Anda di halaman 1dari 90

dr.

Luwiharsih, MSc

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


dr Luwiharsih, MSc

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


JABATAN SEKARANG :
Ka Bidang Diklat KARS 2011 - sekarang
Ka Kompartemen Mutu PERSI 2015 – 2018

PENDIDIKAN :
• SI Fakultas Kedokteran Unair
• SII Pasca Sarjana UI, Manajemen Rumah Sakit

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


PENGALAMAN KERJA

o Surveior & Pembimbing Akreditasi RS (1995 – sekarang )

o Direktur RSK Sitanala Tangerang ( 2007 – 2010 )

o Ka Sub Dit RS Pendidikan, Kemkes ( 2005 – 2007 )

o Ka Sub Dit RS Swasta, Kemkes ( 20 01 – 2005 )

o Ka Sub Dit Akreditasi RS, Kemkes (1995 – 2001)

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Peningkatan mutu adalah suatu pendekatan
terhadap edukasi berkelanjutan dan proses
peningkatan penyediaan pelayanan dan
asuhan pasien sesuai dengan standar dan
kebutuhan pasien

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


o Fungsi risk manajemen & quality • Upaya risk manajemen dan quality
improvement di rumah sakit sering
improvement di RS adalah untuk
kali dilaksanakan secara terpisah
dan ada penanggung jawabnya di mendukung keselamatan pasien
masing-masing fungsi dan mencari jalan untuk bekerja
o Mempunyai jalur pelaporan yang sama lebih efektif dan efisien, untuk
berbeda
menjamin asuhan pasien yg
o Struktur risk manajemen dan quality
diberikanan aman dan bermutu
improvement terpisah
tinggi.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Meningkatkan mutu secara

TUJUAN PENINGKATAN keseluruhan dng terus


MUTU & KESELAMATAN menerus mengurangi risiko
PASIEN

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19


terhadap pasien & staf baik

Maret 2019
dalam proses klinis maupun
lingkungan fisik
• Pengurangan risiko yang sedang berlangsung untuk pasien, staf dan
lingkungan merupakan bagian integral dari peningkatan mutu secara
keseluruhan.

• Komite/Tim atau bentuk organisasi mutu lainnya mendukung program


mutu dan keselamatan di seluruh area rumah sakit, termasuk untuk
pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat

• Komite/Tim membantu dalam pengumpulan data dan respon


terhadap kejadian tidak diharapkan, sentinel dan nyaris cedera

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


• Komite/Tim memfasilitasi analisis efek samping

• Komite/ Tim membantu para pimpinan di RS mengidentifikasi


langkah-langkah peningkatan mutu sebagai tindak lanjut dari
identifikasi risiko yang ada.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Management of Measure Selection and
Quality and Patient Data Collection for
Safety Activities Quality Monitoring

PMKP

Gaining and
suastaining Validation and
Improvement; Analysis of Data
managing risk

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Konsep-konsep kunci:
• Direktur dan para pemimpin di RS sangat terlibat
dalam semua aspek perencanaan dan pemantauan
program PMKP
• Direktur RS dan para pemimpin di RS
mengembangkan Program PMKP dan pemilik/
representasi pemilik menyetujui program PMKP
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Konsep-konsep kunci:
• Direktur RS memprioritaskan kegiatan
• Direktur RS menyediakan sumber daya untuk
mengimplementasikan program
• Dalam mengelola kegiatan PMKP Direktur RS dibantu oleh
Komite/Tim PMKP dan didukung dengan sistem informasi
terintegrasi dengan menggunakan IT

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Konsep-konsep kunci:
• Memilih indikator mutu adalah tanggung jawab
para pemimpin di RS (Ka Bidang/divisi dan ka unit)
• Semua unit layanan — klinis dan manajerial —
memilih indikator mutu yang terkait dengan prioritas
unit

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Memvalidasi dan menganalisis data adalah konsep kunci lain. Bab ini membutuhkan:
1. Data yang dikumpulkan di validasi ? – Data IAK dan terutama jika data akan
dipublikasikan  Regulasi validasi data IAK dan validasi data yg di publikasi
2. Untuk melakukan analisis dan validasi data diperlukan staf yang terlatih/sudah
mengikuti pelatihan.
3. Analisa data meliputi :
• Membandingkan data di dalam RS, dng RS lain, dan praktik terbaik adalah sangat
penting
• Melakukan analisis akar penyebab kejadian sentinel
• Melakukan analisis semua KTD
• Pemantauan nyaris salah/KNC
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
• RS mempunyai program manajemen risiko

• Analisis risiko proaktif (FMEA)

• Melaksanakan tindakan yang diambil untuk


mengurangi risiko yang teridentifikasi pada pasien,
staf, dan lingkungan RS

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
PMKP – SNARS edisi 1

PENGUKURAN MUTU • Peran


(PMKP 4 sd PMKP 8 & PMKP 11) pemilik/representasi
pemilik (TKRS 1.3)
• Peran Dir RS & para
pimpinan (TKRS 4)
KESELAMATAN PASIEN • Peran Komite PMKP
(PMKP 9 sd PMKP 10) (PMKP 1 dan 4)
• Sistem Manajemen
data dng IT (PMKP
2.1)
MANAJEMEN RISIKO RS • Pelatihan PMKP
(PMKP 3)
(PMKP 12)
• Buku-buku referensi
(PMKP 2)

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


PENGUKURAN MUTU

Pengukuran
Mutu
Nasional

Pengukuran Mutu Prioritas


Rumah Sakit

Pengukuran Mutu Unit Kerja/Unit Pelayanan

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Kepatuhan Penggunaan
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien; 7. Formularium Nasional (FORNAS); --
> hanya utk RS provider BPJS

2. Emergency Respon Time (EMT); 8. Kepatuhan Cuci Tangan;

Kepatuhan Upaya Pencegahan


3. Waktu Tunggu Rawat Jalan; 9. Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh

Kepatuhan terhadap Clinical


4. Penundaan Operasi Elektif; 10 Pathway;

5. Kepatuhan jam visite dokter 11 Kepuasan Pasien dan Keluarga;

Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Kecepatan Respon Terhadap


6. 12
Laboratorium; Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019Komplain
7. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
(FORNAS); --> hanya utk RS provider BPJS

11. Kepuasan Pasien dan Keluarga;

12. Kecepatan Respon Terhadap Komplain

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
• Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Bagi RS Provider
BPJS
• Note: keterangan rs yang menggunakan indikator ini adalah rs
provider BPJS.
• Keterangan: rumah sakit yang menggunakan indikator ini adalah
rumah sakit yang menerima sistem pembiayaan dengan jaminan
kesehatan nasional (JKN).

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
12. Kecepatan Respon Terhadap Komplain

Judul Indikator Kecepatan respon Terhadap Komplain


Dasar pemikiran UU 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Efisiensi

2. Efektifitas

3. Aksesibilitas

4. Keselamatan

5. Fokus kepada pasien v

6. Kesinambungan v

Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan


kepuasan pelanggan.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan
kepuasan pelanggan.

Definisi Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan Rumah sakit


Operasional dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass
media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan
penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah), Tinggi
(kuning), Rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut
atas respon time komplain tersebut sesuai dengan
kategorisasi/grading/dampak risiko.
Warna Merah:
cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian,
mengancam sistem/kelangsungan organisasi, poptensi kerugian
material dll.
Warna Kuning:
cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian
in material, dll.
Warna Hijau:
tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun immaterial.
Kriteria Penilaian :
1. Melihat data rekapitulasi komplain yang dikategorikan merah, kuning,
hijau
2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap kategori yan dilakukan
dalam kurun waktu sesuai standar
3. Membuat persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti terhadap
seluruh komplain disetiap kategori
a. Komplain kategori merah (KKM) ditanggapi dan ditindaklanjuti
maksimal 1x24 jam
b. Komplain kategori kuning (KKK) ditanggapi dan ditindaklanjuti
maksimal 3 hari
c. Komplain kategori hijau (KKH) ditanggapi dan ditindaklanjuti
maksimal 7 hari
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome v Proses & Outcome
a
g
Numerator Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudahi ditanggapi dan ditindaklanjuti
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
(pembilang) R
Denominator Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH
(penyebut)
Target > 75%
Pencapaian
Kriteria: - Inklusi Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa
- Eksklusi
Formula Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan ditindaklanjuti
Sumber data Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH
Frekuensi > 75%
pengumpulan
data
Periode analisis Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa
Cara Hasil kompilasi komplain yang diterima berupa lisan, tertulis, dan media
Pengumpulan massa
Data
Sampel Total komplain yang masuk berdasarkan penetapan grading
Rencana Analisis 1.PDSA
Data
Instrumen 1.Kotak Saran
Pengambilan 2.Survei kepuasan pelanggan
Data
3.Form pengaduan/keluhan
Laporan komplain
Penanggung Direktur Umum/Ketua Pelayanan Pelanggan/Humas
Jawab

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Indikator Mutu Unit
Indikator Mutu
Indikator Mutu RS (Sumber data ada
Nasional
di unit)

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


12 Indikator Mutu Farmasi  No 7, 11,
12 Indikator Mutu RS
Nasional 12

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Pengumpulan Analisis data
data Laporan Imut Nas
indicator unit
(PIC data Unit) (Komite PMKP)

Membandingkan
Direktur
data dng data
mlakukan
based eksternal
rencana
melalui
perbaikan
Sismadak

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Standar PMKP 5

Rumah sakit memilih dan menetapkan prioritas


pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan
dievaluasi dan indikator-indikator

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Standar TKRS 5

• Direktur RS memprioritaskan proses di RS yang akan


diukur, program PMKP yang akan diterapkan, dan
bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di
seluruh RS ini.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Misi RS dan Tujuan Strategi Pilih topik prioritas Identifikasi
RS (RS rujukan regional) peningkatan mutu implementasi prioritas
(perbaikan) peningkatan mutu yan
Data Permasalahan di RS pelayanan di unit- unit mana saja
(komplain, Capaian
indikator, dll)
Sistem & Proses yg standarisasi 5 proses &
Lakukan
bervariasi dlm penerapan hasil asuhan klinis (5
pengukuran mutu
PPK-CP) pada prioritas
(Stroke) melalui indicator
peningkatan mutu
mutu area klinik
Sistem yan klinis kompleks pelayanan
(IAK), area
yg perlu efisiensi (Stroke, manajemen (IAM)
Jantung) dan Sasaran
Keselamatan Pasien
Dampak perbaikan sistem (ISKP) Analisa data dampak
perbaikan  KENDALI
ke seluruh unit di RS (Sistem MUTU DAN KENDALI
manajemen obat) BIAYA DI RS & UNIT-2

Riset Klinis & pendidikan TKRS 5 EP 5


Dasar pemilihan
profesi kesehatan
prioritas
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
PERAN PARA PIMPINAN DALAM PRIORITAS PENINGKATAN MUTU DI RS

• Menetapkan topik prioritas

Tkrs 4 EP 3; TKRS 5 EP 2
peningkatan mutu (perbaikan)
Melakukan pelayanan
Direktur RS koordinasi • Menetapkan implementasi prioritas
pemilihan topik peningkatan mutu yan di unit- unit
Para Ka bid/divisi prioritas mana saja
peningkatan
• Menetapkan 5 PPK-CP yg akan di
Komite Medik & pimp mutu
evaluasi di unit-2 area prioritas tsb
lainnya (perbaikan)
• Menetapkan IAK, IAM dan ISKP
pelayanan
untuk memantau peningkatan mutu
di unit-2 area prioritas tsb

Komite/Tim PMKP Memfasilitasi • Monitoring capaian indicator dan


pemilihan Analisa utk mengetahui dampak
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019 kendali mutu dan kendali biaya
JENIS PELAYANAN Implementasi
Indikator mutu di
KLINIS YG PRIORITAS peningkatan
unit pelayanan 
DITINGKATKAN mutu pelayanan
MUTUNYA  Jantung, IRJ, IRI, OK, ICU,
klinis di unit-2 yan
bedah, dll Farmasi, dll
prioritas

Dampak
Analisa kendali
perbaikan
mutu dan kendali IAK, IAM & ISKP
peningkatan
biaya
mutu

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


NO JENIS INDIKATOR IAK IAM ISKP SUMBER
DATA DI UNIT

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


1. Jumlah indikator area klinis di masing-masing unit pelayanan yang
menjadi prioritas peningkatan mutu sesuai kebutuhan.

2. Jumlah indikator area manajemen di masing-masing unit pelayanan


yang menjadi prioritas peningkatan mutu sesuai kebutuhan.

3. Jumlah indikator sasaran keselamatan pasien di masing-masing unit


pelayanan yang menjadi prioritas peningkatan mutu harus meliputi 6
SKP (Sasaran Keselamatan Pasien 1 s/d 6)

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Dilengkapi profil
Indikator mutu
indikator

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


a) judul indikator, h) frekuensi pengumpulan data,
b) definisi operasional, i) frekuensi analisa data
c) tujuan, dimensi mutu, j) metodologi analisa data,
d) dasar pemikiran/alasan k) sumber data
pemilihan indikator, l) penanggung jawab pengumpul
e) numerator, denominator, formula data,
pengukuran, m) publikasi data.
f) metodologi pengumpulan data,
g) cakupan datanya (total atau
sampel)
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
JUDUL INDIKATOR,

DEFINISI OPERASIONAL,

TUJUAN

DIMENSI MUTU,  Efisiensi


 Efektifitas
 Aksesibilitas
 Keselamatan
 Fokus kepada pasien
 Kesinambungan

DASAR PEMIKIRAN/ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR.

NUMERATOR
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
DENOMINATOR,

FORMULA PENGUKURAN.

METODOLOGI PENGUMPULAN DATA.  Retrospective


 Sensus Harian

CAKUPAN DATANYA (TOTAL ATAU SAMPEL)

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


FREKUENSI PENGUMPULAN DATA,  Harian
 Mingguan
 Bulanan
 Lainnya .................

FREKUENSI ANALISA DATA  Mingguan


 Bulanan
 Triwulan
 Semester

NILAI AMBANG/STANDAR Diperlukan untuk analisis dng membandingkan


standar & utk mengetahui capaian indikator

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


METODOLOGI ANALISA DATA, Statistik : Run Chart, Control Chart, Pareto, Bar
Diagram
Interpretasi data :
Trend, bandingkan dng RS lain, dng standar, dng
praktik terbaik

SUMBER DATA/AREA Utk mengetahui lokasi data


MONITORING

PJ PENGUMPUL DATA

PUBLIKASI DATA/desiminasi Internal :


data Eksternal

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Standar PMKP 6

Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan


menetapkan indikator mutu yang dipergunakan untuk
mengukur mutu unit kerja.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Standar TKRS 11

• Kepala Unit pelayanan meningkatkan mutu dan


keselamatan pasien dengan berpartisipasi dalam
program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien RS, melakukan monitoring, meningkatkan
asuhan pasien yang spesifik berlaku di Unit nya.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Standar TKRS 11.1
• Kepala Unit Pelayanan Klinis memilih dan menerapkan penilaian
mutu dan keselamatan pasien secara spesifik terhadap cakupan
pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan tersebut serta
menyediakan data dan informasi dari hasil kegiatan tersebut , yang
dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi dokter, perawat dan
staf klinis pemberi asuhan lainnya yang memberikan asuhan pasien
di unit pelayanan tersebut.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


- Prioritas RS Pemilihan
Pengukuran
Indikator
mutu - Unit mutu

Perbaikan Pengumpulan
Analisis data
mutu data

Pelaporan Komite PMKP melakukan


supervisi
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Indikator mutu nasional
(bila ada implementasi di unit)

Indikator mutu prioritas RS (bila ada


implementasi di unit)

Indikator mutu prioritas unit

Indikator mutu yan yg dikontrakan


(bila ada implementasi di unit)

Evaluasi kepatuhan DPJP terhadap


PPK (bila ada implementasi di unit)
SPM
(Standar
Pelayanan Data untuk OPPE –PPA (bila ada
Minimum) implementasi di unit)
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
7. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (FORNAS); --> hanya
Indikator mutu nasional utk RS provider BPJS
11. Kepuasan Pasien dan Keluarga;
(bila ada implementasi di unit) 12. Kecepatan Respon Terhadap Komplain

Indikator mutu prioritas RS (bila ada Sesuai dng prioritas RS yg di implementasi di Unit
implementasi di unit) Farmasi

Indikator mutu prioritas unit IMUT DI UNIT

Indikator mutu yan yg dikontrakan


(bila ada implementasi di unit) -

Evaluasi kepatuhan DPJP terhadap


PPK (bila ada implementasi di unit) Terkait kepatuhan obat

Data untuk penilaian kinerja (bila ada


implementasi di unit) Penilaian kinerja apoteker ?

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
1. Adverse drug reaction/ADR (Reaksi obat).
Pasien yg mempunyai masalah medis karena hasil ADR.
Contoh : pasien menerima infus vancomycin kurang dari 45
menit terjadi red-neck syndrome.

2. Drug use without indication.


Pasien menerima obat tanpa alasan medis yg valid.
Contoh : pasien menerima obat tanpa order dosis obat

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


3. Interaksi obat.
Pasien mempunyai masalah medis yang merupakan hasil dari interaksi obat-
obat, obat-makanan, obat – test laboratorium.
Contoh : pasien yg mengalami perdarahanan karena interaksi warfarin dng
obat lain.
4. Failure to receive a drug.
Pasien mempunyai masalah medis yang merupakan hasil dari tidak menerima
obat
Contoh : Pasien yg gagal menerima antiemetik sebelum menerima emetogenic
antineoplastic agent.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
5. Untreated indication.
Pasien yg mempunyai masalah medis karena tidak menerima obat
sesuai dengan indikasi.
Contoh : Pasien dengan major depression yg seharusnya menerima obat
antidepressant, tetapi tidak diberikan resep obat tsb.
6. Improper drug selection.
Pasien mempunyai obat sesuai dng indikasi tetapi menerima obat yg
salah.
Contoh : Pasien yg diketahui diberikan obat alergi, tetapi menerima
obat yg sama atau chemically related drug.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
7. Over dosage.
Pasien mempunyai masalah medis karena diberi obat lebih banyak dari
obat yg seharusnya
Contoh : pasien menerima insulin atau oral antidiabetic agents, yg mana
pasien tsb mempunyai pengalaman hypoglycemi
8. Sub therapeutic dosage.
Pasien mempunyai masalah medis karena diberi obat kurang banyak
dari obat yg seharusnya
Contoh : Patients with uncontrolled atrial fibrillation who receive digoxin in
a steady state serum drug concentration of less than 0.9 ng/ml.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
• Formulary System
Contoh : Frekuensi pendaftaran obat baru ke dalam formularium tanpa
menggunakan guidelines yg spesifik
• Purchasing
Contoh : Frekuensi salah pemesanan obat.
• Inventory
Contoh : Frekuensi obat expired yg ditemukan atau obat yg di re-call
• Drug Preparation
Contoh : Frekuensi persiapan obat yg keliru
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
• Drug Distribution

Contoh : Frekuensi obat un-order yg diberikan ke ruang perawatan.

• Billing and Reimbursement

Contoh : Prosentase pembayaran obat pasien yang tidak dibayar asuransi

• Drug Information

Contoh : Frekuensi permintaan info obat yang urgent yg tidak diberikan tepat
waktu.

• Data Management

Contoh : Frekuensi kejadian interaksi obat dan duplikasi terapi.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


• Quality and Risk Management

Contoh : Frekuensi dari lap insiden obat yg tidak terdokumentasi sesuai ketentuan.

• Continuity of Pharmaceutical Care

Contoh : Frekuensi pasien yg di Tx di IGD diberi jadwal kontrol ulang di poli sebelum
resep diberikan..

• Technology Assessment

Contoh : Frekuensi teknologi baru yg didapat yang mempengaruhi sistem


penggunaan obat di rumah sakit.

• Patient Education

Contoh : Prosentasi pasien asthma yg diberikan edukasi penggunaan inhaler pada


waktu pulang rawat & terdokumentasi
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
• Research

Contoh : presentase protokol studi investigasi obat di IFRS.

• Documentation

Contoh : Frequency kegagalan dokumentasi umur, berat badan, alergi, ADR dan
indikator obat di rekam pasien per prosedur unit.

• Hazardous Waste Disposal

Contoh : Frequency pembuangan sampah bahan cytotoxic melalui pihak ke 3


sesuai ketentuan..

• Resource Utilization

Contoh. Jumlah unit atau item yg disiapkan dan di pack oleh IFRS.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


• Automated Systems

Contoh : Frequency of transportation of information by couriers or mechanical


means, when an electronic transfer system is available.

• Emergency Medication System

Contoh :. Frequency kejadian emergency yg memerlukan obat, dimana unit farmasi


tidak dilibatkan..

• Facilities and Equipments

Contoh :. Frequency of temperature, light, moisture, airborne particles, or unsanitary


conditions that threaten the health and safety of persons or the integrity of drug
products and supplies.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


• Therapeutic Drug Monitoring

Contoh : Frequency of phlebotomy timed inappropriately with respect to the


time of dug administration.

• Drugs stored outside the department of pharmacy

Contoh : Frequency of the dispensing of institutional drugs stored outside the


pharmacy department for outpatient use without appropriate labeling.

• Investigational Drugs

E.G. Frequency of drug investigations initiated within the organization for which
drug supplies are stored outside the pharmacy.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
• Pengukuran mutu pada pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat harus sejalan dengan pengukuran mutu
nasional (Imut Nasional) dan pengukuran mutu prioitas RS
(Imut prioritas RS)

• Instalasi Farmasi RS harus tetap mempunyai indicator mutu

• Data Imut di Instalasi Farmasi merupakan data terintegrasi


yang masuk ke Sismadak

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
PEMANTAUAN (MONITOR)

Standar PKPO 7
Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau.

Maksud dan Tujuan PKPO 7


Standar ini bertujuan agar apabila timbul efek samping obat dapat
dilaporkan oleh profesional pemberi asuhan (PPA) kepada tim farmasi dan
terapi yang selanjutnya dilaporkan pada Pusat Meso Nasional. Apoteker
mengevaluasi efek obat untuk memantau secara ketat respons pasien
dengan melakukan pemantauan terapi obat (PTO). Apoteker bekerjasama
dengan pasien, dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya untuk
memantau pasien yang diberi obat. Rumah sakit menetapkan regulasi
untuk efek samping obat yang harus dicatat dan dilaporkan.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
• Standar ini bertujuan agar apabila timbul efek samping obat dapat
dilaporkan oleh profesional pemberi asuhan (PPA) kepada tim farmasi
dan terapi yang selanjutnya dilaporkan pada Pusat Meso Nasional.
Apoteker mengevaluasi efek obat untuk memantau secara ketat
respons pasien dengan melakukan pemantauan terapi obat (PTO).
Apoteker bekerjasama dengan pasien, dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya untuk memantau pasien yang diberi obat. Rumah
sakit menetapkan regulasi untuk efek samping obat yang harus
dicatat dan dilaporkan.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Elemen Penilaian PKPO 7 Telusur Skor

1. Ada regulasi R Regulasi tentang pemantauan dan 10 TL


pemantauan efek obat pencatatan Efek obat dan ESO - -
dan efek samping obat 0 TT
serta dicatat dalam status
pasien. (lihat juga AP 2 EP
1). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan D Bukti pelaksanaan PTO 10 TL
pemantauan terapi obat. - -
(D,W) W  Perawat 0 TT
 Farmasi klinis
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
Elemen Penilaian PKPO
Telusur Skor
7
3. Ada bukti D Bukti monitoring ESO dan laporannya 10 TL
pemantauan efek 5 TS
samping obat dan W  KFT 0 TT
pelaporannya sesuai  Kepala Instalasi Farmasi
dengan peraturan  Apoteker
perundang-  Staf Farmasi
undangan. (D,W)

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


1. Pengkajian dan pelayanan resep;

2. Penelusuran riwayat penggunaan obat;

3. Rekonsiliasi obat;

4. Pelayanan informasi obat (PIO);

5. Konseling;

6. Visite;
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019
7. Pemantauan terapi obat (PTO);

8. Monitoring efek samping obat (MESO);

9. Evaluasi penggunaan obat (EPO);

10.Dispensing sediaan steril; dan

11.Pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD);

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu
proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan
terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.

Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi


dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak
Dikehendaki (ROTD).

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


a. pengkajian pemilihan Obat, dosis, cara pemberian Obat,
respons terapi, Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
(ROTD);

b. pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait


Obat; dan

c. pemantauan efektivitas dan efek samping terapi Obat.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


a. pengumpulan data pasien;

b. identifikasi masalah terkait Obat;

c. rekomendasi penyelesaian masalah terkait Obat;

d. pemantauan; dan

e. tindak lanjut.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


a. kemampuan penelusuran informasi dan penilaian kritis
b. terhadap bukti terkini dan terpercaya (Evidence Best
c. Medicine);
d. kerahasiaan informasi; dan
e. kerjasama dengan tim kesehatan lain (dokter dan
perawat).

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan
kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
tidak dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosa dan terapi. Efek Samping Obat adalah reaksi
Obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja
farmakologi.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


a. menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin terutama yang
berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang;

b. menentukan frekuensi dan insidensi ESO yang sudah dikenal dan yang
baru saja ditemukan;

c. mengenal semua faktor yang mungkin dapat


menimbulkan/mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya ESO;

d. meminimalkan risiko kejadian reaksi Obat yang tidak dikehendaki; dan

e. mencegah terulangnya kejadian reaksi Obat yang tidak dikehendaki.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


a. mendeteksi adanya kejadian reaksi Obat yang tidak dikehendaki
(ESO);
b. mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai risiko
tinggi mengalami ESO;
c. mengevaluasi laporan ESO dengan algoritme Naranjo;
d. mendiskusikan dan mendokumentasikan ESO di Tim/Sub
Komite/Tim Farmasi dan Terapi;
e. melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


a. kerjasama dengan Komite/Tim Farmasi dan Terapi
dan ruang rawat; dan

b. ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping


Obat.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019


Komisi Akreditasi Rumah Sakit 19 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai