Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEMESTER II

ILMU PENDIDIKAN
“ Dasar, Asas Fungsi dan Tujuan Pendidikan ”
Dosen Pengampu : Nisrokha, S.pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok II :


1. Galang Kusuma A. (3180018 )
2. Rizki Aulautul J. ( 3180003)
3. Windiyani ( 3180006)

Pendidikan Agama Islam


Sekolah Ilmu Tinggi Tarbiyah (STIT) Pemalang
Tahun Ajaran 2018/ 2019

0
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Pemilik sifat


sempurna, Pemilik kerajaan langit dan bumi, Pemegang segala urusan dilangit dan
bumi, maha mengatur semua apa yang diciptakan-Nya, yang telah memberikan
kita karunia dan ni’mat Nya salah satunya yaitu kesehatan dan kesempatan dalam
rangka menyelesaikan kewajiban kami sebagai Mahasiswa, yakni dalam bentuk
tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen dalam rangka menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan kami.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi agung Muhammad saw, sahabat beserta keluarganya karena dengan
perjuangan beliau kita bisa belajar sampai sekarang ini.
Dan kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang, yang telah membina
lembaga (tempat) kami menimba ilmu pengetahuan selama ini.
2. Dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan, Nisrokha, S.Pd.I., M.Pd. yang
telah memberikan pengarahan kepada kami dalam pembuatan makalah ini sampai
selesai.
3. Teman-teman sekelas yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, khususnya dari dosen mata
kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di
masa yang akan datang.

Pemalang, 13 Maret 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................................... 2

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Urgensi Dasar dan Asas Pendidikan .......................................................... 4


B. Macam-Macam Dasar Pendidikan ............................................................... 5
C. Macam-Macam Asas Pendidikan ................................................................. 7
D. Fungsi dan Tujuan Pendidikan ...................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12

Daftar Pustaka .................................................................................................. 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang dan berlangsung secara


terus menerus. Pendidikan memiliki tujuan sebagai titik tolak dalam
perjalanannya. Sebuah pendidikan akan selalu diarahkan pada sebuah tujuan yang
dapat membawa sebuah fungsi kebermanfaatan. Kaitannya dengan hal ini, sebagai
pendidik kita harus mengetahui fungsi, tujuan, dan aspek pendidikan di negara ini
agar pelaksanaan pendidikan dapat berjalan dengan baik sesuai landasan-landasan
yang ada.
Setidaknya ada dua undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang
pernah dimiliki Indonesia yakni Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih
dikenal dengan nama UUSPN. Dan yang kedua adalah Undang-undang No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya dikenal dengan nama
UU SISDIKNAS. Sebelum adanya kedua UU yang mengatur tentang sistem
pendidikan nasional, Indonesia hanya memiliki Undang-Undang tentang pokok-
pokok pengajaran dan pendidikan yaitu Undang-undang Nomor 4 tahun 1950.
Adanya perubahan Undang-undang ini dimaksudkan agar sistem
pendidikan nasional menjadi lebih baik daripada sistem pendidikan nasional yang
berlaku sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar kita memiliki sistem pendidikan
nasional yang baik sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang siap
menjawab tantangan global, apalagi mengingat sekarang pemberlakuan pasar
bebas telah berlangsung.
Fungsi pendidikan merupakan serangkaian tugas atau misi pendidikan yang
harus diemban dan dilaksanakan oleh pendidikan. Artinya, pendidikan melakukan
serangkaian tugas yang nantinya akan berimbas pada tujuan pendidikan itu
sendiri. Bila fungsi pendidikan telah terpenuhi dengan baik, maka tujuan
pendidikan sebagai tolak ukur pelaksanaan pendidikan dapat dicapai dengan baik
pula.
Fungsi dan tujuan pendidikan tidak mampu berjalan dengan baik apabila
tidak ada aspek-aspek pendidikan yang menjadi tiang utama berdirinya
keberlangsungan pendidikan. Oleh karena itu, fungsi, tujuan, dan aspek-aspek
pendidikan harus berjalan selaras agar penyelenggaraan pendidikan dapat
mencapai tujuannya dengan baik sesuai sistem pendidikan nasional yang berlaku.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Urgensi dasar dan asas pendidikan?


2. Apa saja Macam-macam asas pendidikan?
3. Seperti apa saja fungsi dan tujuan pendidikan?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Urgensi Dasar dan Asas Pendidikan


Pendidikan merupakan gejala semesta dan berlangsung sepanjang
hayat manusia, disitu pasti ada pendidikan. Dasar pendidikan adalah
landasan berpijak dan arah bagi pendidikan sebagai wahana
pengembangan manusia dan masyarakat. Walaupun pendidikan itu
universal namun bagi suatu masyarakat pendidikan akan diselanggarakan
berdasarkan filsafat dan atau pandangan hidup serta berlangsung dalam
latar belakang sosial budaya pada masyarakat tersebut. Dasar pendidikan
suatu negara tidak dapat di lepaskan dari filsafat atau pandangan hidup
bangsa tersebut. Filsafat memberikan pandangan yang luas tentang
pendidikan.
Menurut imam Barnadib (1973: 8-10) berdasarkan urutan-urutan
timbulnya dalam sejarah alam filsafat, filsafat dapat digolongkan menjadi
empat tipe:
1. Filsafat Naturalisme berpandangan bahwa semua datang dari alam
yang bersifat fisik.
2. Filsafat Idealisme berpandangan bahwa kenyataan itu terdiri atas
subtansi- subtansi yang berupa ide-ide atau gagasan atau spirit atau
jiwa.
3. Filsafat Realisme berpandangan bahwa hakikat segala sesuatu adalah
sesuatu yang real, terbebas dari subyek atau manusia yang mengetahui.
4. Filsafat Pragmatisme berpandangan bahwa kegunaan,manfaat, utilita
menempati kedudukan utama dari segala sesuatu.

Filsafat menjadi dasar pemikiran- pemikiran pendidikan secara


filosofis. Menurut Imam Barnadib ada empat pemikiran filsafat pendidikan:

1. Yang menghendaki bahwa pendidikan itu pada hakekatnya progrsif,


dan tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi
pengalaman yang terus menerus. Ini disebut progresivisme.
2. Yang menghendaki bahwa pendidikan itu hendaknya didasarkan atas
nilai-nilai yang tinggi, yang kedudukanya essensial dalam kebudayaan.
Ini disebut essensialisme.
3. Yang menghendaki konsepsi pendidikan didasarkan oleh pertanyaan,
apakah yang paling utama untuk menghadapi tantangan krisis masa
depan. Ini disebut perenialisme.
4. Yang berbendapat bahwa pendidikan hendaknyamampu
membangkitkan anak didik agar dapat merekonstruksi pengalaman
hidupnya. Ini disebut rekonstruksionisme.

4
B. Macam-Macam Dasar Pendidikan
Hukum atau aturan baku tidak selalu dalam bentuk tertulis, aturan
itu ada juga dalam bentuk lisan tetapi diakui masyarakat,hukum seperti ini
juga dapat menjadi Landasan dasar pendidikan.
a) Landasan Ideal
Dalam Undang-Undang pendidikan no.4 tahun 1950 tentang dasar-
dasar pendidikan dan pengajaran sekolah pada bab lll pasal 4 tercantum
bahwa landasan ideal pendidikan dan pengajaran ialah membentuk
manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Menurut direktorat jenderal pendidikan pendidikan tinggi dalam buku
program akta mengajar VB , komponnen bidang studi pendidikan moral
pancasila tahun 1984 dikemukakan seperti berikut:
“sistem pendidikan nasional pancasila ialah sistem pendidikan
nasional Indonesia satu-satunya yang menjamin teramalkan dan
terlestarikan Pancasila. Predikat Pancasila perlu ditonjolkan sebagai
identitas sistem karena pada hakikatnya secara instrinsik Pancasila adalah
kepribadian (identitas sistem kenegaraan RI dengan segala jenis
implikasinya terhadap subsisten dalam negara). Pendidikan nasional adalah
sistem kelembagaan yang bertanggung jawab atas pengembangan dan
pelestarian sistem kenegaraan pancasila dan kebudayaan nasional.”

b) Landasan konstitusional
Landasan konstitusional berupa UUD 1945 pada bab XIII pasal 31
dan 32.1 Undang-undang dasar 1945 adalah hukum tertinggi di indonesia
dan merupakan landasan/dasar dari pndidikan di indonesia.
Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran”. Ayat 2 yang berbunyi “Setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”
ayat ini berkaitan erat dengan wajib belajar 9 tahun dan dan berkaitan erat
dengan pasal 4 yang mengharuskan negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD.
Pasal 4 ayat 3 berbunyi “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional”. Dan yang kedua
yaitu pasal 32 UUD 1945 ayat 1 bermaksud memajukan budaya nasional
serta memberi kebebasan kepada masyarakat untuk menyelenggarakan
dan mengembangkan nilai –nilai budayanya.
Ayat 2 menyatakan bahwa negara menghormti dan memelihara
bahasa daerah sebagai bagian dari budaya nasional,pasal ini berhubungan
dengan pendidikan karena sebab pendidikan adalah bagian dari
kebudayaan. 2

1
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam. Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru ,( Jakarta:
Logos Wacana Ilmu. 2000),hlm 119
2
Moh.suwardi,Pengantar Pendidikan: Teori dan Aplikasi,(Jakarta:PT. Indeks Permata Puri
Media, 2012).hlm.78-79

5
Dalam pembukaan UUD 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah :
1. Memajukan kesejahteraan umum
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa
3. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Undang- Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa setiap warga
negara mendapat pendidikan dan pengajaran. Ini berarti adanya kewajiban
belajar yng memberi kesempatan dan mengharuskan belajar kepada setiap
anak hingga usia tertentu ( sekurang-kurangnya usia 13 tahun). UUD 1945
menginginkan adanya suatu sistem pengajaran nasional yang disesuaikan
dengan kebudayaan dan tuntutn nasional. Usaha tersebut sudah banyak
dilakukan dengan melakukan pembahruan pendidikan di Indonesia.

c) Landasan Operasional
Landasan bagi pembangunan negara , termasuk pendidikan ialah
ketetapan MPR tentang GBHN. Berikut ini dikemukakan ketetapan MPR
tentang GBHN sejak tahun 1966 – 1988 sebagai landasam operasional
pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional yaitu:
1. TAP MPRS No. XXVII/1966 BAB II Pasal 3
Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pacasila, tujuan pendidikan
adalah membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-
ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan dan isi UUD
1945 .
2. TAP MPR No. IV/MPR/1973
Tujuan pendidikan membentuk manusia-manusia
pembangunan yang Pancasila dan untuk membentuk manusia
Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, dapat mengembangkan aktivitas dan tanggung
jawab , dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai
budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan menintai sesama
manusia sesuai dengan ketentuan yang terrdapat dalam UUD 1945.
3. TAP MPR No. IV/MPR/1978
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan , keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab
atas pembangunan bangsa.
4. TAP MPR No. II/MPR/1983
Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan ketakwaan
terhadap Tuhn Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat

6
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab
atas pembangunan bangsa.
5. TAP MPR No. II / MPR /1988
Pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia , yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian ,
bekerja keras, bertanggung jawab , mandiri , cerdas dan terampil
serta sehat jasmani dan ruhani.
6. Bab II Pasal IV UU RI No.2 tahun 1989
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya , yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

C. Macam- Macam Asas Pendidikan


Asas atau prinsip pendidikan adalah ketentuan-ketentuan yang
dijadikan pedoman atau pegangan dalam melaksanakan pendidikan. Asas
pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan (Hartoto, 2008, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan). Jadi, asas
pendidikan itu lebih memfokuskan perhatian kepada cara penyelenggaraan
pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran tentang bagaimana
layaknya pendidikan itu diselenggarakan.

a. Asas ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani, yang berarti di depan pendidik memberi contoh, di tengah
memberi dorongan, di belakang memberi pengaruh agar menuju ke
kebaikan).
Makna Tut Wuri Handayani adalah:
Tut Wuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh
perhatian berdasarkan cinta kasih dan tanpa pamrih.
Handayani: Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk,
membimbing, dan menggairahkan anak agar sang anak
mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi
(Arga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).

b. Asas pendidikan sepanjang hayat, yang berarti pendidikan itu dimulai


dan lahir sampai mati.
Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di
sekolah seharusnya mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu:

7
1. Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien dan
efektif.
2. Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai
dasar dari belajar sepanjang hayat.
c. Asas semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta artinya pendidikan itu
terbuka bagi seluruh rakyat dan seluruh wilayah negara, menyeluruh
artinya mencakup semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Terpadu
artinya saling berkaitan antara pendidikan dengan pembangunan
nasio- nal.
d. Asas manfaat, yang berarti pendidikan harus mengingat kemanfaatannya
bagi masa depan peserta didik, bagi masyarakat, bangsa, negara dan
agama.
e. Asas usaha bersama, yang berarti bahwa pendidikan menekankan
kebersamaan antara keluarga sekolah dan masyarakat.
f. Asas demokratis, yang berarti bahwa pendidikan harus dilaksanakan
dalam suasana dan hubungan yang propor- sional antara pendidik
dengan peserta didik, ada keseimbangan antara hak dan kewajiban
pada masing- masing pihak.
g. Asas adil dan merata yang berarti bahwa semua kepen- tingan berbagai
pihak harus mendapat perhatian dan perlakuan yang seimbang,
sehingga tidak ada diskriminasi.
h. Asas perikehidupan dalam keseimbangan, yang berarti harus
mempertimbangkan segala segi kehidupan manusia, misalnya jasmani
rokhani, dunia akherat, individual dan sosial, intelektual, kesehatan,
keindahan dan sebagainya.
i. Asas kesadaran hukum, dalam arti bahwa pendidikan harus sadar dan
taat pada peraturan yang berlaku serta menegakkan dan menjamin
kepastian hukum.
j. Asas kepercayaan pada diri sendiri, yang berarti bahwa pendidik dan
peserta didik harus memiliki kepercayaan diri sehingga tidak ragu dan
setengah-setengah dalam melaksa- nakan pendidikan.
k. Asas efisiensi dan efektivitas, dalam arti dalam pendidikan dituntut
kehematan dan hasil guna yang tinggi.
1. Asas mobilitas, dalam arti bahwa dalam pendidikan harus ditumbuhkan
keaktifan, kreativitas, inisiatif, ketrampilan, kelincahan dan sebagainya.
m. Asas fleksibilitas, dalam arti bahwa dalam pendidikan harus diciptakan
keluwesan (fleksibel) baik dalam materi maupun caranya, sesuai
dengan keadaan, waktu dan tempat. 3

D. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan

Semua orang pasti setuju jika pendidikan merupakan hal yang sangat
penting untuk membantu seseorang mencapai kesuksesannya, meskipun

3
Fuad Ikhsan, Dasar-dasar Kependidikan, ( Jakarta :PT. Rineka Cipta ,1997), hlm.119-126.

8
sebenarnya pendidikan bukanlah satu-satunya hal yang menentukan
keberhasilan tersebut. Kepandaian tanpa pembentukan karakter yang baik
hanya akan menghasilkan sebuah ijazah, namun tidak menghasilkan generasi
yang berbudi luhur.
Saat ini, banyak anak-anak yang sudah menempuh pendidikan sejak usia
dini, bahkan sejak umur mereka masih dua atau tiga tahun. Meskipun begitu,
pendidikan formal sebenarnya baru mulai di Sekolah Dasar (SD) ketika anak
berumur tujuh tahun. Setika di Sekolah Dasar, anak-anak diajari ilmu-ilmu
mendasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Kurikulum yang dibentuk
dari pendidikan di Sekolah Dasar pun cenderung ringan karena anak usia
Sekolah Dasar semestinya tidak hanya difokuskan untuk belajar, namun juga
bermain.

Masalah dasar dari pendidikan adalah kaburnya tujuan pendidikan. Hal ini
menyebabkan isi dan metode pendidikan terkadang tidak tepat karena tujuan
pendidikan yang tidak jelas. Tujuan pendidikan sebenarnya sangat berguna
untuk menentukan ke arah mana seorang pelajar akan dibawa.
Untuk dapat mengetahui tujuan pendidikan, kita juga semestinya
mengetahui fungsi pendidikan terlebih dahulu. Fungsi pendidikan yang utama
adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian,
serta peradaban yang bermartabat. Dengan kata lain, fungsi pendidikan yang
utama adalah untuk memanusiakan manusia.
Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003,Bab II
Pasal 3 disebutkan sebagai berikut,”Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertangggung jawab”.

Menurut Havelock & Huberman (1997: 25),sistem pendidikan suatu


negara memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Untuk menciptakan pemahaman identitas nasional melalui pengajaran
sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
2. Untuk memberikan bahasa percakapan dan tulis secara umum yang
mungkin tidak ada orang yang mengadakan sebelumnya.
3. Untuk menanamkan seperangkat nilai-nilai sosial politik.
4. Untuk memberikan seperangkat keterampilan spesifik yang akan
memungkinkan ekonomi yang seimbang dan terpadu menjadi kenyataan.

Ivan Illich (Mudyaharjo,2002:49) berpendapat bahwa suatu sistem


pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan.

9
1. Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah
memperoleh sumber belajar pada setiap saat.
2. Memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan
mereka kepada orang lain dengan mudah melakukannya,demikian pula
bagi yang ingin mendapatkannya.
3. Menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan
pendidikan.

Ivan Illich menekankan pada adanya kebebasan setiap orang untuk


memperoleh akses pada sumber-sumber belajar yang memungkinkan
mereka leluasa mengembangkan potensi dirinya guna mencapai tujuan hidup
mereka.

Sedikit berbeda, Langeveld mengkategorikan tujuan pendidikan menjadi


enam, yaitu:
1. Tujuan Pendidikan Umum
Tujuan pendidikan secara umum adalah untuk mencapai
kedewasaan jasmani dan rohani anak didik. Pertumbuhan jasmani yang
dimaksud dalam tujuan pendidikan adalah apabila batas pertumbuhan fisik
maksimal yang bisa dicapai oleh seorang anak. Sementara kedewasaan
rohani dalam tujuan pendidikan berarti mampunya seorang anak untuk
menolong dirinya sendiri ketika mengalami permasalahan dan mampu
bertanggung jawab atas semua perbuatannya.

2. Tujuan Pendidikan Khusus


Tujuan pendidikan secara khusus adalah tujuan pendidikan yang
hendak dicapai secara khusus berdasarkan usia, jenis kelamin, sifat, bakat,
intelegensi, lingkungan sosial budaya, dan lain sebagainya.

3. Tujuan Pendidikan Tidak Lengkap


Tujuan pendidikan tidak lengkap adalah tujuan pendidikan yang
menyangkut hanya sebagian aspek pada hidup manusia.

4. Tujuan Pendidikan Sementara


Tujuan pendidikan terkadang tidak dapat dicapai hanya melalui satu
langkah. Tujuan pendidikan sementara dapat dipahami sebagai proses yang
ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan utama setingkat demi
setingkat. Tujuan pendidikan pada tiap tingkatan inilah yang dipahami
sebagai tujuan pendidikan sementara.

5. Tujuan Pendidikan Intermedier

10
Tujuan pendidikan intermedier merupakan tujuan pendidikan
sampingan yang berfungsi sebagai perantara tujuan pendidikan pokok.
Contohnya, orang tua membiasakan anaknya untuk mencuci piring setelah
selesai makan. Kebiasaan ini ditanamkan sebagai tujuan pendidikan supaya
anak memiliki rasa tanggung jawab.

6. Tujuan Pendidikan Insidental


Tujuan pendidikan insidental merupakan tujuan pendidikan yang
dicapai pada saat-saat tertentu dengan sifat seketika dan spontan.
Contohnya orang tua menegur anaknya agar tidak melukai binatang ketika
si anak hendak mengambil batu untuk melempar anjing di depannya.

Tujuan Pendidikan Nasional di Negara Indonesia adalah untuk


meningkatkan kualitas manusia Indonesia,yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, tangguh ,cerdas ,kreatif ,trampil ,disiplin ,beretos
kerja ,profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan
ruhani. Pendidikan juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal
rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, dan kesetiakawanan
sosial serta sadar pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para
pahlawan serta berorientasi masa depan. Iklim belajar dan mengajar yang
dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan
masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang
kreatif,inovatif, dan keinginan untuk maju (GBHN,1993: 95).
Berdasarkan kutipan diatas,dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
secara umum adalah mengembangkan segala potensi bawaan manusia secara
integral,silmutan,dan berkelanjutan agar menusia mampu melaksanakan tugas
dan kewajiban dalam kehidupan guna mencapai kebahagian di masa sekarang
dan masa mendatang.

11
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Adapun Dasar Pendidikan Nasional bagi bangsa
Indonesia adalah dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : Dasar Ideal, Dasar
Konstitusional, dan Dasar Operasional.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah : “Pendidikan merupakan pilar
tegaknya bangsa. Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga
martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3,
disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Fungsi
pendidikn nasionlal adalah untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya yang
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Unsur-unsur pokok pendidikan nasional:pendidikan
moral Pancasila,pendidikan agama,pendidikan watak dan kepribadian,
pendidikan bahasa, pendidikan kesegaran jasmani, pendidikan kesenian,
pendidikan ilmu pengetahuan, pendidikan keterampilan, pendidikan
kewarganegaraan pendidikan kedasaran bersejarah
Sistem pendidikan Indonesia mengenal adanya tiga asas-asas pendidikan.
Asas yang pertama adalah asas Tut Wuri Handayani , Azas Kemandirian dalam
Belajar dan Azas Belajar sepanjang Hayat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, rulam .2014. Pengantar Pendidikan. Asas & Filsafat Pendidikan.


Yogyakarta : Ar-ruz.
Azyumardi Azra. 2000. Pendidikan Islam. Tradisi dan Modernisasi Menuju
Milenium Baru: Logos Wacana Ilmu.
Fuad Ikhsan. 1997. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta :PT. Rineka Cipta.
Moh.suwardi. 2012. Pengantar Pendidikan: Teori dan Aplikasi: Jakarta:
Indeks Permata Puri Media.

13
TENTANG PEMAKALAH

Galang Kusuma Aditya. Lahir di Pemalang, 4 November 1999.


Penulis merupakan lulusan dari SMA Negeri 2 Pemalang. Saat ini
penulis yang mempunyai hobi berdagang dan bermimpi ini sedang
menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)
Pemalang .

Rizki Aulatul Ja’ah. Lahir di Pemalang, 12 Oktober 1999. Penulis


merupakan lulusan dari MA al Manshuriyah. Saat ini penulis
sedang menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah (STIT) Pemalang. Penulis juga mempunyai hobi
membaca dan menulis.

Windiyani. Lahir di Pemalang, 23 September 2000. Penulis


merupakan lulusan dari SMK Ma’arif NU Kajen Kabupaten
Pekalongan. Dan saat ini penulis sedang menempuh
pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang.
Penulis juga mempunyai hobi menyanyi dan sehari-harinya aktif
di pondok pesantren desa Badak, Belik.

14

Anda mungkin juga menyukai