operasi yang akan dilakukan.
Tujuan diet pre dan post adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien
segera kembali normal, untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien.

B. Saran
1. Bagi perawat, ikutilah semua anjuran yang diberikan oleh ahli gizi untuk diet
pre dan post operasi, agar saat melakukan tindakan operasi atau sesudahnya
tidak terjadi kendala dan pasien tidak mengalami kekurangan nutrisi.
2. Bagi pasien pre dan post, ikutilah anjuran yang diberikan oleh perawat agar
proses operasi dan proses penyembuhan setelah operasi yang diberikan berjalan
dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Tina. 2013. Cara Diet Pintar. Yogyakarta: Oriza.

Back, Mary E. 2000. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.

Maryani, Sri. 2016. Diet Pre Dan Post Operasi. http://dokumen.tips.com.diakses pada
5 November 2017.

Nurkhasanah, Ana. 2015. SAP Diet Pre Dan Post Operatif.


http://askepkeperwatan.com. di akses pada 3 November 2017.

Mardalena, Ida.2013. Ilmu Gizi Modul 3. Kemenkes RI.

Wahyuningsih, Retno.2013. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai