Anda di halaman 1dari 29

BAB I

MESIN BUBUT

1.1 Pengertian dan prinsip kerja mesin bubut

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses turning
atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja
untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan
tertentu bersamaan dengandilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut
gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).

Prinsip kerja mesin bubut Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan
pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung,
putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja
akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Politeknik Negeri Bandung

1
1.2 Bagian - bagian utama mesin bubut

Komponen Utama Mesin Bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama antara
lain:

1.Kepala tetap (HeadStock)

Adalah bagian mesin yang letaknya disebelah kiri mesin,bagian inilah yang memutarkan
benda kerja. Didalamnya terdapat kumparan satu seri roda gigi serta roda tingkat atau tunggal.
Roda tingkat terdiri atas tiga atau empat buah keping dengan garis tengah yang berbeda,roda
tingkat diputar oleh suatu motor yang letaknya dibawah atau disamping roda tersebut melalui
suatu ban.

2.Kepala Lepas (Tailstock)

Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan dipasang diatas
mesin berfungsi

1) Sebagai tempat pemicu ujung benda kerja yang dibubut

2) Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor

3) Sebagai Tempat kedudukan penjepit bor

Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin.kepala lepas terdiri atas dua bagian, yaitu
alas dan ban,kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau 3 baut.ikat dan dapat digerakkan
dipenggeser itu di perlukan apabila:

Politeknik Negeri Bandung

2
1) Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat

2) Kedudukan kedua senter tidak harus sepusat misalnya untuk menghasilkan pembubutan yang
tirus.

3. Alas(Ways)

Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu :

1) Tempat kedudukan kepala lepas

2) Tempat kedudukan eretan (cariage/support)

3) Tempat kedudukan penyangga diam(stendy prest)

Alas yang terbentuk memanjang merupakan tempat tumpuan gaya-gaya pemakanan pahat saat
membubut.

4.Eretan (cariage/support)

Eretan terdiri dari atas alas,eretan lintang,dan eretan atas.eretan alas adalah eretan yang
kedudukannya pada alas mesin.Gerakan eretan itu melalui roda yang dihubungkan roda batang
gigi panjang yang dipasang dibawah alas melalui penghantar.

A)Eretan Lintang

Letaknya Diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas .fungsi eretan
lintang adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat saat membubut bagian ujung pahat
dengan putaran tiap pembagian ukurannya mengatur pemakanan pada bubut.

Politeknik Negeri Bandung

3
B)Eretan Atas

Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut dengan mur ikat.fungsi
eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas bubut dan memberi gerakan yang
diperlukan.

4.Chuck

Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja agar tetap pada tempatnya. Terdapat
dua jenis chuck dalam mesin bubut yaitu chuck 3 rahang dan chuck 4 rahang.

1.3 Jenis-jenis mesin bubut

1. Mesin Bubut Turet

Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang terutama meneyesuaikanya kepada produksi.
Karakteristik utama dari mesin bubut golongan ini adalah bahwa pahat untuk operasi yang
berurutan dapat distel dalam kesiagaan unutk penggunaan dalam urutan yang sesuai. Meskipun

Politeknik Negeri Bandung

4
diperlukan keterampilan sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat, tetapi
sekali sudah benar, maka hanya sikit keterampilan untuk mengoperasikanya, dan banyak suku
cadang dapat di produksi.

Perbedaan antara bubut turet dengan bubut mesin yaitu :

Perbedaan utama antara kedua mesin adalah mesin bubut turet disesuaikan untuk produksi
banyak. Sedangkan bubut mesin digunakan untuk berbagai penugasan, ruang perkakas, atau
pekerjaan operasi tunggal .cirri utama dari bubut turet yang membuatnya menjadi mesin
produksi banyak adalah sebagai berikut :

a).Pahat dapat dikunci secara permanen dalam turet pada urutan yang sesuai dari
penggunaan.

b).Setiap stasiun dilengkapi dengan penghenti hantaran atau pelompat hantaran sehingga masing-
masing pemotongan oleh pahat adalah sama dengan pemotongan sebelumnya.

c).Pemotongan majemuk dapat diambil dari stasiun yang sama pada saat yang sama.

d).Pemotongan kombinasi dapat dibuat dengan yaitu pahat pada peluncur menyilang dapat
digunakan pada saat yang sama denagn pahat yang dituret yang memotong.

e).Kekakuan yang berlebih dalam memegang benda kerja dan pahatnya dibangun ke dalam
mesin untuk pemotongan kombinasi dan majemuk.

f).Mereka mungkin dipasangkan dengan berbagai perlengkapan misalnya untuk pembubutan


tirus, pembubutan ulir dan lain-lain.

Jenis-jenis dari mesin bubut turet yaitu :

1). Mesin bubut turet horizontal

Mesin bubut jenis ini dibuat dalam dua rancangan dan dikenal sebagai ram dan sade. Mesin
bubut turret ini dapat juga diklasifikasikan sebagai mesin pencekam atau batang.

Politeknik Negeri Bandung

5
2). Mesin bubut turret otomatis

Mesin bubut jenis ini mirip dengan mesin jenis sadel standart tetapi operasinya otomatis
sepenuhnya agar seseorang operator dapat menangani dua mesin atau lebih. Mesin jenis ini
digunakan pada tugas pencekam yang berjalan lama, yang usaha untuk penyetelan dan
pemahatannya dapat diperluas kepada banyak suku cadang. Keuntungan dari mesin ini adalah
penghapusan elemen manusia dari daur waktu, kemungkinan untuk operator mengawasi untuk
beberapa mesin dalam produksi yang lebih cepat.

3). Mesin bubut turet yg dikendalikan oleh pita

Dalam gambar ditunjukkan sebuah bubut turret dua suhu tugas berat dengan kendali
numeris, yang dirancang khusus untuk produksi berat. Mesin ini dapat distel dengan cepat
untuk pekerjaan suku cadang kecil biasanya dengan hanya menukar pencekam rahang, pita
pengendali, dan mungkin satu atau dua pemotongan.

4). Mesin bubut turret vertical.

Mesin bubut turret vertical adalah sebuah mesin yang mirip freis pengebor vertical, tetapi
memiliki karakteristik pengaturan turet untuk pemegangan pahat. Mesin ini dilengkapi dengan
system kendali yang memungkinkan operasi otomatis tiap kepala termasuk kecepatan arah
antaran. Kecepatan produksi dari mesin ini sangant meningkat melebihi dan dioperasikan
dengan tangan karena mesin ini beroperasi secara kontiniu.

Politeknik Negeri Bandung

6
5). Mesin bubut stasiun jamak vertikal, otomatis.

Mesin jenis ini dirancang untuk produksi tinggi dan biasanya dilengkapi dengan lima atau
sembilan stasiun kerja dan kedudukan kemuatan pada setasiun kecuali stasiun pemuat sebuah
operasi dilakukan yang menuju kepenyelesaian dari suku cadang. Keuntungan dari mesin ini
bahwa segala operasi dapat dilakukan secara serentak dan dalam urutan yang sesuai.

Politeknik Negeri Bandung

7
4. Mesin bubut otomatis (CNC)

Perkembangan teknologi komputer saat ini telah mengalami kemajuan yang amat pesat.
Dalam hal ini komputer telah diaplikasikan ke dalam alat-alat mesin perkakas di antaranya mesin
bubut, mesin frais, mesin gerinda, mesin bor, mesin potong dan lain-lain. Hasil perpaduan
teknologi komputer dan teknologi mekanik inilah yang selanjutnya dinamakan CNC (Computer
Numerically Controlled). Sistem pengoperasian CNC menggunakan program yang dikontrol
langsung oleh komputer. Secara umum konstruksi mesin perkakas CNC dan sistem kerjanya
adalah sinkronisasi antara komputer dan mekaniknya. Jika dibandingkan dengan mesin perkakas
konvensional yang setaraf dan sejenis, mesin perkakas CNC lebih unggul baik dari segi
ketelitian (accurate), ketepatan (precision), fleksibilitas, dan kapasitas produksi. Sehingga, di era
modern seperti saat ini banyak industri-industri mulai meninggalkan mesin-mesin perkakas
konvensional dan beralih menggunakan mesin-mesin perkakas CNC . Secara garis besar
pengertian mesin CNC adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan
bahasa numerik (perintah gerakan yang menggunakan angka dan huruf). Sebagai contoh: apabila
pada layar monitor mesin kita tulis M03, spindel utama mesin akan berputar berlawanan jarum
jam dan apabila kita tulis M30, spindel utama mesin akan berhenti berputar.

5. Mesin bubut duplikat.

Politeknik Negeri Bandung

8
Mesin bubut duplikat memproduksi kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk ataupun
contoh dari benda kerja hanpir setiap mesin bubut standar dapat dimodifikasi untuk pekerjaan
penduplikasian atau terdapat mesin bubut duplikat otomatis khusus. Reproduksinya dari sebuah
pola baik bulat atau datar, biasanya dipasangkan di belakang mesin bubut.

Dalam gambar ditunjukkan pandangan dari sebuah mesin bubut duplikat yang dikendalikan
numeris atau otomatis. Model ini biasanya dilengkapi dengan system kendali numeris. Ketitik
yang memiliki masukan dial desimal pembacaan langsung. Unit penduplikasi adalah sebuah
system elektromekanis yang tersusun dari tiga bagian yaitu:

1. Sebuah penguat listrik

2. Sebuah penguat daya mekanis

3. Sebuah jarum sayat.

Ciri lain dari mesin ini blok pahat pengarah dua kedudukan terkendali secara otomatis yang
terpasang di atas benda kerja.

8. Mesin bubut center

Pada mesin bubut ini pekerjaan dapat dilakukan diantara dua senter, yaitu kepala
tetap(headstock) dan senter kepala tetap(tailstock). Pada kepala tetap dipasang cekam 3 rahang,
empat rahang atau collet sebagai pemegang benda kerja. Sedangkan kepala lepas berfungsi
sebagai penyangga benda kerja pada sisi lainnya.

1.4 Pahat mesin bubut

a. Pahat bubut rata kanan

Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas lainnya sebagaimana
gambar 26, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya
dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.

Politeknik Negeri Bandung

9
b. Pahat bubut rata kiri

Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55º, pada umumnya digunakan untuk pembubutan
rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala
lepas.

c. Pahat bubut muka

Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata
permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah
mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda kerja tergantung
arah putaran mesinnya.

Politeknik Negeri Bandung

10
d. Pahat bubut ulir

Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan dibuat, sudut
puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis
metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60°.

e. Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macam-macam pahat alur
digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah alur atau ukuran clip.

1.4.1 Penggunaan pahat bubut luar

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa salahsatu alat potong yang sering digunakan pada
proses pembubutan adalah pahat bubut. Bentuk, jenis dan bahan pahat ada bermacam-macam
yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Prosesnya adalah benda kerja yang akan dibubut
bergerak berputar sedangkan pahatnya bergerak memanjang, melintang atau menyudut
tergantung pada hasil pembubutan yang diinginkan.

Politeknik Negeri Bandung

11
berdasarkan bentuknya diaatas , pahat bubut dari kiri ke kanan

a) pahat kiri
b) pahat potong
c) pahat kanan
d) pahat rata
e) pahat radius
f) pahat alur
g) pahat ulir
h) pahat muka
i) pahat kasar

1.4.2 Pahat bubut dalam

Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga sering menggunakan pahat bubut
dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar lubang
yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya juga bermacam-macam dapat
berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada yang diikat pada tangkai pahat. Bentuk
ada yang khusus sehingga tidak diperlukan tangkai pahat. Contoh pemakaian pahat bubut
dalam ketika memperbesar lubang dan membubut rata bagian dalam.

4. Pahat potong

Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai digunakan untuk
memotong benda kerja.
Politeknik Negeri Bandung

12
5. Pahat bentuk

Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja, bentuknya sangat
banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki operatornya. adalah jenis-jenis pahat
berbentuk radius.

6. Pahat keras

Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung bahan karbon
tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti Cemented Carbid, Tungsten, Widedan
lain-lain. Pahat jenis ini tahan terhadap suhu kerja sampai dengan kurang lebih 1000° C,
sehingga tahan aus/gesekan tetapi getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak harus
menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis baja
lainnya dengan pemakanan yang tebal namun tidak boleh mendapat tekanan yang besar. Di
pasaran pahat jenis ini ada yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lain-lain yang pengikatan
dalam tangkainya dengan cara dipateri keras (brassing) atau dijepit menggunakan tangkai dan
baut khusus.

1.4.3 Macam-macam pahat berdasarkan material pembentuknya

a. Pahat High Speed Steel (HSS )

High speed steel (HSS) adalah perkakas yang tahan terhadap kecepatan kerja yang tinggi
dan temperatur yang tinggi juga dengan sifat tahan softening, tahan abrasi, dan
tahan breaking. HSS merupakan peralatan yang berasal dari baja dengan unsur karbon yang
tinggi. Pahat HSS ini digunakan untuk mengasah atau memotong benda kerja. Beberapa unsur
yang membentuk HSS antara lain Tungsten/wolfram (W), Chromium (Cr), Vanadium (V),
Molydenum (Mo), dan Cobalt (Co). Kekerasan permukaan HSS dapat ditingkatkan dengan
melakukan pelapisan. Material pelapis yang digunakan antara lain : tungsten karbida, titanium
Politeknik Negeri Bandung

13
karbida, dan titanium nitride, dengan ketebalan pelapisan 5~8 μm. Pahat jenis ini mampu
mempertahankan kekerasan pada suhu moderat dan digunakan secara luas untuk mata bor,
pahat bubut, dan tap. Selain itu harganya juga relatif murah

b. Pahat Karbida (HCS)

Pahat ini dibuat dari campuran antara karbida dan kobalt. Karbida mendapatkan kekerasan
mereka dari biji-bijian tungsten dan ketangguhan mereka dari ikatan ketat yang dihasilkan
oleh aksi penyemenan dari logam tersebut. Kekerasannya sekitar 90 HRC. Ketahanan aus dan
ketangguhan (resistensi shock) dari karbida dapat diubah dengan memvariasikan jumlah
kekerasan kobalt. Pahat jenis ini lebih unggul dibandingkan dengan pahat HSS, karena pahat
ini memiliki ketangguhan dan ketahanan terhadap abrasi serta keausan. Selain itu, resistensi
terhadap deformasi termal/perubahan bentuk karena panas, juga cukup baik. Oleh karena itu,
harga pahat jenis ini juga relatif mahal.

c. Pahat Baja

Karbon Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4% C) tanpa unsur lain
dengan prosentasi unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu mempunyai kekerasan
permukaan yang cukup tinggi. Baja karbon ini bisa digunakan untuk kecepatan potong rendah
(sekitar VC – 10 m/min) karena sifat martensit yang melunak pada temperatur sekitar 250°C.
Pahat jenis ini hanya dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak ataupun kayu.
Karena harganya yang relatif murah maka sering digunakan untuk tap (untuk membuat
ulir) .

Keuntungannya:

1.Digunakan untuk kecepatan potong yang rendah.

2.Dapat memotong material benda kerja yang lunak.


Politeknik Negeri Bandung

14
3.Harganya murah.

d. Pahat Paduan Cor Nonferro

Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida (Cemented Carbide) dan
digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana karbida terlalu rapuh dan HSS
mempunyai hot hardness dan wear resistance yang terlalu rendah. Jenis material ini dibentuk
secara tuang menjadi bentuk-bentuk yang tidak terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan)
yang kemudian diasah menurut geometri yang dibutuhkan.Paduan nonferro terdiri dari 4
macam eleman utama adalah sebagai berikut :1. Cobalt : sebagai pelarut bagi elemen elemen
lain2. Krom(Cr) : (10% s.d 35% berat) yang membentuk karbida.3.Wolfram (W) : (10% s.d
25% berat) sebagai pembentuk karbida4.Karbon : 3% C menghasilkan jenis yang keras dan
tahan aus

e. Pahat Keramik

Keramik adalah material paduan metalik dan non metalik. Proses pembuatannya
melalui powder processing. Keramik secara luas mencakup karbida, nitrida, borida, oksida,
silikon, dan karbon. Keramik mempunyai sifat yang relatif rapuh.Beberapa contoh jenis
keramik sebagai perkakas potong adalah :1. Keramik oksida atau oksida aluminium (Al2O3)
murni atau ditambah 30% titanium (TiC) untuk menaikkan kekuatannonadhesif. Disertai
dengan penambahan serat halus (whisker) dari SiC dimaksudkan untuk mengurangi kegetasan
disertai dengan penambahan zirkonia (ZrO2) untuk menaikan jumlah retak mikro yang
tidak terorientasi guna menghamabat pertumbuhan retak yang cukup besar dan memiliki sifat
yang sangat keras dan tahan panas.

.
Politeknik Negeri Bandung

15
f. Pahat CBN (Cubic Boron Nitride)

CBN termasuk jenis keramik. Dibuat dengan penekanan panas (HIP, 60kbar, 1500°C)
sehingga bentuk grafit putih nitrida boron dengan strukrur atom heksagonal berubah menjadi
struktur kubik. Pahat sisipan CBN dapat di buat dengan menyinter serbuk nitrida boron tanpa
atau dengan material pengikat Al2O3, TiN, atau Co.CBN memiliki kekerasan yang sangat
tinggi dibandingkan pahat sebelumnya. Pahat ini bisa digunakan untuk permesinan berbagai
jenis baja pada keadaan dikeraskan, besi tuang, HSS, atau karbida. CBN memilik i afinitas
yang sangat kecil terhadap baja dan tahan terhadap perubahan reaksi kimia sampai dengan
kecepatan potong yang sangat tinggi. Saat ini, pahat CBN sangat mahal sehingga
pemakaiannya sangat terbatas

g. Pahat Intan

Merupakan pahat potong yang sangat keras yang merupakan hasil proses sintering serbuk
intan tiruan dengan pengikat Co (5%-10%). Hot hardness sangat tinggi dan tahan terhadap
deformasi plastis. Sifat ini ditentukan oleh besar butir intan serta prosentase dan komposisi
material pengikat. Karena intan pada temperatur tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah
terdifusi dengan atom besi, maka pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan
yang mengadung besi (ferros). Cocok untuk “ultra high precision & mirror finish cutting” bagi
benda kerja nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, plastics, rubber).

Politeknik Negeri Bandung

16
BAB II
Langkah Pembuatan Poros Bertingkat
2.1 Keselamatan kerja dalam mesin bubut

Sebagaimana kita ketahui dalam praktek kerja kita harus mengutamakan keselamatan agar
terhidar dari kejadian yang kita tidak inginkan. Contohya dalam mesin bubut hal yg perlu kita
perhatikan adalah :

1. Mengenakan baju praktek(warepack)

Dalam proses pembubutan kita harus mengenakan baju praktek(warepack) karena pada saat
proses pembubutan seringkali potongan potongan besi dalam proses pembubutan berterbangan
oleh karena itu kita harus megenakan baju praktek(warepack) untuk menghindari hal tersebut.

2. Mengenakan sepatu kerja(safety shoes)

Mengenakan sepatu kerja(safety shoes) juga sangat penting dalam proses pembubutan untuk
melindungi kaki dari jatuhnya benda-benda berat apabila terjadi kesalahan dalam proses
pembubutan.

3. Rambut tidak boleh panjang atau harus di ikat

Karena dalam proses pembubutan benda kerja berputan apabila rambut kita panjang dan
menyentuh putaran benda kerja dalam proses pembubutan rambut kita akan tertarik oleh karena
itu rambut tidak boleh panjang atau harus di ikat selama proses pembubutan

4. Menggunakan kacamata pelindung

Hal ini sangat penting dalam keselamatan pada proses pebubutan karena untuk melindungi
mata dari serpihan-serpihan besi yang sering kali berterbangan pada saat proses pembubutan

5. Keringkan terlebih dahulu bila ada cairan pada mesin bubut

Hal ini dilakukan untuk menghindari konsleting dan juga agar saat pencekaman benda kerja
tidak licin sehingga benda tercekam kuat agar tidak jatuh atau terlempar selama proses

6. Tidak boleh mengoperasikan mesin bubut sebelum ada intruksi

Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dan kerusakan pada mesin selama
pembubutan

Politeknik Negeri Bandung

17
2.2 Peralatan yang digunakan

a) Lap(majun)

Untuk membersihkan benda kerja atau mesin bubut dari cairan pendingin atau serpihan
serpihan potongan dalam proses pembubutan
b) Kunci Chuck

Untuk mengunci benda kerja yang telah dipasang pada chuck agar tidak jatuh atau tetap
berada pada tepatnya
c) Kunci L

Untuk mengencangkan atau mengunci pahat yg sudah dipasang pada toolholder


Politeknik Negeri Bandung

18
d) Silinder pejal

Untuk menyetting ketinggian pahat dan juga dapat digunakan untuk membantu pemutaran
benda kerja agar tidak lepas dari cekaman chuck
e) Pahat

Alat untuk memotong, memakan, serta membuat celah dan tirus benda kerja yang dipasang
pada toolholder dan di kunci dengan kunci L
f) Kacamata

Alat keselamatan untuk melindungi mata dari seriphan-serpihan hasil pemotongan dalam
proses pembubutan yang sering kali terlempar kemana-mana.

Politeknik Negeri Bandung

19
g) Jangka sorong

Untuk mengukur panjang,ketebalan, dan tinggi benda kerja dan bisa juga digunakan untuk
menentukan titik atau batas pemakanan dalam proses pembubutan
h) Gambar kerja

Sebagai acuan untuk membuat bentuk benda kerja yg akan dibuat


i)Kuas

Untuk membersihkan sisa-sisa chip setelah proses pembubutan


j)Seng

Untuk melindungi bagian yang sudah dihaluskan ketika akan dicekam kembali oleh chuck
agar tidak ada bekas dari cekaman

Politeknik Negeri Bandung

20
k)Koin

Sebagai alat tukar untuk meminjam alat atau sebagainya


l)kunci chuck

Berfungsi sebagai alat untuk mengencangkan benda kerja yang telah di cekam oleh chuck
k)Kunci toolpost

Untuk mengatur derajat pahat yang akan perlukan saat proses pembubutan

2.2 Langkah persiapan

1. Mempelajari dan memahami gambar kerja agar dapat mengetahui bentuk yg akan dibuat
selama proses pembubutan

2. Mempersiapkan alat yang akan digunakan

3. Memasang senter putar

Politeknik Negeri Bandung

21
-Atur silinder senter pada tailstock menjadi 0 mm

-masukan senter putar

-atur senter putar hingga ±20 mm dengan spindel silinder senter

4. Memasang pahat bubut

- Longgarkan baut pengunci toolholder dengan kunci L

- Masukan pahat dalam toolholder(bagian yg tajam di atas)

- Kencangkan kembali baut pengunci toolholder dengan kunci L

5. Menyeting ketinggian pahat, dengan cara memutar toolpost hingga ±45̊ menyentuhkan
ujung atau mata pahat yang telah dipasang dengan mata senter putar yg telah dipasang

Politeknik Negeri Bandung

22
6. Mengukur benda kerja yang akan dikerjakan

Bertujuan untuk meperkirakan berapa mili meter benda kerja yg akan di potong atau di
makan sehingga mendapatkan bentuk sesuai dengan yg diperintahkan dalam gambar kerja

7.Menyeting kecepatan mesin bubut sesuai kebutuhan dengan perhitungan dengan rumus:

Vc= n. π/1000

8.Menyekam benda kerja sesuai kebutuhan

2.4. Proses pembubutan poros drill chuck


2.4.1. Facing

Politeknik Negeri Bandung

23
1. Bersihkan material / benda kerja dari gram yang ada.

2. Masukkan benda kerja pada plat genggam mesin bubut dan kunci hingga benda kerja
tidak bergerak.

3. Pasang pahat dan putar ke kiri ±115º

4. Ratakan ujung benda kerja dengan pahat bubut potong


5. Atur ketinggian pahat kembali sampai tidak tampak tonjolan ditengan benda kerja

2.4.2 Senter drill

1. Pasang cutter pada chuck lalu kencangkan hingga tidak bergerak


2. Atur silinder senter pada tailstock hingga 0 mm

3. Masukan chuck yang sudah di pasang cutter

4. Atur hingga ±20 hingga chuck tidak bergoyang

5. Mulai membuat poros dengan cara memutar spindel silinder putar 1 putaran kedepan
dan1/2 putaran kebelakang hingga poros sama dengan diameter cutter

2.4.3 Membubut panjang

Politeknik Negeri Bandung

24
1.Ukur benda kerja 116,5 dari ujung yang telah difacing lalu gores dengan pahat setting
eretan bawah 0 hindarkan kearah ujung benda kerja yang telah difacing lalu kakan benda
kerja sampai diameter 36mm.

2. Ukur benda kerja 84,5mm dari ujung yang telah difacing lalu gores dengan pahat.Setelah
itu, setting eretan bawah 0 hindarkan kearah ujung benda kerja yang telah difacing lalu
kakan benda kerja sampai diameter 29mm.

3. Ukur benda kerja 60,5mm dari ujung yang telah difacing lalu gores dengan pahat setting
eretan bawah 0 hindarkan kearah ujung benda kerja yang telah difacing lalu kakan benda
kerja sampai diameter 25mm.

4. Ukur benda kerja 22,5mm dari ujung yang telah difacing lalu gores dengan pahat setting
eretan bawah 0 hindarkan kearah ujung benda kerja yang telah difacing lalu kakan benda
kerja sampai diameter 29mm.
Politeknik Negeri Bandung

25
5.Lepas benda kerja pasang seng pada bagian diameter 29 untuk melindungi dari cekaman
chuck agar tidak berbekas. Setelah itu facing terlebih dahulu. Lalu ukur benda kerja 10,5
dari bidang diameter 36 lalu gores dengan pahat setting eretan bawah 0 hindarkan kearah
ujung benda kerja yang telah difacing lalu kakan benda kerja sampai diameter 24mm.

Hingga benda kerja seperti pada gambar dibawah ini

*Keterangan : Belum sampai pada bagian kanan benda kerja

Politeknik Negeri Bandung

26
2.5 Proses bubut celah dan tirus

2.5.1 Proses pembuatan celah

Pada pembubutan alur 1 pahat diganti dengan menggunakan pahat alur dengan lebar 3 mm.
langkah langkahnya yaitu :

1.Lepaskan pahat bubut baut pengunci pahat,lalu buka pahat bubut rata,lalu pasang pahat
alur,pahat harus menjulur keluar,lalu kencangkan baut pengunci pahat hingga pahat
tidak bergerak, geserkan eretan sepanjang 68 mm,lalu ubah kecepatan mesin bubut
menjadi 90 rpm ,setting putaran mesin R III 1. Dengan cara pertama putar handel
sebelah kanan ke huruf R , lalu putar handel yang berada di sebelah kiri ke angka
romawi III,setelah itu putar switch yng berada dibawah kiri ke angka 1.

2.Dekatkan pahat pada ujung benda kerja yang berdiameter 26mm dan kasih jarak 2mm
kekanan,makankan sepanjang 5mm sampai menempel pada diameter 26mm secara
bertahap dengan pemakanan 0,5mm secara terus menerus hingga mencapai diameter
16mm.

2.5.2 Proses pembuatan celah 2 dan 3


Pada pengerjaan pembubutan alur 2 dan 3 ini pahat diganti dengan menggunakan pahat
alur lebar 1,5 mm.langkah- langkahnya yaitu :
1.Benda kerja dibalik,dengan membuka cekam dengan menggunakan kunci cak,lalu lepas
benda kerja,dan pasangkan kembali benda kerja dengan menggunakan plat tipis sebagai
ganjal benda kerja agar bagian benda kerja yang sudah di kerjakan tidak cacat.

2.Buka baut pengunci pahat,lalu lepaskan pahat,dan masukkan pahat alur,lalu kencangkan
baut pengunci pahat hingga pahat tidak bergerak,

3.Seting kecepatan mesin menjadi 90 rpm, setting putaran mesin R III 1. Dengan cara
pertama putar handel sebelah kanan ke huruf R , lalu putar handel yang berada di
sebelah kiri ke angka romawi III,setelah itu putar switch yang berada dibawah kiri ke
angka 1.

4.Lalu dekatkan pahat ke benda kerja sejauh 11,5mm,lalu hidupkan mesin dan makankan
pahat ke benda kerja hingga diameter 18.Sesudah itu selesai geserkan pahat hingga

Politeknik Negeri Bandung

27
17,5mm,lalu makankan benda kerja hingga diameter 24mm (pemakanan secara
bertahap ,dengan pemakanan per 0,5mm hingga mencapai diameter yang diinginkan)

2.5.3 Proses pembubutan tirus

Pada pembubutan tirus ini benda kerja dibalik dengan membuka cekam dengan kunci cak lalu
lepaskan benda kerja dan pasang kembali dengan menggunakan ganjel plat tipis agar bagian
benda kerja yang sudah dikerjakan tidak cacat,sebelum mengerjakan tirus kita harus
menghitung terlebih dahulu dengan rumus: X =D-d = 19-15,85=3,15=1,575.

2 2 2

tg∝ = x / p = 1,575 / 63 = 0,025

∝ = arc tg = 0,025 = 1,42o


1.Ganti pahat terlebih dahulu dengan pahat bubut rata,dengan membuka baut pengunci
pahat,lalu buka pahat alur dan masukkan pahat bubut rata,lalu kencangkan pahat dengan
baut pengunci pahat,setelah itu miringkan eretan atas ke arah kiri pembulatan mendekati
1,5o .

2.Ubah putaran mesin menjadi 167 rpm, tabel putaran mesin 167,68 rpm berada diantara 155
dan 190 rpm.Maka 155 rpm dipilih yang paling dekat dengan 167,68 rpm.Lalu setting
putaran mesin R IV 1. pertama putar handel sebelah kanan ke huruf R , lalu putar handel
yang berada di sebelah kiri ke angka romawi IV,setelah itu putar switch yang berada
dibawah kiri ke angka 1.

3.Atur kemiringan dudukan rumah pahat hingga 1,5 o dan dekatkan ujung pahat pada diameter
15,85mm

4.Hidupkan mesin dan sentuhkan pahat dengan benda kerja,lalu seting eretan melintang ke
0,lalu makankan benda kerja 0,5 pada skala eretan melintang,lalu lakukan pemakanan
dengan menggunakan eretan atas dengan memutar ke arah kiri secara terus menerus hingga
ukuran diameter terbesar menjadi 19mm dengan toleransi ±0,1 mm.

Politeknik Negeri Bandung

28
KESIMPULAN
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas atau mesin produksi. Prinsip
kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan
bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu melalui proses
pemakanan.pemotongan, penyetelan, facing dan lain-lain. Di sini benda kerja akan
diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu atau yang telah dihitung bersamaan dengan
dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).

Prinsip kerja mesin bubut Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan
pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung,
putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Politeknik Negeri Bandung

29

Anda mungkin juga menyukai