Editor:
Dr. Roekhan, M.Pd, Dr. Endah Tri Priyatni, M.Pd,
Prof. Dr. Wahyudi Siswanto, M.Pd, Drs. Setiyono Wahyudi,
Dr. Abdul Rani, M.Pd, Dra. Martutik, M.Pd, Prof. Dr. Suyono, M.Pd
Drs. Didik Prangbakat, Drs. Trias Subarkah,
Drs. Adang Rachlan, Sri Rejeki, S.Pd,
Diterbitkan Oleh:
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2011
A. Dasar Pemikiran
Pendidikan sangat berperan dalam menumbuhkembangkan budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Sehubungan dengan hal tersebut,
dalam membangun karakter anak Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa bagian-
bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup
anak-anak kita.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut ditegaskan dalam tujuan Pendidikan
Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 yang menyatakan: “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Pasal 4 UU
Sisdiknas ayat (4) dinyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa dalam
proses pembelajaran.
Salah satu bagian penting dalam proses pendidikan adalah kegiatan pembelajaran di
kelas. Kegiatan pembelajaran di kelas sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan
karakter siswa. Hal itu terwujud dalam kegiatan pembelajaran yang mengembangkan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang disertai dengan pembiasaan
dalam kegidupan sehari-hari.
Masalah moral merupakan masalah yang sangat banyak meminta perhatian
berbagai pihak saat ini. Mereka adalah para pendidik, ulama, pemuka masyarakat,
dan orang tua. Proses demoralisasi terjadi dan terus berlangsung di tengah kehidupan
masyarakat kita. Proses demoralisasi ditandai oleh semakin meningkatnya perilaku
yang menyimpang dari norma-norma etika, sosial, hukum, dan agama. Nilai-nilai luhur
kesopansantunan, rasa kasih sayang terhadap sesama dan rasa hormat terhadap orang
tua atau guru mulai memudar. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan belum secara
optimal memainkan peran dalam pembangunan karakter.
Karakater adalah kualitas individu atau kolektif yang menjadi ciri seseorang atau
kelompok. Karakter dapat dimaknai positif atau negatif. Akan tetapi dalam konteks
pendidikan, karakter merupakan nilai-nilai yang unik-baik. Nilai kebaikan dan berbuat
baik dalam berkehidupan sehari-hari harus terpateri dalam diri dan perilaku. Secara
koheren, karakter memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan
karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter juga merupakan ciri khas seseorang
atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan
ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi
pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan siswa agar dapat memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa
yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hati (Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter, Kemdiknas 2010 – 2014).
Secara umum ada tiga kelompok pendidikan karakter yang ingin dikembangkan,
yaitu: (1) pendidikan karakter yang menumbuhkan kesadaran sebagai makhluk dan
hamba Tuhan Yang Maha Esa; (2) pendidikan karakter yang terkait dengan keilmuan;
dan (3) pendidikan karakter yang menumbuhkan rasa cinta dan bangga menjadi orang
Indonesia.
Aktualisasi nilai dalam pembentukan karakter melalui dunia pendidikan memerlukan
perencanaan yang teliti dan matang agar proses dan hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan. Proses penanaman nilai dalam pembentukan karakter melalui pendidikan
harus dikemas dengan baik dan terstruktur, yang dapat diimplementasikan melalui
pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Pembentukan karakter siswa dalam pembelajaran dilakukan melalui kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Karakter yang akan dibentuk
hendaknya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Proses penanaman nilai dalam pembentukan karakter siswa di atas sejalan dengan
proses pembelajaran sebagaimana yang ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi siswa untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa.” Hal tersebut merupakan dasar bagi pendidik
untuk menyelenggarakan pembelajaran agar pembelajarran menjadi aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan (PAKEM). Banyak pendidik mengetahui hal tersebut, tetapi tidak
optimal dalam penerapannya. Mereka menemui berbagai kendala. Di sinilah dibutuhkan
kemauan dan motivasi yang kuat dari pendidik untuk mengembangkan pembelajaran
yang menekankan pada internalisasi nilai-nilai luhur kepada siswa. Secara bertahap
dari hasil interaksi belajar di kelas, diharapkan siswa mendapatkan pengalaman belajar
yang akan membentuk karakter positifnya di kemudian hari. Proses internalisasi tersebut
akan lebih efektif jika didukung oleh pembiasaan keseharian serta keteladaan dari
warga sekolah lainnya terutama dari guru. Dengan demikian, diharapkan siswa memiliki
ketahanan moral yang kuat terhadap pengaruh negatif dari lingkungannya, terutama
lingkungan sosial-budaya sebagai dampak kemajuan teknologi.
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran dimaksudkan sebagai
upaya memasukkan nilai karakter dalam setiap pembelajaran, sehingga nilai-nilai
karakter dapat terinternalisasi dalam diri siswa yang diwujudkan dalam perilaku sehari-
hari.
Mengingat pentingnya kegiatan pembelajaran dalam pembentukan karakter siswa,
maka guru harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter melalui SK, KD, metode,
sumber dan bahan ajar yang tepat dalam pembelajaran. Oleh karena itu, untuk membantu
guru dan pembina pendidikan lainnya perlu disusun buku Panduan Integrasi Pendidikan
Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar.
B. Landasan
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/ Madraasah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses;
C. Tujuan
Tujuan Panduan Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Sekolah Dasar adalah:
1. sebagai acuan bagi guru dalam upaya pembentukan karakter siswa;
2. sebagai acuan bagi kepala sekolah, sebagai penanggung jawab pendidikan di
sekolah; dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan sekolah, terkait
dengan upaya pembentukan karakter siswa;
3. sebagai acuan bagi pengawas sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan,
sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam memberikan jaminan mutu di
lingkungan sekolah binaannya, terkait dengan upaya pembentukan karakter siswa;
4. sebagai acuan bagi komite sekolah, orangtua, dan masyarakat dalam pembentukan
karakter siswa.
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati (Rencana Aksi Nasional
Pendidikan Karakter, Kemdiknas 2010-2014).
Nilai merupakan daya dorong yang melandasi sikap dan perilaku yang terpatri dalam
diri kita melalui pengalaman, pendidikan, dan pengorbanan, menjadi nilai intrinsik yang
melandasi sikap dan perilaku kita. Oleh karena itu, pendidikan karakter pada prinsipnya
tidak dapat dipisahkan dari teori belajar dan pembelajaran, karena pembinaan karakter
juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh
siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotoris
melalui aktivitas fisik dan nonfisik secara terus menerus. Belajar dipengaruhi oleh
faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Belajar juga
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Oleh
karena itu, belajar adalah “Perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi
seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik
yang dilakukannya” (Standar Nasional Pendidikan).
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar dimaksudkan untuk
membekali siswa agar memiliki kemampuan (1) berpikir kritis, rasional dan kreatif,
(2) berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab dan bertindak cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan antikorupsi, (3) berkembang secara positif dan demokratis
untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, dan (4) berinteraksi dengan bangsa-
bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi, informasi dan
komunikasi.
Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan untuk
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannnya sebagai warga
yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Dengan demikian, nilai-nilai yang dikembangkan dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan mempunyai keterkaitan langsung dan erat dengan nilai-nilai yang
ada dalam revitalisasi pendidikan karakter.
Banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam memulai pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, salah satunya dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan
situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik
secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep Pendidikan Kewarganegaraan.
Hal ini dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mengembangkan karakter positifnya
dalam hal keberanian mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain.
Pada dasarnya, ada tiga hal dalam pembelajaran, yaitu (i) penyampaian pengetahuan,
(ii) pengombinasian berbagai teknik mengajar dengan mempertimbangkan berbagai
tipe dan kondisi siswa, serta minat dan bakat mereka, dan (iii) pemberian fasilitas untuk
A R
NL KTE
R A
KA
MATA PELAjARAN
MATA PELAjARAN
MATA PELAjARAN
NTEGRAS
PENDKAR
MATA PELAjARAN
MATA PELAjARAN
MATA PELAjARAN
3. Nilai tidak hanya diajarkan tapi dipraktikkan melalui peneladanan dan pembiasaan.
Materi pendidikan karakter bukanlah bahan ajar biasa. Nilai-nilai itu tidak dijadikan
pokok bahasan seperti dalam pembelajaran konsep, teori, prosedur, ataupun fakta
dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika,
pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan, seni, budaya, dan keterampilan, tetapi
dipraktikkan melalui keteladanan dan pembiasaan sehari-hari di sekolah. Misalnya,
nilai kejujuran dikembangkan dan ditanamkan melalui peneladanan dan pembiasaan
bersikap dan berlaku jujur.
Sebagai contoh, “Kotak penemuan barang/uang” adalah kotak yang disediakan
sekolah, untuk menampung barang temuan. Siswa, guru dan warga sekolah lain
yang menemukan barang di sekolah, misalnya penggaris, pensil, buku dan lain-lain
serta uang dimasukkan dalam kotak tersebut. Kotak penemuan barang tersebut
dibuka setiap hari Senin, setelah upacara sekolah. Jika barang yang dimasukkan ke
dalam kotak tidak ada yang merasa memilikinya, barang tersebut dimanfaatkan untuk
kepentingan sosial. Jika uang yang ditemukan, tidak ada yang merasa memilikinya,
uang tersebut dimasukkan ke kotak amal mushola sekolah.
Materi pelajaran digunakan sebagai bahan atau media untuk menanamkan nilai
positif. Oleh karena itu, guru tidak perlu mengubah materi ajar yang sudah ada.
Justeru guru dapat menggunakan materi tersebut untuk mengembangkan nilai-nilai
positif yang dipraktikkan melalui peneladanan dan pembiasaan.
Perlu diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat digunakan untuk mengembangkan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai
karakter tidak ditanyakan dalam ulangan atau ujian baik tertulis maupun lisan.
Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui nilai positif yang sedang
ditumbuhkembangkan pada diri mereka.
4. Partisipatif, aktif, dan menyenangkan. Proses penanaman nilai melalui pembelajaran
dilakukan secara partisipatif, aktif dan menyenangkan. Prinsip ini mengandung arti
bahwa siswa memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut secara sadar dan
senang. Pembelajaran ini ini perlu mendapatkan dukungan warga sekolah dan
masyarakat. Siswa melakukan pembelajaran secara aktif, baik fisik maupun psikis
dalam suasana yang memotivasi semangat belajar. Pembelajaran juga harus efektif,
bermakna, dan mendorong kreativitas siswa.
5. Latihan dan pembiasaan. Pembelajaran Matematika di SD harus disertai dengan
kegiatan melatih dan membiasakan sikap dan perilaku positif siswa agar terbentuk
karakter positif yang kuat pada diri siswa sesuai dengan kondisi, kemampuan dan
sumber daya di sekolah.
6. Keteladanan. Keteladanan dari guru dan kepala sekolah berperan penting dalam
pembentukan karakter siswa. Keteladanan tersebut berpengaruh kuat pada
penanaman nilai positif pada diri siswa, sebab sekolah dasar memerlukan tokoh
panutan yang dapat dipercaya dan ditiru. Siswa sekolah dasar berada dalam
tahap perkembangan. Oleh karena itu, keteladan guru dan kepala sekolah sangat
diperlukan dalam memperkuat penanaman nilai-nilai positif agar nilai-nilai itu tertpatri
kuat pada diri siswa dan siswa berperilaku sesuai dengan teladan yang diperolehnya
di sekolah. Upaya ini diharapkan membuat siswa memiliki karakter positif yang kuat
serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah,
rumah maupun masyarakat.
7. Keterkaitan. Penanaman nilai positif itu tidak terpisah dari nilai-nilai lainnya. Hal ini
dimaksudkan agar nilai-nilai positif tersebut tertanam utuh dan terpatri pada diri
siswa. Sebagai contoh, dalam menanamkan nilai berani menyampaikan pendapat
dan menjawab pertanyaan, guru perlu mengaitkan dengan nilai tanggung jawab,
tertib dan kesantunan. Dengan upaya ini diharapkan siswa memiliki keberanian
disertai rasa tanggung jawab, tidak melangggar aturan dan menggunakan cara
yang santun. Dalam menanamkan nilai hidup bersih, guru perlu mengaitkannya
dengan nilai hidup sehat, rasa tanggung jawab, ketertiban, dan kedisiplinan.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi dapat digunakan kelas tinggi. Di kelas rendah, kemampuan
berkomunikasi siswa masih kurang. Penggunaan metode diskusi di kelas rendah
perlu disertai bimbingan guru yang lebih intensif.
Metode diskusi dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai berpikir
kritis, berpikir logis, belajar menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan
pendapat, berani menyampaikan pendapat dengan santun, menggunakan bahasa
yang komunikatif, tidak emosional, belajar menahan diri, dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi:
a. Materi/topik yang didiskusikan hendaknya dipilih yang sesuai dengan tingkat
pengalaman/pemahaman siswa. Hindari topik yang dapat memicu sentimen
pribadi/kelompok, dan mengandung masalah SARA.
b. Guru bertindak sebagai pengarah dan motivator jalannya diskusi, menjelaskan
tata cara berdiskusi agar diskusi dapat berlangsung dengan tertib.
c. Apabila diskusi telah berlangsung dengan baik, guru bertindak sebagai pengamat
atau pengawas. Berilah kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
mengimplementasikan demokrasi dalam lingkup kecil.
d. Melalui diskusi kelompok yang baik, siswa belajar berani mengemukakan
pendapat dengan tertib dan komunikatif, belajar menghargai pendapat orang lain,
berpikir logis dan kritis, belajar menahan diri dan tidak emosional, tidak menyela
pembicaraan, belajar mengelola waktu, dsb. Upayakan peserta diskusi dapat
saling menatap wajah, sehingga komunikasi dapat berlangsung akrab.
e. Hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi adalah sikap dan perilaku siswa.
Perkecil munculnya sikap mendominasi, memonopoli, egois, sombong, angkuh,
terlalu berani, dan banyak bicara. Sebaliknya, hilangkan sikap pendiam, penakut,
malu-malu, rendah diri, dsb. Tugas guru adalah mengarahkan agar sikap negatif
itu berubah menjadi positif.
4. Metode Karya Wisata
Karya wisata merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh siswa
untuk memperoleh pengalaman belajar. Karya wisata bermanfaat untuk menambah
pengalaman dan memperluas wawasan siswa. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut: (1) membuat rencana kegiatan; (2) melaksanakan kegiatan; dan (3) membuat
laporan.
Metode ini dapat dimanfaatkan guru untuk mengembangkan nilai-nilai kerja sama,
rela berkorban, tanggung jawab, mencintai tanah air, dan rasa bangga menjadi
warga negara Indonesia.
MATERI NILAI
NO SK KD INDOKATOR
AJAR KARAKTER
1. Memahami 1.1 Mengenal Lembaga Menyebutkan • Kepenasaran
sistem lembaga- pemerintahan lembaga intelektual/
pemerintahan lembaga desa pemerintahan keingintahuan
desa dan dalam susunan desa
• Mengutamakan
pemerintah pemerintahan kepentingan
kecamatan desa dan umum
pemerintah • Tanggung
kecamatan jawab
Menyebutkan • Cermat/teliti
tugas – tugas
• Mengutamakan
lembaga
kepentingan
pemerintahan
umum
desa
• Disiplin
• Tanggung
jawab
Menjelaskan • Tanggung
manfaat jawab
adanya
lembaga
pemerintahan
desa
Menjelaskan • Tanggung
akibat jika jawab
tidak adanya
• Mengutamakan
lembaga
kepentingan
pemerintahan
umum
desa
• Tangguh
Menjelaskan • Kepenasaran
manfaat intelektual/
susunan keingintahuan
pemerintahan • Tertib
kecamatan
*)Catatan: Selain nilai karakter secara eksplisit tertanamkan melalui indikator, terdapat
nilai karakter lain yang secara implisit menyertai nilai-nilai tersebut. Contoh:
nilai keberanian adalah nilai-nilai yang ikut tertanam melalui pembelajaran
di atas.
Tema : Keluarga
Kelas :I
Semester :1
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan
Tanggal Pelak : ........................................
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Ajar
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tugas
3. Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke I
”rumahku ”
rumahku
setiap hari saya sapu
jendela dibuka setiap pagi
angin segar masuk ke rumah
rumahku sehat
rumahku bersih
enak dipandang
senang sekali
c. Menghitung banyaknya huruf
”a ” pada syair puisi = 22
d. Menghitung banyaknya huruf ”
m ” pada syair puisi = 6 dst
H. Penilaian (terlampir)
Prosedur :
a. Tes (soal)
b. Non Tes
• Pengamatan
• Angket
• Pola sikap
• Tugas
I. Sumber Belajar
................…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas I
.................................................... ......................................................
Lampiran
Tema : Keluarga
Kelas :I
Semester :1
Tanggal Pelaksanaan : ........................................
a. Soal
b. Non Tes
Lembar Pengamatan
…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas I
.................................................... ......................................................
Tema : Keluarga
Kelas : II
Semester :1
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan
Tanggal Pelak : ........................................
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Ajar
F. Metode
1. Ceramah
2. Tugas
3. Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-I
KEGIATAN
NILAI YANG
No URAIAN KEGIATAN INTERNALISASI
DITANAMKAN
NILAI
1 Kegiatan Awal
a. Bersama siswa menyanyikan
lagu ”Kepala Pundak Lutut Kaki
” dengan gerak gerak tubuh
sesuai dengan syair lagu tersebut
(Syairnya di tuliskan).
Guru menekankan Kebersamaan
Kepala pundak lutut kaki lutut kaki pentingnya
Kepala pundak lutut kaki lutut kaki kebersamaan.
Daun telinga mata hidung dan pipi
Kepala pundak lutut kaki lutut kaki Guru menjelaskan Kecermatan
pentingnya kecermatan /ketelitian
b. Menjelaskan makna syair lagu dan ketelitian dalam
dengan menunjukkan gerakan belajar dan bekerja.
pada makna lagu tersebut.
c. Bersama siswa guru menuntun
siswa untuk membaca yang benar.
2. Kegiatan Inti Guru menjelaskan Religius
a. Melalui gambar manusia (siswa, betapa Tuhan
model manusia) guru menjelaskan/ menciptakan tubuh
menunjukkan bagian bagian tubuh manusia dengan
manusia. sempurna
KEGIATAN
NILAI YANG
No URAIAN KEGIATAN INTERNALISASI
DITANAMKAN
NILAI
Contoh : menjaga kesehatan.
1) Fungsi tangan untuk memberi
sesuatu kepada orang lain
yang memerlukan.
2) Fungsi kaki untuk berjalan
menuju ketempat yang baik
3) dst.
d. Siswa mencatat hasil penjelasan
guru dengan huruf sambung
Kepala pundak lutut kaki lutut
kaki
Kepala pundak lutut kaki lutut
kaki
Daun telinga mata hidung dan
pipi
Kepala pundak lutut kaki lutut
kaki
e. Siswa dapat menghitung
banyaknya teman dalam satu
kelas.
f. Setiap anak memiliki 10 jari, jika
temannya ada 11 anak , jumlah jari
ada =
10+10+10+10+10+10+10+10+10+
10+10 = 110.
110- 90 = 20
Dan seterusnya sebagai latihan
3. Kegiatan Penutup
a. Bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran.
b. Tanya jawab tentang materi ajar.
c. Memberikan tugas kepada siswa.
H. Penilaian (terlampir)
Prosedur :
a. Tes (soal)
b. Non Tes
• Pengamatan
• Angket
• Pola sikap
• Tugas
I. Sumber Belajar
................…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas II
.................................................... ......................................................
Lampiran
Tema : Keluarga
Kelas : II
Semester :1
Tanggal Pelaksanaan : ........................................
a. Soal
4 .................................
5 .................................
b. Non Tes
Lembar Pengamatan
................…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas II
.................................................... ......................................................
Contoh RPP 2
Tema : Keluarga
Kelas : III
Semester :1
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan
Tanggal Pelak : ........................................
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
D. Materi Ajar
E. Tujuan Pembelajaran
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Tugas
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke I
KEGIATAN NILAI YANG
No URAIAN KEGIATAN
INTERNALISASI NILAI DITANAMKAN
1. Kegiatan Awal
Bersama siswa menyanyikan lagu
”Satu Nusa Satu Bangsa” dengan
menanpilkan gambar berapa
pakaian adat, suku bangsa.
H. Penilaian (terlampir)
Prosedur :
a. Tes (soal)
b. Non Tes
• Pengamatan
• Angket
• Pola sikap
• Tugas
I. Sumber Belajar
................…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas III
.................................................... ......................................................
Lampiran
Tema : Keluarga
Kelas : III
Semester :1
Tanggal Pelaksanaan : ........................................
a. Soal
b. Non Tes
Lembar Pengamatan
…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas IIII
.................................................... ......................................................
A. Standar Kompetensi
Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan
B. Kompetensi dasar
Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan
kecamatan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan lembaga-lembaga pemerintahan desa
2. Siswa dapat menyebutkan fungsi lembaga-lembaga pemerintahan desa
3. Siswa dapat menjelaskan cara pelayanan lembaga desa
4. Siswa dapat menjelasakan jenis jenis pelayanan lembaga desa
5. Siswa dapat menggambar struktur pemerintahan desa
E. Materi Ajar
F. Metode Pembelajaran
a. Diskusi
b. Tanya jawab
c. Permainan
G. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN NILAI YANG
No URAIAN KEGIATAN
INTERNALISASI NILAI DITANAMKAN
1. Kegiatan Awal
Memberikan motivasi kepada Guru bertanya Kerajinan
siswa sehingga siswa siap untuk pada siswa apa Kepatuhan
menerima materi pelajaran yang yang dikerjakan di
akan disajikan, misalnya dengan rumah.
mengadakan tanya jawab
2. Kegiatan Inti Guru menjelaskan Tanggung jawab
a. Menjelaskan cara adab berdiskusi.. Saling
menggunakan lembar siswa Menghargai,
tentang lembaga-lembaga Kejujuran
pemerintahan desa.
b. Siswa berdiskusi secara
berkelompok tentang lembar
kerja siswa.
c. Melaporkan hasil diskusi
kelompok.
d. Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil diskusi
kelompok.
e. Tanya jawab tentang hasil dan
penyimpulan (penilaian sebagai
upan balik).
3. Kegiatan Penutup Guru memberi Kerajinan
a. Penguatan misal dengan nasehat agarntetap Ketekunan
memberikan pertanyaan rajin dan tekun
tentang materi yang baru belajar,
diajarkan.
b. Memberikan tugas misal PR.
I. Sumber Belajar
1. Lembar kerja siswa
2. Buku PKn yang relevan
3. Bagan-bagan susunan pemerintahan desa dan kecamatan
H. Penilaian (terlampir)
Prosedur :
a. Tes (soal)
b. Non Tes
• Pengamatan
• Angket
• Pola sikap
• Tugas
................…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas IV
.................................................... ......................................................
Lampiran
Penilaian
A. Tes
1. Sebutkan lembaga-lembaga pemerintahan desa!
2. Sebutkan fungsi tiga lembaga pemerintahan desa!
3. Jelaskan jenis-jenis tiga pelayanan desa!
4. Apakah manfaat dari adanya lembaga pemerintahan desa? Jelaskan!
5. Lengkapilah susunan pemerintah desa di bawah ini!
L urah
......................... S e k. K elu ra h an
M a sya ra ka t
................…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas IV
.................................................... ......................................................
................…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas IV
.................................................... ......................................................
A. Standar Kompetensi
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
B. Kompetensi Dasar
1.1.Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia
1.2. Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian NKRI dengan baik
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian pentingnya keutuhan NKRI
3. Siswa dapat menyebutkan batas-batas wilayah NKRI dengan benar
4. Siswa dapat menyebutkan banyaknya wilayah provinsi NKRI
E.Materi Pembelajaran.
1. Pengertian negara kesatuan
2. Pentingnya keutuhan NKRI
3. Wilayah NKRI
F. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Inquiri
3. Tanya jawab
4. Analisis kasus
5. Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN NILAI YANG
No URAIAN KEGIATAN
INTERNALISASI NILAI DITANAMKAN
1. Kegiatan Awal
a. Berdoa (contoh nilai yang Guru menjelaskan Religius
ditanamkan: takwa). makna dan manfaat
b. Mengecek kehadiran siswa berdoa.
(contoh nilai yang ditanamkan:
disiplin).
c. Menanyakan kabar siswa
– dengan fokus pada mereka
yang tidak datang dan/
atau yang pada pertemuan
sebelumnya tidak datang
(contoh nilai yang ditanamkan:
peduli, empati).
H. Sumber
1. Lagu Wajib dan karangan guru
2. Wacana terkait keutuhan NKRI
3. Buku PKn untuk SD kelas V
4. Buku PKn untuk SD kels V
5. Buku Penunjang lain yang relevan
I. Penilaian (terlampir)
a. Tes dengan soal (terlampir)
b. Non Tes
• Pengamatan
• Angket
• Pola sikap
• Tugas
................…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas IV
.................................................... ......................................................
Lampiran Penilaian
Soal Tes
1. Apakah yang dimaksud dengan negara kesatuan?
2. Pada saat awal kemerdekaan, berapa jumlah propinsi di Indonesia?
3. Sebutkan 3 pulau yang terancam dicaplok negara tetangga!
4. Jelaskan secara singkat pentingnya keutuhan NKRI bagi bangsa Indonesia!
5. Tindakan apa yang dapat kita lakukan di sekolah untuk menjaga keutuhan
NKRI?
Kunci Jawaban
1. Negara kesatuan tidak ada bagian yang di dalamnya disebut negara
2. 8 provinsi
3. P. Rondo, P. Manore, P Miangas
4. Keutuhan penting karena (1) merupakan tempat hidup bangsa Indonesia, dan (2)
menjamin terwujudnya tujuan negara Indonesia
5. Tindakan di sekolah ; (1) senantiasa menjaga kerukunan dengan sesama
teman, (2) melaksanakan upacara bendera dengan khidmat, (3) menghindari
pertengkaran atau perkelahian dengan teman baik dengan teman satu sekolah
maupun sekolah lain.
Pedoman penilaian (skoring)
Setiap soal dijawab benar mendapat skor 20, kurang benar 10, dijawab salah 5, tidak
menjawab 0
Skor tertinggi 100, skor terendah 0
Nilai akhir : skor yang diperoleh/ skor maksimal X 100
Non Tes
Perilaku
No. Nama Berkerja sama Berinisiatif Penuh Bertanggung Nilai Ket
Perhatian Jawab
1. Afif
2. Budi
3 Dst.
Catatan:
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik
5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku
c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut.
1) Nilai 18-20 berarti amat baik
2) Nilai 14-17 berarti baik
3) Nilai 10-13 berarti sedang
4) Nilai 6-9 berarti kurang
5) Nilai 0-5 berarti sangat kurang
Sikap
No. Pernyataan Sangat
Sangat Setuju Tidak Tidak
Setuju Setuju Setuju
1. Bagi bangsa dan negara Indonesia bentuk
negara yang tepat adalah negara serikat karena
wilayahnya berpulau-pulau.
2. Keutuhan NKRI penting karena untuk
kelangsungan hidup bangsa Indonesia
3. Menjaga wilayah terluar sangat penting
dilakukan bangsa dan TNI agar tidak ada
negara lain yang mengambil keuntungan dari
pulau itu
4. Jika beberapa pulau di Indonesia diambil negara
asing sebenarnya tidak berpengaruh apa-
apa, toh pulau-pulau di Indonesia puluhan ribu
jumlahnya
5. Perkelahian pelajar yang marak akhir-akhir ini
tidak ada hubungannya dengan perjuangan
menjaga keutuhan NKRI
Pedoman Peskorannya
Pada pernyataan positif nilai : SS = 4, S=3, TS=2 dan STS=1
Pada pernyataan negatif : SS = 1, S=2, TS=3, dan STS=4
Dari rubrik di atas : pernyataan positif 1,3,5; skor maksimal = 12, negatif 2,4; skor
maksimal = 8
Skor teringgi : 20, skor terendah 5
Nilai siswa : skor yang diperoleh/skor maksimal x 100
Lembar Kerja Kelompok (untuk menjawab wacana tentang 12 Pulau yang rentan
dikuasai negara tetangga diambil dari internet)
................…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas IV
.................................................... ......................................................
A. Standar Kompetensi
1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mendiskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai
dasar negara
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan nilai-nilai juang para pahlawan.
2. Siswa dapat menjelaskan proses perjuangan meraih kemerdekaan.
3. Siswa dapat menyebutkan nilai nilai yang terkandung pada para tokoh perumus
dasar negara.
4. Siswa dapat menyebutkan tokoh perumus dasar negara.
E.Materi Pembelajaran.
1. Nilai-nilai perumusan Pancasila
2. Pentingnya dasar negara
3. Isi dasar negara
4. Tokoh Perumus dasar negara
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN
NILAI YANG
No URAIAN KEGIATAN INTERNALISASI
DITANAMKAN
NILAI
1. Kegiatan Awal
a. Guru membimbing siswa berdoa kepada Guru mengajak Iman dan takwa
Tuhan Yang Maha Esa. Lalu menjelaskan siswa untuk Disiplin
makna dan manfaat berdoa sebelum belajar, menghargai jasa Cinta tanah air
mengabsen, dan menanyaan kabar siswa para pahlawan. Menghargai
b. Guru bersama dengan siswa bersama
menyanyikan lagu Garuda Pancasila.
Kemudian kemudian menjelaskan makna
yang terkandung dalam lagu tersebut yaitu
Pancasila sebagai dasar negara.
c. Tanya jawab tentang nama dan asal
pahlawan Indonesia.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti Guru bercerita Kebangsaan
a. Guru memberikan penjelasan tentang tentang Rela berkorban
suasana pada masa penjajahan, bangsa pengorbanan Gemar
asing yang pernah menjajah Indonesia, para pahlawan. membaca
alasan timbul perlawanan rakyat di berbagai Rasa ingin tahu
wilayah karena adanya penindasan.
Untuk itu, diperlukan semangat juang/
kebangsaan untuk mengusir penjajah.
b. Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi
nilai-nilai juang para pahlawan, yaitu
semangat juang dan rela berkorban.
c. Guru meminta siswa untuk memperhatikan
gambar sambil menjelaskan kebangkitan
nasional dan memotivasi untuk gemar
membaca.
d. Kelas dibagi dalam 5 kelompok.
e. Guru memberikan wacana mengenai alasan
timbulnya kesadaran berbangsa untuk
didiskusikan.
f. Siswa bekerja dalam kelompok.
g. Kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
h. Kelompok lain menanggapi dengan
mengajukan pertanyaan.
i. Guru memberikan penguatan.
KEGIATAN
NILAI YANG
No URAIAN KEGIATAN INTERNALISASI
DITANAMKAN
NILAI
3. Kegiatan Penutup Guru Tanggung jawab
a. Guru bersama siswa membuat simpulan memberi Ketekunan
pembelajaran. nasehat untuk
b. Guru memberikan tugas PR untuk melatih selalu rajin
ketekunan siswa belajar di rumah. belajar.
c. Guru meminta 2 siswa untuk menyampaikan
pengalaman belajar yang dialaminya hari
itu dan harapannya untuk pembelajaran
berikutnya sebagai refleksi.
d. Siswa berdoa untuk mengakhiri kegiatan
belajar dibimbing oleh guru.
H. Sumber
1. Buku paket
2. Buku tentang pahlawan Indonesia,
3. Internet, dll.
4. Gambar pahlawan
5. Foto tentang perjuangan pada zaman penjajahan
6. Proyektor
7. Film dokumenter
I. Penilaian (Terlampir)
1. Tes
2. Non Tes:
• Pengamatan
• Angket
• Pola sikap
• Tugas
................…………………………..
Mengetahui
Kepala Sekolah .......................... Guru Kelas VI
.................................................... ......................................................
Lampiran Penilaian
Soal
1. Tuliskan nilai-nilai juang para pahlawan!
2. Jelaskan proses perjuangan meraih kemerdekaan!
3. Sebutkan macam-macam perlawanan di daerah pada masa penjajahan!
4. Sebutkan tokoh perumus Dasar Negara!
Pedoman Penskoran:
• Jika jawaban tiap soal sangat sempurna diberi skor 4
• Jika jawaban sempurna diberi skor 3
• Jika kurang sempurna diberi skor 2
• Jika tidak sempurna diberi skor 1
• Skor maksimum tiap soal = 4 x 5 soal = 20
• Skor minimum tiap soal jika dijawab= 1 x 5 = 5
• Nilai ideal = 100
Jumlah perolehan skor
• Nilai = Jumlah skor maksimum X nilai ideal
Keterangan:
Indikator 1 Sangat bertanggung jawab skor 4
Bertanggung jawab skor 3
Kurang bertanggung jawab skor 2
Tidak bertanggung jawab skor 1
Indikator 2 Selalu bekerja sama skor 4
Bekerja sama skor 3
Kurang bekerja sama skor 2
Tidak mau bekerja sama skor 1
Indikator 3 Sangat disiplin dalam diskusi skor 4
Disiplin dalam berdiskusi skor 3
Kurang disiplin dalam berdiskusi skor 2
Tidak disiplin dalam bekerja sama skor 1, dst.
Jumlah skor maksimum seluruh indikator perilaku = 4 x 6 = 24
Jumlah skor minimum seluruh indikator perilaku = 1 x 6 = 6
Nilai ideal = 100
Misalnya jumlah skor = 20, nilai afektif diperoleh adalah:
20 X 100 = 83,33
24
Keterangan
Indikator 1 Sangat rasional skor 4
Rasional skor 3
Kurang rasional skor 2
Tidak rasional skor 1
Indikator 2 Komunikasi lisan sangat baik skor 4
Komunikasi lisan baik skor 3
Komunikasi lisan kurang skor 2
Komunikasi lisan kurang baik skor 1
Indikator 3 Sangat bersemangat skor 4
Bersemangat skor 3
Kurang bersemangat skor 2
Tidak bersemangat skor 1, dst.
20
Misalnya jumlah skor = 20, nilai afektif yang diperole adalah: 24 X 100 = 83,33
Muncul/ dilakukan
No. Perilaku / sikap
Ya Tidak
1. Memberi kesempatan teman untuk menyampaikan pendapat
2. Memotong pembicaraan teman lain
3. Menyampaikan pendapat dengan jelas
4. Mau menerima pendapat teman
5. Mau menerima kritik dari teman
6. Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
7. Menyanggah pendapat teman dengan sopan
8. Mau mengakui kalau pendapatnya salah
9. Menerima kesepakatan hasil diskusi
10. Memberikan argumentasi berdasarkan keilmuan dan atau realita
.............. , .........................,
Nama dan Tanda Tangan pengamat
.........................................
Penskoran
• Setiap nomor apabila dijawab ”ya” mendapat nilai 10 kecuali nomor 2 dan 6.
• Nomor 2 dan 6 apabila dijawab ”ya” mendapat nilai 0, dan apabila dijawab ”tidak”
mendapat nilai 10
Jumlah nilai maksimal adalah 100.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: (1) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (2) melakukan penilaian dan/
atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram; (3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
(4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; (5) menyampaikan
perencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Penguatan nilai-nilai
karakter pada akhir pelajaran dapat dilakukan antara lain melalui berikut.
• nasehat,
• ajakan,
• himbauan,
• membuat komitmen.
1. Kondisi kelas
a. Ruang kelas tertata rapi, bersih, tidak berdebu, pajangan terpasang rapi dan
selalu diperbarui dan kondusif sebagai ruang belajar dan mengajar.
b. Buku-buku referensi kelas tertata rapi di lemari/rak sehingga mudah dicari.
c. Setiap selesai kegiatan pembelajaran, semua alat, buku, dan barang lainnya
dikembalikan ke tempat semula.
d. Tempat sampah tersedia dalam jumlah yang cukup, bersih, dan terawat.
3. Siswa
a. Semua siswa berpenampilan rapi dan bersih serta berperilaku baik (sopan
santun, tertib, tanggap, tegas, cekatan, tekun, disiplin, jujur dan sebagainya).
4. Guru kelas
a. Guru kelas berpenampilan rapi dan berperilaku baik, tidak merokok di lingkungan
sekolah.
b. Guru kelas tertib, disiplin, dan menjalankan tugasnya serta tertib dalam tata
administasi kelasnya.
c. Guru kelas bertutur kata dengan jelas, santun, dan memotivasi.
d. Guru kelas juga harus menaati peraturan dan tata tertib sekolah secara umum
serta melaksanakan tugasnya dengan baik, terencana, terdokumentasi dan
terkoordinasi dengan guru lain dan kepala sekolah.
e. Guru mengelola kelas dengan baik termasuk rotasi tempat duduk siswa,
pembagian kelompok dan memperhatikan karakteristik masing-masing siswa.
5. Kepala Sekolah
a. Melakukan supervisi kelas, memberi contoh kegiatan pembelajaran yang efektif
serta memberi contoh penanaman nilai-nilai karakter yang baik.
b. Mengkoordinasikan program kegiatan kelas menjadi program kegiatan sekolah
yang mendukung pelaksanaan pendidikan karakter dengan baik.
c. Memfasilitasi program kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
d. Membantu guru kelas dalam merancang kegiatan-kegiatan yang mendukung
pengembangan pendidikan karakter di masing-masing kelas sesuai dengan
jenjang dan usia perkembangan siswa.
6. Masyarakat
a. Membantu sekolah untuk memberikan pengawasan dan informasi berkaitan
dengan perilaku/ karakter siswa di luar sekolah
b. Mendukung pelaksanaan integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
Matematika melalui bantuan dalam menciptakan suasana sekolah yang aman
dan nyaman.
yaitu: (1) kondisi kelas, (2) tata administrasi, (3) siswa, (4) guru kelas, (5) kepala
sekolah, dan (6) masyarakat.
2. Berikut teknik yang digunakan dalam melakukan monitoring dan evaluasi yaitu:
a. Wawancara
b. Dokumentasi/Pengumpulan Data
c. Pengamatan/Observasi
Pemilihan teknik tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan monitoring dan
evaluasi yang ingin dicapai.
3. Instrumen yang digunakan dalam monitoring dan evaluasi pendidikan karakter
yaitu:
a. Kuesioner/Daftar Pertanyaan
b. Instrumen Wawancara
c. Lembar Observasi
d. Catatan tambahan/Anecdotal Record
Jenis instrumen yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan
monitoring dan evaluasi yang ingin dicapai.
4. Pelaksana monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan/Unit Pelaksana Teknis Daerah Kecamatan,
Pengawas, Kepala sekolah, dan guru
Khusus untuk guru, monitoring dan evaluasi yang dilakukan merupakan penilaian
diri (self evalution). Sedangkan untuk kepala sekolah selain untuk penilaian diri juga
dilakukan untuk memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan karakter
di tingkat kelas yang dilakukan oleh guru.