Anda di halaman 1dari 38

HIDROLOGI

Oleh :
Umi Sholikah, S.Si., MT.

Wastekling Minggu Ke-3


22/02/2017
PENGERTIAN HIDROLOGI
Secara etimologi
hidro = air, dan
logos = ilmu.
Hidrologi  ilmu yang mempelajari tentang air.

Hidrologi adalah cabang Geografi Fisis yang berurusan dengan air di


bumi, sorotan khusus pada propertis, fenomena, dan distribusi air di
daratan.
Hidrologi mempelajari:
• Kejadian air di daratan
• Deskripsi pengaruh bumi terhadap air
• Pengaruh fisik air terhadap daratan
• Hubungan air dengan kehidupan di bumi
(Linsley et al, 1949)
LINGKUP HIDROLOGI

Hidrologi dapat dibagi menjadi :


• Potamologi Aliran permukaan (surface streams)
• Limnologi  Air danau
• Geohidrologi  Air yang ada di bawah permukaan tanah/
air tanah
• Kriologi  Es dan salju
• Hidrometeorologi  Problema-problema yang ada
diantara hidrologi dan meteorologi

(The International Association of Scientific Hydrology)


AIR SEBAGAI OBYEK KAJIAN HIDROLOGI
Kontribusi Konstruktif Air :
• Menunjang kelangsungan hidup
• Erosi (memfasilitasi terbentuknya morfologi bumi)
• Pertanian & Perkebunan

Kontribusi Destruktif Air :


• Banjir
• Erosi (tanah longsor, pendangkalan sungai/danau/waduk,dll)
AIR DI BUMI
Jumlah air di bumi adalah relatif tetap.
Jumlah air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36 milyar km3

Presentasi keterdapatan air :


97,2 % di laut (merupakan air laut/asin)
2,15 % berupa es/salju/gletser
0,65 % merupakan air yang terdapat di danau, sungai,
atmosfer dan air tanah
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
SIKLUS HIDROLOGI
SIKLUS HIDROLOGI

 Siklus Pendek / Siklus Kecil


1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut
SIKLUS HIDROLOGI

 Siklus Sedang
1. Air laut menguap
menjadi uap gas karena
panas matahari
2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan
angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di
permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai
menuju laut kembali
SIKLUS HIDROLOGI
 Siklus Panjang / Siklus Besar
1. Air laut menguap menjadi
uap gas karena panas
matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang
mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan
angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk
aliran sungai
9. Air mengalir di sungai
menuju darat dan kemudian
ke laut
SIKLUS HIDROLOGI

Pemanasan air samudera


oleh sinar matahari
merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut
dapat berjalan secara
kontinyu.
HUBUNGAN SIKLUS HIDROLOGI, SIKLUS BATUAN
DAN SIKLUS TEKTONIK
POTENSI SUMBER DAYA AIR
AIR PERMUKAAN

DANAU
SUNGAI
LAUT
MATA AIR
LAHAN BASAH

AIR TANAH
FUNGSI DANAU
1. Untuk persediaan air bersih: Waduk Manggar
2. Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): Waduk Jatiluhur,
Danau Maninjau
3. Sebagai sarana irigasi: Danau Air Tawar Takengon DANAU
4. Budidaya perikanan darat: Waduk Jatiluhur, Danau Maninjau
5. Tempat rekreasi dan sarana olah raga: Danau Toba, Danau
Kelimutu
Danau adalah genangan air yang
6. Untuk mengendalikan bencana alam seperti banjir dan erosi: amat luas dan dikelilingi daratan
Danau Singkarak
(KBBI)
7. Sebagai habitat bagi tumbuhan dan satwa: Danau Satonda
(Kehadiran stromatolit di Satonda menunjukkan danau ini
memiliki lingkungan yang menyerupai lautan purba,
prakambrium. Stromatolit di dunia modern hanya ditemukan di
air dengan salinitas sangat tinggi.)
8. Sebagai sarana penelitian dan pendidikan: Danau Tirta Gangga,
Danau Gumbasa
9. Sebagai sarana transportasi: Danau Toba
10. Sebagai penghasil barang tambang: Danau Manata atau Towuti
DANAU
6. Danau glasial yaitu danau yang terbentuk
Jenis danau berdasarkan proses terjadinya:
akibat mencairnya es / keringnya daerah
1. Danau tektonik yaitu danau yang terbentuk akibat
penurunan muka bumi karena pergeseran / patahan : es yang kemudian terisi air: Danau
Danau Tempe, Danau Tondano, Danau Air Tawar Michigan, Danau Ontario
2. Danau vulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat
7. Danau buatan yaitu danau yang terbentuk
aktivitas gunung berapi / vulkanisme : Danau Kelimutu,
Danau Batur akibat aktivitas manusia: Danau Jatiluhur,
3. Danau tektovulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat Danau Saguling
percampuran aktivitas tektonisme dan vulkanisme: Danau
Toba
4. Danau bendungan alami yaitu danau yang terbentuk
akibat adanya lembah sungai yang terbendung oleh
aliran lava saat terjadi erupsi
5. Danau karst yaitu danau yang terbentuk akibat pelarutan
tanah kapur: Danau Tarusan Kamang
Jenis sungai berdasarkan jumlah airnya:

SUNGAI 1. Sungai permanen, yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif
tetap. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Kapuas dan Mahakam di
Kalimantan, Sungai Musi di Sumatra.
2. Sungai Intermittent atau sungai episodik, yaitu sungai yang mengalirkan
airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya
Sungai adalah aliran air yang kering. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Kalada di Pulau Sumba dan
besar (biasanya buatan alam) Sungai Batanghari di Sumatra.
3. Sungai periodik, yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh sungai jenis Sungai
Bengawan Solo dan Opak di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Code di Daerah
Istimewa Yogyakarta, serta Sungai Brantas di Jawa Timur.
4. Sungai Ephemeral, yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan. Pada hakekatnya, sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik,
hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

Jenis sungai berdasarkan sumber airnya:


1. Sungai Hujan, yaitu sungai yang berasal dari air hujan. Banyak dijumpai di
Pulau Jawa dan kawasan Nusa Tenggara.
2. Sungai Gletser, yaitu sungai yang berasal dari melelehnya es. Banyak
dijumpai di negara-negara yang beriklim dingin, seperti Sungai Gangga di
India dan Sungai Rhein di Jerman.
3. Sungai Campuran, yaitu sungai yang berasal dari air hujan dan lelehan es.
Dapat dijumpai di Papua, contohnya Sungai Digul dan Sungai Mamberamo.
FUNGSI SUNGAI
1. Sebagai penampung air
2. Mengalirkan air ke hilir
3. Pembangkit listrik tenaga air SUNGAI
4. Pusat dari ekosistem
5. Pencari nafkah
Manajemen sungai merupakan aktivitas yang berkelanjutan,
6. Tempat wisata dan rekreasi
karena sungai cenderung untuk mengulangi kembali
7. Sumber bahan konsumsi
modifikasi buatan manusia. Saluran yang dikeruk akan
8. Ekosistem makhluk hidup
kembali mendangkal, mekanisme pintu air akan memburuk
seiring waktu berjalan, tanggul-tanggul dan bendungan sangat
mungkin mengalami rembesan atau kegagalan yang dahsyat
akibatnya. Manajemen sungai di Indonesia dipegang oleh
BWS.
LAUT
• Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5%
material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-
bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut.
• Laut yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara
Teluk Bothania, keduanya bagian dari laut Baltik. Laut yang paling
asin adalah di Laut Merah, dimana suhu tinggi dan sirkulasi
terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari
sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi
lagi.
• Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam
mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah.
Laut adalah kumpulan air Contohnya natrium, kalium, dan Kalsium, dll. Ombak laut yang
asin (dalam jumlah yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat
banyak dan luas) yang pada batu-batuan. Lama kelamaan air laut menjadi asin karena
menggenangi dan membagi
daratan atas benua atau banyak mengandung garam.
pulau
LAUT
Fungsi laut antara lain:
1. Tempat rekreasi dan hiburan
2. Tempat hidup sumber makanan
3. Pembangkit listrik tenaga ombak
4. Tempat budidaya ikan dan hasil laut lainnya
5. Penambangan hasil bumi
6. Salah satu sumber air minum (desalinasi)
7. Sebagai jalur transportasi air
8. Sebagai tempat cadangan air bumi
9. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan

Luas wilayah laut Indonesia Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh
adalah 5.193.250 km². Perdana Menteri Indonesia adalah deklarasi yang menyatakan kepada
dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di
dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.
LAUT Zona di laut terbagi atas:
1. Zona Neritic adalah baris batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150
m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga pada
wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jeni kehidupan baik hewan
maupun tumbuhan.
2. Zona Lithoral adalah wilayah pantai atau pesisir. Di wilayah ini pada saat air
pasang akan tergenang air, dan pada saat air surut berubah menjadi daratan.
Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut Wilayah Pasang-Surut.
3. Zona Bathyal adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara
150 hingga 1800 m. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar matahari, oleh
karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di Wilayah
Neritic.
4. Zona Abysal adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1800 m.
Luas wilayah laut Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan. Jenis

Indonesia adalah hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas.

5.193.250 km².
MATA AIR
Mata air adalah tempat air yang
mengalir dari batuan atau tanah ke
permukaan tanah secara alamiah
• Degradasi mata air
dapat dipengaruhi oleh:
1. Penebangan liar • Jenis mata air berdasarkan keluarnya:
2. Hilangnya mata air 1. Mata air umbulan 2. Mata air rembesan
dan desertification
• Jenis mata air berdasarkan penyebabnya:
• Upaya pelestarian mata
air: 1. Mata air panas 2. Mata air besar

1. Penghijauan 3. Mata air kecil

2. Pengerukan sedimen • Jenis mata air berdasarkan tingkat kesadahannya:


3. Partisipasi 1. Mata air depresi 2. Mata air rekahan
masyarakat 3. Mata air kontak 4. Mata air pelarutan
LAHAN BASAH
• Lahan basah adalah lokasi (tempat, daerah, dan sebagainya) yang mendatangkan
banyak keuntungan.

• Lahan basah adalah wilayah paya, rawa, gambut, atau perairan, baik alami maupun
buatan, permanen atau temporer (sementara), dengan air yang mengalir atau diam,
tawar, payau, atau asin, termasuk pula wilayah dengan air laut yang kedalamannya di
saat pasang rendah (surut) tidak melebihi 6 meter.”

• Lahan basah adalah wilayah daratan yang digenangi air atau memiliki kandungan air
yang tinggi, baik permanen maupun musiman. Ekosistemnya mencakup rawa, danau,
sungai, hutan mangrove, hutan gambut, hutan banjir, limpasan banjir, pesisir, sawah,
hingga terumbu karang.
Ciri-ciri lahan basah:
• Memiliki kadar air yang tinggi
• Sebagian atau keseluruhan dari wilayah tersebut digenangi oleh air
• Merupakan lahan yang sifatnya cenderung menetap, namun ada beberapa yang merupakan lahan basah musiman
• Memiliki tingkat kekerasan kontur tanah yang lembek dan juga labil
• Merupakan daerah pertanian yang subur, dan mengandung banyak air
• Memiliki muka air tanah yang dangkal
• Banyak terdapat tanaman dan juga tumbuhan yang mengarah kepada tumbuhan air ataupun tumbuhan bakau
• Biasanya berlokasi di ketinggian 300 meter di atas permukaan laut
LAHAN BASAH
• Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman yang
tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem.
• Di atas lahan basah tumbuh berbagai macam tipe vegetasi, seperti hutan rawa,
air tawar, hutan gambut, hutan bakau, payau, dan rumput.
• Satwa penghuni lahan basah juga beragam, mulai dari yang khas lahan basah
seperti buaya, katak, biawak, ular, berbagai macam ikan, dan burung serta
mamalia.
• Pada sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan yang
subur, sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan pertanian.

Klasifikasi lahan basah


1. Kawasan Laut (marine) ; meliputi kelompok lahan basah yang berair asin, Termasuk pantai berbatu, terumbu karang dan
padang lamun.
2. Kawasan Muara (estuarin) ; meliputi muara sungai, delta, rawa pasang surut yang berair payau dan hutang bakau (hutan
mangrove).
3. Kawasan Rawa (palustrin) ; meliputi tempat-tempat yang bersifat 'merawa' (berair tergenang atau lembab), misalnya hutan
rawa air tawar, hutan rawa gambut dan rawa rumput.
4. Kawasan Danau (lakustrin) ; meliputi semua lahan basah yang berhubungan dengan danau dan biasanya berair tawar.
5. Kawasan Sungai (riverin) ; meliputi lahan basah yang terdapat sepanjang sungai atau perairan yang mengalir.
AIR TANAH
• Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan
dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri.
• Di beberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ±
70%.

• Air tanah, khususnya untuk pemakaian rumah tangga dan industri, di wilayah urban dan
dataran rendah memiliki kecenderungan untuk mengandung kadar besi atau asam
organik tinggi. Hal ini bisa diakibatkan dari kondisi geologis Indonesia yang secara alami
memiliki deposit Fe tinggi terutama di daerah lereng gunung atau diakibatkan oleh
aktivitas manusia.

• Sedangkan air dengan kandungan asam organik tinggi bisa disebabkan oleh adanya
lahan gambut atau daerah bakau yang kaya akan kandungan senyawa organik.

• Tujuan pengelolaan cekungan air tanah antara lain agar terjadi efektivitas pemanfaatan
air bawah tanah untuk rnernenuhi kebutuhan air baku, untuk menghindari kekeringan, dapat
mengendalikan pencernaran, mampu memelihara lingkungan, mengetahui karakteristik imbuhan (imbuhan lokal, imbuhan
regional, atau kombinasi diantaranya).
SISTEM ALIRAN AIR TANAH
Regional Groundwater Flow System

Air bawah tanah yang mengalir secara regional dari satu wilayah
ke wilayah lain dalam satu cekungan air bawah tanah atau lebih

Intemediette Groundwater Flow System


Air bawah tanah yang mengalir secara sub
regional/intermediate/menengah dari satu tempat ke tempat
lain dalam satu cekungan air bawah tanah

Local Groundwater Flow System

Air bawah tanah yang mengalir secara lokal dari satu lokasi ke
lokasi lain dalam satu cekungan air bawah tanah
CEKUNGAN AIR TANAH (CAT)
• Cekungan air tanah adalah suatu satuan hidrogeologi yang terdiri dari satu atau
beberapa bagian akuifer yang saling berhubungan membentuk suatu sistem dan
dapat berubah akibat perubahan lingkungan.
• Secara umum pengelolaan cekungan air tanah dilaksanakan melalui tiga tahapan
utama yaitu:
1. Tahapan penelitian, untuk memperoleh gambaran karakteristik fisik cekungan
air bawah tanah, identifikasi kuantitas dan kualitas air bawah tanah,
inventarisasi permasalahan atau problem air bawah tanah, dll.
2. Tahapan observasi, untuk memantau perkembangan kuantitas dan kualitas
air bawah tanah, analisa data dan mengumpulkannya pada sistem data base.
3. Tahapan pengelolaan, implementasi program pelaksanaan pengelolaan air
bawah tanah berbasis cekungan air bawah tanah
CEKUNGAN AIR TANAH (CAT)
• Metode yang digunakan untuk membatasi cekungan air tanah adalah sebagai berikut:
1. Batas Tanpa Aliran (Zero-flow Boundaries / Noflow Boundaries)  batas cekungan air
tanah, pada batas tersebut tidak terjadi aliran air tanah atau alirannya tidak berarti
jika dibandingkan dengan aliran pada akuifer utama.
2. Batas Muka Air Permukaan (Head-Controlled Boundaries) Atas cekungan air tanah,
pada batas tersebut diketahui tekanan hidrauliknya.
3. Batas Aliran Air tanah (Flow-Controlled Boundaries) Batas cekungan air tanah
berdasarkan arah alirannya, yang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu batas aliran air
tanah masuk (inflow boundary) dan batas aliran air tanah keluar (outflow boundary).
Batas aliran air tanah ini ditetapkan sebagai batas cekungan air tanah pada arah
lateral.
4. Batas Muka Air tanah Bebas (Free Surface Boundary)  Batas cekungan air tanah
dengan mengetahui tekanan hidrauliknya sebesar tekanan udara luar.
• Secara alamiah cekungan air tanah dibatasi oleh batas hidrogeologi yang dikontrol oleh
kondisi geologi dan atau hidrolika air tanah, serta pada umumnya tidak sama dengan
batas wilayah pemerintahan. Berdasarkan pembatasannya, terdapat cekungan air tanah
yang utuh di dalam kabupaten/kota, lintas kabupaten/kota, lintas propinsi dan bahkan
lintas negara (Pusat Lingkungan Geologi, 2007).
CEKUNGAN AIR
TANAH (CAT)

Penentuan batas
cekungan air tanah
menurut PP No 43
Tahun 2008
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

• Suatu wilayah yang dibatasi oleh punggung bukit yang menampung air hujan dan
mengalirkannya melalui saluran air, dan kemudian berkumpul menuju suatu muara sungai, laut,
World
Agroforesty danau atau waduk

• Kawasan lahan di mana semua air, dari hujan maupun salju, mengalir ke bawah menuju suatu
Umum
penampung air seperti kali, sungai, danau, atau rawa-rawa

• Daerah yang di batasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah
tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-
Asdak, 1995 sungai kecil ke sungai utama

• Suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit)
yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya
KemenLHK melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau
FUNGSI DAS

• Memenuhi tujuan pembangunan


berkelanjutan.
• Sebagai pemasok air dengan
kuantitas dan kualitas yang baik
terutama bagi orang di daerah hilir.
• Menjaga kesinambungan
pemanfaatan sumberdaya hutan,
tanah dan air.
• Menerima, menyimpan, dan
mengalirkan air hujan yang jatuh di
atasnya melalui sungai.
• Irigasi lahan pertanian.
• Pembangkit Listrik Tenaga Air.
DAS BERDASARKAN FUNGSINYA
DAS Hilir DAS Tengah DAS Hulu

• Didasarkan pada fungsi • Berdasarkan fungsi • Berdasarkan fungsi


pemanfaatan air sungai pemanfaatan air sungai konservasi yang dikelola
yang dikelola untuk dapat yang dikelola untuk dapat untuk mempertahankan
memberikan manfaat bagi memberikan manfaat bagi kondisi lingkungan DAS
kepentingan sosial dan kepentingan sosial dan agar tidak terdegradasi,
ekonomi, yang ekonomi, yang antara lain yang antara lain dapat
diindikasikan melalui dapat diindikasikan dari diindikasikan dari kondisi
kuantitas dan kualitas air, kuantitas air, kualitas air, tutupan vegetasi lahan
kemampuan menyalurkan kemampuan menyalurkan DAS, kualitas air,
air, ketinggian curah hujan, air, dan ketinggian muka air kemampuan menyimpan
dan terkait untuk tanah, serta terkait pada air (debit), dan curah hujan
kebutuhan pertanian, air prasarana pengairan
bersih, serta pengelolaan seperti pengelolaan sungai,
air limbah waduk, dan danau
MACAM-MACAM DAS

• DAS yang memiliki daya tampung yang


besar, adapun sungai yang memiliki DAS
DAS Gemuk seperti ini cenderung mengalami
luapan air yang besar apabila terjadinya
hujan di daerah hulu

• DAS yang bentuknya sempit, sehingga


daya tampungnya pun kecil. Manakala
DAS Kurus
hujan turun di daerah hulu, tidak terjadi
luapan air yang tidak terlalu hebat
BENTUK DAS
Bulu Ayam
• DAS bentuk bulu ayam memiliki debit banjir sekuensial dan berurutan. Memerlukan waktu yang
lebih pendek untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk
lainnya.

Kipas
• DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan
memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu ayam untuk mencapai mainstream.
Memiliki topografi yang relatif landai daripada bulu ayam.

Paralel/ Kombinasi
• DAS bentuk kombinasi memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai di
bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu sekuensial dan berurutan
PENGELOLAAN DAS
Tujuan Pengelolaan DAS Komponen Pengelolaan DAS
• Mengkonservasi tanah pada lahan ◦ Pengelolaan dan konservasi lahan
pertanian. pertanian
• Memanen/menyimpan kelebihan air ◦ Pembuatan dan pemeliharaan saluran
pada musim hujan dan air, bangunan terjunan air dan
memanfaatkannya pada musim sebagainya.
kemarau.
• Memacu usahatani berkelanjutan dan ◦ Peningkatan penutupan lahan melalui
menstabilkan hasi l panen melalui penerapan teknik agroforestri, hutan
perbaikan pengelolaan sistem rakyat, hortikultura buah-buahan,
pertanian. penanaman hijauan pakan ternak dan
perikanan darat. Pemeliharaan tebing
• Memperbaiki keseimbangan ekologi sungai
(hubungan tata air hulu dengan hilir,
kualitas air, kualitas dan kemampuan ◦ Pengembangan infrastruktur yang
lahan, dan keanekaragaman hayati). sesuai, misalnya pembangunan sarana
irigasi.
PENGELOLAAN DAS
• Kebijakan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) secara terpadu merupakan bagian
terintegrasi dari kebijakan lingkungan yang didasarkan pada data akademis maupun
teknis, beragamnya kondisi lingkungan pada beberapa daerah dan perkembangan
ekonomi dan sosial sebagai sebagai suatu keseluruhan dimana perkembangan daerah.
• Pengelolaan DAS terpadu yang meliputi :
a. Keterpaduan dalam proses perencanaan, yang mencakup keterpaduan dalam
penyusunan dan penetapan rencana kegiatan di daerah aliran sungai.
b. Keterpaduan dalam program pelaksanaan, yang meliputi keterpaduan penyusunan
program-program kegiatan di daerah aliran sungai, termasuk memadukan waktu
pelaksanaan, lokasi dan pendanaan serta mekanismenya.
c. Keterpaduan program-program kegiatan pemerintah pusat dan daerah yang
berkaitan dengan daerah aliran sungai, sejalan dengan adanya perundangan
otonomi daerah.
d. Keterpaduan dalam pengendalian pelaksanaan program kegiatan yang meliputi
proses evaluasi dan monitoring.
e. Keterpaduan dalam pengendalian dan penanggulangan erosi, banjir dan kekeringan.
DAS MELINDUNGI AIR DAN TANAH
Sebagian besar air di DAS
tidak berada di sungai atau
danau, melainkan di dalam
tanah itu sendiri.DAS yang
sehat adalah yang punya
pasok air bersih dan tanah
subur. Pepohonan dan
tanaman lain, khususnya
rumput-rumputan, yang
hidup di kawasan DAS di
ketinggian dan di sepanjang
bantaran sungai dan mata air,
mampu meningkatkan
kualitas dan kuantitas air
tanah.
DAS DI INDONESIA
SUMUT
DAS Asahan
SULSEL
KALBAR KALTIM
DAS Billa Walanae
DAS Kapuas DAS Mahakam
DAS Sadang

JAMBI
DAS Batanghari

JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR


DAS Citanduy DAS Bengawan Solo DAS Brantas
DAS Cimanuk DAS Jratunseluna
DAS Citarum DAS Serayu
DAS Ciliwung
MANAGEMEN SUMBERDAYA
AIR TERPADU
(IWRM)

Anda mungkin juga menyukai