Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lia Novsika Saragih

Nim : ACD 117 031

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

AGEN OF CHANGE

Sering kita mendengar kata perubahan (change) terutama ketika kita membahas hal – hal
berkaitan dengan upaya organisasi memperbaharui diri dalam situasi mengahadapi perubahan di
lingkungan stratejik organisasi. Dan setiap perubahan memerlukan orang / individu yang menjadi
pemandu proses berjalannya perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi maupun dalam
masyarakat, guna mencapai tujuan sebagaimana diharapkan.

Agen Perubahan (Agent of Change) adalah individu atau seseorang yang bertugas
mempengaruhi target / sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan sesuai dengan arah yang
dikehendakinya. Agen Perubahan menghubungkan antara sumber perubahan (Inovasi, Kebijakan
Publik dll) dengan sistem masyarakat yang menjadi target perubahan.

Dengan demikian komunikasi adalah alat stratejik bagi tercapainya suatu perubahan dalam
organisasi maupun sistem sosial dalam masyarakat. Komunikasi adalah proses berbagi informasi
dalam sistem sosial masyarakat yang menciptakan temuan (innovator, regulator) dengan target
perubahan (kelompok masyarakat) dan atau proses berbagi informasi diantara sesama mereka agar
mampu membangun situasi saling pengertian melalui penjelasan / pencerahan dalam menjalin
hubungan antara Agen Perubahan dengan kelompok masyarakat yang menjadi target perubahan.

Ada berbagai profesi yang mungkin akan menjadi agen perubahan yang efektif dalam
organisasi atau masyarakat seperti pekerja sosial, consultant, widyaiswara, penjual barang & jasa
(sales), pekerja kesehatan dll.

Dari berbagai profesi termaksud, dalam menjalankan perannya sebagai Agen Perubahan
dengan cara memfasilitasi proses menyampaikan Inovasi / Kebijakan dari “sumber Inovasi /
Kebijakan” kepada para target dari Inovasi / Kebijakan itu.
Peran Agen Perubahan

Proses menginformasikan suatu hal baru dalam rangka memperkenalkan suatu Inovasi /
Kebijakan baru kepada suatu kolompok sosial target perubahan, memerlukan langkah – langkah
sebagai berikut:

1. Membangun kesadaran bahwa mereka memerlukan perubahan (To develop a need for change).
Pada tahap awal Agen Perubahan diharapkan mampu menyadarkan target Inovasi / Kebijakan
Publik bahwa mereka memerlukan perubahan dengan menunjukkan alternative sikap / perilaku yang
sebaiknya mereka lakukan serta perubahan sikap itu akan memberikan kemudahan / keuntungan bagi
mereka. Diharapkan pada tahap ini target perubahan mempunyai kesadaran dalam bentuk keyakinan
bahwa untuk hal yang lebih baik mereka harus berubah demi kebaikan dan kemanfaatan bagi mereka
sendiri
Mengembangkan hubungan dengan saling tukar informasi (To establish an information
exchange relationship).Ketika kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan menyadari
bahwa mereka memerlukan perubahan, maka Agen Perubahan secara terus menerus membangun
komunikasi. Sebelum mengembangkan hubungan yang baik, Agen Perubahan harus dapat diterima
serta dipercaya oleh kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik.
Agen Perubahan harus mampu membangun citra diri sehingga dipersepsikan bahwa dia adalah orang
yang kompeten (competence), kridibel (credible), dapat dipercaya (trustworthiness) dan bersikap
penuh simpaty dan empaty pada kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik.

2. Melakukan identifikasi masalah (To diagnose problems)


Agen Perubahan bertanggung jawab dengan cara menyajikan hasil analysis – synthesis tentang
apa – apa yang ada (existing) dan ternyata tidak dapat memenuhi kebutuhannya saat itu, dan oleh
sebab itu memerlukan perubahan. Pada saat yang demikian Agen Perubahan diharapkan mampu
melihat persoalan yang dihadapi dengan menggunakan cara pandang (perspective) kelompok sosial /
masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik dan menyampaikan dengan bahasa yang sympatic.
Mendorong niat untuk berubah (To create an intent in the client to change).
Setelah Agen Perubahan menjelaskan berbagai cara tindakan yang mungkin harus dilakukan
oleh kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan untuk mencapai tujuan (goal) mereka,
maka Agen Perubahan dituntut untuk mampu memberi motivasi kepada target Inovasi / Kebijakan
agar mengadopsi Inovasi / Kebijakan yang telah ditawarkan Agen Perubahan.
3. Mentransformasikan sekedar niat menjadi tindakan nyata (To translate an intent to action).
Pada tahap ini Agen Perubahan dituntut untuk mencari tahu tentang cara bagaimana
mempengaruhi kelompok social / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik berperilaku
sebagaimana rekomendasi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan mereka sendiri. Pada tahap ini
komunikasi interpersonal antar mereka sendiri (kelompok masyarakat) dapat membantu meyakinkan
mereka untuk memutuskan mengadopsi Inovasi / Kebijakan Publik yang sesuai dengan kebutuhan
mereka, terutama pendapat tokoh informal dalam systems sosial masyarakat mereka sendiri
4. Merawat adopsi mencegah pembatalan adopsi (To stabilize adoption and prevent discontinuance).
Agen Perubahan diharapkan tetap mendampingi kelompok sosial / masyarakat target Inovasi /
Kebijakan Publik agar tetap bertahan dengan sikap perilaku yang sudah diputuskan dengan
mengadopsi Inovasi / Kebijakan Publik. Pendampingan merupakan tahap penting, karena menjadi
konfirmasi tentang perubahan perilaku yang dibutuhkan dan sekaligus menunjukkan manfaatnya bagi
mereka.
5. Pencapaian Hubungan Agen Perubahan dan Komunitas Target Perubahan (To achieve a terminal
relationship).
Tujuan akhir Agen Perubahan adalah mendorong komunitas target perubahan mampu
bersikap/berperilaku dengan mengadopsi Inovasi / Kebijakan Publik yang telah diperkenalkan
sebelumnya. Agen Perubahan setelah mampu mendorong komunitas sosial / masyarakat target
perubahan mengadopsi Inovasi / Kebijakan Publik, maka komunitas sosial / masyarakat target
perubahan seharusnya telah mampu menciptakan kadre Agen Perubahan (baru) dari komunitas sosial
target perubahan itu sendiri. Apabila kelompok Komunitas target perubahan telah mampu
menghasilkan Agen Perubahan (baru) maka tugas Agen Prubahan telah berakhir.
Kunci Keberhasilan Agen Perubahan
Keberhasilan Agen Perubahan melakukan perubahan sikap dan perilaku Komunitas Sosial
target perubahan bergantung pada seberapa jauh upaya Agen Perubahan melakukan pendekatan pada
komunitas target perubahan.
1) Ethos Kerja Agen Perubahan (Change Agent Effort)
Agen Perubahan akan berhasil melakukan perubahan sikap/perilaku komunitas sosial target
perubahan sejalan dengan seberapa sering mereka berhubungan dengan kelompok social target
perubahan, semakin tinggi frekuensi hubungan Agen Perubahan dengan Komunitas Sosial target
perubahan akan semakin tinggi keberhasilan Agen Perubahan. Sehubungan dengan itu maka
keberhasilan Agen Perubahan diukur berdasarkan seberapa besar kelompok masyarakat mengadopsi
perubahan akibat lahirnya Inovasi/Kebijakan Publik
2) Orientasi Komunitas Sosial Target Perubahan (Client Orientation)
Posisi Agen Perubahan berada di tengah, yaitu antara Innovator / Regulator dengan Komunitas
Sosial target perubahan, sehingga Agen Perubahan sering dalam posisi yang berlawanan, disatu sisi
Innovator / Regulator menghendaki sikap perilaku tertentu, disi lain Komunitas Sosial target
perubahan mengharapkan perilaku yang berbeda. Agen Perubahan akan lebih berhasil apabila lebih
berorientasi pada Komunitas Sosial target perubahan daripada memenuhi harapan Innovator /
Regulator
3) Kompatibelitas Inovasi Dengan Kebutuhan Komunitas Sosial Target Inovasi / Kebijakan Publik
(Compatibility with Client’s Needs)
Agen Perubahan sering dihadapkan dengan kesulitan mengidentifikasi kebutuhan Komunitas
Sosial target perubahan. Setiap perubahan yang mengabaikan begitu saja kebutuhan Komunitas Sosial
target perubahan akan mengalami kegagalan. Sebaliknya apabila Agen Perubahan memperhatikan apa
yang sesungguhnya kebutuhan
Komunitas Sosial target perubahan dan sebisanya terdapat kompatabilitas (compatability)
antara perubahan yang diharapkan Innovator / Regulator dengan kebutuhan Komunitas target
perubahan. Semakin tinggi kompatabilitas antara perubahan yang diharapkan dengan kebutuhan
Komunitas target perubahan akan semakin berhasil.
4) Rasa Empathy (Change Agent Empathy)
Rasa empaty adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain
dan merasakan suka dukanya dalam posisi itu. Dengan demikian apabila Agen Perubahan tidak
mampu ber empaty pada orang lain khususnya Komunitas Sosial target perubahan, maka dapat
dipastikan Komunitas target cendrung menolak berubah. Rasa empaty Agen Perubahan terhadap
masalah yang dihadapi /dirasakan oleh Komunitas target perubahan akan lebih berhasil daripada
mereka yang tidak ber empaty.

Anda mungkin juga menyukai