PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak dilandasi oleh beberapa teori perkembangan dari para
tokoh pencetus serta pelopor dalam dunia pendidikan. Teori-teori tersebut
bermunculan seiring dengan perkembangan dan permasalahan yang
dialami anak. Satu per satu teori perkembangan diperkenalkan kepada
dunia, dengan tujuan dapat membantu menyelesaikan problematika proses
perkembangan anak. Selain itu, teori-teori tersebut juga merupakan sederet
inovasi yang difungsikan sebagai katrol pengangkat kualitas anak.
Albert Bandura, satu dari sekian tokoh pencetus teori perkembangan,
yakni teori pembelajaran sosial (social learning theory). Menurut Bandura
, orang belajar melalui pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh
model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan lihat di media,
serta dari orang lain dan lingkungannnya. Dalam model pembelajaran
Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peranan penting.
Faktor person (kognitif) yang dimaksud saat ini adalah self-efficasy atau
efikasi diri. Reivich dan Shatté (2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai
keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan
memecahkan masalah dengan efektif. Efikasi diri juga berarti meyakini
diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Individu dengan efikasi diri
tinggi memiliki komitmen dalam memecahkan masalahnya dan tidak
akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang
digunakan itu tidak berhasil. Menurut Bandura (1994), individu yang
memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi
tantangan. Individu tidak merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan
yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini menurut Bandura
(1994) akan cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan
yang ia alami.
Permasalahan sosial anak, bahkan seluruh kalangan mungkin dapat diatasi
dengan menerapkan teori Bandura ini. Oleh karena itu, makalah ini
menjelaskan dengan lebih terperinci tentang teori pembelajaran sosial ini.
Teori ini juga dapat dijadikan salah satu pedoman untuk meningkatkan
kualitas perkembangan anak, khususnya para pendidik.
B. Tujuan
1. Mengetahui tokoh pencetus teori pembelajaran sosial
2. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan teori pembelajaran sosial
3. Mengetahui permodelan Albert Bandura
4. Mengetahui prinsip-prinsip belajar melalui permodelan
5. Menggali lebih dalam tentang Teori Sosial Learning
C. Rumusan Masalah
1. Siapakah tokoh teori pembelajaran sosial ?
2. Apa yang dimaksud dengan teori pembelajaran sosial ?
3. Bagaimana teori permodelan Albert Bandura ?
4. Bagaimaa prinsip-prinsip belajar melalui permodelan ?
D. Manfaat
1. Membantu menyelesaikan problematika proses perkembangan anak
2. Mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri
sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif
3. Memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya
4. Cepat menghadapi maslah dan mampu bangkit dari kegagalan yang
dialami
5. Pedoman untuk meningkatkan kualitas perkembangan anak
BAB II
PEMBAHASAN
Proses peniruan model ini akan dipengaruhi oleh factor model itu sendiri dan
kualitas individu. Model-model yang akan ditiru ditentukan oleh tiga factor:
1. Ciri-Ciri model
Yaitu model yang memiliki ciri-ciri yang bersesuaian dengan individu
akan lebih mungkin ditiru disbanding dengan model yang kurang
bersesuaian.
2. Nilai Prestise daripada Model
Ialah model yang memberikan prestise. Misalnya para penyanyi. Bintang
film, pemimpin, orang terkenal, pahlawan, pakar, para juara, adalah
contoh tokoh yang memiliki pretise tinggi, sehingga akan lebih mungkin
dijadikan sebagai model untuk ditiru.
3. Peringkat Ganjaran Intrinsik
Artinya kualitas rasa kepuasan yang diperoleh dengan meniru suatu
model.
Dalam kaitan dengan pengajaran di dalam kelas, guru hendaknya merupakan
tokoh perilaku bagi siswa-siswanya. Proses kognitif siswa hendaknya mendapat
perhatian dari guru, kemudian lingkungan hendaknya memberikan dukungan bagi
proses pembelajaran, dan guru membantu siswa dalam mengembangkan perilaku
pembelajaran. Guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa, terutama yang
berkenaan dengan perbedaan individual, kesediaan, motivasi, dan proses
kognitifnya. Hal lain yang harus diperhatikan ialah kecakapan siswa dalam
pembelajaran untuk belajar, dan penyelesaian masalah dalam pengajaran. Proses
pembelajaran hendaknya tidak terpisah dari lingkungan social, artinya apa yang
dilakukan dalam pembelajaran dan pengajaran hendaknya memiliki keterkaitan
dan padanan dengan kehidupan social yang nyata.
Dalam mengembangkan proses pengajaran yang efektif, teori ini menyarankan
strategi sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan model-model perilaku yang akan digunakan dalam
kelas
2. Mengembangkan perilaku yang memberikan nilai-nilai secara fungsional,
dan memilih perilaku-perilaku model
3. Mengembangkan urutan atau peringkat proses pengajaran
4. Menerapkan aktifitas pengajaran dan membimbing aktifitas pembelajaran
siswa dalam membentuk proses kognitif dan motorik.
Penjelasan Teori
Antara individu, lingkungan, serta perilaku saling berinteraksi dan
mempengaruhi proses pembelajaran sosial. Dimana perilaku seseorang tercipta
dari hasil interaksi antara faktor yang ada dalam diri individu tersebut dengan
kondisi lingkungan tempat individu tinggal. Proses pembelajaran sosial ini
menekankan pada komponen kognitif dari fikiran individu terhadap suatu hal
yang akhirnya menghasilkan sebuah pemahaman dan evaluasi mengenai hal
tersebut. Ketika suatu individu berinteraksi dengan lingkungannya terjadi
interaksi pula terhadap faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu dengan
faktor-faktor dalam lingkungan tersebut.
Social Learning Theory (Teori Pembelajaran sosial) menjadi bidang
penelitian komunikasi massa untuk memahami efek terpaan media massa. Social
Learning ini mengkaji proses belajar melalui media massa sebagai tandingan
terhadap proses belajar secara tradisional. Teori ini belajar tradisional menyatakan
bahwa belajar terjadi dengan cara menunjukkan tanggapan dan mengalami efek-
efek yang timbul. Penentu utama dalam belajar adalah peneguhan, dimana
tanggapan akan diulangi jika organisme (orang yang bersangkutan) mendapat
penghargaan. Albert Bandura menyatakan bahwa Social Learning Theory
menganggap media massa sebagai agen sosialisasi yang utama disamping
keluarga, guru dan sahabat.
Dalam belajar, secara sosial langkah pertama adalah attention atau perhatian
terhadap suatu peristiwa. Perhatian terhadap suatu peristiwa ditentukan oleh
karakteristik peristiwa itu (rangsangan yang dimodelkan) dan karakteristik si
pengamat. Peristiwa yang jelas dan sederhana akan mudah menarik perhatian dan
karenanya mudah dimodelkan. Mengenai ciri-ciri pengamat yang menentukan
perhatian adalah antara lain kemampuan seseorang dalam proses informasi, umur,
intelegensi, daya persepsi dan taraf emosional. Orang yang emosional akan lebih
atentifterhadap suatu rangsangan tertentu. Langkah kedua adalah retention process
(proses retensi) yaitu peristiwa yang menarik perhatian tadi di masukkan ke dalam
benak dalam bentuk lambang secara verbal atau imaginal sehingga menjadi
ingatan. Langkah ketiga motor reproduction yaitu hasil ingatan tadi akan
meningkat menjadi bentuk perilaku. Langkah terakhir motivasional proses
menunjukkan bahwa perilaku akan berwujud apabila terdapat nilai peneguhan.
Peneguhan dapat berbentuk ganjaran eksternal pengamatan yang menunjukkan
bahwa bagi orang lain ganjaran disebabkan perilaku yang sama serta ganjaran
internal misalnya rasa puas diri.
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://mutmainnahlatief.wordpress.com/2012/01/17/teori-belajar-sosial/ diakses
pada tanggal 18/10/2012
Bagus, Sihnu. 2002. Definisi Teori Belajar Sosial.
http://all-about-theory.blogspot.com/2010/03/definisi-teori-belajar-sosial.html
diakses pada tanggal 18/10/2012
http://mabjip.blogspot.com/2009/10/teori-pembelajaran-sosial-bandura.html
http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/
http://mutmainnahlatief.wordpress.com/2012/01/17/teori-belajar-sosial/