Anda di halaman 1dari 11

Journal of Applied Accounting and Taxation Article History

Vol. 2, No. 2, October 2017, 123-133 Received April, 2017


e-ISSN: 2548-9925 Accepted May, 2017

Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya


dan Kondisi Keuangan terhadap Opini Audit
Going Concern
Intan Permata Hatia, Iin Rosinib*
a
Universitas Pamulang, Indonesia
b
Universitas Pamulang, hafizh_iin@yahoo.com, Indonesia

Abstract. This study examines whether the variable prior year's audit opinion and the financial condition of the going concern
audit opinion on manufacturing companies. The study sample was sub sectors of food and beverages that are listed in the
Indonesia Stock Exchange. Total 12 companies in 2010-2014. The sampling method used in this research is purposive sampling,
the data processing methods and processing logistic regression analysis with SPSS version 22. The results of this study show
that the previous year's audit opinion positive significant effect on the provision of going concern audit opinion and does not
affect the company's financial condition significant at manufacturing companies.

Keywords: audit opinion years previously, financial condition and going concern

Pendahuluan menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang


dihadapinya daripada perusahaan yang lebih kecil.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah opini Penelitian Setyarno (2006) menguji bagaimana
audit tahun sebelumnya meningkatkan kemungkinan pengaruh rasio-rasio keuangan auditee (rasio
sebuah perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktifitas, rasio
keuangan (financial distress) menerima pendapat leverage dan rasio pertumbuhan penjualan), ukuran
wajar tanpa pengecualian (qualified opinion) untuk auditee, skala auditor dan opini audit tahun
kelangsungan usahanya (going concern). sebelumnya terhadap opini audit going concern. Hasil
Independensi auditor dalam memberikan opini atas penelitiannya menyimpulkan bahwa rasio likuiditas
laporan keuangan yang diauditnya harus dan opini audit tahun sebelumnya signifikan
mempertimbangkan going concern (kelangsungan berpengaruh terhadap opini going concern. Penelitian
usaha) auditee. Going concern merupakan asumsi yang menguji bagaimana pengaruh opini audit tahun
dasar dalam penyusunan laporan keuangan, suatu sebelumnya terhadap keputusan going concern
perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau dilakukan antara lain oleh Barbadillo et al. (2004) dan
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara Vanstraelen (2002). Sedangkan penelitian di
material skala usahanya (Standar Akuntansi Indonesia dilakukan oleh Fanny & Saputra (2005) dan
Keuangan, 2005). Setyarno (2006). Fanny & Saputra menggunakan Big
Mutchler (1985) dalam Nuraprianti (2011) Five dan Non Big Five sebagai proksi dari reputasi
menyatakan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih auditor, Setyarno (2006) menggunakan skala auditor
berisiko menerima opini audit going concern sebagai proksi reputasi auditor. Sedangkan penelitian
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. ini menggunakan seluruh perusahaan manufaktur yang
Hal ini dimungkinkan karena auditor mempercayai terdaftar di Indonesia dan berbeda dengan penelitian
bahwa perusahaan yang lebih besar dapat sebelumnya penelitian ini menambahkan variabel

*
Corresponding author. E-mail: hafizh_iin@yahoo.com
124 I. Permata Hati, I. Rosini | Journal of Applied Accounting and Taxation 2 (2) 123-133

yang belum diuji dalam penelitian sebelumnya yaitu Tujuan dari auditing menurut Arens et al. (2010)
kondisi keuangan. antara lain:
Kondisi keuangan perusahaan merupakan salah satu a. Tujuan umum berkait saldo:
hal yang perlu diperhatikan oleh auditor selama proses 1) Eksistensi, tujuan ini berkaitan dengan apakah
audit berlangsung. Karena sejak dikeluarkannya jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan
peraturan mengenai diharuskannya penambahan memang harus dicantumkan.
paragraph penjelas mengenai kelangsungan hidup 2) Kelengkapan, tujuan ini menyangkut apakah
perusahaan, maka auditor memperhatikan kondisi semua jumlah yang harus tercatat pada suatu
keuangan perusahaan auditee selama proses audit akun benar-benar telah dicatat.
untuk melihat apakah terdapat kesangsian terhadap 3) Akurasi, tujuan akurasi mengacu ke jumlah
kelangsungan hidup perusahaan atau tidak. Ketika yang tercantum secara aritmetika sudah benar.
kondisi keuangan menunjukkan kondisi yang baik 4) Klasifikasi, tujuan klasifikasi melibatkan
(sehat), maka kemungkinan besar auditor akan penentuan apakah pos-pos yang ada dalam
memberikan opini audit non going concern opinion, daftar klien telah dicantumkan dalam akun-
dan sebaliknya, ketika auditor menemukan bukti akun buku besar yang tepat.
bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi 5) Cut off, tujuan ini menentukan apakah
buruk (sakit), maka kemungkinan besar auditor akan transaksi-transaksi telah dicatat dalam saldo
mengeluarkan opini going concern pada perusahaan akun pada periode yang sama.
yang kondisi keuangannya yang sakit tersebut. 6) Hubungan yang rinci, tujuan ini memastian
rincian dalam daftar telah disiapkan secara
akurat, ditambahkan dengan benar dan sesuai
Kajian Literatur dengan buku besar.
7) Nilai realisasi, tujuan ini berkaitan dengan
Auditing apakah saldo akun telah dikurangi untuk
memperhitungkan penurunan biaya historis ke
Ada beberapa definisi mengenai audit yang nilai realisasi bersih.
dipaparkan oleh para ahli di bidang akuntansi, 8) Hak dan kewajiban, tujuan ini adalah
diantaranya: pandangan auditor terhadap asersi manajemen
Menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2010), tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun.
auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti b. Tujuan audit umum berkaitan transaksi:
mengenai informasi untuk menentukan dan 1) Keterjadian, tujuan ini berkenaan dengan
melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi apakah transaksi yang tercatat memang benar-
tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus benar terjadi.
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. 2) Kelengkapan, tujuan ini bertujuan dengan
Menurut Halim (2008), definisi audit yang berasal apakah semua transaksi yang harus
dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting dimasukkan dalam jurnal-jurnal benar telah
Concepts) adalah suatu proses sistematis untuk dicatatkan.
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara 3) Keakuratan, tujuan ini membahas keakuratan
objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai informasi tentang transaksi akuntansi dan
tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan merupakan salah satu bagian dari asersi
tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan keakuratan untuk kelas transaksi.
kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan 4) Posting dan pengikhtisaran, tujuan ini
hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. berkaitan dengan keakuratan transfer informasi
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke buku
disimpulkan bahwa auditing adalah proses untuk besar pembantu dan ke buku besar.
menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif c. Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi pengungkapan.
sehingga dapat ditentukan tingkat kesesuaian antara Tujuan audit ini identik dengan asersi manajemen
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah untuk penyajian dan pengungkapan. Penelitian ini
ditentukan dan memberikan pendapat mengenai akan membahas hubungan antara opini audit tahun
kewajaran pernyataan tersebut. sebelumnya dan kondisi keuangan perusahaan
terhadap penerimaan opini audit going concern.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
I. Permata Hati, I. Rosini | Journal of Applied Accounting and Taxation 2 (2) 123-133 125

hubungan antara perusahaan yang mendapat opini Menurut IAI (2006) dalam PSA No. 30 yang
audit going concern tahun sebelumnya, terhadap opini membahas mengenai pertimbangan auditor atas
yang diterima pada tahun berjalan ini. kemampuan entitas dalam mempertahankan going
Menurut Arens et al. (2010) terdapat tiga jenis concern pada paragraph 2, yaitu: “auditor bertanggung
auditor, yaitu: auditor pemerintah, auditor internal, jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian
dan auditor independen. besar terhadap kemampuan entitas dalam
a. Auditor Pemerintah mempertahankan going concern dalam periode yang
Auditor pemerintah adalah audit professional yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal
bekerja di instansi pemerintah, yang tugas pokoknya laporan keuangan yang sedang diaudit. Evaluasi
melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi
yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas dan peristiwa yang ada pada atau yang telah terjadi
pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan sebelum pekerjaan lapangan selesai.”
yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat Jika disimak dari isi PSA No. 30 tersebut, maka ada
banyak auditor yang bekerja di instansi pemerintah, keharusan auditor untuk memberikan early warning
namun umumnya yang disebut auditor pemerintah mengenai keadaan perusahaan, hal tersebut menjadi
adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan tanggung jawab auditor sebagai pihak yang
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan independen untuk memberikan informasi yang
Pemeriksa Keuangan (BPK) serta instansi pajak. sebenar-benarnya kepada pengguna laporan keuangan
b. Auditor Internal mengenai kemampuan suatu entitas untuk dapat
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada bertahan (going concern).
perusahaan yang bertugas menentukan apakah Nuraprianti (2011) menyatakan bahwa suatu entitas
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh dianggap going concern apabila perusahaan dapat
manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik melanjutkan operasinya dan memenuhi kewajibannya.
atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan Apabila perusahaan dapat melanjutkan usahanya dan
organisasi, menentukan keandalan informasi yang memenuhi kewajibannya dengan menjual aset dalam
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Umumnya jumlah yang besar, perbaikan operasi yang dipaksakan
pemakai jasa auditor intern adalah Dewan Komisaris dari luar, merestrukturisasi utang, atau dengan
atau Dewan Utama. kegiatan serupa yang lain, hal yang demikian akan
c. Auditor Independen menimbulkan keraguan-keraguan besar terhadap
Auditor independen juga sering disebut auditor going concern perusahaan.
eksternal merupakan akuntan bersertifikat yang Menurut Solikhah & Kiswanto (2010), opini audit
mempunyai kantor praktik sendiri dan menawarkan going concern adalah opini yang diberikan auditor
jasa audit serta jasa lainnya kepada masyarakat umum, ketika auditor meyakini rencana manajemen, dan
terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen
yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut biasanya tersebut dapat scara efektif dilaksanakan dan
ditujukkan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai pengungkapan mengenai hal itu telah memadai. Opini
informasi keuangan, seperti kreditur, investor, dan audit going concern ini berada dalam lingkup
instansi pemerintah. pemberian pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelasan. Asumsi going concern adalah
Going Concern fundamental untuk mempersiapkan laporan keuangan
yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
Menurut Nuraprianti (2011), going concern adalah umum (Nuraprianti, 2011).
kelangsungan hidup suatu badan usaha, dengan
adanya going concern maka suatu badan usaha Opini Audit Tahun Sebelumnya
dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan
usahanya dalam jangka waktu yang panjang, tidak Mutchler (1985) dalam Nuraprianti (2011), menguji
akan dilikuidasi dalam jangka waktu yang pendek. pengaruh ketersediaan informasi public terhadap
Asumsi going concern dapat dikatakan sebuah prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini
pendapat atau asumsi mengenai kemungkinan bahwa audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya
perusahaan tersebut mampu bertahan minimal 5 tahun menunjukkan bahwa model diskriminan analisis yang
yang akan datang. memasukkan tipe opini audit tahun sebelumnya
126 I. Permata Hati, I. Rosini | Journal of Applied Accounting and Taxation 2 (2) 123-133

mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling Metode Penelitian


tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model yang lain.
Penelitian oleh Setyarno, Januarti & Faisal (2006), Ruang Lingkup dan Objek Penelitian
memperkuat bukti mengenai opini audit going
concern yang diterima tahun sebelumnya dengan opini 1. Tempat Penelitian
audit going concern tahun berjalan. Ada hubungan Lokasi penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia
positif yang signifikan antara opini audit going (BEI) yang beralamat di Gedung Bursa Efek
concern tahun sebelumnya dengan opini audit going Indonesia, Menara I Jl. Jend.Sudiman Kav 52-53
concern tahun berjalan. Apabila pada tahun Jakarta Selatan.
sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit 2. Waktu Penelitian
going concern, maka akan semakin besar Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari
kemungkinan auditor untuk menerbitkan kemballi sampai dengan bulan Juni.
opini audit going concern pada tahun berikutnya.
Jenis Penelitian
Kondisi Keuangan Perusahaan
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
Tingkat akurasi dengan menggunakan model penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam
prediksi kebangkrutan jauh lebih tinggi dibandingkan penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder
dengan menggunakan opini audit, yaitu sebesar 82% adalah data yang dapat langsung dari daftar
dan menyarankan penggunaan model prediksi perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk Indonesia periode 2010-2014 dan laporan keuangan
memutuskan kemampuan perusahaan tahunannya selama 2010-2014.
mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan
memberikan signal kepada auditor terhadap suatu Model Penelitian
masalah tertentu yang akan sulit dideteksi dengan
menggunakan prosedur audit tradisional. Kondisi Menurut Sugiyono (2012) terdapat tiga model
keuangan perusahaan menggambarkan tingkat penelitian antara lain:
kesehatan perusahaan kenyataannya. 1. Deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan
Pada perusahaan yang sakit banyak ditemukan terhadap variabel mandiri, tanpa membuat
indikator masalah going concern. Kondisi ini perbandingan atau menghubungkan dengan
digambarkan dari rasio keuangan yang dapat variabel lain.
memberikan indikasi apakah perusahaan dalam 2. Komparatif yaitu penelitian yang bersifat
kondisi baik (sehat) atau dalam kondisi buruk (sakit). membandingkan.
Perusahaan yang baik (sehat) mempunyai 3. Assosiatif yaitu penelitian yang mencari pengaruh
profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki atas hubungan antara satu variabel dengan variabel
laporan keuangan yang sewajarnya sehingga potensi lain.
untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar Model penelitian yang digunakan untuk
dibanding dengan jika profitabilitasnya rendah. menganalisis pengaruh variabel-variabel independen
Hasil yang dilakukan oleh Setyarno, Januarti & terhadap variabel dependen adalah model regresi
Faisal (2006), menunjukkan hasil bahwa variabel logistik. Model penelitian berisi perumusan hubungan
kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan antar variabel yang diteliti ke dalam bentuk matematis
dengan empat model prediksi kebangkrutan, yaitu the atau persamaan atau model, yang disajikan atau
zmijesky model (1984), the altman model (1968), dibuktikan melalui pengolahan data penelitian.
revised altman model (1993), dan the springate model
(1978) berpengaruh negatif terhadap kemungkinan Metode Penentuan Sampel
penerimaan opini audit going concern.
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
I. Permata Hati, I. Rosini | Journal of Applied Accounting and Taxation 2 (2) 123-133 127

adalah opini audit tahun sebelumnya dan kondisi Dalam penelitian ini menggunakan tiga metode
keuangan perusahaan yang akan dijadikan bahan dalam mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut:
analisis terhadap opini audit going concern. Populasi a. Metode Penelitian Kepustakaan
yang digunakan penelitian ini adalah: Penelitian ini meliputi proses mencari,
a. Seluruh auditee manufaktur yang tercatat di mengumpulkan, dan mempelajari buku-buku, data dan
Bursa Efek Indonesia (BEI). artikel-artikel serta karya tulis lainnya terkait dengan
b. Menggunakan laporan keuangan dan laporan bahasan penelitian yang digunakan dalam penulisan
auditan perusahaan manufaktur yang diperoleh penelitian ini.
dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesian b. Observasi
Capital Market Electronic Library (ICaMEL) Menurut Sugiyono (2012), observasi adalah dasar
yaitu www.icamel.id. semua ilmu pengetahuan. Observasi sebagai teknik
c. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lingkup pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dan menerbitkan laporan keuangan yang telah dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
diaudit oleh auditor independen dari tahun 2010- wawancara dan kuesioner. Data-data yang digunakan
2014. dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa
d. Menggunakan periode laporan keuangan mulai 1 daftar perusahaan manufaktur yang listing di Bursa
Januari sampai 31 Desember dan menggunakan Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 dan laporan
Rupiah sebagai mata uang pelaporan. tahunannya selama 2010-2014. Pengumpulan data
2. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dari Pusat Referensi
Menurut Sugiyono (2011), sampel adalah bagian Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh (BEI).Selain itu, data dan informasi juga diperoleh
populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2011), teknik dari ICamel, jurnal dan internet.
sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam Metode Analisis Data
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan. Menurut Sugiyono (2011), analisis data merupakan
Teknik sampling menggunakan non-probability kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sampling. Non-probability sampling adalah teknik sumber data lain terkumpul. Metode analisis data
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara
populasi untuk dipilih menjadi sampel. menganalisis permasalahan yang diwujudkan dengan
Teknik sampel purposive. Metode purposive data yang dapat dijelaskan secara kuantitatif. Dalam
sampling adalah metode pengumpulan sampel yang penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan
berdasarkan tujuan penelitian. Adapun kriteria yang cara menganalisis laporan keuangan dan laporan
digunakan untuk pengambilan sampel dalam auditor independen yang dimiliki perusahaan.
penelitian ini antara lain:
a. Auditee sudah terdaftar di BEI. Alat Analisis Data
b. Auditee tidak keluar dari BEI selama periode
penelitian 2010-2014. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
c. Menerbitkan laporan keuangan yang telah adalah regresi logistik (logistic regression) yaitu
diaudit oleh auditor independen. dengan menggunakan Statistical Package for The
Social Sciences (SPSS) versi 22. Alasan menggunakan
Teknik Pengumpulan data alat analisis regresi logistik (logistic regression)
adalah karena variabel dependen bersifat dikotomi
1. Sumber data (terdapat going concern dan tidak adanya going
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah concern).
data sekunder, data sekunder adalah data yang didapat Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi
langsung dari daftar perusahaan manufaktur yang logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi
listing di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 dan normalitias data pada variabel bebasnya (Ghozali,
laporan keuangan tahunannya selama 2010-2014. 2013). Artinya, variabel penjelasnya tidak harus
2. Teknik Pengumpulan data memiliki distribusi normal, linear, maupun memiliki
varian yang sama dalam setiap kelompok.
128 I. Permata Hati, I. Rosini | Journal of Applied Accounting and Taxation 2 (2) 123-133

Regresi logistik (logistic regression) juga Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s
mengabaikan masalah heteroscedacity. Variabel Goodness of Fit lebih besar dari pada 0,05 maka
dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model
masing-masing variabel independennya, sehingga mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
tahapan analisis hanya akan terdiri dari penjelasan dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan
statistik deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian data observasinya (Ghozali, 2013:341).
(Gujarati, 2003 dalam Tuti Alawiyah, 2013). Data 2) Melihat Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
penelitian dianalisis dan diuji dengan beberapa uji Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai
statistik yang terdiri dari analisis statistik deskriptif overall fit model terhadap data. Hipotesis untuk
dan inferensial untuk pengujian hipotesis. menilai model fit adalah:
a. Analisis Statistik Deskriptif H0 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan
Menurut Sugiyono (2011), statistik deskriptif data
adalah stasistik yang digunakan untuk menganalisis Ha : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul Dari hipotesis ini agar model fit dengan data maka
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat H0 harus diterima dan Ha harus ditolak. Statistik yang
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau digunakan berdasarkan pada fungsi Likelihood.
generalisasi. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa
Menurut Ghozali (2013) statistik deskriptif model yang dihipotesiskan menggambarkan data
digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi input. Untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis
suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standard alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL.
deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, 3) Matrik Klarifikasi (Ketepatan Prediksi)
kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). Matrik klarifikasi akan menunjukkan kekuatan
b. Analisis Statistik Inferensial prediksi dari model regresi untuk memprediksi
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini kemungkinan perusahaan melakukan Audit Going
adalah regresi logistik (logistic regression). Alasan Concern. Dalam output regresi logistik, angka ini
penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic dapat dilihat pada tabel klasifikasi (classification
regression) adalah karena variabel dependen bersifat table). Tabel klasifikasi digunakan untuk menghitung
dikotomi (terdapat going concern dan tidak adanya nilai estimasi yang benar (correct) dan salah
going concern). Asumsi normal distribution tidak (incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai prediksi
dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan dari variabel dependen, dalam penelitian ini adalah
campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan perusahaan yang memiliki Going Concern (1) dan
kategori (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis perusahaan yang tidak memiliki Going Concern (0).
dengan regresi logistik (logistic regression) karena Uji ini dilakukan untuk menunjukkan kekuatan
tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel prediksi dari model regresi untuk memprediksi
bebasnya (Ghozali, 2013). kemungkinan melakukan Opini Audit Going Concern
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini (Ghozali, 2013).
dilakukan dengan tahap sebagai berikut: 4) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
1) Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox &
Fit Test) Snell R Square dengan nilai maksimumnya. Semakin
Kelayakan model regresi dinilai dengan tinggi nilai R Square, maka variabel-variabel
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of independen yang digunakan dalam model semakin
Fit Test. Hipotesis untuk menilai kelayakan model baik dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali,
regresi adalah: 2013).
H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data 5) Matrik Korelasi (Pengujian Multikolinearitas)
Ha : Ada perbedaan antara model dengan data Pengujian ini menggunakan matrik korelasi
(Corellation Matrix) antar variabel bebas untuk
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai melihat besarnya korelasi antar variabel independen.
berikut: Nilai Goodness of Fit Test yang diukur dengan Jika independen saling berkorelasi, maka variabel-
nilai Chi-Square pada Hosmer and Lemeshow’s. variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
a) Jika probabilitas > 0,05 H0 diterima, Ha ditolak. variabel independen sama dengan nol. 0,8 (<0,8).
b) Jika probabilitas < 0,05 H0 ditolak, Ha diterima. Walaupun dalam regresi logistik tidak lagi
memerlukan uji asumsi klasik seperti
I. Permata Hati, I. Rosini | Journal of Applied Accounting and Taxation 2 (2) 123-133 129

multikolinearitas, namun tidak ada salahnya apabila Penilaian Kondisi Keuangan


dilakukan uji multikolinearitas (Ghozali, 2013).
6) Uji Hipotesis Penilaian kondisi keuangan perusahaan
Pengujian hipotesis dalam penelitian untuk menguji menggunakan model Altman Z-Score. Hasil penilaian
pengaruh variabel-variabel bebas yaitu persentase kinerja keuangan akan digunakan dalam pengujian
perubahan Opini Audit Tahun Sebelumnya dan hipotesis penelitian. Langkah-langkah dalam menilai
Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Opini Audit kondisi keuangan adalah:
Going Concerndengan menggunakan hasil uji regresi a. Menghitung rasio keuangan yang merupakan
yang ditujukan dalam variabel in the question. Dalam komponen dalam model analisis diskriminan
uji hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan Altman Z-Score dengan menggunakan data
melihat variabel in the question, pada kolom keuangan perusahaan sampel.
significant (Sig) dibandingkan dengan tingkat b. Menghitung Z-Score masing-masing perusahaan
kealphaan 0,05 (5%). sampel dengan formula rumus:
Jika nilai asymtotik signifikan < dari 0,05 (tingkat Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4
signifikansi / α) maka berarti H0 ditolah dan Ha + 0,998 X5
diterima yang berarti bahwa variabel bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya X1= working capital/total asset
variabel terikat. Begitu pula sebaliknya, bila asymtotik X2= retained earnings/total asset
signifikan > dari 0,05 (tingkat signifikansi / α) maka X3= earnings before interest and taxes/total asset
berarti H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa X4= market capitalization/book value of debt
variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan X5= sales/total asset
terhadap terjadinya variabel terikat (Ghozali, c. Menentukan potensi kebangkrutan perusahaan
2013:341). untuk tiap periode berdasarkan titik cut-off yang
a) Uji-t/ Uji Parsial (Variabel in the Equation) tela ditentukan. Titik cut-off yang digunakan
Uji t ini bertujuan untuk mengetahui besarnya adalah:
pengaruh masing-masing variabel independen secara 1) Z < 1,23 untuk kategori perusahaan yang
individual (parsial) terhadap variabel dependen. potensial bangkrut dengan resiko usaha yang
Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5% tinggi.
atau 0,05 dapat dilakukan dengan berdasarkan nilai 2) 1,23< Z < 2,90 untuk kategori perusahaan pada
probabilitas (Ghozali, 2011). daerah kelabu atau rawan bangkrut. Perusahan
- Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. dalam kondisi ini mengalami masalah keuangan
- Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. yang memerlukan penanganan secara cepat dan
Uji ini dapat memberikan jawaban berdasarkan tepat agar dapat mencegah kebangkrutan.
hipotesis yang telah diuraikan: 3) Z > 2,90 untuk kategori perusahaan sehat atau
Ha1: Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh potensi kebangkrutannya rendah (tidak
terhadap Opini Audit Going Concern. bangkrut).
Ha2: Kondisi Keuangan Perusahaan berpengaruh
terhadap Opini Audit Going Concern. Operasional Variabel
b) Uji Secara Simultan/ Uji F (Omnibus Test)
Uji simultan ini bertujuan untuk mengetahui Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
variabel dependen. Uji ini diperuntukkan guna peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
melakukan uji hipotesis bersamaan. Dengan demikian tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpualnnya
secara umum hipotesisnya dituliskan sebagai berikut: (Sugiyono, 2012).
Ha3:Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Kondisi Variabel dalam penelitian ini:
Keuangan Perusahaan berpengaruh terhadap Opini 1. Variabel bebas (Independen)
Audit Going Concern. Variabel bebas merupakan variabel yang
Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5% mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
atau 0,05 dapat dilakukan dengan berdasarkan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel bebas
probabilitas Ghozali 2011:66). dalam penelitian ini adalah Opini Audit Tahun
- Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Sebelumnya dan Kondisi Keuangan Perusahaan pada
- Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Perusahaan Manufaktur Bursa Efek Jakarta
130 I. Permata Hati, I. Rosini | Journal of Applied Accounting and Taxation 2 (2) 123-133

(Sugiyono, 2012:39). Variabel opini audit tahun diberi kode 1, sedangkan opini audit non going
sebelumnya menggunakan dummy seperti Opini Audit concern (NGCAO) diberi kode 0.
Going Concern (GCAO) diberi kode 1 sedangkan
opini audit non going concern diberi kode 0. Variabel Hasil Pengujian Kondisi Keuangan Perusahaan
kondisi keuangan perusahaan menggunakan rasio
dalam menilai kondisi keuangan meliputi rasio Penilaian kondisi keuangan perusahaan
profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio aktivitas. menggunakan model Altman Z-Score. Hasil penilaian
2. Variabel terikat (dependen) kinerja keuangan akan digunakan dalam pengujian
Variabel terikat merupakan variabel yang hipotesis penelitian.
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya Dari Tabel 1 dapat diprediksi perusahaan sampel
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yang ada berpotensi bangkrut. Bangkrut ini
adalah Opini Audit Going Concern pada Perusahaan diprediksikan bahwa perusahaan mengalami masalah
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Opini audit going keuangan dan memerlukan penanganan secara cepat
concern merupakan opini audit modifikasi yang dan tepat agar dapat mencegah kebangkrutan, seperti
diberikan auditor bila terdapat keraguan atas misalnya mengurangi hutang (Ardilla, 2011).
kemampuan going concern perusahaan atau terdapat Dari Tabel 1 masing-masing perusahaan sampel
ketidakpastian yang signifikan kelangsungan usaha dapat dihitung dengan rumus formula Z-Score, yaitu:
perusahaan dalam menjalankan operasinya. Variabel Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 +
ini dinyatakan dengan variabel dummy yaitu 0,998 X5
pemberian kode bernilai 1 apabila perusahaan Keterangan:
menerima Going Concern Opinion (GCAO) dan X1= working capital/total asset
bernilai 0 bila menerima Non Going Concern Audit X2= retained earnings/total asset
Opinion (NGCAO). X3= earnings before interest and taxes/total asset
X4= market capitalization/book value of debt
X5= sales/total asset
Hasil dan Pembahasan
Menghitung rasio keuangan yang merupakan
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen dalam model analisis diskriminan Altman
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Z-Score dengan menggunakan data keuangan
Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2014 tang perusahaan sampel.
telah diaudit dan dipublikasikan. Sampel yang Altman Z-Score merupakan analisis yang dipakai
digunakan dalam penelitian ini dipilih secara untuk memprediksi kebangkrutan. Menentukan
purposive sampling. Proses seleksi berdasarkan potensi kebangkrutan perusahaan untuk tiap periode
kriteria sebagai berikut: berdasarkan titik cut-off yang telah ditentukan. Titik
cut-off yang digunakan adalah:
Tabel 1 Z < 1,23 untuk kategori perusahaan yang potensial
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria bangkrut dengan risiko usaha yang tinggi.
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar tahun 140
1,23< Z < 2,90 untuk kategori perusahaan pada
2010-2014 daerah kelabu atau rawan bangkrut. Perusahan dalam
2 Perusahaan yang terdaftar setelah 1 Januari 2010 (12) kondisi ini mengalami masalah keuangan yang
3 Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan (25) memerlukan penanganan secara cepat dan tepat agar
yang telah diaudit tahun 2010-2014
4 Perusahaan menggunakan mata uang selain (5)
dapat mencegah kebangkrutan.
rupiah Z > 2,90 untuk kategori perusahaan sehat atau
5 Jumlah perusahaan menjadi sampel 12 x 5 = 60 potensi kebangkrutannya rendah (tidak bangkrut).
Sumber: BEI Dari pengujian persamaan regresi logistic di atas,
maka diperoleh model regresi logistic sebagai berikut:
Hasil Pengujian Opini Audit Tahun Sebelumnya
Tabel 2
Opini audit tahun sebelumnya didefinisikan sebagai Variables in the Equation
B
opini audit yang diterima oleh auditee pada tahun
Step 1a OATS .931
sebelumnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan ZCORE .313
variabel dummy, opini audit going concern (GCAO) Constant -1.584
I. Permata Hati, I. Rosini | Journal of Applied Accounting and Taxation 2 (2) 123-133 131

𝐺𝐶 opini going concern kembali. Dengan penerimaan


Ln1−𝐺𝐶 = -1,584 + 0.313Zscore + 0.931Dum
opini audit going concern pada tahun sebelumnya
akan dijadikan pertimbangan auditor untuk
Konstanta sebesar -1.584 menyatakan bahwa jika
memberikan kembali opini audit going concern pada
tidak memperhitungkan nilai kondisi keuangan, skala
tahun berikutnya.
auditor dan opini audit tahun sebelumnya, maka
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
kemungkinan penerimaan audit dengan pernyataan
dilakukan oleh Setyarno, Januarti & Faisal (2006)
going concern adalah sebesar -1.584.
yang menemukan adanya pengaruh signifikan opini
Variabel kondisi keuangan perusahaan
audit tahun sebelumnya dengan going concern.
menunjukkan nilai koefisien positif 0.313 dengan
b. Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan
tingkat signifikan sebesar 0.183 lebih besar dari 0.05
terhadap Going Concern
(5%), artinya dapat disimpulkan bahwa kondisi
Tabel 3 menunjukan variabel kondisi keuangan
keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap
perusahaan menunjukkan koefisien regresi positif
pemberian opini audit going concern.
sebesar 0.356 hasil tersebut menunjukan terdapat
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
peningkatan kondisi keuangan akan berpengaruh
dilakukan oleh Fijriantoro (2010) yang menunjukkan
terdapat peningkatan going concern perusahaan.
bahwa kondisi keuangan perusahaan yang diukur
Penelitian ini menggunakan Altman Z-Score yang
dengan Z-Score dari total aktiva tidak berpengaruh
dipandang dapat mewakili kondisi keuangan
signifikan terhadap penerimaan opini audit going
perusahaan karena dapat menggambarkan
concern.
kemampuan perusahaan baik dalam menyelesaikan
kewajibannya maupun kemampuan perusahaan untuk
Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Kondisi
menghasilkan laba dengan aktiva yang dimiliki.
Keuangan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Audit Going Concern
dilakukan oleh Januarti & Fitrianasari (2008), dan
Setyarno, Januarti & Faisal (2006) yang menunjukkan
Hasil regresi pada Tabel 3 menunjukan hasil bahwa kondisi kondisi keuangan perusahaan yang
sebagai beikut: diukur dengan Z-Score dari total aktiva tidak
Table 3
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini
Regresi Berganda audit going concern. Hal ini terjadi karena kondisi
B keuangan perusahaan tidak bisa dijadikan satu
Step 1a OP .900 pertimbangan oleh seorang auditor untuk
KKP .356 mengeluarkan opini going concern karena perusahaan
Constant -1.669
besar belum tentu tidak akan mendapatkan opini going
concern dari auditor dan karena perusahaan yang besar
Hasil tersebut dijelaskan sebagai berikut:
belum tentu dapat menyelesaikan masalah dalam
a. Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya (OP)
kesulitan keuangannya.
terhadap Going Concern.
Penelitian ini memberikan tambahan bukti empiris
Dari Tabel 3, variabel opini audit tahun sebelumnya
bahwa tidak ditemukannya bukti bahwa kondisi
menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0.900
keuangan perusahaan digunakan oleh auditor sebagai
hasil tersebut menunjukan bahwa bila terjadi
satu pertimbangan untuk memberikan opini going
peningkatan atas opini maka akan berpengaruh
concern. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aktiva
terhadap peningkatan going concern perusahaan.
perusahaan tidak diikuti dengan kemampuan auditee
Hal ini menjelaskan bahwa suatu laporan yang
untuk meningkatkan saldo labanya. Dan dengan
dimodifikasi mengenai going concern dapat
koefisien positif tidak bisa menjamin auditee tidak
mempercepat perusahaan mengalami kebangkrutan.
menerima opini going concern.
Audite yang menerima going concern biasanya
mempunyai permasalahan keuangan yang serius,
Uji Hipotesis
kesulitan likuiditas, tidak memiliki modal kerja yang
cukup, serta mengalami defisit equitas. Tanpa adanya Tabel 4
tindakan penanggulangan yang serius untuk Uji T
mendongkrak posisi keuangan perusahaan dapat Variable Sig
dipastikan semakin lama kondisi keuangan perusahaan OP .040
akan semakin memperbesar kemungkinan penerimaan KKP .198
132 I. Permata Hati, I. Rosini | Journal of Applied Accounting and Taxation 2 (2) 123-133

Pengujian hipotesis dalam penelitian untuk menguji opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan
pengaruh variabel-variabel bebas yaitu persentase terhadap penerimaan opini audit going concern pada
perubahan Opini Audit Tahun Sebelumnya dan perusahaan manufaktur.
Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Opini Audit Variabel kondisi keuangan perusahaan
Going Concern terdapat pada Tabel 4. menunjukkan nilai dengan tingkat signifikan sebesar
Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5% 0.198 lebih besar dari 0.05 (5%). Artinya dapat
atau 0,05 dapat dilakukan dengan berdasarkan disimpulkan bahwa kondisi keuangan tidak
probabilitas Ghozali 2011). berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini
Adapun penjelasannya sebagai berikut: audit going concern pada perusahaan manufaktur.
(1) Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya
terhadap Going Concern. Saran
Variabel opini audit tahun sebelumnya
menunjukkan koefisien dengan tingkat signifikan (p) Menambahkan variabel lain, seperti reputasi
sebesar 0.04 yang berarti lebih kecil dari 0.05 maka auditor, pertumbuhan perusahaan, analisis CAMEL
hipotesis ke-1 berhasil diterima dan Ho ditolak, dan rasio-rasio keuangan lainnya, sehingga hasil
sehingga dapat dikatakan bahwa opini audit tahun penelitian dapat lebih memprediksi faktor yang
sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap mempengaruhi opini audit going concern.
going concern. Penelitian ini hanya menggunakan data-data dari
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang perusahaan manufaktur. Untuk itu, peneliti yang akan
dilakukan oleh Setyarno, Januarti & Faisal (2006) datang dapat menambahkan sampel penelitian dari
yang menemukan adanya pengaruh signifikan opini kelompok industri jasa, dagang, dan telekomunikasi
audit tahun sebelumnya dengan going concern. agar hasil dari penelitian dapat digeneralisasikan
(2) Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Penelitian ini hanya menggunakan sedikit variabel
Going Concern. independen untuk menilai faktor-faktor yang dapat
Variabel kondisi keuangan perusahaan mempengaruhi opini going concern. Untuk itu,
menunjukkan koefisien tingkat signifikan (p) sebesar peneliti yang akan datang dapat menambahkan
0.198 yang berarti lebih kecil dari 0.05 maka hipotesis variabel baru untuk mengetahui faktor-faktor lain
ke-2 ditolak (Ha diterima), sehingga dapat dikatakan yang dapat mempengaruhi likuiditas, solvabilitas,
bahwa faktor perusahaan tidak berpengaruh secara cash flow, dan profitabilitas.
signifikan terhadap going concern.
Penelitian ini menggunakan Altman Z-Score yang
dipandang dapat mewakili kondisi keuangan References
perusahaan karena dapat menggambarkan
kemampuan perusahaan baik dalam menyelesaikan Adnan, M. A. & Muhammad I. T. (2006). Analisis Ketepatan
kewajibannya maupun kemampuan perusahaan untuk Prediksi Metode Altman Terhadap Terjadinya Likuiditas Pada
Lembaga Perbankan. Jurnal Ekonomi dan Auditing, 5(2).
menghasilkan laba dengan aktiva yang dimiliki.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Alawiyah, T. (2011). Pengaruh Kondisi Keuangan dan Opini Audit
dilakukan oleh Januarti & Fitrianasari (2008), dan Tahun Sebelumnya terhadap Pemberian Opini Audit Going
Setyarno, Januarti & Faisal (2006) yang menunjukkan Concern pada Industri Perbankan. Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas UIN Syarif Hidayatullah.
bahwa kondisi kondisi keuangan perusahaan yang
diukur dengan Z-Score dari total aktiva tidak Ardiyos. (2007). Kamus Standar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini Prima.
audit going concern. Arens, A. A., Randal, J. E., & Mark S. B. (2010). Auditing and
Assurance Service An Integrated Approach. 13th edition,
Pearson Education Inc, Upper Saddle River, New Jersey.
Simpulan dan Saran Azizah, R. I. A. (2012). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt Default
dan Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini
Simpulan Audit Going Concern.

Ardilla, B. D. (2013). Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan


Variabel opini audit tahun sebelumnya dengan Metode Altman Z-Score. Makassar.
menunjukkan nilai tingkat signifikansi 0.040 lebih
kecil dari 0.05 (5%). Artinya dapat disimpulkan bahwa
I. Permata Hati, I. Rosini | Journal of Applied Accounting and Taxation 2 (2) 123-133 133

Alichia, Y. P. (2011). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Pramudita, B. (2010). Analisis Faktor Determinan atas Pemberian
Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern oleh Auditor (Studi Empiris pada
Opini Audit Going Concern. Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2004-
2008). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Amin, M. (2013). Pengaruh Debt Default, Opini Audit Hidayatullah.
TahunSebelumnya, Keberadaan Komite Audit, dan
Kepemilikan Manajerial Terhadap Kemungkinan Penerimaan Darsono, P. (2009). Manajemen Keuangan. Nusantara Consulting.
Opini Audit Going Concern. Jakarta.

Azwen, & Tisky, A. (2009). Penliaian Opini Audit Going Concern Purba, P & Marisi. (2009). Asumsi Going Concern (Suatu Tinjauan
Kajian Berdasarkan Informasi Keuangan dan Non-Keuangan. terhadap Dampak Krisis Keuangan atas Opini Audit dan
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Laporannya). Edisi Pertama, Graha Ilmu Yogyakarta.

Fachrozy A. D. (2007). Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Rahayu, P. (2007). Assesing Going Concern Opinion: A Study
Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Based On Financial and Non-Financial Informations (Empirical
Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Evidence of Indonesian Manufacturing). SNA X. Makassar.
(Studi Pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga-Lembaga
Keuangan yang erdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi Ramadhany, A. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Mengalami Financial Distress di Bursa Efek
Febriandito, G. S. (2008). Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Indonesia. Jurnal Maksi, 4, 146-160.
Keuangan, dan Auditor Internal terhadap Opini Audit Going
Concern: Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Santosa, Arga, F., & Linda K. W. (2007). Analisis Faktor-Faktor
BEI)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit
Hidayatullah. Going Concern. JAAI, 11(2).

Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
SPSS. Salemba Empat. Jakarta. R&D. Bandung.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program Supomo, Bambang, & Nur, I. (2006). Metodologi Penelitian Bisnis
IBM SPSS 19. Salemba Empat. Jakarta. untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE. Yogyakarta.

Hani, Cleary, & Mukhlasin. (2003). Going Concern dan Opini Surbakti, Meliyanti Y. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit: Suatu Studi Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. SNA Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiriss pada
VI. Surabaya. Perusahaan Manufaktur di BEI). Skripi. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Susanto, Y. K. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 11(3),
Akuntan Publik”. Salemba Empat. Jakarta. 155-173.

Inastern, & Galuh D. (2009). Opini Audit Going Concern dan Setyarno, Eko B., & Indira J. F. (2006). Pengaruh Kualitas audit,
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Empiris atas Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007). Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Going Concern. Jurnal Simposium Nasional Padang IX.

Juandini, W. Factors that Influence the Acceptance of a Going Solikhah, B. dan Kiswanto. (2010). Pengaruh Kondisi Keuangan,
Concern Audit Opinion Manufacturing Companies Listed in Pertumbuhan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap
Indonesia Stock Exchange (BEI). Diakses di Opini Audit Going Concern. Semarang.
http://www.gunadarma.ac.id pada tanggal 17 Desember 2011.
Swandari, F. (2005). Pengaruh Perilau Resiko dan Struktur
Kartikasari, & Fitriadan T. (2013). Prediksi Kebangkrutan Kepemilikan Terhadap Kebangkrutan Bank di Indonesia: Kasus
Berdasarkan Analisis Altman Z-score. Malang. Krisis Ekonomi Tahun 1997. SNA VI, Surabaya.

Mustafa, K, & Ibrah. (2012). Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Tamba, R. U. B. (2009). Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit dan
Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Indonesia Opini Audit terhadap Penerimaan Opini Going Concern pada
(dengan menggunakan model Altman Z-Score). Skripsi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Periode 2004-
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 2008). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas UIN Syarif
Hidayatullah.
Nuraprianti. (2010). Pengaruh Audit Lag, Opini Audit Tahun
Sebelumnya, Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Wardhana, R. (2012). Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Pemberian Opini Debt Default, Kualitas Auditor dan Ukuran Perusahaan
Audit Going Concern Oleh Auditor (Studi Empiris Pada terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Tahun 2006- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas UIN Syarif
2008). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas UIN Hidayatullah.
Syarif Hidayatullah.

Anda mungkin juga menyukai