Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk


menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di
suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi
massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan
tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan
pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan
mekanisme lambang – lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi
pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.
Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa
yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan
suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak
dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat
menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan
dapat mempengaruhi audiens.
Dewasa ini terdapat berbagai ragam film, meskipun cara pendekatannya
berbeda-beda, semua film dapat dikatakan mempunyai satu sasaran, yaitu
menarik perhatian orang terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung.
Selain itu, film dapat dirancang untuk melayani keperluan publik terbatas
maupun publik yang seluas-luasnya.
Pada dasarnya film dapat dikelompokan ke dalam dua pembagian dasar, yaitu
kategori film cerita dan non cerita. Pendapat lain menggolongkan menjadi
film fiksi dan non fiksi. Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan
cerita yang dikarang, dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Pada umumnya
film cerita bersifat komersial, artinya dipertunjukan di bioskop dengan harga
karcis tertentu atau diputar di televisi dengan dukungan sponsor iklan tertentu.
Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya,
yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan. (Sumarno,
1996:10).
Dalam perkembangannya, film cerita dan non cerita saling mempengaruhi dan
melahirkan berbagai jenis film yang memiliki ciri, gaya dan corak masing-
masing. Seperti halnya dengan film Pendekar Awan dan Angin yang saat ini
dibahas penulis, film ini termasuk film cerita karena ceritanya dikarang yang
dipertunjukan ditelevisi dengan dukungan iklan.
Film cerita agar tetap diminati penonton harus tanggap terhadap
perkembangan zaman, artinya ceritanya harus lebih baik, penggarapannya
yang profesional dengan teknik penyuntingan yang semakin canggih sehingga
penonton tidak merasa dibohongi dengan trik-trik tertentu bahkan seolah-olah
justru penonton yang menjadi aktor/aktris di film tersebut.
Dalam pembuatan film cerita diperlukan proses pemikiran dan proses teknis,
yaitu berupa pencarian ide, gagasan atau cerita yang digarap, sedangkan
proses teknis berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan segala ide,
gagasan atau cerita menjadi film yang siap ditonton
Berdasarkan film yang saya pilih ini dengan Judul Surga Yang Tak
Dirindukan karya sutradara Kuntz Agus menarik untuk saya telaah dan teliti
tentang kesadaran psikologi seninya yang ada didalam film ini karena banyak
adegan maupun shot serta penggambaran yang penuh makna.

1.2.TUJUAN & MANFAAT PENULISAN


1. Untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata
kuliah Psikologi.
2. Untuk mengetahui seberapa kemampuan saya dalam menganalisis
sebuah film.
3. Menerapkan apa yang sudah didapat waktu pembelajaran Psikologi
seni terhadap analisa Film.
4. Memberi wawasan bagi penulis maupun bagi pembaca.
5. Sebagai media pembelajaran.
BAB II
ISI

2.1.SINOPSIS FILM

Sinopsis surga yang tak dirindukan bercerita tentang arini. Arini senantiasa
merasa pernikahannya dengan pras adalah pernikahan yang ideal, yang
diimpikan setiap orang. Pada kenyataannya, mereka memang hidup bahagia
dengan satu anak perempuan, nadia (5). Mereka saling mencintai dalam
rumah yang mereka miliki sendiri. Sekali pun arini tidak lagi mengejar
karirnya sebagai ilustrator komik anak, tapi dia bahagia mengabdikan dirinya
sebagai istri dan ibu yang baik untuk keluarganya. Dikala sahabat-sahabatnya
diributkan dengan masalah perselingkuhan suami dan poligami, arini tetap
tenang, karena dia percaya pras, laki-laki yang setia, yang tidak akan pernah
menduakannya.
Prasetya memang sosok laki-laki seperti yang dibayangkan arini. Dia setia
dan tidak pernah mempertimbangkan poligami sebagai pilihan kehidupan
perkawinannya. Namun takdir berkata beda saat pras menolong seorang
perempuan bernama meirose, yang mengalami kecelakaan mobil di
hadapannya.
Meirose ternyata sengaja menabrakan diri karena frustasi. Dia baru saja ditipu
oleh laki-laki yang berjanji hendak menikahi dirinya. Padahal diperutnya ada
janin berusia 7 bulan. Meirose berhasil diselamatkan, namun mengalami
koma, sementara anak laki-lakinya akbar, lahir dengan selamat. Pras tidak
tega meninggalkan bayi dan ibu yang ternyata hidup sebatang kara tersebut.
Meirose perlahan membaik, diluar dugaan, meirose melakukan percobaan
bunuh diri lagi, meirose naik keatas gedung rumah sakit bersiap loncat.
Meirose merasa didunia ini tidak ada laki – laki baik. Beruntung meirose
diselamatkan pras. Pras jatuh kasihan pada meirose. Meirose meminta pras
untuk menikahinya.
Tidak disangka, setelah pernikahan yang tidak biasa ini, meirose sangat
berbahagia dengan pernikahannya dengan pras. Meirose merasa terharu dan
bahagia bisa bertemu dan dinikahi oleh laki-laki sebaik pras.
Dengan demikian resmi sudah pras melakukan poligami. Pras semakin hari
semakin merasa bersalah pada arini, sementara disisi lain, meirose sangat
mencintai pras. Saat pras berusaha menceritakan poligaminya pada arini, ayah
arini meninggal. Suasana semakin berat bagi pras saat mendengar pengakuan
ibu arini kalau ayahnya juga poligami. Demi kebahagiaan arini, ibu
merahasiakan poligami ayahnya dan ikhlas menerima takdirnya.
Namun akhirnya kenyataan poligami pras ini tercium juga oleh arini. Bahtera
perkawinannya yang ideal, runtuh seketika. Arini terpuruk dalam mimpinya
yang paling buruk. Bagaimana pernikahan pras dan arini? Apakah pras akan
terus mempertahankan meirose? Apakah meirose akan terus menjadi madu
bagi arini?
2.2.IDENTITAS FILM

 Sutradara : Kuntz Agustus


 Produser : Manoj Punjabi
 Musik : Krisna Purna & Tya Subiakto Satrio
 Sinematografi : Rahmat Syaiful
 Editor : Cesa David Luckmansyah
 Produksi : MD Company
 Tanggal Tayang : 15 Juli 2015
 Durasi : 124 Menit
 Negara : Indonesia
 Bahasa : Indonesian
 Anggaran : Rp.53 billion ($US3.8 million)

2.3.PEMAIN FILM

 Fedi Nuril sebagai Andhika Prasetya


 Laudya Cynthia Bella sebagai Citra Arini
 Raline Shah sebagai Mei Rose
 Kemal Pahlevi sebagai Amran
 Tanta Ginting sebagai Hartono
 Zaskia Adya Mecca sebagai Sita
 Landung Simatupang sebagai Sutejo
 Ray Sitoresmi sebagai Sulasti
 Sandrinna Michelle sebagai Nadia
 Vitta Mariana sebagai Lia
2.4.ANALISA FILM

Film ini mempunyai alur yang tidak biasa dan tidak mudah ditebak. Di
tengah-tengah film saya dibuat penasaran, 'endingnya akan seperti apa ya?'
Secara, konflik dalam film ini melibatkan sesuatu yang sensitif yaitu
poligami. Awalnya sih saya kira film ini bakal berakhir seperti sinetron yang
'menye-menye'. Tapi ternyata salah. Di sepertiga akhir, film ini berhasil
mengubah kekhawatiran saya menjadi tangis sesenggukan berkat akting
Laudia Cynthia Bella (Arini), Fedi Nuril (Pras), dan Sandrina Michelle (anak
Arini dan Pras) yang sangat mendalami peran.
Kalau orang-orang menyebut film ini sebagai film poligami, saya lebih suka
menyebut film ini sebagai film drama cinta yang di dalamnya terdapat konflik
seputar poligami. Karena, poligami yang ada di film ini hadir sebagai sebuah
ujian bukan kesengajaan.
Banyak sekali pelajaran yang bisa didapat dari film ini. Tentang bagaimana
Pras dan Arini menghadapi permasalahan yang menimpa rumah tangganya,
tentang pengorbanan cinta, tentang sikap ibunda Arini, dan tentang sikap
Meirose ketika harus masuk ke dalam dongeng rumah tangga orang lain.
Banyak yang berhasil mengikuti kedalam alur film ini alhasil banyak
penonton yang menangis setelah menonton, ini secera langsung membuktikan
bahwa film ini berhasil menggugah hati dan pikiran penonton baik dari segi
cerita visual dan audionya. Pada dasarnya cerita yang diambil merupakan
cerita kehidupan biasa, tentang sebuah poligami tapi poligami yang terpaksa
dengan maksud menyelamatkan 2 buah nyawa sekaligus, seorang ibu dan
seorang anak, tapi tanpa sepengetahuan istri yang pertama namun sampai
akhirnya diketahuilah bahwa Pras berpoligami, pertama memang tidak sadar
karena kesakithatian seorang wanita mana yang tidak menangis dan
menerima dirinya diduakan, namun dengan berselangnya waktu dan
pendekaan yang dilakukan Arini terhadap istri kedua Pras Meirose akhirnya
mereka pun akur termasuk Nadia dan Akbar.
Film dimulai dengan adegan di mana ada seorang wanita yang berlari-lari di
gang sempit. Ada seorang anak yang mengejarnya, dan itu anaknya. Dan
entah gimana masalahnya, wanita yang berlari tadi, tanpa lirik kiri-kanan
berlari keluar gang sampai tertabrak mobil. Dia bunuh diri di depan anak
kecil yang mengejar dia tadi, yang tak lain tak bukan adalah anaknya, Pras.
Film pun berganti adegan dengan Pras yang terbangun dari mimpi buruknya
tentang ibunya yang bunuh diri. Sejak ditinggal ibunya, diceritakan Pras
tinggal dan tumbuh besar di panti asuhan. Pras bersama kedua sahabatnya
ketika itu sedang melakukan penelitian untuk kuliah mereka, dan singkat
cerita, ada seorang anak bernama Hasbih yang terjatuh dari sepeda. Karena
punya kenangan buruk tentang kecelakaan, Pras dengan sigap menolong
Hasbih dan membawanya ke mobil mereka, lalu mengantarkan Hasbih ke
panti asuhan di mana ada seorang gadis cantik yang sedang berdongeng
kepada anak-anak di sana, Dongeng Madaniah.
Singkat cerita, Pras merasa tertarik dengan gadis itu, lalu merekam gadis yang
berdongeng tersebut. Setelah itu, gadis tersebut menghampirinya untuk
menyuruhnya berwudhu. Mereka berkenalan di sana, dan gadis itu bernama
Citra Arini. Ada scene lucu di bagian ini, di mana Arini berkata, “Mas mau
jadi imam?” lalu Pras tercengang dan menjawab, “secepat itu?” Arini bingung
dan lantas berkata, “Imam sholat.” Dan dengan cepat dan sedikit malu Pras
menjawab, “Astaghfirullah. Imam sholat. Iya.” Sambil ngangguk malu-malu.
Selepas itu, mereka pun bertukaran nomor hp dan Pras menghubungi Arini
setelah perjumpaan mereka selesai. Dan singkat cerita, keduanya menjalin
hubungan hingga menikah.
Keduanya dianugerahi seorang putri bernama Nadia, dan keluarga mereka
sangat bahagia. Pras menjadi seorang arsitek yang sukses, mapan, ayah yang
baik dan cinta keluarga. Dan Arini sendiri menjadi penulis best seller dan
seorang ibu yang baik. Keluarga mereka sangat bahagia, hingga pada suatu
hari, pemicu konflik datang ketika Pras mengadakan perjalanan untuk
memantau proyek jembatan yang sedang ia kerjakan.
Di jalan, ada sebuah mobil yang berjalan zig-zag di belakang Pras dan terlihat
aneh. Mobil itu mendahului mobil Pras dan terlihat mencurigakan. Dan sesaat
setelahnya, Pras menghentikan mobilnya di sebelah jurang dan melihat jejak
ban di sana. Dia meninjau ke bawah jurang, dan sebuah mobil hitam yang
sebelumnya berjalan aneh tadi, ternyata masuk ke jurang. Singkat cerita, Pras
menolong korban dari mobil itu dan membawanya ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Pras dikejutkan karena korban harus dioperasi untuk


menyelamatkan bayinya, dan karena tidak ada yang bisa bertanggungjawab
atas tindakan dokter, Pras akhirnya mengambil tanggungjawab agar dokter
melakukan tindakan operasi pada korban. Ketika korban dioperasi, dokter
memberikan hp korban kepada Pras, dan Pras melihat sebuah video yang
berisikan ucapan selamat tinggal seorang gadis yang sedang hamil yang
bernama Meirose kepada ayahnya. Melihat itu, Pras paham, bahwa wanita itu
telah mengalami banyak hal berat dan buruk di dalam hidupnya hingga dia
memutuskan untuk bunuh diri. Tak lama setelahnya, bayi Meirose lahir dan
diberi nama Akbar Muhammad oleh Pras ketika dirinya ditanyai oleh
perawat. Dan saat Pras ingin melihat keadaan Meirose, wanita itu sudah tidak
ada di kamarnya.
Pras dan beberapa perawat dan dokter terlihat panik. Namun Pras tahu di
mana kemungkinan Meirose berada dan langsung berlari ke tempat itu.
Meirose berada di atap gedung, sedang melakukan percobaan bunuh diri. Dan
saat Pras datang, Meirose sudah siap untuk bunuh diri. Pras menahannya,
namun Meirose tidak mempedulikannya dan tetap nekat melompat.
Beruntung Pras dengan sigap menangkap tangannya.

Meirose memberontak minta dilepaskan karena dia tidak ingin hidup lagi,
tapi Pras menahannya dengan kuat. Dan tepat di saat itu, awal konflik pun
terjadi. Pras mengatakan pada Meirose, bahwa dirinya akan menikahinya dan
melindunginya. Dan sesaat setelahnya, Meirose berhasil diselamatkan oleh
Pras dan pernikahan pun berlangsung di rumah sakit dengan disaksikan oleh
kedua sahabat Pras tanpa diketahui oleh Arini.
Konflik semakin memuncak saat ayah Arini meninggal dunia, dan secara
tiba-tiba, seorang wanita bersama anak gadisnya, datang dan menangis di
depan keranda ayah Arini. Arini terkejut, karena dirinya sama sekali tidak
tahu bahwa ayahnya ternyata mempunyai istri kedua selama 15 tahun, dan
cukup heran bagaimana ibunya bisa menerima kenyataan itu dan
menutupinya darinya. Di bagian ini, kalimat yang saya ingat adalah ketika
Arini mengatakan, “memangnya menolong harus dengan menikahinya?”
karena ayah Arini juga menikahi wanita itu untuk menolongnya. Di sana ada
Pras, dan Pras langsung tertampar oleh kata-kata itu. Dan sejak itu, mulailah
kehidupan Pras berubah karena pernikahan keduanya yang tidak diketahui
Arini.
Film ini bercerita tentang poligami, namun bukan tentang cinta segitiga. Dari
apa yang bisa diambil, Pras menikahi Meirose karena wanita itu tidak lagi
memiliki keinginan untuk hidup, sedangkan ia memiliki anak yang baru ia
lahirkan. Pras tidak ingin anak itu hidup seperti dirinya, sendirian. Karena itu
dia menolong Meirose. Dari apa yang saya lihat, Pras adalah pria baik yang
terlalu baik. Karena dia selalu menolong orang yang dia lihat sedang terluka
atau dicelakai. Karena pengalaman buruk yang pernah ia alami ketika kecil,
makanya Pras tumbuh menjadi pria yang seperti itu. Dari sudut ini, Pras sama
sekali tidak salah. Dia sama sekali tidak mencintai Meirose, hingga saya
ambil kesimpulan, bahwa Pras tidak mengkhianati Arini. Dia menikahi
Meirose semata-mata hanya demi menolongnya.
Di film ini, diceritakan Arini sangat tidak ikhlas ketika mengetahui suaminya
menikah lagi dan marah pada Meirose. Di sisi ini Arini juga tidak salah.
Tidak ada wanita yang ingin cintanya dibagi. Hubungannya dengan Pras
sempat renggang, karena ia marah ketika mengetahui Pras menikah lagi.
Di sisi lain, Meirose juga tidak salah. Dia hanyalah wanita yang diselamatkan
oleh seorang laki-laki baik, hingga kemudian, dia berubah menjadi wanita
yang mengerti arti hidup.
Ada adegan yang paling saya sukai dari film ini dan jujur, adegan ini yang
membuat air mata saya jatuh begitu saja. Adegan itu ketika Nadia, putri Arini
dan Pras, akan mengadakan pertunjukkan di TK-nya. Pras dan Arini sudah
pisah rumah ketika itu, sehingga Nadia jarang bertemu dengan ayahnya. Arini
menelepon Pras agar Pras datang ke pertunjukan Nadia, dan Pras mengatakan
iya dan dirinya pun sedang berada di perjalanan. Namun pada saat yang
bersamaan, Akbar, putra Meirose, sakit dan muntah-muntah, sedangkan
Meirose tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Pras bimbang. Dia sudah
berjanji pada Nadia bahwa dia akan menghadiri pertunjukkan itu, di lain sisi,
Meirose juga membutuhkan dia untuk merawat Akbar. Hingga kemudian,
Pras memutuskan untuk perdi ke rumah Meirose untuk merawat Akbar.
Nadia sudah akan tampil, namun Pras tidak kunjung datang. Arini resah dan
kembali meneleponnya dan sedikit marah. Pras mengangkat teleponnya dan
bingung ketika menjawab ketika Arini bertanya dia di mana, namun ketika
Arini mendengar suara tangisan anak bayi dan suara Meirose yang panik, dia
langsung mematikan sambungan teleponnya. Arini menangis saat itu, di
samping ibunya yang menenangkannya. Hatinya terluka, karena suaminya
malah berada di rumah wanita lain ketika anaknya akan tampil dan
mengharapkan kehadirannya. Sementara Pras merasa bersalah di rumah
Meirose.
Adegan haru bagi saya itu muncul, ketika tanpa diduga, hp Pras berdering
lagi dengan Arini yang meneleponnya. Saya pikir Arini akan marah-marah
dan memaki Pras. Namun ternyata tidak, dia malah bertanya, “Mas,
muntahnya cairan atau padat?” Pras terdiam sesaat, dia juga terperangah
mendengar pertanyaan itu. Arini mengulang pertanyaannya lagi, dan Pras
menjawabnya. Dan tepat ketika itu, air mata saya jatuh gitu aja. Saya merasa
tersentuh akan adegan itu, karena di tengah kepanikan, keresahan dan
kemarahan Arini akan Pras dan Meirose, dia masih mampu untuk peduli pada
anak Meirose yang sedang sakit. Saya sangat menyukai adegan itu.
Selepas itu, sepanjang film, selalu ada adegan-adegan mengharu-biru antara
Pras, Arini dan Meirose. Secara keseluruhan film ini menarik. Ada manisnya,
ada lucunya dan ada kesalnya. Kesal yang saya rasakan terletak pada Pras,
karena dia terlalu baik. Dia adalah pria baik yang sangat baik. Dia tipe pria
idaman, tapi ya itu tadi, dia memang terlalu baik. Arini juga baik, karena pada
akhirnya dia mengikhlaskan. Pun dengan Meirose, dia juga wanita baik yang
tidak menuntut macam-macam pada Pras.
Film ini sama sekali tidak menye, tidak banyak adegan tangis-tangisannya.
Tapi adegan yang membuat haru banyak. Sosok Arini bukan wanita yang
cengeng, lemah dan cemburuan. Dia adalah seorang wanita cerdas yang amat
mencintai suami dan keluarganya. Sosok Pras adalah pria baik yang tidak bisa
mengabaikan orang lain, sayang pada keluarga dan amat mencintai Arini, dan
sosok Meirose adalah wanita yang memiliki pengalaman hidup yang buruk,
berubah setelah menikah dengan Pras, namun tidak menuntut hal yang
macam-macam pada Pras.
Dari segi iklan, di film ini tidak terlalu ditonjolkan. Hanya ada satu adegan di
mana iklan dimasukkan, dan itu tidak terlalu mengganggu mata.
Ending dari film ini saya rasa sebenarnya kurang klimaks, karena saya tidak
merasakan ketegangan atau debar-debar yang melegakan. Di akhir, saya tahu
filmnya akan habis, karena adegan menjadi datar meski ada sedikit
ketegangan saat Meirose pergi dari rumah Arini. Namun ketegangan itu tidak
begitu membuat perasaaan menjadi berdebar-debar. Dan film ini berakhir
begitu saja, tanpa ada epilog atau apapun di akhir cerita. Tapi, at least, film
ini bagus dan cukup menghibur. Dan terakhir, film ini memberikan pesan
tentang kepedulian pada sesama.

Memang film ini sudah terterbak bagaimana jalan ceritanya apalagi bagi yang
sudah membaca novelnya, namun ada juga yang menanggapi film ini berbeda
dikit dengan novelnya, terutama dari pengkarakteran tokohnya sendiri, namun
menurut saya ini merupakan film yang sangat Amazing pembawaan cerita,
visual, shot serta dukungan audio yang membuat film ini berhasil. Dengan
menggunakan hanya diwilayah Yogyakarta saja, dengan kekentalan tradisi
dan Agama yang melekat, dan yang paling kagum keberhasilan seorang Pras
yang memasukan Meirose menjadi seorang muslimah dan terus belajar
menjadi seorang muslimah yang baik,. Bagaimana ia mengatur kehidupannya
menjadi adil dalam melayani Arini dan Meirose.
Dalam fantasi yang pertama saya pikirkan dari film ini adalah kehidupan
yang hancur hanya karena sebuah poligami, namun itu berbeda semua dengan
alur cerita dan ending yang diberikan film ini, sangatlah jauh berbeda.
Justru film ini sangatlah memberi pesan dan kesan yang sangat dalam
bagaimana berkehidupan yang sebenarnya, dengan mengendalikan sebuah
dunia yang berbeda, berkehidupan saling menghargai dan saling mengerti
membuat semua sejahtera dan aman dan tentram, walau disitu salah-satu
harus ada yang mengalah dengan apa yang diterimanya.
Sampai saya sendiri berimajinasi bagaimana apabila apa yang ada didalam
film ini tersinggah dikehidupan aseli hidup saya, mungkin cara yang akan
lakukan akan sama dengan pembawaan cerita difilm ini, tanpa kemungkinan
itu bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja, karena kehidupan tidak akan
ada yang bisa menebak.
Motivasi muncul begitu setelah melihat film ini, motivasi untuk hidup lebih
serius bersungguh-sungguh apalagi untuk menggapai cita-cita, jangan hanya
sekedar bermain dan bersenang-senang saja karena dikehidupan yang akan
datang kita akan mempunyai sosok seorang istri dan anak yang menjadi harga
terindah dikehidupan kita sekaligus menjadi sosok tempat kita beristirahat
dan mengadu kasih sayang.
Yang kaget dari film ini adalah sampai-sampai Film religi Surga yang Tak
Dirindukan tak hanya mampu mengundang ribuan penonton, tapi juga
mengumpulkan pujian dari berbagai tokoh agama. Melalui video yang dirilis
oleh pihak MD Pictures belum lama ini, Menteri Agama Lukman Hakin
Saifuddin melayangkan ulasan positif usai menonton film ini.
"Ini film yang menarik dan memberikan pencerahan bagi kita. Khususnya
bagi pasangan muda untuk membangun rumah tangga," ujar Lukman Hakim
Saifuddin.
Hal serupa juga diutarakan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin.
"Berlomba-lombalah untuk menonton film ini, karena film ini sangat bagus.
Layak dan penting untuk ditonton," ungkapnya.
Tak hanya dua orang tokoh negara tersebut saja yang terpukau pada film yang
dibintangi Laudya Cynthia Bella ini. Salah satu ustad ternama
Indonesia, Yusuf Mansur, juga merasakan hal sama. "Mengharukan, seru,
tegang, dan banyak hal tidak ketebak. Banyak quote-quote yang menarik.
Dari sisi movielogi, keren abis. Over all, menurut saya, ini film yang beda,"
paparnya.
Review menarik yang dilayangkan oleh para tokoh agama ini memberikan
nilai tambah bagi film Surga yang Tak Dirindukan. Sejak dirilis pada libur
Lebaran lalu, jumlah penonton film ini terus meningkat. Pada 28 Juli 2015,
penonton Surga yang Tak Dirindukan sudah menyentuh angka 801.445
penonton. Angka tersebut menjadikannya sebagai film religi terlaris Lebaran
tahun ini.
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Bahwa seluruh film bisa dikaji dari berbagai subyek atau pandangan, baik
dari pesan, isi, cerita, penyutradaran, sinematografi, musik, dll terutama dari
segi psikologi seninya, semua film mempunyai maksud dan tujuan yang
berbeda-beda bagaimana penulis cerita, produser dan sutradara tujuan dari
membuat filmnya. Banyak hal-hal yang bisa disampaikan karena dikehidupan
tidak akan habis ide untuk dijadikan sebuah film yang berisi dan bermanfaat,
berpesan moral bagi penontonnya. Salah satunya film yang saya ambil ini
Surga Yang Tak Dirindukan, film yang sangat penuh pesan moral, motivasi,
dan Fantasi dan Imajinasi bagi penontonnya akan terobsesi lebih dalam
apabila menontonnya, dan membayangkan bahkan terhanyut terbawa cerita
dari isi filmnya.

3.2.Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya apabila ada penulisan kata-kata yang salah dan
typo, untuk memakluminya, maka dari itu penulis masih butuh bimbingan
untuk menjadi lebih baik lagi.
Dan semoga makalah ini bermanfaat dan menghadirkan ilmu dari hasil
membacanya maupun mempelajarinya, dan bisa juga sebagai media referensi
bagi yang membutuhkan. Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.muvila.com/film/artikel/kesan-para-tokoh-agama-terhadap-film-
surga-yang-tak-dirindukan-150728w.html
https://leerahayu.wordpress.com/2015/07/28/review-film-surga-yang-tak-
dirindukan/
https://en.wikipedia.org/wiki/Surga_Yang_Tak_Dirindukan#/media/File:Surga_Y
ang_Tak_Dirindukan_poster_film.jpg
https://sinopsisfilmbioskopterbaru.com/sinopsis-lengkap-film-surga-yang-tak-
dirindukan-dari-novel-laris-asma-nadia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Surga_yang_Tak_Dirindukan

Anda mungkin juga menyukai