MENINGIOMA
OLEH :
MUH. RISWANDI
PEMBIMBING :
dr. A. WERY SOMPA, Sp.S. M.Kes
1
PENDAHULUAN
Meningioma adalah tumor benigna yang timbul dari sel arachnoid. Pada orang
dewasa menempati urutan kedua terbanyak. Dijumpai 50% pada kompeksitas dan 40%
pada bassis cranii. Selebihnya pada foramen magnum, fossa posterior, dan system
fentriculus.
Meningioma terjadi 34% dari semua tumor otak primer. Mereka yang paling mungkin
didiagnosis pada orang dewasa yang lebih tua dari 60 tahun, dan kejadian yang tampaknya
meningkat dengan usia. Meningioma jarang ditemukan pada anak-anak. Mereka terjadi
sekitar dua kali lebih sering pada wanita sdaripada pria. Setiap tahun, sekitar 9000 orang di
Inggris yang didiagnosis dengan tumor dari sistem saraf pusat (SSP). Meningioma
membuat hampir seperempat (25%) dari ini. Mereka yang paling umum pada orang paruh
baya atau lebih tua.
grade 1 (jinak) adalah jenis yang paling umum. Ini adalah tumbuh lambat dan tidak
biasanya datang kembali setelah perawatan.
grade 2 (atipikal) tumbuh lebih cepat dari kelas 1 meningioma dan mungkin lebih
cenderung memiliki angka kekambuhan yang lebih tinggi setelah pengobatan.
gradee 3 (ganas) cenderung tumbuh lebih cepat dan sangat agresif yang kadang tampak
seperti sarcoma derajat tinggi dan memiliki kesempatan lebih tinggi datang kembali setelah
perawatan.
2
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn. H
2. Umur : 30 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Pekerjaan : petani
5. Agama : Islam
6. Status pernikahan : Sudah menikah
7. Suku : Makassar
8. Tanggal masuk : 27 OKTOBER 2016
9. Bangsal : MELATI
10. No CM : 59 55 03
Diagnosa masuk :. Chepalgia kronik e.c susp. Tumor otak
B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama : nyeri kepala dan tidak bias melihat
3. Riwayat penyakit dahulu: Tidak diketahui tetapi pasien ada riwayat kecelakaan
5 tahun yang lalu
5. Riwayat sosial ekonomi dan pribadi: Pasien berasal dari Kab. Bone dan tinggal
bersama keluarga
3
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status generalis
a. Keadaan umum : tampak sakit berat, GCS: E4,V5, M6
b. Gizi : baik
c. Tanda vital :
Tekanan darah : 120/80mmHg
Nadi : 27 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
Anemia :-
Ikterus :-
Sianosis :-
d. Jantung :Bunyi jantung I dan II murni regular, bising (-)
e. Paru : bunyi nafas vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
f. Abdomen : peristaltic usus normal
2. Status psikiatris
a. Perasaan hati : tidak dapat dinilai
b. Proses berfikir : tidak dapat dinilai
c. kecerdasan : tidak dapat dinilai
d. memori : tidak dapat dinilai
e. psikomotor : tidak dapat dinilai
3. Status neurologis
a. Kesadaran : compos mentis, GCS 15 (E4M6V5)
b. Sikap tubuh : berbaring terlentang
c. Cara berjalan : tidak dapat dinilai
d. Gerakan abnormal : tidak ada
e. Kepala :
Bentuk : normocephal
Simetris : simetris
Pulsasi : dalam batas normal
Nyeri tekan : tidak ada
4
f. Leher :
Sikap : tegak
Gerakan : dalam batas normal
Kaku kuduk : (-)
5. Syaraf kranialis:
a. Nervus I (N. olfactorius)
Daya penghidu: normosmia/ normosmia
b. Nervus II (N. opticus)
Ketajaman penglihatan : menurun / menurun
Pengenalan warna : menurun / menurun
Lapang pandang : 1/tak terhingga
Funduskopi : tidak dilakukan
c. Nervus III, IV, VI (N. occulomotorius/ trochlearis/ abdusens)
Ptosis : -/-
Strabismus : -/-
Nistagmus : -/-
Eksoftalmus : -/-
Enoptalmus : -/-
Pupil:
- Ukuran pupil : 2,0 mm/ 2,0 mm
- Bentuk pupil : bulat/bulat
- Isokor/ anisokor : isokor
- Posisi : di tengah/ di tengah
- Refleks cahaya langsung : + menurun / + menurun
5
- Refleks cahaya tidak langsung : sulit dinilai
d. Nervus V (N. trigeminus)
Menggigit : normal
Membuka mulut : simetris
Sensibilitas wajah : tidak dilakukan
Refleks masseter : tidak dilakukan
Refleks zigomatikus : tidak dilakukan
Refleks kornea : tidak dilakukan
Refleks bersin : tidak dilakukan
e. Nervus VII (N. fasialis)
Mengerutkan dahi : simetris
Menutup mata : simetris
Gerakan bersiul : pasien tidak dapat bersiul
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : tidak dilakukan
Hiperlakrimasi : tidak ada
f. Nervus VIII (N. acusticus)
Suara berbisik : dalam batas normal
Tes rinne : tidak dilakukan
Tes weber : tidak dilakukan
Tes swabach : tidak dilakukan
g. Nervus IX (N. glossopharyngeus)
Daya pengecap lidah 1/3 belakang : tidak dilakukan
Refleks muntah : tidak dilakukan
h. Nervus X (N. vagus)
Denyut nadi : teraba, reguler
Arkus faring : tidak di evaluasi
Bersuara : baik
Menelan : baik
i. Nervus XI (N. assesorius)
Memalingkan kepala : baik
Mengangkat bahu : simetris
j. Nervus XII (N. hipoglosus)
Pergerakan lidah : dalam batas normal
6
Atrofi lidah : tidak ada
Tremor lidah : tidak ada
Fasikulasi : tidak dilakukan
6. Motorik:
a. Gerakan : Normal Menurun
Normal Menurun
b. Kekuatan : 5 4
5 4
c. Tonus otot : Normal Normal
Normal Normal
d. Refleks fisiologis:
a. Refleks tendon:
Refleks biseps :+/ +
Refleks triseps :+ /+
Refleks patella :↑ / ↑
Refleks archilles :+ /+
b. Refleks periosteum : tidak dilakukan
c. Refleks permukaan :
Dinding perut : tidak dilakukan
Cremaster : tidak dilakukan
Spincter ani : tidak dilakukan
7. Refleks Patologis:
a. Hoffman tromner : -/-
b. Babinski : -/+
c. Chaddock : -/+
d. Oppenheim : -/-
e. Gordon : -/-
f. Schaefer : -/-
8. Sensibilitas:
a. Eksteroseptif:
7
Nyeri :+/↓
Suhu : tidak dilakukan
Taktil :+/↓
b. Propioseptif:
Posisi : tidak dilakukan
Vibrasi : tidak dilakukan
Tekanan dalam : tidak dilakukan
8
d. Fungsi emosi : sulit dinilai
e. Fungsi kognisi : sulit dinilai
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Glukosa 2 PP :186 mg/dl
Kolesterol Tot : 228 mg/dl
SGPT : 82 mg/dl
Kreatinin : 0,50 mg/dl
Trigliserida : 186 mg/dl
9
E. RESUME
Pasien laki-laki dibawa oleh keluarga dengan keluhan nyeri kepala dengan penglihatan
yang menurun disertai juga lemah leruh badan. Nyeri kepala sering dirasakan sekitar 2
tahun terakhir. Penglihatan menurun sekitar 1 tahun terakhir. tidak bisa duduk dan
berjalan sejak 5 bulan yang lalu. Riwayat trauma (+) nyeri kepala (+) lemah pada
anggota gerak (+) BAK lancar, BAB lancar. Riwayat penyakit HT (-) DM (-) kolesterol
(+) Pada pemfis di dapatkan tanda vital : Tekanan darah : 120/180 mmHg, Nadi
72x/menit, Pernafasan : 20x/menit, Suhu: 36.5oC. kaku kuduk (-) babinski (+)
chaddock (+).
Motorik:
Gerakan : Normal Menurun
Normal Menurun
Kekuatan : 5 4
5 4
F. DIAGNOSIS
1. Diagnosis klinis: Hemiparese duplex + loss of vision e.c Meningioa
2. Diagnosis topis: derdapat massa pada lapisan menings region parietal
3. Diagnosis etiologis: susp Meningioma
G. PENATALAKSANAAN
1. Ivfd RL 20 tpm
2. Neurodex tab 2x1
3. Paracetamol tab 2x1
4. Ranitidine 1gr/12 jam
5. Piracetam 3gr/8 jam
6. Dexamethasone 1amp/8 jam
7. Simvastatin 20gr 1x1
10
H. PROGNOSIS
1. Qua Ad vitam : dubia ad malam
2. Qua Ad sanationem : dubia ad malam
11
p : 20x seluruh tubuh, susah duduk dan 3. Dexamethasone
s : 36°C berjalan sekitar 5 bulan terakhir. 1ap/8j/iv
Riwayat trauma (+) sekitar 5 tahun 4. Piracetam 3gr/8j/iv
yang lau. Riwayat DM (-), Riwayat 5. PCT tab 3x1
HT (-), riwayat kolesterol dan asam 6 . Neurodex tab 2x1
urat (+)
O:
Gcs : E4M6V5
FKL : dbn
NnCr : pupil bulat isokor 2,5 mm
Rcl : +/+ Rctl : +/+
NnCrL : dbn
Motorik :
Kekuatan : 5 4
5 4
Pergerakan : n
n
Tonus : n n
n n
RF : n n
↑ ↑
RP : - -
- +
12
s : 36°C Riwayat trauma (+) sekitar 5 tahun 4. Piracetam 3gr/8j/iv
yang lau. Riwayat DM (-), Riwayat 5. PCT tab 3x1
HT (-), riwayat kolesterol dan asam 6. Neurodex tab 2x1
urat (+) 7. simvastatin 20gr 1x1
O:
Gcs : E4M6V5
FKL : dbn
NnCr : pupil bulat isokor 2,5 mm
Rcl : +/+ Rctl : +/+
NnCrL : dbn
Motorik :
Kekuatan : 5 4
5 4
Pergerakan : n
n
Tonus : n n
n n
RF : n n
↑ ↑
RP : - -
- +
Sensoris : hemihipestesi sinistra
Otonom : BAB : dbn
BAK : dbn
A : hemiparese duplex + loss of
vision e.c Meningioma
2-11-16 S : nyeri kepala (+) menurun, 1. RL 20 tpm
td : 110/70 penglihatan menurun, sudah bisa 2. Ranitidin 1ap/12j/iv
n : 82x duduk dan, mual (-), muntah (-) 3. Dexamethasone
p : 20x Riwayat trauma (+) sekitar 5 tahun 1ap/8j/iv
s : 36°C yang lau. Riwayat DM (-), Riwayat 4. Piracetam 3gr/8j/iv
5. PCT tab 3x1
13
HT (-), riwayat kolesterol dan asam 6. Neurodex tab 2x1
urat (+) 7. simvastatin 20gr 1x1
O:
Gcs : E4M6V5
FKL : dbn
NnCr : pupil bulat isokor 2,5 mm
Rcl : +/+ Rctl : +/+
NnCrL : dbn
Motorik :
Kekuatan : 5 4
5 4
Pergerakan : n
n
Tonus : n n
n n
RF : n n
↑ ↑
RP : - -
- +
Sensoris : hemihipestesi sinistra
Otonom : BAB : dbn
BAK : dbn
A : hemiparese duplex + loss of
vision e.c Meningioma
4-11-16 S : nyeri kepala (+) menurun, 1. RL 20 tpm
td : 110/80 penglihatan menurun, sudah bisa 2. Ranitidin 1ap/12j/iv
n : 80x duduk dan, mual (-), muntah (-) 3. Dexamethasone
p : 20x Riwayat trauma (+) sekitar 5 tahun 1ap/8j/iv
s : 36°C yang lau. Riwayat DM (-), Riwayat 4. Piracetam 3gr/8j/iv
HT (-), riwayat kolesterol dan asam 5. PCT tab 3x1
urat (+) 6. Neurodex tab 2x1
O: 7. simvastatin 20gr 1x1
Gcs : E4M6V5
FKL : dbn
14
NnCr : pupil bulat isokor 2,5 mm
Rcl : +/+ Rctl : +/+
NnCrL : dbn
Motorik :
Kekuatan : 5 4
5 4
Pergerakan : n
n
Tonus : n n
n n
RF : n n
↑ ↑
RP : - -
- +
15
BAB III
DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
Faktor risiko pada meningioma:
Riwayat trauma pada kepala, riwayat Pasien adalah laki-laki 30 tahun. Pasien
paparan zat-zat kimia terutama daerah mengeluh nyeri kepala, dengan penglihatan
kepala, paparan radiasi juga merupakan yg menurun, lemah seluruh tubuh, terutama
factor resiko terjadinya tumor. Factor pada bagian lengan dan kaki kiri
hormone dan neurofibromatosis tipe 2 juga
merupakan bagian dari factor resiko.
1.
GEJALA KLINIS Pada pasien ini dijumpai nyeri kepala yang
Gejala klinis yang sering ditemukan pada diderita mulai sekitar 2 tahun lalu,
kasus meningioma antara lain sakit kepala, penglihatan menurun sekitar 1 tahun lalu,
perubahan kepribadian, bingung, dengan lemah pada seluruh tubuh kurang
kelemahan pada lengan atau kaki, gangguan lebih 5 bulan terakhir, lemah terutama
16
keseimbangan, kejang dan menyebabkan dirasakan pada tangan dan kaki kiri, disertai
masalah pada penglihatan. gangguan penglihatan
1.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan: Tes Babinski (+) tes Chaddock (+)
1. Gambaran klinik
Pada pemeriksaan CT Scan kepala
2. Pemeriksaan Fisik
didapatkan :
3.Pemeriksaan Penunjang
a) Dengan pemeriksaan Pemeriksaan CT Scan Tampak massa extra axial heterogen yang
kepala ditemukan : dominan hiperdens dengan lesi hipodens
- Tampak massa extra axial heterogen yang didalamnya kemungkinan zona nekrotik,
dominan hiperdens dengan lesi hipodens batas tegas, tepi reguler, disertai perifokal
didalamnya kemungkinan zoa nekrotik, edema, kesan berasal dari lapisan menings
batas tegas, tepi reguler, disertai perifokal region parietalis. Massa menyebabkan mid
edema, kesan berasal dari lapisan menings lie shift kekiri dan mendesak serta
region parietalis. Massa menyebabkan mid menyempitkan ventrikel lateralis terutama
lie shift kekiri dan mendesak serta kanan.
menyempitkan ventrikel lateralis terutama
kanan.
- tampak destruksi pada os parietalis
dekat massa
- sulcy dan gyri kesan obilateral
-ruang subarachnoid kesan
menyempit
- Pons, CPA dan cerebellum baik
- sinus paranasalis lainnya dan
aircell mastoid baik
- bulbus oculi dan ruang retrobulber
normal
- tulang – tulang intak
17
Kesan: - sugestif malignant
meningioma disertai destruksi os
parietalis
PENATALAKSANAAN
Operasi Pasien ini telah diberikan :
Ivfd RL 20 tpm
Bila memungkinkan, operasi adalah
Neurodex tab 2x1
pengobatan utama untuk meningioma.
Paracetamol tab 2x1
Dalam banyak kasus, meningioma dihapus
Ranitidine 1gr/12 jam
sepenuhnya tanpa perawatan lebih lanjut.
Piracetam 3gr/8 jam
Jika dokter bedah tidak dapat mengangkat
tumor sepenuhnya, akan dilakukan Dexamethasone 1amp/8 jam
yang tersisa.
Radioterapi
19
DAFTAR PUSTAKA
20