Anda di halaman 1dari 4

4

merupakan tempat dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita. 4.

Long Term Memory

(LTM)

Long Term Memory

(LTM) diasumsikan; (a) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu; (b) mempunyai kapasitas
tidak terbatas; ( c) sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Teori proses masuknya rangsangan ke penyimpanan dan ingatan digambarkan sebagai berikut (Surgenor,
2010): Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh

Sensory Memory, sensory memory

menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang
sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui perhatian yang selektif (

selective attention)

informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (

short term memory),

sedangkan informasi yang tidak lolos

attention

dilupakan

Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja (

working memory)

masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka maka
memori kerja adalah setara dengan catatan post-it.
Selanjutnya dengan

rehearsal and encoding

informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag (

Long Term Memory)

Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal nomor telepon ditangkap
oleh pancaindra (bisa melalui telinga jika dalam bentuk suara, atapun mata jika dalam bentuk tulisan).
Nomor telepon yang ditangkap melalui pancaindra disimpan di

working memory

. Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat berarti kita menyimpannya di

short term memory.

Ketika kita mengulang secara verbal secara terus menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali (

recalling)

nomor tersebut akan disimpan di memori jangka panjang (

long term memory)

B.

Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi

Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori pemrosesan
informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting. Dalam
proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasanya
yang terencana, dan suasana pembelajaran yang mendukung. Teori kognitif lebih menekankan pada
proses belajar daripada hasil belajarnya. Proses belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya
tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Menurut Rehalat (2014) model
pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas
yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa
melalui proses pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini
berdasarkan teori belajar kognitif sehingga model tersebut berorientasi pada kemampaun siswa
memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Model
pemrosesan informasi ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan
peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi
merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual. Ilmu kognisi (

cognitive science

) merupakan kajian mengenai inteligensi manusia, program computer, dan teori abstrak dengan
penekanan pada perilaku cerdas, seperti perhitungan (Simon & Kaplan, 1989). Teori pemrosesan
informasi kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah

pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Pembelajaran merupakan
keluaran pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia. Adapun implikasi teori pemrosesan
informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1.

Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar bagi perencanaan
dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai dengan pemasukan stimulasi dari
reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang mengikuti performa pembelajar. 2.

Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama pembelajaran berfungsi
mendukung yang terjadi pada pembelajaran.

BAB III SIMPULAN A.

Kesimpulan
Pemrosesan informasi di dalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya informasi baru yang
masuk dalam pikiran. Psikologi pemrosesan informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan
pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa
pemecahan masalah. Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh

sensory memory. Sensory memory

menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang
sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui perhatian yang selektif (

selective attention

) informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (

short term memory

), sedangkan informasi yang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek
dan memori kerja (

working memory

) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka maka
memori kerja adalah setara dengan catatan

post-it

. Selanjutnya dengan

rehearsal

dan

encoding

informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag (

long term memory

). Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada
aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas
siswa melalui proses pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

DOWNLOAD FILE

Anda mungkin juga menyukai