Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN
Jalan Veteran Nomor 11 Jakarta Pusat
Telepon 021-3857611 Faksimili 021-3524628
Laman: www.ditjenpas.go.id, Email: ditwatkesrehab@ditjenpas.go.id

Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
2. Kepala Lembaga Pemasyarakatan
3. Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak
4. Kepala Rumah Tahanan Negara/Cabang Rumah Tahanan Negara
5. Kepala Balai Pemasyarakatan
di seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR PAS-679.PK.01.04.03 TAHUN 2018

TENTANG
PENGUATAN PERAN PEMBIMBING KEMASYARAKATAN
DALAM PERAWATAN KESEHATAN
BAGI TAHANAN DAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

1. Latar Belakang
Mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak bagi Tahanan dan Warga Binaan
Pemasyarakatan adalah hak mereka sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Oleh karena itu
sudah menjadi tugas dan tanggungjawab petugas pemasyarakatan dalam
pemenuhan hak tersebut.
Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan yang mendapatkan perawatan
kesehatan di dalam Lapas/Rutan/LPKA/LPAS, juga memiliki hak untuk
mendapatkan akses Jaminan Kesehatan Nasional, seperti masyarakat Indonesia
pada umumnya. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan.
Pelaksanaan perawatan kesehatan Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan
dilakukan sejak yang bersangkutan masuk, selama dan setelah bebas dari
Lapas/Rutan/LPKA/LPAS. Merupakan tanggung jawab petugas pemasyarakatan
termasuk Pembimbing Kemasyarakatan, seperti diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kemasyarakatan,
untuk memastikan bahwa Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan tetap sehat
dan dapat melanjutkan pengobatan yang telah dimulai sejak berada di dalam
Lapas/Rutan/LPKA/LPAS hingga selesai menjalani masa pidana dan kembali ke
masyarakat. Dalam melaksanakan tugas ini perlu melibatkan para pihak terkait,
seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
serta BPJS Kesehatan.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Sebagai acuan bagi Pembimbing Kemasyarakatan dalam mendukung
pelaksanaan Perawatan Kesehatan bagi Tahanan dan Warga Binaan
Pemasyarakatan.
b. Tujuan
1) Meningkatkan derajat kesehatan Tahanan dan Warga Binaan
Pemasyarakatan;
2) Mewujudkan perawatan kesehatan yang berkesinambungan bagi Tahanan dan
Warga Binaan Pemasyarakatan saat di dalam Lapas/Rutan/LPKA/LPAS
hingga selesai menjalani masa pidana dan kembali ke masyarakat;
3) Meningkatkan peran Pembimbing Kemasyarakatan dalam perawatan
kesehatan bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan.
3. Ruang Lingkup
Surat edaran ini mengatur peran Pembimbing Kemasyarakatan dalam mendukung
perawatan kesehatan bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan sejak yang
bersangkutan berada di LPAS/Rutan sampai di LPKA/Lapas yang meliputi fungsi
penelitian kemasyarakatan, pengawasan, pendampingan, pembimbingan dan
partisipasi masyarakat.
4. Dasar
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3641);
b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan;
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat
dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, selanjutnya
diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006
tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan,
diubah kembali dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99
Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak
Warga Binaan Pemasyarakatan;
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat
dan Tata Cara Pelaksanaan, Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan
Tahanan;
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 1999 tentang
Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan;
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
i. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, selanjutnya diubah dengan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
j. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Jabatan Fungsional
Pembimbing Kemasyarakatan;
k. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Jabatan Fungsional Asisten
Pembimbing Kemasyarakatan;
l. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pembimbing
Kemasyarakatan;
m. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Jabatan Fungsional Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan;
n. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2018 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti
Bersyarat;
o. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.02-PR.07.03 tahun
1987 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan
Pengentasan Anak, selanjutnya diubah dengan Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia Nomor M.01-PR.97.03 tahun 1997 tentang Perubahan
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor 02-PR.07.03 tahun
1987;
p. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemeterian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor: PAS-43.OT.02.02 Tahun 2018 tentang
Standar Pengawasan Klien;
q. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemeterian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor: PAS-44.OT.02.02 Tahun 2018 tentang
Standar Kualitas Hasil Kerja Jabatan Fungsional Pembimbing Kemasyarakatan.
5. Isi Surat Edaran
Penguatan peran Pembimbing Kemasyarakatan dalam Perawatan Kesehatan bagi
Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
a. LPAS/Rutan/Cabang Rutan
1) Kepala LPAS/Rutan/Cabang Rutan menyampaikan permintaan penelitian
kemasyarakatan untuk Perawatan Tahanan kepada Kepala Balai
Pemasyarakatan setempat untuk mendapatkan informasi dan rekomendasi
yang terkait dengan kesehatan tahanan;
2) Kepala LPAS/Rutan/Cabang Rutan mengikutsertakan Pembimbing
Kemasyarakatan dalam sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan;
3) Kepala LPAS/Rutan/Cabang Rutan menyampaikan resume medis Tahanan
kepada Kepala LPKA/Lapas pada saat melakukan pemindahan ke
LPKA/Lapas.
b. LPKA/Lapas
1) Kepala LPKA/Lapas menyampaikan permintaan penelitian kemasyarakatan
untuk:
a) Pembinaan Awal (dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
berada di LPKA/Lapas),
b) Pembinaan Lanjutan,
c) Asimilasi,
d) Reintegrasi, dan
e) Pemindahan (sesuai kebutuhan perawatan kesehatan)
kepada Kepala Balai Pemasyarakatan setempat untuk mendapatkan
informasi dan rekomendasi terkait kesehatan Narapidana/Anak.
2) Kepala LPKA/Lapas mengikutsertakan Pembimbing Kemasyarakatan dalam
sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan;
3) Kepala LPKA/Lapas menyampaikan resume medis kepada Kepala Bapas
pada saat penyerahan Narapidana/Anak menjadi Klien Bapas yang
memerlukan pengobatan lanjutan di luar LPKA/Lapas.
c. Bapas
1) Kepala Bapas memerintahkan Pembimbing Kemasyarakatan untuk
melaksanakan penelitian kemasyarakatan;
2) Pembimbing Kemasyarakatan melaksanakan penelitian kemasyarakatan
sesuai dengan permintaan yang diterima dan dilengkapi dengan
pengumpulan data dan informasi terkait keadaan kesehatan
Tahanan/Narapidana/Anak secara mendalam;
3) Data dan informasi yang terkait dengan kesehatan
Tahanan/Narapidana/Anak/Klien dituangkan dalam laporan penelitian
kemasyarakatan pada bagian Riwayat Pertumbuhan Fisik;
4) Pembimbing Kemasyarakatan menyampaikan hal-hal yang terkait dengan
kesehatan Tahanan/Narapidana/Anak/Klien dalam rekomendasi penelitian
kemasyarakatan sesuai dengan kewenangan yang diberikan;
5) Pembimbing Kemasyarakatan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan program perawatan di Rutan/Cabang Rutan atau program
pembinaan di LPKA/Lapas dalam hal kesehatan yang direkomendasikan;
6) Pembimbing Kemasyarakatan melaksanakan fungsi :
a) Penelitian Kemasyarakatan
Pembimbing Kemasyarakatan melaksanakan penelitian kemasyarakatan
untuk kepentingan :
(1) Perawatan Tahanan, pengumpulan data :
(a) Nomor Induk Kependudukan;
(b) Riwayat kesehatan dari Klien;
(c) Resiko penularan penyakit yang diderita oleh Klien;
(d) Kondisi kesehatan Klien sebelum masuk Rutan/LPAS dan saat
dilakukan penelitian kemasyarakatan;
(e) Pengobatan yang pernah atau sedang dijalani apabila Klien
mempunyai riwayat pengobatan.
Dalam pelaksanaan penelitian kemasyarakatan dilakukan komunikasi
dan koordinasi dengan petugas kesehatan di LPAS/Rutan. Penelitian
kemasyarakatan yang dilakukan menghasilkan rekomendasi
kebutuhan perawatan kesehatan.
(2) Pembinaan
(a) Awal, pengumpulan data :
- Nomor Induk Kependudukan
- Riwayat kesehatan dari Klien;
- Resiko penularan penyakit yang diderita oleh Klien;
- Kondisi kesehatan Klien sebelum masuk Rutan/LPAS dan saat
dilakukan penelitian kemasyarakatan;
- Pengobatan yang pernah atau sedang dijalani apabila Klien
mempunyai riwayat pengobatan
Dalam pelaksanaan penelitian kemasyarakatan dilakukan
komunikasi dan koordinasi dengan petugas kesehatan di
LPKA/Lapas. Penelitian kemasyarakatan yang dilakukan
menghasilkan rekomendasi kebutuhan perawatan kesehatan.
Program pembinaan yang akan dijalani sesuai kebutuhan
kesehatan Klien selama di dalam Lapas/LPKA.
(b) Lanjutan, pengumpulan data :
- Resiko penularan penyakit yang diderita oleh Klien;
- Kondisi kesehatan Klien sebelum masuk Rutan/LPAS dan saat
dilakukan penelitian kemasyarakatan;
- Pengobatan yang pernah atau sedang dijalani apabila Klien
mempunyai riwayat pengobatan.
(c) Reintegrasi, pengumpulan data :
- Kondisi kesehatan Klien sebelum masuk Rutan/LPAS dan saat
dilakukan penelitian kemasyarakatan;
- Pengobatan yang pernah atau sedang dijalani apabila Klien
mempunyai riwayat pengobatan untuk mengarahkan ke
fasilitas pelayanan kesehatan di luar.
(d) Pemindahan, pengumpulan data :
- Alasan pemindahan (kebutuhan perawatan kesehatan);
- Fasilitas layanan kesehatan di Lapas yang dituju.
(e) Pembimbingan
- Kondisi kesehatan sewaktu Klien berada di Lapas/Rutan.
- Pengobatan lanjutan untuk kesehatan Klien.
b) Pengawasan
(1) Memastikan bahwa pelaksanaan layanan perawatan kesehatan bagi
klien dilaksanakan sesuai dengan kebutuhannya, berdasarkan
rekomendasi penelitian kemasyarakatan yang disetujui dalam sidang
Tim Pengamat Pemasyarakatan;
(2) Melakukan pengawasan dengan melalui kunjungan ke Lapas
/Rutan/LPKA/LPAS secara periodik/insidentil untuk melakukan
pengawasan (observasi/wawancara/koordinasi) berkaitan dengan
layanan perawatan kesehatan yang diberikan kepada
Tahanan/Narapidana /Anak;
(3) Berdasarkan hasil pengawasan dapat diberikan rekomendasi kepada
Lapas/Rutan/LPKA/LPAS terkait perawatan kesehatan bagi
Tahanan/Narapidana/Anak;
(4) Melakukan pengawasan terhadap klien yang mendapatkan
bimbingan lanjutan.
c) Pendampingan
Memberikan pendampingan awal dengan mengantarkan Klien ke fasilitas
layanan kesehatan rujukan.
d) Pembimbingan
(1) Memberikan motivasi kepada klien untuk patuh terhadap pengobatan
yang dijalani;
(2) Memberikan arahan/penjelasan terhadap klien dan keluarganya
tentang bimbingan lanjutan, apabila klien masih memerlukan layanan
perawatan kesehatan lanjutan, guna memastikan pengobatan dijalani
sesuai dengan kebutuhan.
e) Partisipasi Masyarakat
(1) Mengembangkan jejaring sosial dengan pihak ketiga untuk
mendukung pelaksanaan layanan perawatan kesehatan
(2) Melibatkan keluarga, masyarakat, LSM, Pemerintah Daerah dan
pihak ketiga lainnya dalam pelaksanaan pendampingan,
pembimbingan dan pengawasan.
Dalam melaksanakan fungsinya, Pembimbing Kemasyarakatan tetap
berpedoman kepada standar penelitian kemasyarakatan, pendampingan,
pembimbingan, dan pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai