Anda di halaman 1dari 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi : Penyakit Gastritis ( maag )


Hari, tanggal : 5 Maret 2013
Waktu : 40 menit
Pengajar : Nila Wahyuningsih
Tempat: Rumah Ny. Z

A. Latar belakang
Penyakit pada sistem pernafasan merupakan masalah yang sudah umum
terjadi di masyarakat. Dan TB paru merupakan penyakit infeksi yang
menyebabkan kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas)
tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup
lama. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang
mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah.
Di Indonesia TB paru merupakan penyebab kematian utama dan angka
kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga
setelah India dan China dalam jumlah penderita TB paru di dunia.
Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia,
menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta
orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini merupakan
25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan.
Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara berkembang. Dengan
munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita TB akan meningkat.
Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa
tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan
nomor I dari golongan infeksi. Antara tahun 1979-1982 telah dilakukan survey
prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 200-400 penderita tiap 100.000 penduduk.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TB dimana sekitar 1/3 penderita
terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit/klinik
pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit
pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per
tahun.
Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif,
penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari 1995-1998,
cakupan penderita TB Paru dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse Chemotherapy) atau pengawasan langsung menelan obat jangka
pendek/setiap hari baru mencapai 36% dengan angka kesembuhan 87%. Sebelum
strategi DOTS (1969-1994) cakupannya sebesar 56% dengan angka kesembuhan
yang dapat dicapai hanya 40-60%. Karena pengobatan yang tidak teratur dan
kombinasi obat yang tidak cukup di masa lalu kemungkinan telah timbul
kekebalan kuman TB terhadap OAT (obat anti tuberkulosis) secara meluas atau
multi drug resistance (MDR).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dapat mengetahui secara
umum tentang penyakit tuberkulosis paru
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama ± 40 menit keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian tentang tuberkulosis paru
b. Menyebutkan Faktor Penyebab tuberkulosis paru
c. Menyebutkan tanda dan gejala tuberkulosis paru
d. Menyebutkan bahaya tuberkulosis paru
e. Menyebutkan cara pencegahan tuberkulosis paru
C. Sasaran
Seluruh anggota keluarga
D. Target
keluarga mengetahui secara umum tentang penyakit tuberkulosis paru
E. Pengorganisasian.
Moderator : Hendra Lispian Noor
Penyampai materi : Hendra Lispian Noor
Fasilitator : Hendra Lispian Noor
Observer : Hendra Lispian Noor
F. Strategi pelaksanaan
Dalam penyampaian materi penyuluhan ini kami menggunakan media
leaflet.
G Susunan acara
No Acara Waktu
1. Pembukaan dan penjelasan tujuan 5 menit
2. Acara inti
a. Penyuluhan kesehatan. 15 menit
b. Diskusi dan tanya jawab tentang tuberkulosis paru. 10 menit
c. Evaluasi 5 menit
3. Penutup 5 menit
.
H. Metode
1. Ceramah.
2. Diskusi dan tanya jawab
I. Media
1. Leafleat.
K. Materi
a. Pengertian tuberkulosis paru.
b. Faktor Penyebab tuberkulosis paru.
c. Tanda dan gejala tuberkulosis paru.
d. Bahaya tuberkulosis paru.
e. Cara pencegahan tuberkulosis paru.
L. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Kesepakatan pertemuan dengan pihak keluarga (tempat, waktu dan
peseerta penyuluhan).
 Kesiapan materi dari mahasiswa.

2. Evaluasi proses.
 Peserta
- Anggota keluarga pokok dapat berhadir
- pertemuan berjalan lancar.
 Mahasiswa
- Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab.
3. Evaluasi hasil
Kegiatan tanya jawab

Anda mungkin juga menyukai