Anda di halaman 1dari 41

PENGENDALIAN

PENCEMARAN
UDARA

by:
Umi Sholikah – 26.02.2018
Outline

1 Definisi Pencemaran Udara

2 Pencemar-Pencemar Udara

3 Upaya Pengendalian Penc. Udara

4 Peraturan tentang Penc. Udara

5 Contoh Kasus Pencemaran Udara


Definisi Pencemaran Udara
Masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain
ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
ambien tidak dapat memenuhi fungsinya (PP No. 41 Tahun 1999)

Kehadiran materi yang tidak diinginkan di udara, dalam jumlah tertentu


sehingga dapat menghasilkan dampak yang merusak (Nevers, 1995)
Emisi vs Ambien
Menurut PP No. 41 Tahun 1999

Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain


yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk
dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien
yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai
potensi sebagai unsur pencemar

Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi


pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah
yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup
dan unsur lingkungan hidup lainnya
Atmosfer

• The atmosphere consists of the thin


layer of mixed gases covering the
earth’ssurface. Exclusive of water,
atmospheric air is 78.1% (by
volume) nitrogen, 21% oxygen,
0.9% argon, and 0.03% carbon
dioxide.
• Normally, air contains 1-3%
watervapor by volume; large
variety of trace level gases at levels
below 0.002% (neon, helium,
methane, krypton, nitrous oxide,
hydrogen, xenon, sulfur dioxide,
ozone, nitrogen dioxide,
ammonia, and carbon monoxide)
Sifat Fisik Kimia Atmosfer
Strata Atmosfer Sifat Fisik dan Kimia
Makin tinggi  tekanan makin
naik, temperatur turun, reaksi
Troposphere
makin cepat ke arah eksoterm
dan pemecahan molekul
Makin tinggi  tekanan semakin
turun, temperatur makin naik,
Stratosphere reaksi makin cepat ke arah
endoterm dan pemecahan
molekul
Makin tinggi  tekanan makin
rendah, suhu makin rendah,
reaksi semakin sulit karena
Mesosphere
tekanan terlalu rendah,
tumbukan antar molekul semakin
jarang.
Makin tinggi  tekanan semakin
Thermosphere rendah, suhu ekstrim makin
tinggi, reaksi semakin sulit terjadi
Proses Terjadinya Penc. Udara
Faktor yang mempengaruhi
Penyebaran Penc. Udara
• Pergerakan massa udara
• Kondisi geografis
• Panas
• Tekanan
 tekanan tinggi, di mana langit cerah  polutan dapat
terdispersi
 tekanan rendah, di mana langit berawan  dispersi
minimal terjadi
• Angin
• Kelembaban
Faktor yang mempengaruhi
Penyebaran Penc. Udara
Faktor yang mempengaruhi
Penyebaran Penc. Udara
SUHU
Jenis Pencemar Udara
Berdasarkan letaknya:
 Sumber emisi indoor
 Di dalam ruangan, seperti aktivitas memasak
 Sumber emisi outdoor
 Di luar ruangan, seperti kegiatan transportasi,
cerobong asap pabrik
Berdasarkan pergerakkannya:
 Sumber emisi bergerak
 Sumber emisi yang mengalami perpindahan, seperti
kegiatan transportasi
 Sumber emisi tidak bergerak
 Sumber emisi yang statis seperti kegiatan industri
manufakturing
Jenis Pencemar Udara
Berdasarkan asal usulnya:
 Sumber emisi alamiah
 Terjadi karena peristiwa alam seperti letusan gunung
berapi
 Sumber emisi antropogenik
 Terjadi karena kegiatan manusia seperti kegiatan
manusia
Berdasarkan bentuk pencemarnya:
 Sumber emisi gas
 Memiliki bentuk emisi berupa gas seperti gas NO2 atau
CO2
 Sumber emisi partikulat
 Memiliki bentuk emisi berupa partikulat PM10 atau
PM2,5
Jenis Pencemar Udara
Berdasarkan pembentukan sumber pencemar:
 Sumber emisi primer
 Sumber emisi tidak mengalami perubahan fisik dan
kimia selama di atmosfer seperti CO, NO2, atau CO2.
 Sumber emisi sekunder
Sumber emisi yang terbentuk di atmosfer sebagai hasil
reaksi seperti produk fotosintesis atau reaksi kimia lainnya.
Jenis Pencemar Udara

Berdasarkan lokasi sumber pencemar:


 Sumber emisi titik
 Sumber emisi yang berada di titik tertentu seperti
industri pembangkt listrik.
 Sumber emisi garis
 Sumber emisi yang berpindah tempat sehingga
pencemar akan terdistribusi sepanjang jarang tertentu
seperti kegiatan transportasi.
 Sumber emisi area
 Sumber emisi yang terdistribusi dalam area tertentu
seperti kebakaran hutan.
Baku Mutu Udara Ambien
By PP Nomor 41 tahun 1999

• Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Baku Mutu Udara Ambien


(BMUA) di dalam Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Pencemaran
Udara (PP Nomor 41 tahun 1999). Baku mutu ini memiliki:
BMUA
a) 9 parameter yang Nasional menyebutkan
berlaku untuk 9 (sembilan)
menilai kondisi udara ambien secara
umum dan jenis polutan Umum:
1.hanya
b) 4 parameter lain yang Sulfur Dioksida
berlaku untuk(SO2)
menilai kondisi udara ambien di
2. Karbon
kawasan industri kimia dasar. Monoksida (CO)
3. Nitrogen Dioksida (NO2)
• Tiap parameter disertai nilai maksimalnya. Nilainilai tersebut umumnya
4. Ozon (O3)
dinyatakan dalam satuan konsentrasi, yaitu berat senyawa polutan dalam
mikrogram (μg) per meter 5. Hidrokarbon
kubik udara dalam(HC)
kondisi normal (umumnya pada
suhu 250 Celsius6.dan Partikulat
tekanan 1Mikron (PM10
atmosfer). & PM2,5)
Kualitas udara ambien dikatakan
7. Totalpolutan-polutannya
baik jika konsentrasi Suspended Particulate
masih di(TSP)/Debu
bawah nilai baku mutunya.
8. Timbal (Pb)
• Nilai BMUA disediakan untuk beberapa waktu ukur rata-rata (averaging time).
9. rata-rata
Misalnya, untuk waktu ukur Dustfall/Debu Jatuh
1 jam, nilai baku mutu NO2 adalah 400
μg/Nm3. Nilai itu nantinya harus dibandingkan dengan nilai rata-rata
pengukuran 1 jam NO2.
• BMUA juga disertai informasi mengenai metode analisis dan
peralatan yang harus digunakan.
Baku Mutu Emisi (BME) untuk
Jenis Kegiatan Lain
Parameter Batas Maksimum
(mg/m3)
Oleh
Bukan : KEP-13/MENLH/3/1995
Logam
1 Ammonia (NH3) 1
2 Gas Klorin (Cl2) 15
3 Hidrogen Klorida (HCl) 10
4 Hydrogen Fluoride (HF) 20
5 Nitrogen Oksida (NO2) 1700
6 Opasitas 40%
7 Partikel 400
8 Sulfur Dioksida (SO2) 1500
9 Total Sulfur Tereduksi (H2S)/Total Reduced 70
Sulphur
Logam
10 Air Raksa (Hg) 10
11 Arsen (As) 25
12 Antimon (Sb) 25
13 Kadmium (Cd) 15
14 Seng (Zn) 100
15 Timah Hitam (Pb) 25
Peraturan Pencemaran Bau
Pengendalia
n Bau 
KEP- Odoran tunggal dan senyawa banyak bau ditunjukkan oleh bau khas
50/MENLH/1 seperti:
1/1996 • Amonia (NH3)—sejenis bau yang mirip dengan bau busuk air kencing;
• sulfur yang direduksi total (merkaptan)—bau-bauan yang mirip kubis
busuk; dan
• hidrogen sulfida (H2S)—bau mirip dengan yang dikeluarkan telur
busuk.
Metode Pengukuran Bau
Bentuk Pencemar Udara
• Dust : partikel padat, berukuran 1 – 10.000 μm, terjadi dari
proses pemotongan batuan, proses penanganan batubara, semen
atau tepung.
• Smoke : partikel padat halus, berukuran 0,5 – 1 μm, terjadi dari
pembakaran tidak sempurna bahan organik seperti tembakau,
batubara dan kayu.
• Fumes : partikel padat halus, berukuran 0,03 – 0,3 μm,
terbentuk dari kondensasi uap bahan padatan, seperti seng dan
timah hitam.
• Fly ash : halus, bahan yang tidak terbakar dari hasil pembakaran
batu bara. berukuran 1 – 10.000 μm.
• Mist : partikel cair yang terjadi karena kondensasi uap, dispersi
cairan atau reaksi kimia, seperti terjadinya kabut asam sulfur,
berukuran lebih kecil dari 10 μm. Jika konsentrasi mist cukup
besar untuk dapat dilihat dengan mata, maka disebut sebagai fog.
• Spray : partikel cair yang terbentuk dari pengatoman cairan,
seperti pestisida atau herbisida, berukuran 10 – 1.000 μm.
Kedalaman Prakiraan Dampak
AMDAL dan Kegiatan Beremisi
Tidak seluruh jenis kegiatan wajib-AMDAL (sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
Memiliki AMDAL berpotensi untuk menimbulkan dampak tehadap
kualitas udara, khususnya saat kegiatan-kegiatan itu sudah berada
dalam tahap operasi. Beberapa jenis kegiatan wajib-AMDAL yang
operasinya dikhawatirkan berdampak penting tehadap kualitas udara
antara lain adalah terminal terpadu, pelabuhan atau pangkalan
udara, bandar udara, industri semen, industri pulp atau industri
kertas, industri petrokimia hulu, jalan tol, jalan raya, jalan layang,

terowongan, tempat pemrosesan


akhir (TPA) sampah, instalasi
pengolahan air limbah domestik,
pertambangan mineral, batubara &
panas bumi, kilang LPG, kilang
LNG, kilang minyak, Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), dan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD).
Contoh kegiatan Pertambangan
penghasil pencemaran udara
Contoh kegiatan lain penghasil
pencemaran udara

TPA

PLTU
Menentukan konsentrasi sebaran
Gambaran Batasan Wilayah Sebaran
Pencemaran

Gambar A Gambar B

Peta isopleth berisi garis-garis yang menghubungkan titik-titik


lokasi yang akan memiliki kesamaan konsentrasi sebaran
polutan. Output prakiraan dampak setidaknya terdiri dari peta
Isopleth Semburan (gambar A) dan Peta Isopleth Wilayah
Sebaran (gambar B). Peta-peta ini harus dibuat untuk tiap
jenis polutan penting. Contoh Peta
Isopleth
Dampak Perubahan Kualitas Udara

Aspek
Estetika Penerbangan
&
Bau tidak enak Transportasi
Kesehatan Debu beterbangan
kabut
Manusia
Bangunan
Mengganggu jarak
pandang
ISPA Meningkatkan
Iritasi mata Hujan asam kecelakaan
Penyakit kulit merusak bangunan,
Tumbuhan Dinding bangunan
& Hewan
menghitam Kondisi
Iklim
Bintik2 kuning daun
Hilangnya Pemanasan global
tumbuhan air Lubang lapisan
dsb ozon di
stratosphere
Presentation Title

How air pollution can affect your life


Penipisan Lapisan Ozon
Bahan Perusak Ozon (BPO)
• Mengandung kombinasi Unsur-unsur chlorin, flourin, bromin, carbon dan hydrogen
(halocarbon) atau Chlorofluorocarbons (CFC’s)
• Chlorofluorocarbons (CFCs), contohnya dichlorodifluoromethane biasanya
disebut Freons adalah senyawa volatildengan 1-atau 2-carbonyang
mengandung Cland F terikat pada C. Senyawa ini stabil dan tidak toksik
banyak digunakan pada fabrikasi foam dan sebagai cairan dalam refrigerator
dan AC.
• Jenis-jenis umum senyawaan ini adalah CCl3F (CFC-11, bp 24°C), CCl2F2(CFC-12,
bp -28°C), C2Cl3F3(CFC-113), C2Cl2F4(CFC-114), danC2ClF5(CFC-115).
• Halonsadalah senyawa sejenis CFCs tetapi mengandung Bromin, dan biasa
digunakan dalam “fireextinguisher systems”.
• Halon komersial antara lain CBrClF2(Halon-1211),CBrF3(Halon-1301),
danC2Br2F4(Halon-2402), dimana angka-angka kode halon menunjukkan jumlah
karbon, flourin, chlorin dan bromin.
• CFCs dengan reaksi fotodekomposisi, dengan adanya radiasi ultraviolet energi tinggi
di lapisan stratosfer, cukup untuk memecah ikatan C-Cl, seperti reaksi berikut:
Upaya Pengendalian Penc. Udara

Kontrol yang dapat dilakukan:


1.Meningkatkan dispersi
2.Mengurangi emisi dengan program
pencegahan pencemaran (pollution prevention)
3.Menggunakan teknologi (end of pipe option)
4.Harus diberlakukan peraturan perundangan
untuk mengontrol emisi dan kualitas udara
ambien
1. Meningkatkan Dispersi
Meningkatkan Dispersi
1. Meninggikan cerobong
2. Skema pengontrolan emisi dengan metoda
intermittent (pendeteksi pencemar udara)
3. Merelokasi sumber pencemar
Tujuan: menempatkan sumber pencemar pada
daerah yang memiliki kemungkinan lebih kecil
untuk terjadinya dampak
Manfaat:
• Industrial zoning
• Peraturan tata guna lahan
2. Pollution Prevention
Pollution Prevention

1. Reduce:
• Perubahan atau modifikasi proses produksi
• Pemilihan bahan (baku) dengan emisi yang lebih sedikit
• Penggantian bahan bakar
• Perubahan Perilaku: carpool, penggunaan transportasi publik,
penggunaan lampu yang lebih hemat energi
• Perubahan atau modifikasi proses produksi
• Pemilihan bahan baku dengan emisi yang lebih sedikit
• Penggantian bahan bakar
Batu bara  gas alam
Bensin bertimbal  Bensin tanpa timbal
• Perubahan Perilaku: penggunaan transportasi publik, tidak merokok
• Penggunaan teknologi yang ramah lingkungan
2. Reuse
3. Recycle
3. Teknologi Pengolahan Emisi
- wet dry scrubber
- kondensator
- insenerator
- adsorber karbon aktif
- biofiltrasi
- teknologi pengendali partikulat Pohon Keres/Kersen (Muntingia calabura)
Insenerator
4. Peraturan tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
Peraturan Pengendalian Kualitas
Udara
PUSAT
• UU No. 23 tahun 1997 tentang Lingkungan hidup
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
• Kepmenlh No 35/MENLH/10/1993 tentang ambang batas emisi gas buang
kendaraan bermotor
• Kepmenlh No.13/Menlh/3/1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak
bergerak
• Kepmenlh No. 48/Menlh/1996 tentang kebisingan
• Kepmenlh No.49/Menlh/1996 tentang baku mutu getaran
• Kepmenlh No. 50/menLh/1996 tentang baku mutu tingkat kebauan
• Kepmenlh No. 141/2003 tentang ambang batas emisi gas buang tipe baru
dan kendaraan bermotor yang sedang diproduksi

DAERAH
• Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 1 tahun 2014 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Contoh Kasus Penc. Udara

• Pencemaran udara di Pensylvania-Amerika Serikat, SO2 dari industri


(Peristiwa Donora, 1948)
• Pica Rica – Mexico, 1950, SO2 dari Industri pengolahan sulfur
• Kabut SO2 di lembah Meuse – Belgia 1923, bahan bakar batu bara
• Kabut SO2 di London 1952, dari industri
• Kebocoran gas, karena kecelakaan industri, Bhopal 1984, Chernobil 1986
• Kebakaran hutan di Indonesia 2015
• China SMOG
• Bahaya Merokok
mari kita renungkan…………………

kita dapat memilih air yang kita minum, tetapi TIDAK


untuk udara yang kita hirup.
Tugas Individu

Carilah industri ataupun kegiatan manusia ataupun


aktivitas alam yang menghasilkan emisi, identifikasi
sumber emisinya dimana saja, zat pencemar apa yang
terkandung pada emisinya serta alternatif
pengolahannya

Anda mungkin juga menyukai