Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
(Undang-Undang No. 44, 2009). Setiap rumah sakit wajib memberikan
pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan NO. 129 tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit. Standar
Pelayanan Minimal adalah suatu ketentuan jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga
secara minimal dan merupakan spesifikasi teknis untuk tolok ukur
pelayanan minimum yang diberikan oleh rumah sakit kepada masyarakat
(Permana, 2018).
Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat, maka
rumah sakit harus terus berusaha memberikan pelayanan bermutu kepada
setiap pasien. Selain itu, dengan semakin banyaknya rumah sakit maka
secara tidak langsung setiap rumah sakit dituntut untuk terus menerus
memberikan pelayanan baik dan bermutu agar terus dapat bertahan dan
bersaing dengan rumah sakit lainnya. Rumah Sakit dituntut tidak hanya
mampu memberikan pelayanan yang memuaskan (customer satisfaction)
tetapi juga berorientasi pada nilai (customer value). Organisasi tidak
semata-mata mengejar pencapaian produktifitas kerja yang tinggi tetapi
juga kinerja yang akan diberikan (Gaspers & Fontana, 2011).
Instalasi Farmasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari pelayanan rumah sakit. Instalasi Farmasi memiliki fungsi yang penting
dalam pengadaan dan penyajian obat-obatan. Pelayanan farmasi memiliki
kualitas dan memberikan kepuasan kepada pasien, maka pihak rumah sakit
harus memperhatikan berbagai dimensi yang dapat menciptakan dan
meningkatkan kualitas pelayanan farmasinya. Lima dimensi kualitas
pelayanan tersebut disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya
yaitu reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik (Tjiptono,
2011).
2. Masalah
Waktu tunggu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien. Waktu tunggu pelayanan resep adalah tenggang waktu
mulai dari pasien menyerahkan obat sampai menerima obat.Waktu tunggu
yang lama merupakan salah satu komponen yang potensial menyebabkan
ketidakpuasan pasien. Bila waktu tunggu lama maka hal tersebut akan
mengurangi kenyamanan pasien dan berpengaruh pada utilitas pasien di
masa mendatang (Wijaya, 2012). Terkait hal itu, rumah sakit harus mampu
mengontrol waktu yang dibutuhkan untuk mencapapi kepuasan tersebut.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan NO. 129 tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar pelayanan
Instalasi Farmasi meliputi waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 30 menit dan
waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ 60 menit, tidak adanya kejadian
kesalahan pemberian obat 100%, kepuasan pelanggan ≥ 80%, penulisan
resep sesuai formularium 100%.
3. Tujuan
Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka kami terdorong untuk
melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya waktu
tunggu obat serta menganalisis penyelesaian masalah tersebut dari sisi
manajemen dengan menentukan alternatif solusi dan rekomendasi atas
permasalahan waktu tunggu obat. Dengan dibuatnya analisis ini diharapkan
dapat memperbaiki waktu tunggu obat di pelayanan farmasi rawat jalan dan
memenuhi Standar Pelayanan Minimal serta dapat meningkatkan kepuasan
pasien.
BAB II
ANALISIS MANAJEMEN

1. Gambaran Umum Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Gombong berdiri pada
tanggal 26 April 1958. Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Gombong adalah rumah sakit tipe C dan merupakan salah satu rumah sakit
swasta terbesar di kota kecamatan Gombong. Rumah sakit ini memiliki
fasilitas lengkap dan terakreditasi Depkes serta sertifikasi ISO 9001:2008.
RSU PKU Muhammadiyah memiliki motto: Melayani dengan Ramah,
Santun, dan Islami.
a. VISI
Rumah Sakit dengan Pelayanan Islami, Prima dan Terpercaya
b. MISI
1. Mengemban fungsi dakwah sebagai Amal Usaha Muhammadiyah di
bidang Kesehatan.
2. Meningkatkan kesejahteraan, penampilan, pelayanan dan seluruh
sumber daya Rumah Sakit.
3. Mewujudkan Rumah Sakit Kelas B Pendidikan Utama.
4. Berperan serta aktif dalam pelayanan Kesehatan kepada seluruh
masyarakat termasuk Kaum Dhuafa.
c. TUJUAN
1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang Islami.
2. Tercapainya kepuasan pelanggan.
3. Terlaksananya paradigma tamu dalam pelayanan pelanggan di seluruh
unit.
4. Terwujudnya kemandirian pelayanan spesialistik.
5. Terlaksananya fungsi pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
6. Terwujudnya seluruh pegawai menjadi Kader Muhammadiyah.
RS PKU Muhammadiyah Gombong telah berhasil menerapkan Lean
management dalam pelayanan rumah sakit dengan tetap menjaga mutu
rumah sakit pula.
2. Masalah yang Ditemukan
Selama proses kegiatan residensi berlangsung, kami telah terpapar
dengan berbagai masalah terkait klinis maupun manajemen di dalam
lingkungan RS PKU Muhammadiyah Gombong. Berdasarkan hasil diskusi
yang dilakukan dengan beberapa staf manajemen rumah sakit selama
kegiatan residensi, kami tertarik untuk menganalisis tentang masalah waktu
pelayanan instalasi farmasi rawat jalan. Masalah tersebut juga masih
menjadi suatu perhatian bagi pihak manajemen RS PKU Gombong yang
menunggu untuk terus dibenahi dalam rangka menjaga kepuasan dan
loyalitas pasien terhadap rumah sakit.
Tingginya angka komplain terhadap waktu pelayanan obat pasien
rawat jalan menuntut Instalasi Farmasi untuk selalu melakukan evaluasi
terhadap kinerja unit tersebut. Salah satu bentuk evaluasi yang telah
dilakukan adalah dengan dilakukannya sebuah survei pada bulan Mei tahun
2019 terkait respond time pelayanan farmasi rawat jalan RS PKU
Muhammadiyah Gombong.

Tabel 1. Waktu Tunggu Obat Pelayanan Farmasi Rawat Jalan


No Resep Entri Obat selesai Lead time Lead time Lead time
Dispensing Lead time
Resep Masuk Data disiapkan c-b d–c e-d
a B C D e f g H i
R/ 1 09.26.00 09.27.00 09.31.00 09.42.00 00.16.00 00.01.00 00.04.00 00.11.00
R/ 2 09.32.00 09.36.00 09.40.00 09.43.00 00.11.00 00.04.00 00.04.00 00.03.00
R/ 3 09.39.00 09.42.00 09.45.00 09.49.00 00.10.00 00.03.00 00.03.00 00.04.00
R/ 4 09.44.00 09.45.00 09.49.00 09.50.00 00.06.00 00.01.00 00.04.00 00.01.00
R/ 5 09.48.00 09.49.00 09.54.00 09.57.00 00.09.00 00.01.00 00.05.00 00.03.00
R/ 6 09.51.00 09.53.00 09.59.00 10.20.00 00.29.00 00.02.00 00.06.00 00.21.00
R/ 7 09.59.00 10.01.00 10.10.00 10.20.00 00.21.00 00.02.00 00.09.00 00.10.00
R/ 8 10.04.00 10.06.00 10.13.00 10.21.00 00.17.00 00.02.00 00.07.00 00.08.00
R/ 9 10.04.00 10.06.00 10.13.00 10.21.00 00.17.00 00.02.00 00.07.00 00.08.00
R/ 10 10.09.00 10.10.00 10.21.00 10.24.00 00.15.00 00.01.00 00.11.00 00.03.00
R/ 11 10.20.00 10.24.00 10.45.00 10.51.00 00.31.00 00.04.00 00.21.00 00.06.00
R/ 12 10.32.00 10.37.00 10.55.00 11.09.00 00.37.00 00.05.00 00.18.00 00.14.00
R/ 13 10.38.00 10.39.00 10.58.00 11.05.00 00.27.00 00.01.00 00.19.00 00.07.00
R/ 14 10.43.00 10.44.00 10.52.00 11.05.00 00.22.00 00.01.00 00.08.00 00.13.00
R/ 15 10.48.00 10.58.00 11.00.00 11.05.00 00.17.00 00.10.00 00.02.00 00.05.00
R/ 16 10.53.00 10.58.00 11.00.00 11.08.00 00.15.00 00.05.00 00.02.00 00.08.00
R/ 17 10.53.00 10.58.00 11.01.00 11.09.00 00.16.00 00.05.00 00.03.00 00.08.00
R/ 18 10.56.00 10.59.00 11.02.00 11.09.00 00.13.00 00.03.00 00.03.00 00.07.00
R/ 19 10.56.00 11.00.00 11.15.00 11.26.00 00.30.00 00.04.00 00.15.00 00.11.00
R/ 20 10.58.00 11.11.00 11.19.00 11.26.00 00.29.00 00.13.00 00.08.00 00.07.00
R/ 21 11.03.00 11.12.00 11.19.00 11.26.00 00.23.00 00.09.00 00.07.00 00.07.00
R/ 22 11.03.00 11.13.00 11.23.00 11.29.00 00.26.00 00.10.00 00.10.00 00.06.00
R/ 23 11.06.00 11.09.00 11.23.00 11.24.00 00.18.00 00.03.00 00.14.00 00.01.00
R/ 24 11.06.00 11.10.00 11.21.00 11.23.00 00.17.00 00.04.00 00.11.00 00.02.00
R/ 25 11.08.00 11.17.00 11.35.00 11.37.00 00.29.00 00.09.00 00.18.00 00.02.00
R/ 26 11.14.00 11.21.00 11.33.00 11.37.00 00.23.00 00.07.00 00.12.00 00.04.00
R/ 27 11.14.00 11.22.00 11.38.00 11.46.00 00.32.00 00.08.00 00.16.00 00.08.00
R/ 28 11.14.00 11.23.00 11.44.00 11.46.00 00.32.00 00.09.00 00.21.00 00.02.00
R/ 29 11.16.00 11.24.00 11.47.00 11.58.00 00.42.00 00.08.00 00.23.00 00.11.00
R/ 30 11.24.00 11.35.00 11.47.00 11.58.00 00.34.00 00.11.00 00.12.00 00.11.00
R/ 31 11.24.00 11.31.00 11.46.00 11.58.00 00.34.00 00.07.00 00.15.00 00.12.00
R/ 32 11.29.00 11.35.00 11.48.00 11.59.00 00.30.00 00.06.00 00.13.00 00.11.00
R/ 33 11.34.00 11.38.00 12.26.00 12.45.00 01.11.00 00.04.00 00.48.00 00.19.00
R/ 34 11.38.00 11.39.00 11.52.00 11.59.00 00.21.00 00.01.00 00.13.00 00.07.00
R/ 35 11.45.00 11.49.00 12.01.00 12.05.00 00.20.00 00.04.00 00.12.00 00.04.00
R/ 36 11.45.00 11.47.00 12.02.00 12.45.00 01.00.00 00.02.00 00.15.00 00.43.00
R/ 37 11.48.00 11.50.00 12.11.00 12.14.00 00.26.00 00.02.00 00.21.00 00.03.00
R/ 38 11.51.00 12.01.00 12.12.00 12.33.00 00.42.00 00.10.00 00.11.00 00.21.00
R/ 39 11.53.00 12.02.00 12.24.00 12.33.00 00.40.00 00.09.00 00.22.00 00.09.00
R/ 40 12.02.00 12.07.00 12.31.00 12.48.00 00.46.00 00.05.00 00.24.00 00.17.00
R/ 41 12.02.00 12.08.00 12.32.00 13.00.00 00.58.00 00.06.00 00.24.00 00.28.00
R/ 42 12.04.00 12.09.00 12.42.00 13.00.00 00.56.00 00.05.00 00.33.00 00.18.00
R/ 43 12.08.00 12.10.00 12.43.00 13.00.00 00.52.00 00.02.00 00.33.00 00.17.00
R/ 44 13.42.00 13.44.00 14.38.00 14.48.00 01.06.00 00.02.00 00.54.00 00.10.00
R/ 45 13.45.00 13.50.00 14.31.00 14.39.00 00.54.00 00.05.00 00.41.00 00.08.00
R/ 46 13.47.00 13.50.00 14.36.00 14.39.00 00.52.00 00.03.00 00.46.00 00.03.00
R/ 47 13.47.00 13.54.00 14.19.00 14.39.00 00.52.00 00.07.00 00.25.00 00.20.00
R/ 48 13.48.00 13.56.00 14.32.00 14.39.00 00.51.00 00.08.00 00.36.00 00.07.00
R/ 49 13.48.00 13.56.00 14.39.00 14.40.00 00.52.00 00.08.00 00.43.00 00.01.00
R/ 50 13.50.00 13.58.00 14.42.00 14.56.00 01.06.00 00.08.00 00.44.00 00.14.00
R/ 51 13.50.00 13.59.00 14.33.00 14.56.00 01.06.00 00.09.00 00.34.00 00.23.00
R/ 52 13.50.00 14.02.00 14.43.00 14.56.00 01.06.00 00.12.00 00.41.00 00.13.00
R/ 53 13.55.00 14.05.00 14.48.00 14.56.00 01.01.00 00.10.00 00.43.00 00.08.00
Rata – rata waktu tunggu (lead time) 00.34.00 00.05.00 00.19.00 00.10.00
Waktu terlama 01.11.00 00.13.00 00.54.00 00.43.00
Waktu tercepat 00.06.00 00.01.00 00.02.00 00.01.00

Survey tersebut dilakukan untuk melihat keseluruhan waktu yang


dibutuhkan instalasi farmasi untuk memproses obat hingga obat
didistribusikan kepada pasien. Data hasil survey menyebutkan bahwa rata-
rata waktu tunggu obat di instalasi farmasi rawat jalan RS PKU
Muhammadiyah Gombong adalah ± 34 menit dengan waktu terlama ± 1 jam
11 menit dan waktu tercepat ± 6 menit. Maka dari itu dapat disimpulkan
bahawa waktu tunggu obat/respond time belum memenuhi Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit untuk waktu tunggu obat yakni ≤ 30
menit.
Saat ini, Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah
Gombong memiliki dua loket pelayanan farmasi. Penambahan loket
tersebut dilakukan untuk mengurangi workload petugas farmasi pada peak
hour pelayanan resep serta berkaitan dengan jumlah tambah dokter baru di
rumah sakit pada tahun 2019 ini. Penambahan loket pelayanan juga diikuti
dengan menambahkan jumlah SDM yang sudah terlatih. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan Kepala Instalasi Farmasi RS PKU
Muhammadiyah Gombong, lamanya waktu tunggu obat di farmasi rawat
jalan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Tulisan resep dokter yang tidak terbaca oleh petugas farmasi,
sehingga petugas farmasi harus mengonfirmasi kepada dokter
pemberi resep dengan mendatangi poli untuk menghindari
kesalahan pembacaan resep.
2. Banyaknya dokter yang datang tidak tepat waktu, sehingga
membuat antrian resep menumpuk pada waktu-waktu tertentu.
3. Ketidaktersediaan obat yang diresepkan di farmasi rawat jalan,
sehingga membuat petugas farmasi harus melakukan konfirmasi
ulang kepada dokter terkait obat pengganti yang akan diberikan.

3. Analisis Pemecahan Masalah


Waktu tunggu pelayanan obat dibagi menjadi dua yaitu waktu
tunggu pelayanan resep obat non racikan dan waktu tunggu pelayanan resep
obat racikan. Menurut Permenkes No 58 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit dijelaskan bahwa waktu tunggu pelayanan
resep obat non racikan adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
resep sampai dengan menerima obat non racikan/obat jadi. Sedangkan
waktu tunggu pelayanan resep obat racikan adalah tenggang waktu mulai
pasien meyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan.
Waktu tunggu merupakan aspek kepuasan yang penting karena
motivasi yang mempengaruhi pelanggan dalam memilih pelayanan antara
lain adalah waktu tunggu dan kenyamanan pelayanan. Kepuasan pelayanan
farmasi bersifat multidimensi meliputi 1) Sikap petugas farmasi; 2)
Pemberian informasi obat; 3) Ketersediaan obat; 4) Fasilitas; 5) Lokasi; 6)
Waktu tunggu pelayanan obat; 7) Harga obat (Megawati, 2015).
Menurut Pillay (2011) dalam penelitiannya di Malaysia mengatakan
bahwa sejumlah faktor yang memberikan kontribusi terhadap waktu tunggu
pasien di rumah sakit umum dinilai dari persepsi karyawan, sebagai berikut:
1. Beban kerja mempengaruhi waktu tunggu pasien, salah satunya
seperti kurangnya staff atau dokter. Kurangnya SDM di Rumah Sakit
Umum Malaysia disebabkan karena adanya kesenjangan gaji antara
rumah sakit umum dan swasta, yang menyebabkan migrasi tenaga.
2. Kesehatan terlatih dari rumah sakit umum ke rumah sakit swasta.
Kesulitan melacak kartu pasien saat pekerjaan berlangsung
dirasakan menambah beban kerja, diikuti gangguan dari pasien yang
memerlukan bantuan informasi sehingga menyebabkan petugas
melakukan tugas non-terkait lainnya.
3. Fasilitas yang tidak memadai, kurangnya ruang konsultasi dianggap
berkontribusi pada masalah waktu tunggu, sama seperti ramainya
ruang tunggu.
4. Dokter sering terlambat praktek dan kurangnya pengawasan dari
pihak manajemen mengakibatkan timbulnya penumpukan pasien.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Purwanto, Indiati et al.
2015), “Resep datang bersamaan menambah waktu tunggu antrian.
Intervensi sistem pelayanan dokter perlu dipertimbangkan yaitu
pemeriksaan pelayanan pasien lebih awal.”.
5. Sikap karyawan yang kurang memiliki kompetensi, komitmen dan
proses bekerja yang tidak efisien. Kerjasama antar bagian yang tidak
baik.

NO. Masalah Penyebab Tindak Lanjut


1. Hambatan pengemasan Tulisan resep dokter Implementasi e-
obat bagi pasien rawat tidak terbaca oleh prescribing pada instalasi
jalan petugas farmasi farmasi rawat jalan
2. Penumpukan resep pada Dokter praktik Metode reward dan
waktu-waktu tertentu poliklinik tidak datang punishment bagi dokter
tepat waktu praktik poliklinik
3. Dokter meresepkan obat Kurangnya komunikasi
yang tidak tersedia di antara dokter dengan
apotek farmasi tentang
ketersediaan obat
4. Pembahasan
Dalam menyelesaikan permasalahan manajemen dalam suatu rumah
sakit, maka harus disesuaikan dengan kondisi dan latar belakang rumah
sakit tersebut. Dalam kasus ini, permasalahan utama yang masih sering
terjadi di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong adalah berkaitan
dengan tulisan resep manual dokter yang tidak dapat terbaca oleh petugas
farmasi yang dapat meningkatkan risiko medication error.
Mengingat banyaknya definisi prescribing error, sebuah penelitian
menyimpulkan bahwa definisi prescribing error adalah “Sebuah kesalahan
resep yang bermakna secara klinis yang terjadi karena: (1) kesalahan
pengambilan keputusan peresepan, (2) kesalahan dalam proses penulisan
resep sehingga mungkin berpengaruh terhadap efektivitas dan waktu
pengobatan dan meningkatkan risiko jika dibandingkan pengobatan pada
umumnya (Dean B, 2000).
Sejumlah intervensi telah dikembangkan dalam upaya pencegahan
kejadian medication error. Yang terpilih di antaranya adalah intervensi
komputerisasi, yaitu implementasi resep elektronik (R. Kaushal, 2002).
Computerized Physicion Order Entry (CPOE) atau resep elektronik
memberikan kepastian pembacaan dan kelengkapan resep, memberikan
informasi mengenai obat yang akan diberikan, dosis, cara pemberian dan
frekuensi yang disarankan. Sistem ini pada awalnya bertujuan untuk
mengurangi medication error dengan meningkatkan kemudahan
pembacaan resep dan mengurangi ketidaklengkapan informasi dalam resep.
Saat ini banyak sistem resep elektronik dilengkapi dengan medication
decision support, yaitu sistem yang membantu pelayanan kesehatan
menghindari kejadian medication error dan adverse drug events.
Berdasarkan uraian masalah dan alternatif solusi di atas, menurut
kami RS PKU Muhammadiyah Gombong dapat mempertimbangkan untuk
implementasi sistem peresepan elektronik. Computer Physician Order
Entry (CPOE) merupakan salah satu bagian dari EMR yang digunakan oleh
dokter untuk meresepkan obat dari komputer. CPOE dapat mengurangi
kurang jelasnya tulisan tangan, menghindari penulisan resep yang salah,
mengurangi waktu tunggu, lebih akurat dan lengkap, serta dapat
meningkatkan koordinasi dalam pelayanan (Coustasse, 2013). Electronic
Prescribing System (EPS) atau Computer Physician Order Entry (CPOE)
dapat membantu memberi informasi kepada pemberi obat mengenai riwayat
penyakit dan obat-obatan yang sedang atau pernah digunakan oleh pasien
(McGrath, 2008).
Menurut Salmon (2012) potensi manfaat/keuntungan implementasi
e-prescribing atau e-resep meliputi:
1. Peningkatan efisiensi apotek. Pengiriman resep elektronik
menghilangkan kemungkinan salah penafsiran dari tulisan tangan
dokter dan mempersingkat waktu dalam membaca resep sehingga
memungkinkan apoteker dapat mempersiapkan resep lebih cepat.
2. Percepatan penerimaan resep di apotek sebelum pasien
meninggalkan tempat praktek dokter, sehingga ketika pasien tiba di
apotek, waktu tunggu menjadi lebih singkat.
3. Promosi kepatuhan terhadap formularium obat.
4. Peningkatan perbaikan kesalahan resep yang dibuat oleh dokter.
Software apotek dapat memeriksa obat yang tepat yang diresepkan
pada dosis tepat dalam banyak kasus sehingga kesalahan pengobatan
dapat diminimalkan.
5. Pengurangan reaksi obat yang berpotensi merugikan pasien. Dalam
e-resep juga tercantum data/riwayat alergi pasien, pengalaman
buruk masa lalu dengan obat tertentu, dan teridentifikasi potensi
interaksi antar obat.
6. Identifikasi kesalahan dosis, terutama karena perbedaan formulasi
pediatrik dan tingkat dosis dewasa. Hal tersebut juga dapat menjadi
bagian dari penilaian yang dilakukan secara elektronik sebelum
apoteker mempersiapkan resep.
7. Penurunan risiko interaksi obat. Banyak software yang dipakai di
apotek sudah mampu memeriksa profil pasien (dengan asumsi
bahwa pasien hanya membeli obat di apotek tertentu) untuk
menaikkan kewaspadaan apoteker terhadap potensi interaksi dari
beberapa obat yang diberikan bersamaan.
8. Pencegahan risiko terhadap bahaya dan pengurangan biaya
kesehatan. Tanda peringatan diberikan kepada dokter untuk
mengurangi kemungkinan dan keparahan reaksi efek samping
9. Peningkatan kualitas pelayanan dan pengurangan klaim malpraktek
terhadap dokter. Hal itu menegaskan bahwa e-resep dapat
mengurangi penggunaan secara coba-coba obat maupun mengurangi
kesalahan yang dilakukan oleh dokter dan apoteker.
Implementasi e-prescribing membutuhkan strategi tepat meliputi
pengembangan perangkat lunak yang user-friendly dari provider yang
bersertifikat, pelatihan khusus untuk staf klinis, dan dukungan kerjasama
dari apotek/depo farmasi yang bekerja sama dalam pelaksanaan e-
prescribing, serta sistem kontrol yang dilakukan oleh lembaga pemerintah
(BPOM) secara teratur untuk mengawasi peredaran obat.
Terkait masalah yang kedua yakni tentang waktu kehadiran dokter
poliklinik harus ditumbuhkan kesadaran akan pentingnya kepuasan pasien
khususnya tentang kehadiran dokter tepat pada waktunya, memotivasi
seluruh pegawai untuk melakukan sesuatu yang berdampak pada
peningkatan mutu pelayanan, khususnya pelayanan di poliklinik.
Untuk itu menurut kami Bagian Rawat Jalan dapat mengupayakan
untuk menurunkan angka keterlambatan dokter pada jam praktik di
poliklinik melalui metode reward dan punishment bagi dokter yang
terlambat datang pada jam praktik dengan toleransi waktu 25 menit. Namun
rumah sakit juga harus memahami bahwa dokter spesialis tidak hanya
praktik pada satu tempat saja. Maka dari itu, diperlukan manajemen waktu
yang baik serta musyawarah antar pihak manajemen dengan para dokter
terkait waktu toleransi kedatangan yang masih dapat diterima.
5. Kesimpulan
Lamanya waktu tunggu obat rawat jalan RS PKU Muhammadiyah
Gombong masih menjadi suatu masalah yang harus diselesaikan. Waktu
tunggu yang lama akan dapat menurunkan kepuasan pasien karena terjadi
kesenjangan antara expected service dan perceived service yang tentu akan
berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh
kualitas layanan yang tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam
memenuhi harapan konsumen secara konsisten. Kualitas layanan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen, kepuasan konsumen
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas. Dengan demikian maka kualitas
layanan berpengaruh terhadap loyalitas pasien untuk menjadi konsumen di
rumah sakit.
Oleh sebab itu, rumah sakit harus terus menerus berusaha untuk
memperbaiki sistem peresepan obat rawat jalan. Salah satu yang dapat
diimplementasikan adalah e-prescribing. Diharapkan ke depannya, dengan
dukungan keunggulan SDM dan potensi yang dimiliki rumah sakit mampu
menjalankan sistem tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Dean B, N. B. (2000). What is prescribing error? Qual Health care, 9:232-7.

Fontana, V. G. (2011). Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.

Megawati, H. L. (2015). Penurunan Waktu Tunggu Pelayanan Obat Rawat Jalan Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Baptis Batu. Jurnal Kedokteran Brawijaya.

Permana, A. A. (2018). EVALUASI WAKTU TUNGGU DAN KEPUASAN PELAYANAN PADA


PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD Dr. LOEKMONO HADI KUDUS PERIODE
FEBRUARI-APRIL 2018. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

Pillay. (2011). "Hospital Waiting Time : The Forgotten Premise of Healthcare Sevice
Delivery." . International Journal of Health Care Quality Assurance, 24(7): 506-
522.

R. Kaushal, D. B. (2002). Information technology and medication safety: what is the


benefit? . Qual Saf Health Care, 11:261-5.

Salmon, R. J. (2012). Online E-prescribing: history, issues, and potentials. J Public Health
Inform.

Tjiptono, F. d. (2011). Service, Quality & Satisfaction Edisi 3. Yogyakarta: Andi Offset.

Undang-Undang. (2009). Undang-Undang tentang Rumah Sakit. Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai