Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
ini. Shalawat serta salam tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Di antara tujuan tim penyusun adalah agar pembaca dapat memperluas pengatahuan
tentang Tawuran Pelajar Sebagai Pelanggaran Etika, yang saya sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Dasar penulisan dilakukan
Dalam penyelesaian makalah tim penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Hj. Saidah Hasbiyah, S.Sos, M.AP selaku Dosen Pembimbing Etika Administrasi
Negara
Akhirnya, penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para
pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi
ditelinga kita. Sebagai contoh yang bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya
tawuran yang dilakukan oleh para remaja beberapa waktu lalu. Tawuran antara siswa
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)
Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, di
Makasar pada tanggal 11 Oktober 2012 Aksi tawuran antar mahasiswa di Universitas
Veteran RI (UVRI) di Kota Makassar, memakan korban jiwa. Dua mahasiswa asal
Fakultas Teknik tewas. Kedua korban masing-masing bernama Rizky Munandar dan
Haryanto. Mereka tewas saat hendak menengok temannya yang terluka dan dirawat di
Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang
dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang
terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis.
Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam
perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat
secara langsung.
Lalu mengapa tawuran antar pelajar ini bisa terjadi? Faktor apa sajakah yang
menyebabkan tawuran antar pelajar ini? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari tawuran
pelajar ini?
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Setiap kegiatan pastilah ada tujuan tertentu yang ingin dicapai, demikian juga yang
dilakukan penulis dalam pembuatan makalah ini. Adapun tujuan penulisan membuat
2. Agar dapat mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab tawuran, dampak tawuran
PEMBAHASAN
Etika adalah suatu aturan yang diberlakukan dengan tujuan untuk menertibkan
hubungan dengan orang lain agar bisa terjalin komunikasi yang baik dan akrab. Jadi etika
sosial adalah peraturan yang dianut oleh suatu tatanan sosial yang merupakan hasil kreasi
manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk menjaga hubungan suatu masyarakat yang
Etika sosial berlaku dalam suatu komunitas tertentu dan mempunyai ciri tersendiri
tergantung dimana orang tersebut tinggal dan adat istiadat yang berlaku di tempat
tersebut.
Seseorang yang tinggal disuatu tempat yang memiliki adat istiadat tertentu,maka
harus mentaati etika sosial ditempat tersebut. Yang bertujuan untuk menjaga
Setiap tindakan yang kita lakukan harus sesuai dengan etika sosial yang berlaku
Perilaku para generasi muda terutama pelajar dan mahasiswa telah melampaui
sekat-sekat yang dilarang oleh hukum adat dan budaya, sebut saja perilaku tidak
menghargai orang yang lebih dewasa dari mereka, kekuasaan dan kekayaan bisa saja
dipergunakan oleh sebagian generasi untuk “menghina” orang yang seharusnya mereka
hormati menurut adat setempat. Ini adalah tanda-tanda kecacatan etika, baik dalam
2. Pengertian Tawuran
yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar.
Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok
orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar
sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja,
dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional
dan sistematik.
2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam
suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu
Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung
membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja bebas
melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia
a. Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui
dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian
ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin
bermacam-macam. Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa
dalam memecahkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat
yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki
andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah
sekelilingnya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :
1. Faktor Keluarga
Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan
yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak
aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat
menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.
orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997).
2. Faktor Sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik
namun juga pandai secara akhlaknya. Sekolah merupakan wadah untuk para
siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa
menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya
ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak
kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru
dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.
3. Faktor Lingkungan
remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan
menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering
remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini
membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk
mengisi waktu senggang oleh para pelajar di sekitar rumahnya juga bisa
mengakibatkan tawuran.
Hal yang menjadi pemicu tawuran
Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap
antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa
a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik
pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga.
b. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar.
Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan
c. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari
jati diri.
d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau di lingkungan
Contohnya : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-
ekstrakulikuler disekolahnya.
e. Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja
zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.
BAB III
a. Kesimpulan
Tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu
siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar
Dampak tawuran pelajar tidak hanya berimbas pada pribadinya juga berimbas
pembelajaran etika dan moral. Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak
haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang
baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan
b. Saran
Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis
1. Adanya penanaman etika dan moral baik dalam lingkup keluarga, sekolah maupun
lingkungan sekitarnya.
2. Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola
3. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif
4. Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik
1. http://iftitahnj.blogspot.com/2011/06/makalah-tawuran-pelajar.html
2. http://www.tempo.co/read/news/2012/09/24/064431613/
3. http://regional.kompas.com/read/2012/10/11/17303281/
4. http://intelpromathic.wordpress.com/2011/12/25/etika-sosial/