Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya. Berkat limpahan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah

ini. Shalawat serta salam tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Di antara tujuan tim penyusun adalah agar pembaca dapat memperluas pengatahuan

tentang Tawuran Pelajar Sebagai Pelanggaran Etika, yang saya sajikan berdasarkan

pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Dasar penulisan dilakukan

untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Administrasi Negara.

Dalam penyelesaian makalah tim penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu. Ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Hj. Saidah Hasbiyah, S.Sos, M.AP selaku Dosen Pembimbing Etika Administrasi

Negara

2. Semua pihak yang ikut terlibat

Akhirnya, penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini.

Amuntai, 19 Desember 2012

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para

pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi

ditelinga kita. Sebagai contoh yang bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya

tawuran yang dilakukan oleh para remaja beberapa waktu lalu. Tawuran antara siswa

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

70 di bundaran Bulungan, Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2012, menyebabkan

seorang siswa SMA 6 tewas.

Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, di

Makasar pada tanggal 11 Oktober 2012 Aksi tawuran antar mahasiswa di Universitas

Veteran RI (UVRI) di Kota Makassar, memakan korban jiwa. Dua mahasiswa asal

Fakultas Teknik tewas. Kedua korban masing-masing bernama Rizky Munandar dan

Haryanto. Mereka tewas saat hendak menengok temannya yang terluka dan dirawat di

Rumah Sakit Haji.

Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang

dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang

terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis.

Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam

perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat

secara langsung.
Lalu mengapa tawuran antar pelajar ini bisa terjadi? Faktor apa sajakah yang

menyebabkan tawuran antar pelajar ini? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari tawuran

yang dilakukan? Dan bagaimanakah kita sebagai manusia-manusia perbaikan bangsa

mencari jawaban atas semua permasalahan-permasalahan yang terjadi pada tawuran

pelajar ini?

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Tawuran?

2. Apa saja faktor-faktor penyebab tawuran?

3. Apa saja dampak dari tawuran?

4. Apa saja hal-hal untuk menanggulangi tawuran?

C. Tujuan Penulisan

Setiap kegiatan pastilah ada tujuan tertentu yang ingin dicapai, demikian juga yang

dilakukan penulis dalam pembuatan makalah ini. Adapun tujuan penulisan membuat

makalah ini adalah bertujuan untuk:

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Tawuran.

2. Agar dapat mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab tawuran, dampak tawuran

dan hal-hal untuk menanggulangi tawuran.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Kosep Etika Sosial

Etika adalah suatu aturan yang diberlakukan dengan tujuan untuk menertibkan

hubungan dengan orang lain agar bisa terjalin komunikasi yang baik dan akrab. Jadi etika

sosial adalah peraturan yang dianut oleh suatu tatanan sosial yang merupakan hasil kreasi

manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk menjaga hubungan suatu masyarakat yang

baik dan harmonis.

Etika sosial berlaku dalam suatu komunitas tertentu dan mempunyai ciri tersendiri

tergantung dimana orang tersebut tinggal dan adat istiadat yang berlaku di tempat

tersebut.

Seseorang yang tinggal disuatu tempat yang memiliki adat istiadat tertentu,maka

harus mentaati etika sosial ditempat tersebut. Yang bertujuan untuk menjaga

keharmonisan hubungan antara anggota masyarakat.

Setiap tindakan yang kita lakukan harus sesuai dengan etika sosial yang berlaku

didaerah tersebut. Dan masing-masing mempunyai aturan tersendiri untuk menjaga

kehidupan yang baik di lingkungannya.

Perilaku para generasi muda terutama pelajar dan mahasiswa telah melampaui

sekat-sekat yang dilarang oleh hukum adat dan budaya, sebut saja perilaku tidak

menghargai orang yang lebih dewasa dari mereka, kekuasaan dan kekayaan bisa saja

dipergunakan oleh sebagian generasi untuk “menghina” orang yang seharusnya mereka

hormati menurut adat setempat. Ini adalah tanda-tanda kecacatan etika, baik dalam

kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya.


Dalam hal ini penulis mengambil permasalahan tawuran pelajar sebagai salah satu

permasalahan etika sosial yang marak terjadi di negeri ini.

2. Pengertian Tawuran

Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran” dapat diartikan sebagai perkelahian

yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar.

Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok

orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar

Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan

sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja,

dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional

dan sistematik.

1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang

“mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat

adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.

2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam

suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu

yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh

kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya.

Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung

membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja bebas

melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia

berada dilingkup kelompok teman sebayanya.


3. Faktor- faktor yang menyebabkan tawuran pelajar

Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :

a. Faktor Internal

Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui

proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya

dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian

biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks.

Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan,

ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin

bermacam-macam. Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa

dalam memecahkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat

yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki

andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah

mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja

biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang

sekelilingnya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :

1. Faktor Keluarga

Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan.

Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan di dalam

keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa

melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya.

Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan

yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak
aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat

menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.

Menurut Hirschi (Mussen dkk, 1994). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya

orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997).

2. Faktor Sekolah

Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik

namun juga pandai secara akhlaknya. Sekolah merupakan wadah untuk para

siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa

menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya

kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan

ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak

muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui

kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru

dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.

3. Faktor Lingkungan

Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku

remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan

menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering

remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini

membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk

mengisi waktu senggang oleh para pelajar di sekitar rumahnya juga bisa

mengakibatkan tawuran.
Hal yang menjadi pemicu tawuran

Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap

antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa

menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.

4. Dampak karena tawuran pelajar

Beberapa dampak negatif dari terjadinya tawuran pelajar adalah:

a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik

itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian.

b. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila

pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga.

c. Terganggunya proses belajar mengajar.

d. Menurunnya moralitas para pelajar.

e. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai.

5. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar

Dalam usaha mengatasi tawuran pelajar, baik pencegahan maupun

penanggulangan pasca kejadian. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:

a. Memberikan pendidikan etika dan moral untuk para pelajar.

b. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar.

Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan

para pelajar untuk selalu bersikap baik.

c. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari

jati diri.
d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau di lingkungan

sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya.

Contohnya : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-

acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau

ekstrakulikuler disekolahnya.

e. Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja

zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang

mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar

Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu

siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar

individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.

Dampak tawuran pelajar tidak hanya berimbas pada pribadinya juga berimbas

pada masyarakat serta proses belajar mengajar di sekolahnya.

Dalam penanggulangan tawuran pelajar pada dasarnya diharapkan adanya

pembelajaran etika dan moral. Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak

haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang

baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan

potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.

b. Saran

Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis

memberikan beberapa saran. Diantaranya :

1. Adanya penanaman etika dan moral baik dalam lingkup keluarga, sekolah maupun

lingkungan sekitarnya.

2. Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola

pikir yang baik untuk para pelajar

3. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif
4. Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik

untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala

potensi yang ada didalam dirinya.


Daftar Pustaka:

1. http://iftitahnj.blogspot.com/2011/06/makalah-tawuran-pelajar.html

2. http://www.tempo.co/read/news/2012/09/24/064431613/

3. http://regional.kompas.com/read/2012/10/11/17303281/

4. http://intelpromathic.wordpress.com/2011/12/25/etika-sosial/

Anda mungkin juga menyukai