Stabilitas Melintang
Stabilitas Melintang
STABILITAS MELINTANG
Gaya berat (force of gravity) bekerja pada titik berat (center of gravity), dimana
semua berat dari kapal terkonsentrasi. Gaya berat bekerja vertikal kebawah. Gaya
apung (force of buoyancy) bekerja pada titik apung (center of buoyancy), merupakan
tempat resultan semua gaya apung bekerja. Gaya apung bekerja vertikal keatas.
Sekarang bila kapal miring melintang karena sebab pengaruh gaya dari luar dan
gaya apung pindah dari bidang tengah melintang kapal, terdapat pemisahan
garis kerja pada gaya berat dan gaya apung. Sebelum kapal miring melintang
kedua gaya tersebut satu garis kerja. Pemisahan garis kerja kedua gaya ini, yang
bekerja berlawanan arah dan besarnya sama, membentuk kopel yang besarnya
adalah perkalian salah satu gaya diatas (yaitu displasemen) dengan jarak garis
kerja kedua gaya tersebut. Bila kopel (momen) cenderung mengembalikan kapal
pada kedudukan tegak, momen ini disebut momen pengembali positip.
Gambar posisi titik-titik yang mempengaruhi stabilitas pada saat kapal tidak oleng
Gambar posisi titik-titik yang mempengaruhi stabilitas pada saat kapal oleng
Gambar posisi titik-titik yang mempengaruhi stabilitas pada saat kapal tidak trim
Gambar 3 bentuk kesembangan benda
Hubungan antara metasenter dengan kondisi stabilitas kapal diatas hanya sesuai untuk
sudut keolengan kecil, dari 0 o sampai sekitar 7 o sampai 10 o , melebihi sudut ini
perpotongan garis kerja gaya apung dengan garis tengah vertikal kapal tidak lagi
signifikan. Oleh karena itu penggunaan posisi relatip metasenter dan gaya berat sebagai
kriteria stabilitas melintang kapal dibatasi hanya untuk kemiringan sudut yang kecil,
padahal stabilitas tidak bisa dibatasi pada rentang sudut tertentu, sebagai
konsekwensinya harus dibuatkan keseluruhan stabilitas pada sembarang sudut
kemiringan termasuk didalamnya stabilitas awal pada sudut kecil (£ 10 o ).
Gambar 3 bentuk keseimbangan kapal
Bila sudut oleng melebihi 10o, harus dicari titik berat bidang garis air pada sudut
tersebut seperti gambar dibawah.
Gambar cara menentukan titik floatation untuk sudut besar
Selanjutnya dari tiap sudut tersebut dihitung BM nya.
A1 1
A2 4
A3 2
A4 4
A5 1
I. Area, A 13 * S * Ya S * Yb * l1 .................................. m 2
M1 1
M2 4
M3 2
M4 4
M5 2
M6 4
M7 1
I. Area, A 13 * S * Ya S * Yb * l 2 .................................. m 2
F1 1
F2 4
F3 1
I. Area, A 13 * S * Ya S * Yb * l 3 .................................. m 2
IV.
e II / I .......... .......... .. m 2 / .......... .......... .. m .......... ......... m; e / 2 .......... ... m
V. I o III ........................ m 4
VIII.
MB VII / volume displasemen .......... .......... . m 4 / .......... .......... .... m 3 .......... ...... m
Selanjutnya dari kemiringan sampai 90o dari jari-jari metasenter yang didapatkan dihitung koordinat B dan M
PENENTUAN KOORDINAT TITIK B, KOORDINAT TITIK M DAN LENGAN STABILITAS
d 10 o
T = ….. m, V = …………… m 3 , * 0.087
2 2 * 180 o
MB * cos Integral MB * sin Integral Koordinat titik B (m) Koordinat titik M(m)
MB ( m) (m) MB * cos (m) MB * sin
(m) (m) Y d
2
* IVZ d
2
* VI Y * cos Z * sin GZ YM ZM
( ( IX + X VII - V VIII + III
m m (m)
) )
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII
0O 0 0
O
10
20 O
30 O
40 O
50 O
60 O
70 O
80 O
90 O
Persyaratan stabilitas melintang dari International Maritime Organisation (IMO).
Selanjutnya sebagai pedoman bahwa stabilitas melintang baik pada saat itu, dipakai acuan
dari IMO (International Maritime Organization) 1993, Resolution A. 749 (18).
3.1.1. Scope.
The following criteria are recommended for passenger and cargo ships.
3.1.2.1. The area under the righting lever curve (GZ curve) should not be less than 0.055 metre-
radian up to = 30 o angle of heel and not less than 0.09 metre-radian up to = 40 o or the angle
of flooding if this angle is less than 40 o . Additionally, the area under the righting lever curve (GZ
curve) between the angles of heel of 30 o and 40 o , if this angle is less than 40 o , should not be
less than 0.03 metre-radian.
3.1.2.2. The righting lever GZ should be at least 0.20 m at an angle of heel equal to or greater than
30 o .
3.1.2.3. The maximum righting arm should occur at an angle of heel preferably exceeding 30 o but
3.1.2.4. The initial metacentric height GM should not be less than 0.15 m.
Periode oleng.
K adalah jari-jari girasi dari bidang garis air pada saat oleng terhadap sumbu oleng.
Dimana :
(INCLINING EXPERIMENT)
Sebelum stabilitas kapal pada berbagai kondisi pemuatan dihitung, kondisi awal harus
diketahui. Artinya berat kapal kosong, KG pada berat kapal kosong harus diketahui terlebih dahulu.
Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan KG pada kondisi awal dengan cara melaksanakan
percobaan kemiringan. Percobaan ini dilaksanakan oleh pembuat kapal pada saat kapal mendekati
penyelesaian dibangun, berat kapal kosong diharapkan sudah dapat dicapai. Kapal dibuat miring
dengan memindahkan pemberat yang sudah diketahui beratnya kearah melintang kapal pada jarak
tertentu. Pemberat yang dipakai umumnya balok beton, kemiringan diukur dari simpangan bandul
yang terbaca pada penggaris skala yang dipasang pada tiang secara horizontal saat kapal tidak
oleng.
Biasanya dipakai 2 atau 3 pendulum yang diikat dengan benang. Jika terdiri dari 2 pendulum, satu
diletakkan didepan, satu lagi dibelakang. Jika terdiri dari 3 pendulum, pendulum ketiga dipasang
ditengah kapal.
1. Angin tidak kencang, agar tidak mempengaruhi kemiringan kapal. Jika terpaksa, kapal
diarahkan searah/membelakangi arah angin.
2. Kapal terapung bebas.
3. Barang-barang diikat pada tempatnya, tidak ada barang yang bergerak bebas.
4. Tidak ada permukaan bebas cairan. Bilga dalam keadaan kering. Ketel dan tangki dalam
keadaan penuh atau kosong.
5. ABK yang tidak terkait dengan proses pengujian disarankan turun kedarat.
6. Kapal dalam kondisi tidak trim dan oleng.
Mula-mula pemberat diletakkan dibidang tengah memanjang kapal, pada saat semua sudah siap
dan kapal dalam keadaan tegak, pemberat dipindahkan melintang geladak, menyebabkan kapal
miring. Ditunggu beberapa saat sampai kapal stabil, selanjutnya simpangan pendulum dicatat. Jika
pemberat dikembalikan kebidang tengah memanjang kapal, kapal tetap tegak, dengan dibuktikan
pendulum berada dibidang tengah memanjang kapal. Selanjutnya pendulum dipindahkan kearah
yang berbeda dan dicatat simpangan pendulum.
θ w ton
G G’
B
C
Pada gambar diatas pemberat w ton dipindahkan melintang geladak sejauh d meter. Keadaan ini
menyebabkan titik berat kapal berpindah dari G ke G’, sejajar dengan perpindahan titik berat
pemberat w. Garis kerja G’ akan memotong garis tengah memanjang kapal di titik M dan
membentuk sudut θ . Pendulum akan bergeser sepanjang penggaris skala dari B ke C
AB
Cotg θ =
BC
GG '
Tg θ =
GM
GM AB
∴ =
GG ' BC
AB
GM = GG’ *
BC
Tetapi,
w *d
GG’ =
W
w * d AB
∴GM = *
W BC
w *d
GM =
W * tg θ
Dari rumus diatas AB adalah panjang tali pendulum, BC panjang pergeseran pendulum,w adalah
berat pemberat dan W adalah displasemen kapal, semuanya bisa diukur besarnya. Sehingga GM
dapat dihitung dari rumus diatas.
I
K= ,secara,praktis,K=0.35B.
bidang garis air terhadap sumbu gerakan roll
Gambar kapal dilengkapi pendulum depan dan pendulum belakang, beban sedang digeser
kestarboard side terhadap garis centre line pada pendulum belakang.
Gambar menggeser beban bagian depan dan mengukur simpangan bandul pada penggaris
Berat beban :
No Jarak AB Jarak BC
Rata-rata
BC
Tg θ = =
AB
Berat beban :
No Jarak AB Jarak BC
Rata-rata
BC
Tg θ = =
AB
No Jarak AB Jarak BC
Rata-rata
BC
Tg θ = =
AB
Berat beban :
No Jarak AB Jarak BC
Rata-rata
BC
Tg θ =
AB