18.04.2797 Bab2
18.04.2797 Bab2
6
Framework tersebut memungkinkan suatu organisasi mengefisiensikan biaya
yang tidak diperlukan dan menentukan kebutuhan IT di masa yang akan
datang dengan tujuan dapat meningkatkan kinerja organisasi. (S Muhammad,
Ahsan K, 2016).
Definisi lain menjelaskan arti EA yaitu sebagai satu kesatuan yang utuh dari
prinsip metode, model yang digunakan, sebagai bentuk realisasi struktur
perusahaan, identifikasi proses bisnis, sistem informasi dan infrastruktur
perusahaan. (Lankhorst M,2013) atau dapat diartikan juga bahwa EA adalah
suatu gambaran yang menjelaskan bagaimana sebuah organisasi merancang
suatu sistem untuk mendukung kebutuhan bisnis dan teknologi dalam
mewujudkan misi dan visi serta pencapaian hasil yang telah ditargetkan
(Yunis Rom, Theodora 2012).
II.2 Framework EA
Framework EA adalah kumpulan dasar struktur yang digunakan untuk
mengembangkan arsitektur fungsi yang berbeda. (The Open Group 2011).
Atau juga bisa disebut sebagai seperangkat model, prinsip-prinsip, dan
metode yang digunakan untuk implementasi EA. Kerangka tersebut dapat
7
menyediakan hubungan antar artefak antara satu dengan lainnya, termasuk
juga stakeholder. Kemudian juga dapat membantu dalam proses perencanaan
arsitektur dan memberikan panduan untuk membantu suatu organisasi.
(Schekkerman, 2003)
8
framework yang bersifat lebih terbuka untuk berkolaborasi dengan
penggunaan framework lainnya. Kemudian membantu dalam
pembuatan artefak menggunakan proses bisnis yang ada. (Session 2007)
(The Open Group 2011). Perbandingan TOGAF dengan
Tabel II.1 Perbandingan Antar Framework EA (Wartika, Iping S, 2013)
Criteria Zachman TOGAF FEA Gartner
Taxonomy Completes 4 2 2 1
Process Completeness 1 4 2 3
Practice guidance (panduan 1 2 2 3
pelaksanaan)
Maturity model 1 1 3 2
Business focus (Fokus bisnis) 1 2 1 4
Governance guidance 1 2 3 3
Partitioning guidance 1 2 4 3
(panduan partisi)
Prescriptive catalog (katalog 1 2 4 2
yang memberi petunjuk)
Vendor neutrality (netralitas 2 4 3 1
vendor) 2 4 3 1
Information availability 2 4 2 1
(ketersediaan informasi)
Time to value 1 3 1 4
Rata-rata 1.45 2.54 2.45 2.45
9
4. Technology Architecture mendefinisikan software, hadware yang
digunakan untuk penyebaran data, aplikasi, dan layanan bisnis.
10
TOGAF ADM menyediakan serangkaian proses mulai dari menyusun arsitektur,
transisi, hingga mengelola proses realisasi arsitektur. TOGAF ADM terdiri atas
sepuluh fase sebagai berikut:
a. Preliminary Phase
Fase ini mencakup aktivitas persiapan untuk menyusun kapabilitas
arsitektur termasuk kustomisasi TOGAF dan mendefinisikan prinsip-
prinsip arsitektur. Tujuan fase ini adalah untuk menyakinkan setiap orang
yang terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini untuk menyelesaikan
proses arsitektur.
b. Phase A: Architecture Vision
Fase ini merupakan fase inisiasi dari siklus pengembangan arsitektur yang
mencakup pendefinisian ruang lingkup, identifikasi stakeholders,
penyusunan visi arsitektur, dan pengajuan persetujuan untuk memulai
pengembangan arsitektur.
c. Phase B: Business Architecture
Fase ini mencakup pengembangan arsitektur bisnis untuk mendukung visi
arsitektur yang telah disepakati.
d. Phase C: Information Systems Architectures
Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur
sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi
dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan
digunakan oleh organisasi. Arsitektur data lebih memfokuskan pada
bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan
layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu: Entity Relationship
Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram.
e. Phase D: Technology Architecture
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan
jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology
Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras.
Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang
diperlukan dalam pemilihan teknologi.
f. Phase E: Opportunities and Solutions
11
Pada tahap ini akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur
saat ini dan tujuan, indentifikasi proyek utama yang akan dilaksanakan
untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai
pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada.
g. Phase F: Migration and Planning
Pada fase ini akan dilakukan analisis resiko dan biaya. Tujuan dari fase ini
adalah untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan
prioritas. Aktivitas mencakup penafsiran ketergantungan, biaya, manfaat
dari proyek migrasi yang bervariasi. Daftar prioritas proyek akan berjalan
untuk membentuk dasar dari perencanaan implementasi detail dan rencana
migrasi.
h. Phase G: Implementation Governance
Fase ini mencakup pengawasan terhadap implementasi arsitektur.
i. Phase H: Architecture Change Management
Fase ini mencakup penyusunan prosedur-prosedur untuk mengelola
perubahan ke arsitektur yang baru. Pada fase ini akan diuraikan penggerak
perubahan dan bagaimana memanajemen perubahan tersebut, dari
pemeliharaan sederhana sampai perancangan kembali arsitektur. ADM
menguraikan strategi dan rekomendasi pada tahapan ini. Tujuan dari fase
ini adalah untuk menentukan/menetapkan proses manajemen perubahan
arsitektur untuk arsitektur enterprice yang baru dicapai dengan kelengkapan
dari fase G. Proses ini akan secara khusus menyediakan monitoring
berkelanjutan dari hal-hal seperti pengembangan teknologi baru dan
perubahan dalam lingkungan bisnis dan menentukan apakah untuk
menginisialisasi secara formal siklus evolusi arsitektur yang baru. Fase H
juga menyediakan perubahan kepada framework dan pendirian disiplin pada
fase Preliminary. (Ova Nurisma P, Kuswayati S 2017)
12