Fisiologi Neonatus
Fisiologi Neonatus
a) maturasiusia gestasi
b) adaptasiu/ ttp hdp di lingkungan baru
c) toleransicukup baik terhadap prbhn
A. RESPIRASI
Pernafasan pada masa neonatus terutama diafragma dan abdomen, tdk teratur
frekuensi dan dalamnya
2. Setelah bayi lahir: paru akan berkembang dan mengakibatkan tek arteri dlm
paru ↓. Tekanan dlm jantung kanan ↓, sehingga tek jantung kiri > kanan, yg
mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional. Hal ini
terjadi pada jam-jam pertama kelahiran.
C. TRAKTUS DIGESTIVUS
Sistem pencernaan pada neonatus lbh berat dan lebih panjang drpd dewasa.
E. METABOLISME
Luas permukaan neonatus > besar dewasa, metab basal per kgBB lbh besar.
Setelah mendapat susu lbh kurang hari ke 6, energi 60% lemak, 40%
karbohidrat.
F. TERMOREGULASI
a. aktifitas otot
b. shivering (menggigil)
c. non shivering; cara meninggikan suhu plg sering, dgn pembakaran
brown fat yg memberikan lbh byk energi dari lemak biasa.
Bayi baru lahir kdg masih dipengaruhi hormon dari ibux, mis: pembesaran kel
air susu pada bayi laki & perempuan, pengeluaran darah dari vagina seperti
haid pd by perempuan
Kel tiroid sdh sempurna terbentuk wkt lhr & berfx beberapa bln sebelum lahir.
J. IMUNOLOGI
Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stres
imunologi.
Bayi baru lahir hanya terdpt Ig G yg berasal dari ibu melalui plasenta.
1. mengenal antigen
Macam-macam Imunisasi :
Imunisasi pasif diperoleh dari luar tubuh, cth : kekebalan pada janin yang
diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan
imunoglobulin, tidak berlangsung lama.
Imunisasi aktif dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen
seperti imunisasi atau terpajan secara alamiah, berlangsung lebih lama karena
adanya memori imunologik.
Jenis-jenis Imunisasi :
1. BCG :
3. DTP :
Im DTP primer diberikan 3 x sejak umur 2 bl dengan interval 4-8
minggu, jadi DTP-1 umur 2 bl, DTP-2 umur 4 bl & DTP-3 umur 6 bl.
Ulangan DTP diberikan satu tahun set DTP-3 yaitu umur 18-24 bl &
DTP-5 umur 5 th, DT-6 umur 12 th.
Dosis 0,5 ml sec intramuskular.
4. Polio :
Terdapat 2 vaksin polio :
a.OPV (oral polio vaccine), hidup dilemahkan, tetes, oral.
b.IPV (inactivated polio vaccine), in-aktif, suntikan.
Polio-0 diberikan saat bayi lahir, untuk im dasar (polio-2,3,4) diberikan
umur 2,4 & 6 bl, interval tidak kurang dari 4 minggu.
Dalam eradikasi polio (Erapo), diperlukan Pekan Imunisasi Polio (PIN)
& semua balita harus mendapat im OPV tanpa memandang status im.
Dosis OPV : 2 tetes per oral.
Dosis IPV : 0,5 ml, intramuskular.
Im polio ulangan diberikan 1 th sejak im polio-4 & saat masuk sekolah
(5-6th).
5. Campak :
Dosis 0,5 ml sec sub-kutan dalam, umur 9 bl.
IM. Campak dosis kedua pada anak SD kelas 1 dlm program BIAS.
Im MMR usia 15-18 bl & ulangan umur 6 th, ulangan campak SD kelas 1
tidak diperlukan.
Reaksi suntikan :
- langsung, mis : nyeri sakit, bengkak & kemerahan pada tempat suntikan.
- tidak langsung, mis : rasa takut, pusing, mual sampai sinkop.
Pencegahan : teknik penyuntikan yang benar, suasana yang tenang, atasi
rasa takut.
Klasifikasi KIPI :
1. Klasifikasi lapangan :
a. Kesalahan program/teknik pelaksanaan, mis : dosis antigen (terlalu
banyak), lokasi & cara menyuntik, sterilisasi semprit & jarum suntik, dll.
Pencegahan : alat suntik disterilkan, menggunakan pelarut vaksin yang
disediakan, vaksin yang sudah dilarutkan segera dibuang set 6 jam, lemari
pendingin tidak boleh ada obat lain selain vaksin.
b. reaksi sistemik : demam, iritabel, malaise, gejala sistem, pembengkakan
kel parotis, nyeri sendi & pembengkakan kel limfe (mumps).
c. reaksi vaksin berat : kejang, trombositopeni, anafilaksis & ensefalopati.
Pencegahan : perhatikan indikasi kontra, vaksin hidup tidak diberikan
pada anak dengan defimunitas, ortu diajar menangani rx vaksin ringan,
berikan parasetamol, mampu mengatasi rx anafilaksis.
d. Faktor kebetulan (koinsiden) terjadi secara kebetulan setelah imunisasi.
e. Penyebab tidak diketahui.
Klasifikasi kausalitas :
- tidak terdapat bukti hub kausal
- bukti tidak cukup untuk menerima atau
menolak hub kausal
- bukti memperkuat penolakan hub kausal
- bukti memperkuat penerimaan hub kausal
- bukti memastikan hub kausal
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
Tujuan :
Menemukan kelainan yang segera memerlukan pertolongan
Sebagai dasar untuk pemeriksaan selanjutnya
Sebelum memeriksa neonatus sebaiknya mengetahui riwayat kehamilan dan
persalinan
Keadaan Umum :
Keaktifan:
- Bila bayi diam mgk tidur atau depresi SSP krn obat atau sakit
Keadaan gizi
Dinilai dari BB, PB, kerut pada kulit, ketegangan kulit. Hati-hati pada
edema, karena dpt disangka gizi baik BB= 2500-4000 gr
Rupa/bentuk
Kelainan kongenital tertentu sering dapat dilihat dari rupa: sindrom
down, kretinisme
Posisi
Posisi yg biasa ; keadaan fleksi tungkai dan lengan
Kulit
Normal warna kulit kemerah-merahan, dilapisi oleh vernik kaseosa yg
melindungi kulit bayi dan terdiri dari campuran air dan minyak dan
mengandung sabun, lanugo (rambut bayi).
Warna kulit bayi menggambarkan keadaan misalnya pucat anemia,
renjatan. Warna kuning mgk sepsis. Warna biruasfiksia, kel. Jantung
kongenital.
Kepala dan Leher
- Tlg kepala sering menunjukkan maulage: tlg parietal biasanya
berimpit dgn tlg oksipital & frontal mengukur LK ditunggu setelah
maulage hilang.
- LK terbesar melalui glabela & oksipital: 33-38 cm.
- Perhatikan juga ada kaput suksedaneum, perdarahan subaponeurotik,
hematoma sefal.
- Kadang ada yg lunak pada tlg parietal dekat sutura, biasanya hlg
sendiri, tp bila tdk hilang ingat peny rakhitis.
- Pem. Transluminasi dlm kamar gelap, menyingkirkan kemungkinan
hidrosefalus / porensefalus
- Mata tdk jrg tjd perdarahan konjungtiva atau retina.
- Telinga ada papiloma praurikuler, bila bertangkai mdh dibuang dgn
mengikat pangkalnya.
- Hidung sering tersumbat oleh mukus
- Mulut perhatikan kelainan labiognatopalatoskizis
- Pipi tebal krn akumulasi lemak
- Leher tampak relatif pendek; perhatikan kemungkinan goiter,
perdarahan otot.
Toraks
- Pernafasan bayi baru lahir: diafragmatik
- Frek nafas 30-100x/mnt, bergantung aktifitas
- BCB dalam keadaan tenang bila frek 60x/mnt curigai insufisiensi
jantung atau paru.
- BKB pernafasan cheynes-Stokes
- Suara pernafasan bronkovesikuler
- Batas jantung agak sukar ditentukan krn btk dada bayi bervariasi.
- Frek nadi rata-rata 120-130x/mnt
- Tek darah bayi 85/60 mmHg
Abdomen
- Hepar biasanya teraba, kadang lien dan ginjal juga teraba.
- Bila ada tumor terabarujuk untuk pem lengkap
- Kelainan tersering : trak urogenital, embrioma ginjal, kista ovarium dan
duplikasi intestinal.
- Abdomen yg kembung : perforasi usus biasanya oleh mekonium ileus.
- Abdomen yg cekung mgk hernia diafragmatika.
Genital
- Genitalia dan kelenjar mamma dipengaruhi oleh hormon ibu yg melalui
plasenta.
- Pd bayi laki & perempuan ada pembesaran mamma disertai sekresi air
susu.
- Skrotum relatif besar, perhatikan kemungkinan adanya hidrokel atau
hernia
- Perhatikan adanya hipospadia
- Urin biasanya segera setelah bayi lahir.
- Anus imperforata biasanya tdk tampak jadi harus colok dubur atau pem
dgn termometer rektal.
- Mekonium dikeluarkan dalam 12 jam pertama
Ekstremitas
- Pada pem. Ekstremitas efek daripada posisi dlm uterus perlu
diperhatikan.
- Adanya tlg patah atau kelumpuhan saraf atau luksasio dapat
diperhatikan dgn memperhatikan pergerakan spontan neonatus.
Refleks
- Refleks yg dapat dilihat: refleks moro berupa gerakan seperti memeluk
bila ada rangsangan, mis dgn menarik kain tempat ia berbaring.
- Refleks isap dpt ditimbulkan dgn meletakkan suatu benda di mulutnya.
- Refleks rooting, bayi akan mencari benda yg diletakkan sekitar
mulutnya dan kemudian akan mengisapnya.
- Refleks plantar dan refleks grasp ditimbulkan dgn meletakkan sesuatu
benda pd telapak kaki atau tangan dan akan terjadi gerakan fleksi dari
jari-jari.
Pemeriksaan fisik pada Balita
Cara memeriksa hrs disesuaikan dgn umur anak.
Seperti pada bayi setiap memeriksa anak harus diukur BB, TB, Tanda
vital seperti TD, Nadi, Pernapasan, suhu.
Bisa dinilai bentuk-bentuk dada, retraksi, buah dada, atau benjolan atau
penonjolan pd dada.
Palpasi : telapak tangan diletakkan datar pada dada dan meraba dgn telapak
tangan dan jari-jari. Cara ini untuk menentukan:
Perkusi: lgsg dgn satu jari, atau 2 jari. Bunyi normal sonor. Hipersonor bila
ada udara dlm paru, redup bila ada konsolidasi atau cairan dalam paru
Auskultasi; dgn menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi
pernapasan. Normal vesikuler.
- Ekstremitas: perhatikan adanya kelainan bawaan, panjang dan
bentuknya.
- Tulang punggung: diperiksa dgn menyuruh anak tengkurap. Perhatikan
lekukan, atau benjolan.
- Persendian: periksa suhunya, nyeri tekan, pembengkakan, nyeri
pergerakan.
- Otot: adanya spasme. Paralisis, nyeri.
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi; otot perut anak lbh tipis dari dewasa, lihat pergerakannya.
Bentuk: cembung bila ada cairan, udara, penimbunan lemak, pembesaran
organ dlm perut.Umbilikus: umumnya tertutup & mengerut
Palpasi: dilakukan dari bawah ke atas, dapat menilai pembesaran organ
seperti hati, limpa, ginjal.
Perkusi: untuk menentukan udara dalam usus/abdomen
Auskultasi: peristaltik akan terdengar tiap 10-30 detik
Alat kelamin
Sebagian besar hanya dengan melihat. Pada anak laki-laki perhatikan
orifisium urethra, penis dan skrotum.
Pada anak wanita perhatikan klitoris atau sekret yg mgk keluar dari
vagina.
Anus dan rektum
Abses mgk karena ada infeksi. Dapat dilakukan pemeriksaan rektal dgn
memasukkan jari kelingking kedlm anus, perhatikan mgk ada
penyempitan atau polip.