لما َرقِي الدرجةَّ ف، َرقِي المنبر- صلى الله عليه وسلم- أن النبي ِ - فعن جابر بن عبدالله
َّ - رضي الله عنهما
، يا رسول الله: فقالوا،)) ((آمين: ثم َرقِي الثالثة فقال،)) ((آمين: ثم َرقِي الثانية فقال،)) ((آمين:األولى قال
- صلى الله عليه وسلم- ((لَ َّما رقيت الدرجة األولى جاءني جبريل: آمين ثالث مرات؟ قال:سمعناك تقول
َش ِقي عب ٌد أدرك وال َديْه أو: ثم قال، آمين: فقلت،فانسلَخ منه ولم يُغ َفر له ِ
َ َشقي عب ٌد أدرك رمضان:فقال
)) آمين: فقلت،يصل عليك ِ كرت عنده ولم ِ أح َدهما فلم ي
َ ُ َش ِقي عب ٌد ذ: ثم قال، آمين: فقلت،دخاله الجنة ُ
.)) ((رغم أنف امرئ أدرك رمضان فلم يُغ َفر له:• وفي رواية
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’
Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau
bersabda,
‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Celaka seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan
ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’
Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Celaka seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup,
namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka aku
berkata, ‘Amin.’
Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Celaka seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,’
maka kukatakan, ‘Amin.””
Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib, 2:114, 2:406, 2:407, dan 3:295;
juga oleh Adz-Dzahabi dalam Al-Madzhab, 4:1682. Dinilai hasan oleh Al-Haitsami dalam Majma’ Az-
Zawaid, 8:142; juga oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Al-Qaulul Badi‘, no. 212; juga oleh Al-Albani di
Shahih At-Targhib, no. 1679.
Pembahasan :
1. Orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dia tidak diampuni (setelah keluar darinya-pen.).
Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda :
(HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 682 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya no. 1682, dihasankan Asy-
Syaikh Albani rahimahullahu dalam Al-Misykat no. 1960)
ُ ، (( َمن صام رمضان إيمانًا واحتِسابًا: قال- صلى الله عليه وسلم- ي
غفِر له ما تقدَّم من ذنبه))؛ (أخرجه َّ كما في حديث أبي هريرة أن النب
.)البخاري ومسلم
ُ ، (( َمن قام رمضان إيمانًا واحتِسابًا:- صلى الله عليه وسلم- ِ عن النبي
غفِر له ما تقدَّم من ذنبه))؛ (أخرجه البخاري ومسلم من حديث أبي
)رضي الله عنه
ِ - هريرة
2. Orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, tetapi ia masuk ke
dalam Neraka
a. Dari Abu Darda Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ اب أَ ِو
ُاح َفظْه َ َِض ْع ذَل
َ َك الْب َ ْجن َِّة فَِإ ْن ِش ْئ
ِ ت فَأ ُ ال َْوالِ ُد أ َْو َس
ِ ط أَبْ َو
َ اب ال
Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya.
(HR. Ahmad 28276, Turmudzi 2022, Ibn Majah 3794, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).
Keterangan Hadis
وقال القاضي البيضاوي؛ وال معنى أن أحسن ما يتوسل به إلى دخول الجنة ويتوسل به إلى وصول درجتها العالية مطاوعة الوالد
وإن سبب دخول ذلك الباب األوسط هو محافظة حقوق, إن للجنة أبوابا وأحسنها دخوال أوسطها: وقال غيره, ومراعاة جانبه
الوالد
Al-Qadhi Baidhawi mengatakan, “Makna hadis, bahwa cara terbaik untuk masuk surga, dan sarana untuk
mendapatkan derajat yang tinggi di surga adalah mentaati orang tua dan berusaha mendampinginya.
Ada juga ulama yang mengatakan, ‘Di surga ada banyak pintu. Yang paling nnyaman dimasuki adalah
yang paling tengah. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui pintu itu adalah menjaga hak orang tua.’
(Tuhfatul Ahwadzi, 6/21).
b. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Ada seorang laki-laki yang meminta
izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berjihad, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda kepadanya.
3. Orang yang disebutkan di hadapannya nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi ia tidak
bershalawat kepadanya,
َ علَ ْي ِه َو
﴾٦٥﴿ س ِل ُموا ت َ ْس ِلي ًما َ …ا أ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َمنُوا
َ صلُّوا
“…Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab[33]: 56)
Kedua, mengikuti bersholawatnya Allah atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Meskipun seperti yang telah kita pelajari, berbeda sholawat Allah dengan sholawat manusia.
Sholawat Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam artinya Allah memuji Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam dihadapan para malaikatNya. Adapun sholawat manusia
adalah mendo’akan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam agar senantiasa mendapatkan
berkah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Ketiga, menyepakati sholawatnya para malaikat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keempat, mendapatkan sepuluh pujian dari Allah subhanahu wa ta’ala tatkala bersholawat sekali
atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Kelima, diangkat sepuluh derajat, ditulis untuknya sepuluh kebaikan, dihapuskan darinya sepuluh
dosa bagi siapa yang bersholawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Hadits ini umum dan tidak ada pembatasan waktu, tempat, keadaan, tatacara, maka biarkan dia pada
keumumannya. Karena pembatasan harus dengan dalil. Dan siapa yang membatasi tanpa dalil, maka
itu berarti mengadakan perbuatan bid’ah (mengada-ada).
صلَّى َعلَى ُم ََ َّم ٍد ِ َّ ُك ُّل دع ٍاء ي ْدعى اللَّه ع َّز و ج َّل بِ ِه مَجوب ع ِن
َ ُالس َماء َحََّى ي َ ٌ َُْ َ َ َ ُ َ ُ َُ
“Semua doa itu terhalang, sampai dibacakan sholawat untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam”
.ص ِل َعلَ َّي رواه الَرمذي ِ ُ الب ِخيل الَّ ِذي من ذُكِر:الله صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم
ِ ول
َ ُت ع ْن َدهُ فَ لَ ْم ي ْ َْ ُ َ َ ََ َْ ُ َ ُ ال َر ُس
َ َق
Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang sangat pelit adalah orang yang ketika namaku disebut di
sampingnya, ia tidak mau membaca shalawat kepadaku.” (H.R. At-Tirmidzi).