Anda di halaman 1dari 19

ZAKAT INFAQ DAN SEDEKAH

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Studi Ayat & Hadis Ekonomi
Dosen Pengampu:
Eko Zulfikar,M.Ag.

Disusun oleh :
Kelompok 7
Nita Widia Susanti 12403183055
Lutfi Ariyani 12403183065
Laili Kurnia Ilahi 12403183085

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

APRIL 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah Dipanjatkan atas ke hadirat Allah SWT. Berkat


limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Sehungan dengan makalah ini maka diucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung;
2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Instiut Agama Islam Negeri Tulungagung;
3. Bapak Dr. Qomarul Huda, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Syariah;
4. Bapak Eko Zulfikar, M.Ag., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Studi
Ayat & Hadis Ekonomi Institut Agama Islam Negeri Tulungagung;
5. Segenap Dosen, staff dan karyawan Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung;
6. Teman-teman kelas Akuntansi Syariah 2B.
Disadari bahwa tulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan
saran dari pembaca dibutuhkan demi perbaikan tulisan makalah ini .
Diharapkan tulisan ini dapat dipergunakan untuk kedepannya walaupun hanya
sedikit. Semoga kata pengantar ini bermanfaat adanya.

Tulungagung, April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Zakat ........................................................................................................2
2.2 Infak ........................................................................................................9
2.3 Sedekah .................................................................................................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................................15
3.2 Saran .......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harta merupakan titipan Allah SWT yang pada hakekatnya hanya


dititipkan kepada kita sebagai manusia ciptaan-Nya. Konsekuensi manusia
terhadap segala bentuk titipan yang dibebankan kepadanya mempunyai
aturan-aturan Tuhan, baik dalam pengembangan maupun dalam
penggunaan.

Terdapat kewajiban yang dibebankan pada pemiliknya untuk


mengeluarkan zakat untuk kesejahteraan masyarakat, dan ada ibadah
maliyah sunnah yakni sedekah dan infaq. Karena pada hakekatnya segala
harta yang dimiliki manusia adalah titipan Allah SWT, maka setiap kita
manusia wajib melaksanakan segala perintah Allah mengenai hartanya.

Dalam makalah ini akan dijelaskan secar rinci apa yang menjadi
pengertian zakat, infaq dan shadaqah serta ayat dan hadis-hadisnya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian zakat dan bagaimana hadis tentang zakat ?


1.2.2 Apa pengertian Infak dan bagaimana hadis tentang Infak ?
1.2.3 Apa pengertian sedekah dan bagaimana hadis tentang sedekah ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Dapat memahami pengertian zakat dan bagaimana hadis tentang


zakat
1.3.2 Dapat memahami pengertian Infak dan bagaimana hadis tentang
Infak
1.3.3 Dapat memahami pengertian sedekah dan bagaimana hadis
tentang sedekah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Zakat

Dilihat dari segi bahasa, kata zakat berasal dari kata zaka
{bentuk masdar}, yang mempunyai arti : berkah,tumbuh,bersih,suci
dan baik.”

Beberapa arti ini memang sangat sesuai dengan arti zakat


yang sebenarnya. Dikatakan berkah, karena zakat akan membuat
keberkahan pada harta seseorang yang telah berzakat. Dikatakan
suci, karena zakat dapat mensucikan pemilik harta dari sifat tama,
syirik, kikir dan bakhil. Dikatakan tumbuh, karena zakat akan
melipat gandakan pahala bagi muzakki dan membantu kesulitan para
mustahiq. Demikian seterusnya, apabila dikaji, arti bahasa ini sesuai
dengan apa yang menjadi tujuan disyariatkannya zakat. Maka zakat
adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim
yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan syarat-
syarat tertentu pula.1
Dalam Al-Quran , kata zakat sering disebut dengan kata
sdaqah dan infak, disamping dengan kata zakat itu sendiri.

Disebut dengan kata zakat , sebagimana terungkap dalam firman


Allah SWT :

1
Syaikh Ahmad Jad,Fikih Sunah Wanita,(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar
2008),hlm.250.

2
ُ َّ‫س ۡو َل لَعَل‬
‫ک ۡم‬ ُ ‫الر‬ َّ ‫ص ٰلوۃ ََ َو ٰاتُوا‬
َّ ‫الز ٰکوۃ ََ َو ا َ ِط ۡیعُوا‬ َّ ‫َو اَقِ ۡی ُموا ال‬
َ‫ت ُ ۡر َح ُم ۡون‬
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taat kepada
rasul, supaya kamu diberi rahmat,” (Qs.al-Nur 24:56)

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan mendirikan


shalat, yakni dengan melaksanakan rukun, syarat dan adab-adabnya
zahir maupun batin, serta menunaikan zakat dari harta yang
diberikan Allah kepada mereka. Keduanya adalah ketaatan yang
paling besar dan paling agung, menggabung hak-Nya dan hak
hamba-hamba-Nya, yaitu berbuat ikhlas kepada Allah dan berbuat
ihsan kepada hamba-hamba Allah. Di samping itu, apabila
seseorang telah menjalankan keduanya, maka akan mudah
menjalankan perintah-perintah yang lain. Oleh karena itu, pada
lanjutan ayatnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan
dengan perintah umum, yaitu menaati Rasul dalam segala urusan,
dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.

‫ـر هـُم َوتُـزَ كـِّهـِم‬ َ ‫صدَ قَـة ًتُـ‬


ْ ‫طـ ّه‬ َ ‫ام َـوا ِلـ ِهـم‬ ْ ‫ُخـ ْذ ِم‬
ْ ‫ـن‬
َ ‫صـالَ تَ َك‬
ُ‫سكـ َ ٌن لـَ ُهـ ْم َوهلل‬ َ ‫عـلیْهـِم ا َِّن‬
َ ‫صلـِّى‬
َ ‫بـ َهـا َو‬
َْ ‫عـلیْـ ٌم‬
َ ‫سـَ ِمـیـ ٌع‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu, engkau
membersihkan dan mensucikan mereka dan doakanlah mereka,
sesungguhnya doamu menentramkan jiwa mereka. Dan Allah maha
mendengar lagi maha mengetahui. “ (Q.S. At-Taubah: 103)

3
Perintah Allah pada permulaan ayat ini ditunjukan kepada
Rasulnya, agar Rasulullah sebagai pemimpin mengambil sebagian
dari harta benda mereka sebagai sedekah atau zakat. Ini untuk
menjadi bukti kebenaran tobat mereka, karena sedekah atau zakat
tersebut akan membersihkan diri mereka dari dosa yang timbul
karena mangkirnya mereka dari peperangan dan untuk mensucikan
diri mereka dari sifat “cinta harta” yang mendorong untuk mangkir
dari peperangan itu. Selain itu sedekah atau zakat tersebut akan
membersihkan diri mereka pula dari semua sifat-sifat jelek yang
timbul karena harta benda,seperti kikir, tamak, dan sebagainya. Oleh
karena itu, Rasul mengutus para sahabat untuk menarik zakat dari
kaum Muslimin.

Adapun beberapa hadis tentang zakat :

ِ‫س ْـو ُل هللا‬ َ َ‫ ي‬: ُ‫فـَقُ ْـلت‬.‫ب‬


ُ ‫ـار‬ ٍ َ‫ـن ذَهـ‬ ْ ‫ـام‬
ِ ‫ضا ًح‬ َ ‫س اَ ْو‬ ُ َ‫ُكـ ْنتُ ا َ ْلـب‬
َ ‫ْـت زَ كـَتَهُ فـَلَی‬
‫ْس بِـكـَ ْن ٍـز‬ َ ‫ اذَاادَّي‬:‫اَكـ َ ْن ٌز ُه َـو؟ قـ َ َل‬
Artinya: Pernah saya memakai suatu perhiasan emas, lalu saya tanyakan
kepada Rasulullah saw: apakah yang saya pakai ini tergolong “kanz”
(simpanan yang diancam azab itu?). Rasulullah saw menjawab: Kalau
engkau tunaikan zakatnya, maka dia tidak tergolong kanz. (HR. Abu Daud
dan Daraqutni)

ٍ ‫سـتـَآ ْ تِ ْي قـَ ْو ًمـا اَ ْهـ َل ِكـتـَا‬


‫ب فـَ ِاذَا ِجـئْـتُـ ْم فَـا ْد‬ َ ‫اِنـ َّ َك‬
‫الى ا َ ْن يَ ْشـهـَـد ُْوا اَ ْن الَ اِ لـَهَ اِالَّ هللاُ َواَ َّن‬
َ ‫عـهـ ُ ْم‬
ُ
َ ‫الك ِبذَ ِل َك فـَا‬
َ ‫ع ْـو‬ َ َ‫ فـَا ِْن ُهـ ْم ا‬,ِ‫س ْـو ُل هللا‬
ُ ‫طا‬ ُ ‫ُم َحـ َّمـدًالـَّر‬

4
ٍ ‫صـلَ َو‬
‫ت‬ َ ‫س‬
َ ‫عـل ْی ِهـ ْم خَـ ْم‬ َ ‫ْخـ ِب ْر هـ ُ ْم ا َ َّن هللاَ قَـ ْد فَ َر‬
َ ‫ض‬
َ َ‫ فـَا ِْن هـ ُ ْم ا‬,ٍ‫الّ يَ ْـو ٍم َولـَیْـلـَة‬
‫طـعُ ْوا لَ َك ِبـذَا ِل َك‬ ِ ‫فِى ُك‬
‫صـدَ قَـةً ت ُ ْـوء‬
َ ‫عـلَـیْهـِم‬
َ ‫ض‬ َ َ‫ـر هـ ُ ْم ا َ َّن هللاَ قَـ ْد ف‬
َ ‫ـر‬ ْ َ‫ف‬
ْ ِ‫ـاخـب‬
َ َ‫ـلى فُـق‬
‫ فـَا ِْن‬,‫ـرا ئِـ ِهـ ْم‬ َ ‫ع‬ ْ ‫خَـذُ ِم‬
َ ُّ‫ـن ا َ ْغـنِـ َیا ئِـ ِهـ ْم فَـت ُ َرد‬
‫ـم اَمـْ َو‬َ ِ‫ع ْـو الَ َك ِبـذَ ِل َك فـَ ِا يَّـا َك َوكـ َ َرا ئ‬ُ ‫طا‬ َ َ‫ُهـ ْم ا‬
‫ْـس َبـ ْینَـ َهـا‬ ْ ‫ْـوۃَ الـْ ُم‬
َ ‫ظـلُ ْو ِم فـَ ِا نـَّهُ لـَی‬ َ ‫ق دَع‬ ِ ‫لـِهـ ْم َواتَّـ‬
‫ب‬
ٌ ‫َو َبـیْـنَ هللاِ ِحـ َجـا‬
Artinya: Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu golongan
dari ahli kitab, maka serulah mereka agar mereka menyaksikan
bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad
Rasulullah, jika mereka sudah mentaati itu, maka ajarkanlah
kepada mereka bahwa sesungguhnya Allah memerintahkkan
mereka mengerjakan shalat lima kali sehari semalam. Jika mereka
telah mentaati itu, maka ajarkaanlah kepada mereka bahwa
sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas mereka menunaikan
zakat, yang diambil dari orang-orang kaya mereka, kemudian
diberikan kepada fuqara mereka. Jika mereka sudah mentaati itu,
maka hendaklah engkau berhati-hat, janganlah engkau
mengambil harta-harta mereka kecuali yang baik-baik saja untuk
zakat. Jagalah dirimu dari doa orang-orang yang teraniaya, karena
tak ada hijab (dinding) antara doa madzlum itu dengan Allah (HR.
Buhari dan Muslim)

Unsur-unsur yang harus ada dalam zakat. Unsur tersebut, yaitu :

1) Harta yang dipungut.


2) Basis harta dan

5
3) Subjek yang berhak menerima zakat.

Ketiga-tiganya menjadi unsur dalam membentuk struktur


definisi zakat. Jadi dapat dikatakan bahwa aneka ragam definisi
tersebut saling menyempurnakan satu sama lainya.

Dapat dikatakan bahwa zakat ialah pemindahan sebagai


harta umat dari salah satu tangan umat yang dipercayai oleh allah
untuk mengurus dan mengendalikannya, mengurus harta
pemberian yang diserahkan kepada orang-orang kaya ke tangan
yang lain yang hidupnya susah payah, dan Allah telah menjadikan
harta itu sebagai hak dan rizkinya, yaitu golongan fakir. Dengan
demikian zakat menurut istilah adalah memberikan sebagian
harta yang telah mencapai nisab kepada pihak yang telah
ditetapkan oleh syara’ dengan kadar tertentu.

Hukum zakat.

Zakat merupakan salah satu (rukun islam), dan menjadi salah


satu unsur pokok bagi tegaknya (syariat islam). Oleh sebab itu
hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori
ibadah, seperti : shalat, haji, dan puasa yang telah diatur secara
rinci dan paten berdasarkan Al-Quran dan sunah, sekaligus
merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat islam.2

2
Asniani,Zakat Produktif dalam Prespektif Hukum Islam, (Yogyakarta
:Pustaka Pelajar 2008),hlm.30.

6
Zakat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :3

1. Zakat fitrah
adalah zakat yang wajib dikeluarkan muslim
menjelang idul fitri pada bulan Ramadhan. Besar zakat ini
setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.
2. Zakat maal (Harta)
adalah mencakup hasil perniagaan, penelitian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas
dan perak. Masing-masing tipe memiliki perthitungannya
sendiri-sendiri.

Hak menerima zakat serta pembatasan kepemilikannya hanya


pada 8 golongan tersebut adalah :

1) Orang-orang fakir.
Fakir adalah orang-orang yang tidak mempunyai
harta cukup untuk memenuhi kebutuhan pokonya seperti
makanan,pakaian, dan tempat tinggal. Ataupun siap saja
yang pendapatannya lebih sedikit dari apa yang
dibutuhkanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pokoknya. Kepadanya diberikan harta dari zakat hingga
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya dan
terbatasa dan kafakiranya.
2) Orang-orang miskin.
orang miskin menurut Srahmn, adalah orang-orang
yang tidak mempunyai apa-apa. Mereka hidup dalam

3
Muhammad Sholahuddin,Lembaga Keuangan Dan Ekonomi
Islam(yogyakarta:Penerbit Ombak Dua.2014),hlm.268.

7
ketiadaan harta. Namun mereka tidak meminta-minta
kepada orag lain.
3) Amilin zakat.
Adalah orang-orang yang ditunjuk untuk
mengumpulkan zakat dari para wajib zakat atau muzaki dan
mendistribusikan harta zakat tersebut kepada orang-orang
yang berhak menerimanya. Mereka berhak mendapatkan
zakat walaupun mereka kaya, sebagai imbalan atau tugas
mereka mengumpulkan zakat dan membagi zakat.
4) Mualaf .
Adalah orang-orang yang dipandang oleh negara
layak untuk menerima zakat untuk menguatkan imam
mereka. Mereka itu seperti para pemimpin, tokoh
masyarakat yang berpengaruh, dan pahlawan-pahlawan ,
yang baru masuk islam dan yang belum kuat imanya.
Dalam hal ini Khalifah atau para wali berhak menilai,
apakah orang-orang ini perlu diberi zakat untuk mengikat
hati mereka, menguatkan iman mereka, memanfaatkan
mereka untuk kepentingan isam dan kaum muslimin, atau
untuk mempengaruhi para pengikut mereka.
5) Budak.
Adalah diberikan kepada budak bagian dari zakat,
baik budak berstatus sebagai mukatab (budak yang
mempunyai perjanjian dengan tuanya untuk kebebasan
dirinya) untuk membebaskan dari perbudakan dan membeli
diri mereka dari harta zakaat. Mereka dimerdekakan apabila
mereka tidak termasuk golongan mukatab.
6) Orang-orang yang berhutang /Gharim.
adalah orang-orang yang mempunyai hutang, yang
tidak mampu melunasi hutang-hutang mereka. Mereka
yang memikul beban hutang untuk memperbaiki hubungan
sesama manusia, atau untuk membayar diyat, atau untuk

8
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka, baik
mereka miskin maupun kaya. Kepada mereka diberikan
sebesar beban hutang yang dipikul, tanpa tambahan.
7) Fii sabilillah, yaitu jihad.
Adalah segala sesuatu yang dibutuhkan atau harus
ada untuk aktivitas jihad, seperti perekrutan pasuka perang,
pendirian pabrik-pabrik dan industri senjata dan
sebagainya. Dalam haal ini tidak ada ketentuan mengenai
batas jumlah zakat yang diberikan utuk jihad. Jadi boleh
memberikan seluruh harta zakat, atau sebagian, untuk
kepentingan jihad, sesuai dengan pendapat dan
pertimbangan khalifah terhadap para mustahik zakat lainya.
8) Ibnu sabil.
Adalah orang yang kehabisan bekal dalam
perjalanan, yang tidak mempunyai harta yang dapat
menghntarkanya untuk sampai ke negerinya. Kepadanya
diberikan zakat dengan jumlah yang dapat
menghantarkanya ia sampai ke negerinya, baik dalam
jumlah yang dibutuhkan itu banyak maupun sedikit.
Demikian pula diberikan kepadanya biaya selama
perjalanan hingga ia dapat sampai ke negerinya, walaupun
ia seorag yang kaya di negerinya.

2.2 Infak

Infaq adalah pengeluaran sukalrela yang di lakukan seseorang,


setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya.
Menurut bahasa infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti
mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu. Sedangangkan
menurut islilah syari’at, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta
yang diperintahkan dalam islam. Infaq berbeda dengan zakat,infaq
tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara

9
hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu,
melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak
yatim, orang miskin, atau orong-orang yang sedang dalam
perjalanan.

Surah al -Baqarah (2) : 267-268

‫ت َم ا كَ سَ بْ ت ُ ْم‬ِ ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال َّ ِذ ي َن آ َم ن ُ وا أ َنْ فِ ق ُوا ِم ْن طَ ی ّ ِ ب َ ا‬


َ ِ ‫ض ۖ َو َال ت َی َ َّم ُم وا الْ َخ ب‬
‫یث‬ ْ ‫َو ِم َّم ا أ َ ْخ َر ْج ن َا ل َ كُ ْم ِم َن‬
ِ ‫اْل َ ْر‬
ۚ ‫آخ ِذ ي ِه إ ِ َّال أ َ ْن ت ُغْ ِم ضُ وا ف ِ ی ِه‬ ْ َ ‫ِم نْ ه ُ ت ُنْ فِ ق ُ و َن َو ل‬
ِ ِ ‫س ت ُ ْم ب‬
ٌ ‫َّللا َ غَ ن ِ ي َح ِم ی د‬َّ ‫ع ل َ ُم وا أ َ َّن‬ ْ ‫َو ا‬
Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah)


sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu
memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya,
padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Makna Secara umum ayat ini mengimbau dan bahkan


memerintahkan orang-orang beriman supaya menginfakkan
sebagian harta yang mereka hasilkan melalui kasab (usaha
ekonominya) , baik melalui jalur perdagangan atau sejenisnya
maupun melalui profesi pertanian atau sejenisnya . Infak yang
dikeluarkan itu sejatinya harus yang sama kualitasnya dengan harta
dan terutama makanan yang mereka konsumsi. Tidak boleh seorang
mukmin mengonsumsi ssuatu dengan yang baik dan bagus (bergizi)

10
, semntara dalam berinfak ia hanya mengeluarkan sesuatu yang tidak
berkualitas atau bahkan sudah tidak bisa dinikmati.4

2.3 Sedekah

Sedekah adalah istilah serapan dari bahasa Arab (Shadaqoh)


yang mengandung arti pemberian dari seorang Muslim kepada orang
lain dengan tujuan mendapatkan pahala dari Allah swt. Pemberian
itu bisa berupa barang, jasa atau berkaitan dengan suatu aktivitas
manusia untuk manusia lain. Hal ini didasarkan kepada beberapa
hadist dari Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa senyum tulus
saja bagian dari sedekah, atau suami menggauli istri itu bagian dari
sedekah. Sedekah juga merupakan amal shaleh yang diperintahkan
oleh Allah SWT. Dimana orang yang bersedekah akan dibalas
dengan balasan yang tak ternilai disisi Allah SWT. Kadangkala
balasan itu sama dengan, atau melebihi sedekah yang kita berikan
kepada orang lain. Tetapi tidak sedikit pula balasan sedekah itu
hanya berupa pahala dari Allah SWT saja.

Ayat-ayat dalam Al Quran dan Hadist Rasulullah SAW tentang


keutamaan sedekah :

1. Sedekah Membawa Keberkahan Pada Harta Yang Dimiliki

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang


hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan
baginya.” (HR. Muslim)

4
Muhammad Amin Suma,Tafsir Ayat Ekonomi.(Jakarta:Amzah. 2013),hlm.178.

11
2. Sedekah Bisa Menghapus Dosa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan


api.” (HR. Tirmidzi)

3. Pahala Orang Yang Bersedekah Akan Dilipatgandakan

Allah Ta’ala berfirman :

‫ت ْال ُمص ِدِّقِين إِن‬


ِ ‫ف حسنا ق ْرضا َللا وأ ْقرضُوا و ْال ُمص ِدِّقا‬
ُ ‫ك ِريم أجْ ر ول ُه ْم ل ُه ْم يُضاع‬

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki


maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada
mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid:
18)

4. Orang Yang Bersedekah Akan Mendapatkan Naungan Di Hari


Akhir

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7


jenis manusia yang mendapat naungan pada hari dimana ketika itu
tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu
jenis manusia yang akan mendapatkannya adalah :

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia


menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR.
Bukhari)

5. Bukti Keimanan Kita Kepada Allah SWT

Dari sahabat Rasulullah Al Harits bin Ashim Al Asy’ari,


Rasulullah SAW bersabda :

““Bersuci adalah separuh dari keimanan, ucapan Alhamdulillah


akan memenuhi timbangan, subhanallah walhamdulillah akan

12
memenuhi ruangan langit dan bumi, shalat adalah cahaya, dan
shodaqoh (sedekah) itu merupakan bukti.” (HR. Muslim)

6. Sedekah Mampu Mencegah Maksiat Dalam Jual-Beli


(Perdagangan)

Nabi Muhammad SAW bersabda :

“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya


hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan
sedekah.” (HR. Tirmidzi)

7. Tersedia Pintu Surga Khusus Bagi Orang Yang Bersedekah

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah,


maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai
hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia
berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat,
ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan
mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari
golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu
sedekah.” (HR. Bukhari Muslim)

8. Sedekah Bisa Membebaskan Dari Siksa Kubur dan Api Neraka

Nabi Muhammad SAW bersabda :

“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR.


Thabrani)

“Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji


kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah
thayyibah” (HR. Bukhari Muslim)

9. Sedekah Memberikan Pahala Yang Terus Berkembang

Sabda Nabi Muhammad SAW :

“Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan


mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah

13
mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian,
sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-
sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga
sebesar gunung Uhud” (HR. Tirmidzi)

10. Bersedekah Akan Mendatangkan Kelapangan Dada dan


Kebahagiaan

Sabda Nabi Muhammad SAW :

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah


seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai
menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah,
dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di
kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju
besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang
yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju
besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya
namun tidak bisa.” (HR. Bukhari

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Harta merupakan titipan Allah SWT yang pada hakekatnya


hanya dititipkan kepada kita sebagai manusia ciptaan-Nya.
Konsekuensi manusia terhadap segala bentuk titipan yang
dibebankan kepadanya mempunyai aturan-aturan Tuhan, baik
dalam pengembangan maupun dalam penggunaan.

Terdapat kewajiban yang dibebankan pada pemiliknya untuk


mengeluarkan zakat untuk kesejahteraan masyarakat, dan ada
ibadah maliyah sunnah yakni sedekah dan infaq. Karena pada
hakekatnya segala harta yang dimiliki manusia adalah titipan Allah
SWT, maka setiap kita manusia wajib melaksanakan segala
perintah Allah mengenai hartanya.

Saran
Disadari bahwa makalah diatas masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu diharapkan kritik dan
saran dari pembaca agar kedepannya tidak akan lagi mengulangi
kesalahan yang sama.

15
DAFTAR PUSTAKA

Suma,Muhammad Amin.2013.Tafsir Ayat


Ekonomi.Jakarta:Amzah.
Asniani.2008.Zakat Produktif dalam Prespektif Hukum Islam.
Yogyakarta
:Pustaka Pelajar.
Jad, Syaikh Ahmad.2008.Fikih Sunah Wanita.Jakarta:Pustaka Al-
Kautsar.
Sholahuddin,Muhammad.2014.Lembaga Keuangan Dan Ekonomi
Islam.yogyakarta:Penerbit Ombak Dua.

16

Anda mungkin juga menyukai