INGUINALISLATERALIS (HIL)
A. DEFINISI
Hernia inguinalis adalah hernia berisi abdomen yang menonjol di daerah
sela paha (regio inguinalis). (Haryono, 2012)
Hernia inguinalis lateralis adalah tonjolan dari abdomen di lateral
pembuluh epigastrika inferior melalui dua pintu yaitu anulus dan kanalis
inguinalis. (Sjamsuhidajat & Jong, 2010)
Hernia inguinalis indirek atau lateralis keluar dari peritonium melalui
celah anulus inguinalis internal yang terletak di lateral dari pembuluh epigastrika
inferior, kemudian hernia masuk ke kanalis inguinalis yang dapat menonjol keluar
dari anulus inguinalis eksternal (Haryono, 2012).
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hernia inguinalis
lateralis adalah penonjolan isi abdomen yang abnormal melalui celah dinding
abdomen atau anulus inguinalis yang dikarenakan tekanan atau otot abdomen
yang lemah.
1. PENGKAJIAN
a Identitas
Nama, Umur ,Suku bangsa, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat. Tanggal
masuk Rs, Tanggal dikaji, Diagnosa, No. RM
b Penanggung jawab
Nama, Umur, Agama, Pendidikan, Hubungan dengan pasien, Dr. Penanggung
jawab
c Riwayat Kesehatan
1.Keluhan utama
2.Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat kesehatan masa lalu
4.Penyakit (masa kanak-kanak, penyakit yang terjadi secara berulang-ulang,
operasi yang pernah dialami)
5.Alergi: Kebiasaan (merokok, minum kopi, dll) :
d Keadaan kesehatan keluarga
Orang tua, Saudara kandung, Anggota keluarga lain
Faktor resiko terhadap kesehatan (kanker hypertensi, DM, penyakit jantung, TBC,
Epilepsi, dll.
e Keadaan psikologi
Perilaku ,Pola emosional, Konsep diri, Penampilan intelektual, Pola pemecahan
masalah, Daya ingat
f Keadaan Sosial ekonomi
Status ekonomi, Kegiatan, rekreasi , Bahasa komunikasi , Hubungan dengan
keluarga, Kegiatan masyarakat
g Keadaan Spiritual
kepercayaan, keyakinan
h Pola Kehidupan sehari-hari
1. Makan dan Minum
a Makan : Frekwensi, Jenis makanan, Makanan yang disukai, Makanan yang
tidak disukai, Makanan pantangan, Tujuan/alasan pantangan, Gangguan
makanan, Cara mengatasi, Diet khusus
b Minum, jumlah intake, Jenis.
2. Pola elimenasi
a BAK : Frekwensi, Jumlah, Warna, Gangguan/keluhan, Cara mengatasi
b BAB : Frekwensi, Konsistensi, Gangguan/keluhan, Cara mengatasi
3. Istirahat dan tidur
a Lama tidur : malam, siang
b Gangguan Tidur
c Cara Mengatasi
d Kebiasaan tidur
4. Personal hygine
a Frekwensi Mandi tiap hari
b Cara mandi
c Frekwensi sikat gigi
d Frekwensi mencuci rambut tiap minggu
e Kebiasaan gunting kuku
5. Aktivitas
a Gangguan dalam pergerakan/berjalan
b Alasan/penyebab
c Cara mengatasi
6. Sexual
a Frekwensi
b Alasan/penyebab
c Cara mengatasi
i Pemeriksaan Fisik
a Keadaan Umum :
b Tanda-tanda vital : Tekanan Daqrah, Suhu, Nadi, Respirasi
c Sistem Pencernaan
Bentuk bibir, lesi mukosa mulut, kelengkapan gigi, muntah, kemampuan
menelan, mengunyah, bentuk peut, BU, distensi abdomen, dll
d Sistem Pernafasan
Kesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung, deformitas, bersin, warna
mukosa, perdarahan, nyeri sinus, bentuk dada, kesimetrisan, nyeri dada,
frekwensi pernafasan, jenis pernafasan, bunyi nafas, dll
e Sistem cardiovaskuler
Konjungtiva anemis/tidak, akral dingin/hangat, CRT, JVP, bunyi jantung,
tekanan darah, pembesaran jantung, Cyanosis, dll
f Sistem integument
Warna kulit, turgor kulit, temperatur, luka/lesi, kebersihannya, integritas,
perubahan warna, keringat, eritema, kuku, rambut (kebersihan, warna,
dll.)
g Sistem persyarafan
Tingkat kesadaran, kepala ukuran, kesimetrisan, benjolan, ketajaman mata,
pergerakan bola mata, kesimetrisan, reflek kornea, reflek pupil, nervus 1
s.d. 12, kaku kuduk, dll
h Sistem endokrin
Pertumbuhan dan perkembangan fisik, proporsi dan posisi tubuh, ukuran
kepala dan ekstremitas, pembesaran kelaenjar tyroid, tremor ekstremitas,
dll.
i Sistem musculoskeletal
Rentang gerak sendi, gaya berjalan, posisi berdiri, ROM, kekuatan otot,
deformitas, kekakuan pembesaran tulang, atrofi, dll.
j Sistem reproduksi
Laki-laki: penis skrotum, testis, Perempuan: pembengkakan benjolan,
nyeri, dll.
k Sistem perkemihan
Jumlah, warna, bau, frekwensi BAK, urgensi, dysuria, nyeri pinggang,
inkontinensia, retensi urine, dll.
j Pemeriksaan Penunjang
a Laboratorium
b Rontgen
k Therapi
2. DIAGNOSA KEPERWATAN
a Pre operasi
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik, kompresi saraf, spasme
otot.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3. Ansietas/Kecemasan berhubungan dengan krisis situasi, perubahan status
kesehatan, peran fungsi, ketidakadekuatan metode koping.
b Post opersi
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas
jaringan akibat tindakan operasi.
2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.
3. RENCANA KEPERAWATAN
a POST OPERASI
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan
akibat tindakan operasi
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
tanda-tanda vital normal
pasien tampak tenang dan rileks
terapeutik untuk menghilangkan nyeri.
a) Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya serangan.
Membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar untuk
perbandingan dan evaluasi terhadap terapi
b) Pertahankan tirah baring.
Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan pasien untuk
menurunkan spasme otot, menurunkan penekanan pada bagian tubuh
tertentu dan memfasilitasi terjadinya reduksi
c) Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan.
Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang dapat menghilangkan
spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada struktur sekitar
diskus intervertebralis yang terkena.
d) Instruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi/visualisasi.
Memfokuskan perhatian pasien, membantu menurunkan tegangan otot
dan meningkatkan proses penyembuhan.
e) Berikan obat sesuai dengan kebutuhan.
Merelaksasikan otot dan menurunkan nyeri.
2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
Tujuan : tidak ada infeksi
Kriteria hasil
tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
luka bersih tidak lembab dan kotor.
Tanda-tanda vital normal
a) Rencanakan periode istirahat yang cukup
mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul
dapat digunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.
b) Berikan latihan aktivitas secara bertahap
tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara
perlahan dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat,
mobilisasi dini.
c) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan
mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali.
d) Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien
menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai
akibat dari latihan
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.
Tujuan : pasien dapat tidur dengan nyaman
Kriteria hasil :
pasien mengungkapkan kemampuan untuk tidur.
pasien tidak merasa lelah ketika bangun tidur
kualitas dan kuantitas tidur normal
a) Kaji tingkat ansietas pasien.
Membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan keterampilan yang
mungkin membantu pasien mengatasi keadaannya sekarang dan atau
kemungkinan lain untuk memberikan bantuan yang sesuai.
b) Berikan informasi yang akurat dan jawab dengan jujur.
Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan atas
pengetahuannya.
c) Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan masalah yang
dihadapinya.
Kebanyakan pasien mengalami masalah yang perlu untuk diungkapkan
dan diberi respons dengan informasi yang akurat untuk meningkatkan
koping terhadap situasi yang sedang dihadapinya saat ini.
d) Kaji adanya masalah sekunder yang mungkin merintangi keinginan untuk
sembuh dan mungkin menghalangi proses penyembuhannya.
Pasien mungkin secara tidak sadar memperoleh keuntungan seperti :
terlepas dari tanggung jawab, perhatian dan kontrol dari yang lain
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas
jaringan akibat tindakan operasi.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
tanda-tanda vital normal
pasien tampak tenang dan rileks
INTERVENSI RASIONALISASI
pantau tanda-tanda vital, Mengenal dan memudahkan dalam
intensitas/skala nyeri melakukan tindakan keperawatan
INTERVENSI RASIONALISASI
Pantau tanda-tanda vital. Jika ada peningkatan tanda-tanda vital
besar kemungkinan adanya gejala infeksi
Lakukan perawatan luka dengan karena tubuh berusaha intuk melawan
teknik aseptik. mikroorganisme asing yang masuk maka
terjadi peningkatan tanda vital.
Lakukan perawatan terhadap
prosedur inpasif seperti infus, kateter, perawatan luka dengan teknik aseptik
drainase luka, dll. mencegah risiko infeksi.
Liu, T., & Campbell, A. 2011. Case Files Ilmu Bedah. Jakarta: Karisma
Publishing Group.
Sjamsuhidajat & Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Suratun (2010) Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal.
Jakarta : CV Trans Info Media
PENYIMPANGAN KDM
LAPORAN PENDAHULUAN RESUME KEPERAWATAN HERNIA
(HIL) PADA Tn“B” DI RUANG POLI BEDAH DI RUMAH
SAKIT UMUM NENE MALLOMO KABUPATEN
SIDENRENG RAPPANG
NURKADRI YUSUF
201803026
NURKADRI YUSUF
201803026