Anda di halaman 1dari 22

AL-QUR’AN DAN ULUMUL QUR’AN

Disusun Oleh:

Fahri Dwi Pranata

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR RANIRY

BANDA ACEH

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha
esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “AL-QUR’AN dan ULUMUL
QUR’AN” .Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf
dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan
ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaan
pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga
dapat memberikan manfaat.

Banda Aceh, 29 Maret 2019


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 1

C. Tujuan Pembuatan Makalah ................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an .......................... 2

B. Nama-Nama Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an ...................... 3

C. Kandungan Al-Qur’an ......................................................... 4

D. Perbedaan Al-Qur’an dengan hadits qudsi dan hadits nabawi 5

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 7


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al-Qur’an merupakan sumber pertama dan utama dalam ajaran Islam,


sebagai panduan hidup umat islam, al-Qur’an memiliki prinsip-prinsip
ajaran yang sempurna dan universal. Konsekwensi logis dari pengakuan
dan keyakinan tersebut, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya
berlaku dan relevan sepanjang zaman.
Dalam upaya memahami al-Qur’an baik secara tekstual atau
kontekstualnya diperlukan pemahaman tentang ulumul-Qur’an, apa
hakikatnya, bagaimana memahaminya, apa fungsinya serta kapan
sejarah penulisan ulumul-Qur’an itu mulai ada.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ulum, al-Qur’an dan ulumul Qur’an ?


2. Nama-Nama al-Qur’an dan Ulumul Qur’an ?
3. Kandungan al-Quran itu ?
4. Perbedaan Al-Qur’an dengan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi?

C. TUJUAN

makalah ini dimaksudkan untuk megetahui tentang ulumul-Qur’an


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulumul Qur’an

Kata ulum Qur’an tersusun dari dua kata secara idhofi, yaitu terdiri
dari mudhof dan mudhof ilaih, kata ulum diidhofahkan pada al-Qur’an.
Dari dua unsur kata tersebut maka didapat makna ulum dan al-Qur’an
dan menjadi kalimat ulumul-Qur’an.
1. Arti kata ulum
Kata ulum secara etimologi adalah merupakan jamak dari ilmu, kata ilmu
itu sendiri adalah mashdar yang mempunyai arti pengetahuan atau
pemahaman.
2. Arti kata al-Qur’an
Secara etimologi kata al-Qur’an merupakan mashdar dari kata qaraa yang
maknanya sama dengan kata qiraah yang berarti bacaan, kemudian diberi
makna sebagai isim maful yaitu maqru yang artinya ‘yang dibaca’.
Pemaknaan ini sebagaimana diisyaratkan dari QS. al-‘Alaq yang
merupakan perintah
kepada umat manusia untuk membaca (iqra), penamaannya termasuk
katagori ‘tasmiyah al-maful bil mashdar’ (penamaan isim maful dengan
mashdar). Penamaan ini merujuk pada QS al-Qiyamah (75) ayat 17-18 :
ُ َ َ ُ ْ َّ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ َ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َّ
)١٨( ‫) ف ِإذا ق َرأن ََٰٰه فٱت ِبع ق ْرءانهۥ‬١٧( ‫ِإن عل ْينا ج ْمعهۥ وق ْرءانهۥ‬

Artinya : 17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya


(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. 18. Apabila Kami
telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
Dari segi terminologinya al-Qur’an di definisikan para pakar ushul fiqih,
fiqih dan bahasa Arab adalah sebagai :
‘Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang
lapazh-lafazhnya mengandung mukjijat, membacanya mempunyai nilai
ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf,
mulai dari surat al-Fatihah (1) sampai akhir surat an-Nas (114)’

Arti Ulumul Qur’an Jadi, yang dimaksud dengan u`lumul-Qu`ran


ialah ilmu yang membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan
Al-Quran dari segi asbabun nuzul."sebab-sebab turunnya al-Qur`an",
pengumpulan dan penertiban Qur`an, pengetahuan tentang surah-surah
Mekah dan Madinah, An-Nasikh wal mansukh, Al-Muhkam wal
Mutasyaabih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Qur`an.
Terkadang ilmu ini dinamakan juga ushuulu tafsir (dasar-dasar tafsir)
karena yang dibahas berkaitan dengan beberapa masalah yang harus
diketahui oleh seorang Mufassir sebagai sandaran dalam menafsirkan
Qur`an .
B.Nama-Nama Al-Qur’an
Sesuai dengan keanekaragaman Al-Qur’an
yang menyentuh segala macam sisi-sisi kehidupan manusia.
Berikut adalah nama –nama lain Al
Qur’an yang diturunkanMalaikat Jibril kepada Rasulullah SAW:

1) Al-Kitab (buku)
َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ ُهدًى ِل ْل ُمتَّقِين‬ ُ ‫َٰذَلِكَ ْال ِكت‬
َ ‫َاب ََل َري‬
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah [2]:2)
2) Al-Furqan (pembeda benar salah)

ً ‫ع ْب ِد ِه ِليَ ُكونَ ِل ْل َعا َل ِمينَ نَذ‬


‫ِيرا‬ َ َ‫اركَ الَّذِي ن ََّز َل ْالفُ ْرقَان‬
َ ‫علَ َٰى‬ َ َ‫تَب‬
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur'an) kepada
hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam. (QS. Al Furqaan [25]:1)
3) Adz-Dzikr (pemberi peringatan)
ِ ‫ِإنَّا نَحْ ُن ن ََّز ْلنَا‬
ُ ِ‫الذ ْك َر َو ِإنَّا لَهُ لَ َحاف‬
َ‫ظون‬

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an), dan


sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al Hijr [15]:9)
4) Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat)
َ‫ُور َو ُهدًى َو َرحْ َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِمنِين‬
ِ ‫صد‬ُّ ‫ظةٌ ِم ْن َربِ ُك ْم َو ِشفَا ٌء ِل َما فِي ال‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ ‫اس قَ ْد َجا َءتْ ُك ْم َم ْو ِع‬

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu


dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus
[10]:57)
5) Asy-Syifa' (obat/penyembuh)
َ‫ُور َو ُهدًى َو َرحْ َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِمنِين‬
ِ ‫صد‬ُّ ‫ظةٌ ِم ْن َر ِب ُك ْم َو ِشفَا ٌء ِل َما ِفي ال‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
َ ‫اس قَ ْد َجا َءتْ ُك ْم َم ْو ِع‬

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu


dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus
[10]:57)
6) Al-Hukm (peraturan/hukum)
َ ‫َو َك َٰذَلِكَ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ُح ْك ًما‬
َّ َ‫ع َربِيًّا ۚ َولَئِ ِن اتَّبَعْتَ أ َ ْه َوا َء ُه ْم بَ ْعدَ َما َجا َءكَ ِمنَ ْال ِع ْل ِم َما لَكَ ِمن‬
‫َّللاِ ِم ْن َو ِلي ٍّ َو ََل‬
‫ق‬ٍّ ‫َوا‬
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Qur'an itu sebagai peraturan
(yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa
nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali
tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (QS.
Ar Ra'd [13]:37)
7) Al-Hikmah (kebijaksanaan)
ً ‫َّللاِ إِ َٰلَ ًها آخ ََر فَت ُ ْلقَ َٰى فِي َج َهنَّ َم َملُو ًما َم ْد ُح‬
‫ورا‬ َّ ‫َٰذَلِكَ ِم َّما أ َ ْو َح َٰى إِلَيْكَ َربُّكَ ِمنَ ْال ِح ْك َم ِة ۗ َو ََل تَجْ عَ ْل َم َع‬

Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan


janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela
lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). (QS. Al Isra' [17]:39)
8) Al-Huda (petunjuk)

‫سا َو ََل َر َهقًا‬ ُ ‫س ِم ْعنَا ْال ُهدَ َٰى آ َمنَّا بِ ِه ۖ فَ َم ْن يُؤْ ِم ْن ِب َر ِب ِه فَ ََل يَخ‬
ً ‫َاف بَ ْخ‬ َ ‫َوأَنَّا لَ َّما‬
Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami
beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia
tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan
penambahan dosa dan kesalahan. (QS. Al Jin [72]:13)
9) At-Tanzil (yang diturunkan)
َ‫ب ْال َعالَ ِمين‬
ِ ‫َو ِإنَّهُ لَت َ ْن ِزي ُل َر‬
Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta
alam, (QS. Asy Syu’ara [26]:192)
10) Ar-Rahmat (karunia)
َ‫َو ِإنَّهُ لَ ُهدًى َو َرحْ َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِمنِين‬
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman. (QS. An Naml [27]:77)
11) Ar-Ruh (ruh)
ً ُ‫ان َو َٰلَ ِك ْن َجعَ ْلنَاهُ ن‬
‫ورا نَ ْهدِي بِ ِه‬ ُ ‫َو َك َٰذَلِكَ أ َ ْو َح ْينَا إِلَيْكَ ُرو ًحا ِم ْن أ َ ْم ِرنَا ۚ َما ُك ْنتَ تَد ِْري َما ْال ِكت‬
ِ ْ ‫َاب َو ََل‬
ُ ‫اْلي َم‬
ِ ‫َم ْن نَشَا ُء ِم ْن ِعبَا ِدنَا ۚ َوإِنَّكَ لَت َ ْهدِي إِلَ َٰى‬
‫ص َراطٍّ ُم ْست َ ِق ٍّيم‬
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur'an) dengan
perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab
(Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami
menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa
yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya
kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy
Syuura [42]:52)
12) Al-Bayan (penerang)
َ‫ظةٌ ِل ْل ُمتَّقِين‬
َ ‫اس َو ُهدًى َو َم ْو ِع‬ ٌ ‫َٰ َهذَا َب َي‬
ِ َّ‫ان ِللن‬
(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]:138)
13) Al-Kalam (ucapan/firman)
َ‫َّللاِ ث ُ َّم أ َ ْب ِل ْغهُ َمأ ْ َمنَهُ ۚ َٰذَلِكَ بِأَنَّ ُه ْم قَ ْو ٌم ََل يَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫َوإِ ْن أ َ َحدٌ ِمنَ ْال ُم ْش ِركِينَ ا ْست َ َج‬
َّ ‫اركَ فَأ َ ِج ْرهُ َحت َّ َٰى يَ ْس َم َع َك ََل َم‬
Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan
kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman
Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian
itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. (QS. At Taubah
[9]:6)
14) Al-Busyra (kabar gembira)
َ‫ق ِليُث َ ِبتَ الَّذِينَ آ َمنُوا َو ُهدًى َوبُ ْش َر َٰى ِل ْل ُم ْس ِل ِمين‬
ِ ‫قُ ْل ن ََّزلَهُ ُرو ُح ْالقُد ُِس ِم ْن َربِكَ ِب ْال َح‬
Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu
dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman,
dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)". (QS. An Nahl [16]:102)
15) An-Nur (cahaya)
ً ُ‫َان ِم ْن َر ِب ُك ْم َوأ َ ْنزَ ْلنَا ِإلَ ْي ُك ْم ن‬
‫ورا ُم ِبينًا‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
ٌ ‫اس قَ ْد َجا َء ُك ْم ب ُْره‬
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari
Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan
kepadamu cahaya yang terang benderang. (Al-Qur'an). (QS. An Nisa'
[4]:174)
16) Al-Basha'ir (pedoman)
َ‫اس َو ُهدًى َو َرحْ َمةٌ ِلقَ ْو ٍّم يُوقِنُون‬ َ َ‫َٰ َهذَا ب‬
ِ َّ‫صائِ ُر ِللن‬
Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang meyakini. (QS. Al Jaatsiyah [45]:20)
17) Al-Balagh (penyampaian/kabar)
‫ب‬ ِ ‫اس َو ِليُ ْنذَ ُروا ِب ِه َو ِل َي ْعلَ ُموا أَنَّ َما ُه َو ِإ َٰلَهٌ َو‬
ِ ‫احدٌ َو ِل َيذَّ َّك َر أ ُولُو ْاْل َ ْلبَا‬ ٌ ‫َٰ َهذَا َب ََل‬
ِ َّ‫غ ِللن‬
(Al-Qur'an) ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia, dan supaya
mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui
bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang
yang berakal mengambil pelajaran. (QS. Ibrahim [14]:52)
18) Al-Qaul (perkataan/ucapan)
َ َّ َ َ َّ َ َ ْ َ َْ ْ ََ
‫۞ َولقد َو َّصلنا ل ُه ُم الق ْو َل ل َعل ُه ْم َيتذك ُرون‬
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al-
Qur'an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran. (QS. Al
Qashash [28]:51)
C.Kandungan Al-Qur’an
Al-Qur’an berisi pesan-pesan ilahi (risalah illahiyah) untuk
umat manusia yang disampaikan melalui Nabi Muhammad Saw.
Pesan-pesan tersebut
tidak berbeda dengan risalah yang dibawa oleh Nabi Adam, Nuh,
Ibrahim dan rasul-rasul lainnya sampai kepada Nabi Isa, risalah itu
adalah mentauhidkan Allah. Konsep ketuhanan yang diajarkan oleh
Al-Qur’an tidak berbeda dengan konsep ketuhanan yang diajarkan
oleh rasul yang pernah Allah utus didunia ini.hanya persoalan
hukum atau syariat sajalah yang selalu berubah sesuai dengan
perubahan situasi dan kondisi dimana nabi itu diutus.
Bagaimanapun juga, kita sering membaca perbincangan Al Qur’an
mengeni bumi, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, jagat raya,
fenomena alam, dan sejarah. Perbincangan tersebut dalam kitab
Suci ini, merupakan rangkaian pembelajaran bagi umat manusia
mengenai tauhid dan ketundukan kepada Allah. Sebenarnya banyak
ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam Al-Qur’an.Akan tetapi,
kebanyakan dari kita hanya membacanya saja tanpa mau
memahami isi yang terkandung di dalamnya. Di bulan Ramadhan,
banyak orang-orang berlomba mengkhatamkan Al-Qur’an.
Sebenarnya bukan mengkhatamkan yang diutamakan akan tetapi
menelaah dan mempelajari Al-Qur’an yang sangat dianjurkan agar
tidak terjadi kesalah pahaman memaknai Islam seperti yang
terjadi belakangan ini dimana banyak timbul aliran-
aliran sesat yang mengatas namakan Islam Ahlussunnah wal
Jamaah.Banyak timbul perpecahan di dalam umat Islam salah
satunya adalah tidak memahami kandungan ayat Al-Qur’an
.Kebanyakan dari mereka hanya membaca tapi tidak mempelajari.
Itulah gambaran umum isi kandungan Al-Qur’an. Para ahli telah
banyak mengkaji dan memperinci kandungannya. Hasil kajiannya
menunjukan perbedaan-perbedaan,sesuai dengan sudut pandang
mereka masing-masing.
D.Perbedaan Al-Qur’an dengan Hadits Qudsi dan Hadits
Nabawi
PENGERTIAN HADITS
Hadits atau al-hadits menurut bahasa adalah al-jadid yang
artinya sesuatu yang baru lawan dari al-Qadim ( lama ) artinya
yang berartimenunjukan kepada waktu yang dekat
atau waktu yang singkat seperti
“HADITSUL ’AHDI FIIL ISLAMI”
(orang yang baru masuk/memeluk agamaislam
).Hadits juga sering disebut dengan al-khobar, yang
berarti berita, yaitusesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan
dari seseorang kepada yang lainnya,sama maknanya dengan
hadits.

Makna hadits Qudsi


Qudsi, dari kata al-qudus, artinya mulia dan agung karena
kesuciannya. Maka maksud dari qudsi secara bahasa maknanya
Allah Ta’ala mensucikannya. Adapun makna hadits qudsi secara
istilah, dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin:

‫ ويسمى أيضا ً (الحديث الرباني –ما رواه النبي صلى هللا عليه وسلم عن ربه‬،- ‫تعالى‬
‫والحديث اْللهي‬

“Hadits yang diriwayatkan oleh Nabi shallallahu’alaihi


wasallam dari Allah Ta’ala, dan disebut juga hadits rabbani dan
hadits ilahi.”
Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-
Qur’an
Hadits qudsi berbeda dengan Al Qur’an pada beberapa poin
berikut ini7.

1. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada


Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam beserta lafalnya,
yang Allah menantang bangsa Arab untuk membuat
semisalnya namun mereka tidak mampu untuk
mendatangkan yang semisal Al-Qur’an. Atau bahkan hanya
sepuluh ayat, atau bahkan hanya satu ayat yang semisal
Al-Qur’an. Bahkan tantangan tersebut berlaku hingga
sekarang dan ini adalah mukjizat Al-Qur’an yang berlaku
hingga akhir zaman. Sedangkan pada hadits qudsi, tidak
ada tantangan demikian.
2. Al-Qur’an dinisbatkan kepada Allah secara mutlak. Maka
ketika menukil Al-Qur’an kita mengatakan, “Allah
berfirman….”. Sedangkan hadits qudsi, sebagaimana
sudah disebutkan, terkadang dalam bentuk penyandaran
kepada Allah, yaitu ketika disebutkan “Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala
berfirman, …”. Dan terkarang dalam bentuk penyandaran
kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, ketika
disebutkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda, dari yang ia riwayatkan dari Rabb-nya ‘Azza Wa
Jalla…”
3. Al-Qur’an seluruhnya dinukil secara mutawatir (periwayatan
dari rawi yang banyak hingga bernilai keyakinan). Sehingga
ia memiliki qath’iyyatuts tsubut (validitas yang pasti).
Adapun hadits qudsi pada umumnya merupakan khabar
ahad, yang ia memiliki zhanniyatuts tsubut (validitas yang
tingkat keyakinannya berupa sangkaan kuat). Dan hadits
qudsi itu terkadang shahih, terkadang hasan, dan
terkadang lemah.
4. Al-Qur’an itu makna dan lafalnya dari Allah. Dan ia adalah
wahyu Allah baik dalam lafal dan maknanya. Sedangkan
hadits qudsi maknanya dari Allah dan lafalnya dari
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menurut pendapat
yang shahih. Dan ia adalah wahyu secara maknanya,
bukan lafalnya. Oleh karena itu boleh meriwayatkan hadits
qudsi secara makna menurut jumhur ulama ahli hadits.

5. .Membaca Al-Qur’an adalah aktifitas ta’abbud (ibadah).


Dan yang disinggung dalam dalil-dalil keutamaan membaca
kalamullah adalah membaca Al-Qur’an. Sebagaimana
hadits

‫ف َولَ ِك ْن‬
ٌ ‫حر‬ َ ‫سنَةٌ َو ْال َح‬
ْ ‫سنَةُ بِعَ ْش ِر أ َ ْمثَا ِل َها َلَ أَقُو ُل الم‬ َ ‫َّللاِ فَلَهُ بِ ِه َح‬ ِ ‫َم ْن قَ َرأ َ َح ْرفًا ِم ْن ِكت َا‬
َّ ‫ب‬
‫ف‬ٌ ‫ف َو ِمي ٌم َح ْر‬ ٌ ‫ف َوَلَ ٌم َح ْر‬ ٌ ‫ف َح ْر‬ ٌ ‫أ َ ِل‬

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an,


maka baginya satu kebaikan. dan satu kebaikan dilipat-
gandakan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam
miim itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf dan
mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi 2910, ia berkata, “hasan
shahih gharib dari jalan ini”). Adapun membaca hadits
qudsi bukan aktifitas ta’abbud dan tidak boleh dibaca
pada qiraah dalam shalat. Namun orang yang membaca
hadits qudsi mendapat pahala secara umum (tergantung
niatnya, pent.) dan bukan pahala sepuluh kali lipat per huruf
seperti yang disebutkan dalam hadits.
Hadits Nabawi
hadits nabawi adalah segala yang disandarkan kepada
nabiMuhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir
atau sifat. Yang berupa perkataan seperti perkataan Nabi SAW:
Sesungguhnya sahnya amal itudisertai dengan niat. Dan setiap
orang bergantung pada niatnya.
Sedangkan yang berupa perbuatan ialah seperti ajaranya pada
sahabatmengenai bagaimana caranya mengerjakan shalat,
kemudian ia mengatakan:
Shalatlah seperti kamu melihat aku melakukan shalat.
Juga mengenai bagaimana ia melakukan ibadah haji, dalam hal ini
Nabi saw.Berkata:
Ambilah dari padaku manasik hajimu.
Sedang yang berupa persetujuan ialah seperti beliau menyetujui
suatu perkarayang dilakukan salah seorang sahabat, baik perkataan
atau pun perbuatan, baikdilakukan di hadapan beliau atau tidak,
tetapi beritanya sampai kepadanya.Misalnya mengenai makanan
biawak yang dihidangkan kepadanya, di
mana beliau dalam sebuah riwayat telah mendiamkannya yang ber
arti menunjukkan bahwa daging biawak itu tidak
haram dimakan.Hadis nabawi itu ada dua macam, yaitu:

A. Tauqifi
Yang bersifat tauqifi yaitu yang kandungannya diterima oleh
Rasulullah SAWdari wahyu, lalu ia menjelaskan kepada manusia
dengan kata-katanya sendiri.Bagian ini, meskipun kandungannya
dinisbahkan kepada Allah, tetapi dari
segi pembicaraan lebih dinisbahkan kepada Rasulullah SAW, sebab
kata-kata itudinisbahkan kepada yang mengatakannya, meskipun
di dalamnya terdapat maknayang diterima dari pihak lain.
B. Taufiqi
Yang bersifat taufiqi yaitu: yang disimpulkan oleh Rasulullah SAW
menurut pemahamannya terhadap Quran, karena ia mempunyai t
ugas menjelaskan Quranatau menyimpulkannya dengan
pertimbangan dan ijtihad. Bagiankesimpulannyang bersifat ijtihad
ini, diperkuat oleh wahyu jika ia benar, dan jika terdapat kesalahan
didalamnya, maka turunlah wahyu yang membetulkannya.Bagian
ini bukanlah kalam Allah secara pasti.Dari sini jelaslah bahwa hadis
nabawi dengan kedua bagiannya yang tauqifidan taufiqi dengan
ijtihad yang diakui oleh wahyu itu bersumber dari wahyu. Dainilah
makna dari firman Allah tentang Rasul kita Muhammad saw.:
َ َْ َ ُ َْ َ َ
ٌ ْ‫( ِإ ْن ُه َو إِ ََّل َوح‬٣) ‫وما ين ِطق ع ِن الهوى‬
‫ي يُو َح َٰى‬
Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafs
unya.Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(QS An-Najm:3-4).
perbedaan dari alquran dan hadits nabawi:
1) Al-Qur'an merupakan mukjizat Rasulullah Muhammad saw,
sedangkan hadits bukanlah merupakan mukjizat.

2) Al-Qur'an seluruhnya diriwayatkan secara mutawatir, sehingga


memakainya tidak dibutuhkan khawatir, sedangkan hadits tidak
semuanya diriwayatkan secara mutawatir, sehingga ada hadits
yang da'if.

3) Al-Qur'an terpelihara dari berbagai kekurangan dan


pendistorsian tangan-tangan jahil dan kuffar (Qs.15:9), sedangkan
hadits tidaklah terpelihara sebagaimana layaknya Al-Qur'an.

4) Kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an bersifat qath'i al-wurud (mutlak


kebenarannya) dan kafir meragukannya, sedangkan hadits bersifat
zhanni al-wurud (relatif kebenarannya) kecuali yang diriwayatkan
secara mutawatir.

5) Al-Qur'an redaksi dan maknanya dari Allah. Hadits qudsi


maknanya dari Allah dan redaksinya dari Nabi sendiri sesuai
dengan maknanya. Sedangkan hadits nabawi merupakan ijtihad
Nabi sesuai dengan wahyu Allah.

6) Proses penyampaian Al-Qur'an lewat wahyu Allah dengan


perantara Malaikat Jibril, yang langsung bertemu dengan Rasul,
sedangkan hadits qudsi lewat ilham yang Allah sampaikan dengan
bisikan, mimpi dan isyarat alam, dan hadits nabawi merupakan
penjabaran Nabi terhadap wahyu yang diterimanya berdasarkan
hidayah yang Allah anugerahkan.

7) Kewahyuan Al-Qur'an merupakan wahyu masluw (wahyu yang


dibacakan oleh jibril kepada Muhammad saw), sedangkan hadits
merupakan wahyu ghoirul masluw (wahyu yang tidak dibacakan)
tetapi terlintas dalam hati secara jelas dan haqqul yaqin, kemudian
disampaikan oleh Nabi Muhammad saw dengan redaksinya sendiri.
8) Membaca Al-Qur'an dinilai sebagai ibadah, setiap satu huruf
pahalanya sebanding dengan 10 kebajikan, sedangkan membaca
hadits tidak dinilai ibadah kecuali disertai dengan niat yang baru.

9) Mushab Al-Qur'an diharamkan disentuh oleh orang-orang yang


sedang berhadats dan bernajis, sedangkan hadits tidaklah
sedemikian.

10) Diantara surat Al-Qur'an wajib dibaca dalam sholat, seperti


Surat Al-Fatihah yang dibaca setiap raka'at. Sedangkan hadits
tidaklah dibaca dalam sholat, namun hadits merupakan petunjuk
Rasul yang mengajarkan tata cara mendirikan sholat sesuai
dengan contoh yang telah Rasul kerjakan.

11) Imam Ahmad berkata haram Mushab Al-Qur'an diperjual


belikan dan Imam Syafi'i berkata Mushab Al-Qur'an makruh
diperjual belikan, sedangkan hadits tidaklah ada ketetapan hukum
dari para ulama tentang keharaman diperjual belikan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-‘Azami, M.M, The History The Qur’anic Text : From Relevation to
Compilation (Sejarah Teks Al-Qur’an dari Wahyu sampai kompilasi),
Penerbit Gema Insani, Jakarta, 2005.

Mabahits fi Ulumil Qur’an, 1/22, Syaikh Manna Al Qathan


Baca selengkapnya https://muslim.or.id/31262-perbedaan-al-
quran-dan-hadits-qudsi.html

Hatta Syamsuddin, Modul Mata kuliah : Ulumul Quran 1, Pesantren


Mahasiswa Arroyan, Surakarta, 2008.
H. Munzier Suparta, Ilmu Hadits(Jakarta:Rajawali Pers), Cet. VIII, 2013

https://yudabai.wordpress.com/perbedaan-hadits-qudsi-hadits-nabawi/
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Qur’an adalah petunjuk utama sebagai panduan hidup (way of


life) bagi umat manusia (hudan linnas), al-Qur’an merupakan petunjuk ke
jalan yang lurus bagi segenap umat manusia untuk mencapai kebahagiaan
hidup di dunia maupun di akhirat. Di dalamnya terkandung ragam dasar
aturan (qaidah) hukum yang mengatur tatanan kehidupan umat manusia.

Kandungan isinya sangat penting dan memadai untuk mengungkap


sains dan fustur manusia. Memang tidak semuanya disebut secara
eksplisit, namun banyak hal tersirat secara implisit. Dalam al-Quran ilmu
pengetahuan tidak dijelaskan secara rinci, karena al-Qur’an bukan kamus
atau ensiklopedia. Al-Qur’an hanya menggambarkan secara global (ijmal)
dan tugas manusialah untuk mengurai dan menganalisisnya, menemukan
dan mempertajam spesifikasinya secara detail dari ilmu-ilmu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai